Anda di halaman 1dari 9

A.

Judul
Makhluk Hidup Merespon (berperilaku) terhadap Suatu Stimulan
B. Topik
Pengaruh variasi sentuhan terhadap kecepatan gerak tubuh cacing tanah
C. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh variasi sentuhan terhadap kecepatan gerak tubuh cacing tanah?
D. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
Mengetahui pengaruh variasi sentuhan terhadap kecepatan gerak tubuh cacing tanah.
E. Dasar Teori

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Gerak secara umum dapat
dibedakan menjadi gerak pasif dan gerak aktif. Tumbuhan merupakan organisme yang
melakukan gerak pasif, sedangkan hewan merupakan organisme yang melakukan gerak
aktif. Gerak pasif biasanya dilakukan tanpa menimbulkan perpindahan posisi organisme,
sedangkan pada gerak aktif biasanya menyebabkan perpindahan posisi organisme, yang
disebut dengan lokomosi. Organisme selain tumbuhan umumnya memiliki perilaku
orientasi, yaitu yang menyebabkan organisme tersebut dapat berada di tempat yang
mendukung kelangsungan hidupnya melalui suatu gerak. Gerak dalam perilaku orientasi
ini dibedakan menjadi taksis dan kinesis. Taksis merupakan suatu gerakan yang
disengaja untuk mendekat atau menjauhi stimulus, sedangkan kinesis merupakan
pergerakan yang acak dan tidak berarah sebagai respon tidak langsung terhadap suatu
stimulus (Glase et al, 1992).

Menurut Fraenkel dan Gunn (1961), berdasarkan tipe stimulus dan orientasi yang
dituju oleh organisme, perilaku taksis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
contohnya yaitu fototaksis, geotaksis, dan kemotaksis. Fototaksis adalah apabila stimulus
yang diberikan kepada organisme berupa cahaya, geotaksis apabila stimulusnya berupa
gravitasi, dan kemotaksis apabila stimulusnya berupa zat kimia. Berdasarkan
orientasinya, taksis dibedakan menjadi taksis positif dan taksis negatif. Suatu respon
organisme dikatakan taksis positif apabila menuju arah datangnya stimulus dan
dikatakan negatif apabila organisme menjauhi arah datangnya stimulus (Glase et al,
1992).

Oligochaeta (dari kata Yunani oligos, sedikit, dan chaite, rambut panjang) diberi
nama sesuai dengan seta yang relatif tersebar, atau rambut kejur yang terbuat dari kitin.
Kelas cacing beruas ini mencakup cacing tanah dan berbagai spesies akuatik. (Campbell,
2012).

Cacing tanah (Lumbricus sp.) digolongkan ke dalam fillum annelida karena


seluruh tubuhnya tersusun atas beberapa segmen yang berbentuk seperti cincin. Secara
alamiah, morfologi dan antomi cacing tanah berevolusi terhadap lingkungannya. Tubuh
cacing dibedakan menjadi bagian anterior dan posterior. Pada bagian anteriornya
terdapat mulut, prostomium, dan beberapa segmen yang agak menebal membentuk
klitelum (Wolcott, 1946).

Gambar 1.1 Anatomi cacing tanah


(REAPS, 2017)
Perilaku adaptif penyebab motorik pada cacing adalah adanya kumpulan saraf-
saraf yang dikondisikan dengan keadaan lingkungan melalui mekanisme umpan balik
dari reseptor sensorik perifer. Stimulasi pada permukaan tubuh menginduksi suatu
refleks yang dilakukan oleh mekanisme saraf yang kompleks. Hewan pada fillum
annelida dapat memberikan respon terhadap suatu stimulus dengan menggunakan
struktur sensorik epidermal dan subepidermal. Pada klitelum, sel sensori primernya
terletak di dinding tubuh. Sel sensori pada cacing dapat dibedakan menjadi lima
kelompok, yaitu phaosomal photoreceptors, sel sensori penetrative uniciliate,
penetrative multiciliate, sel nonpenetrative multiciliate, dan sel basal ciliate. Sel-sel
tersebut dapat membentuk sel tunggal ataupun bergabung menjadi kelompok-kelompok
membentuk organ sensorik (Mill, 1982).

Gambar 1. 2 Saraf sensoris bagian anterior cacing tanah


(Kiszler et al., 2012)
Komunikasi pada makhluk hidup melibatkan dua unsur penting yaitu pengirim
dan penerima informasi. Informasi yang dikirim melalui komunikasi umumnya
disebut sebagai sinyal. Sebagian besar sinyal komunikasi yang dikirim dan diterima
oleh hewan merupakan informasi mengenai status reproduksi dan informasi
mengenai bahaya pada lingkungan. Sinyal ini dibedakan menjadi empat macam
yaitu, sinyal visual, auditori, kimia, dan taktil. Cacing tanah merupakan salah satu
hewan yang menggunakan sinyal kimia sebagai alat komunikasi. Sinyal kimia
berupa lendir ini bersifat spesifik serta dapat dideteksi melalui bau dan rasanya.
Lendir cacing tanah mengandung senyawa tertentu yang hanya akan dikenali oleh
individu lain dari spesies yang sama dan biasanya dikeluarkan sebagai respon
terhadap adanya bahaya. Ketika terdapat respon bahaya, kelenjar lendir pada bagian
epidermal cacing tanah akan mengeluarkan lendir dengan kandungan senyawa kimia
yang bersifat spesies spesifik. Sinyal tersebut akan dikenali oleh individu lainnya
dan memberi informasi bahwa terdapat bahaya sehingga individu tersebut akan
menjauhi lendir (Haynes & Moore, 1996).
F. Metodologi Percobaan

1. Alat dan Bahan :


a. Cacing tanah 3 ekor
b. Lidi
c. Bolpen
d. Cotton bud
e. Kerikil kasar
f. Kertas putih
2. Penentuan Variabel
a. Variabel bebas : variasi sentuhan menggunakan lidi, ujung bolpen, kerikil
kasar, dan cottonbud.
b. Variabel terikat : kecepatan gerak tubuh cacing tanah.
c. Variabel kontrol : jenis cacing tanah, jenis tanah, banyak sentuhan.
3. Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Menyiapkan tiga ekor cacing, lalu mengukur panjang tubuhnya

Meletakkan ketiga ekor cacing diatas kertas yang sudah diberi tanda

Menyentuh bagian ujung tuuh masing-masing cacing dengan lidi sebanyak


tiga sentuhan

Mengamati gerak tubuh pada masing-masing cacing

Mengulangi langkah tersebut dengan sentuhan cottonbud, ujung pulpen, dan


kerikil kasar
Mencatat hasil pengamatan pada tabel

G. Data Hasil Percobaan

Jenis Kecepatan Gerak


No Sentuhan Cacing A Cacing B Cacing C
(13 cm) (14 cm) (12,5 cm)

1 Lidi +++ ++++ +++

2 Cottonbud + ++ +

3 Ujung pulpen ++ +++ ++

4 Kerikil kasar + ++ +

Keterangan :
+ : sangat lambat
+ + : lambat
+ + + : cepat
+ + + + : sangat cepat
H. Pembahasan

Pada hari Rabu, 13 November 2019, kami melakukan praktikum mengenai bagaimana
makhlulk hidup merespon (berperilaku) terhadap suatu stimulan. Percobaan yang kami
lakukan yaitu mengamati pengaruh variasi sentuhan terhadap kecepatan gerak tubuh
cacing tanah. Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui pengaruh variasi sentuhan
terhadap kecepatan gerak tubuh cacing tanah. Percobaan ini kami lakukan di lingkungan
sekitar FMIPA UNY pukul 11.30 – 12.00 WIB.

Pada percobaan ini alat dan bahan yang kami gunakan, yaitu : cacing tanah 3 ekor,
lidi, bolpen, kerikil kasar, cottonbud, dan kertas putih. Variabel control pada penrcobaan
ini adalah jenis cacing tanah, jenis tanah, dan banyaknya perlakukan (sentuhan) terhadap
tubuh cacing. Variabel bebasnya adalah variasi sentuhan mengunakan lidi, ujung bolpen,
kerikil kasar, dan cottonbud. Variabel terikatnya adalah kecepatan gerak tubuh cacing
tanah.
Gambar 1.3 Alat-alat percobaan
(sumber: Dokomen pribadi)
Sebelum melakukan percobaan, kami mengukur panjang tubuh cacing tanah. Ternyata
ketiga cacing tanah yang kami gunakan memiliki ukuran panjang tubuh yang hampir
sama, yaitu : Cacing A 13 cm, Cacing B 14 cm, dan Cacing C 12,5 cm. Rata-rata ukuran
panjang ketiga cacing tanah adalah 13 cm.

Gambar 1.4 Cacing tanah


(sumber: Dokomen pribadi)

Berdasarkan hasil pengamatan, respon kecepatan gerak yang terjadi pada cacing tanah
A saat disentuh menggunakan lidi adalah cepat. Ketika ujung tubuhnya disentuh
menggunakan lidi sebanyak 3×, pada sentuhan pertama tubuh cacing tanah langsung
memendek, menggulung, dan berpindah tempat. Saat disentuh menggunakan cottonbud
sebanyak 3× kecepatan gerak cacing tanah adalah sangat lambat. Respon cacing tanah
tersebut pada sentuhan pertama diam lalu memendek sedikit kemudian diam kembali pada
sentuhan selanjutnya. Saat disentuh menggunakan ujung bolpen sebanyak 3×, kecepatan
gerak cacing tanah adalah lambat. Respon ketika disentuh, cacing tanah tersebut hanya
menggulungkan sedikit bagian tubuhnya lalu diam kembali. Ketika disentuh menggunakan
kerikil kasar, kecepatan gerak cacing tanah adalah sangat lambat. Responnya terjadi
pada sentuhan terakhir yaitu, memendek, lalu seperti semula lagi, kemudian diam.

Berdasarkan hasil pengamatan, respon kecepatan gerak yang terjadi pada cacing tanah
B saat disentuh menggunakan lidi adalah sangat cepat. Ketika ujung tubuhnya disentuh
menggunakan lidi sebanyak 3×, pada sentuhan pertama tubuh cacing tanah langsung
memendek, menggulung, dan berpindah tempat secara kilat. Saat disentuh menggunakan
cottonbud sebanyak 3× kecepatan gerak cacing tanah adalah lambat. Respon cacing tanah
tersebut tidak langsung memendek atau menggulung, tetapi pada sentuhan kedua tubuhnya
sedikit mmendek lalu diam. Saat disentuh menggunakan ujung bolpen sebanyak 3×,
kecepatan gerak cacing tanah adalah cepat. Respon ketika disentuh, cacing tanah tersebut
menggulungkan, memendek, dan berpindah tempat. Namun, pergerakannya tidak secepat
ketika disentuh menggunakan lidi. Ketika disentuh menggunakan kerikil kasar, kecepatan
gerak cacing tanah adalah lambat. Responnya terjadi pada sentuhan kedua, yaitu
memendek, menggulung lalu seperti semula lagi.

Berdasarkan hasil pengamatan, respon kecepatan gerak yang terjadi pada cacing tanah
C saat disentuh menggunakan lidi adalah cepat. Ketika ujung tubuhnya disentuh
menggunakan lidi sebanyak 3×, pada sentuhan pertama tubuh cacing tanah langsung
memendek, menggulung, dan berpindah tempat secara cepat. Saat disentuh menggunakan
cottonbud sebanyak 3× kecepatan gerak cacing tanah adalah sangat lambat. Respon
cacing tanah tersebut pada sentuhan pertama diam lalu memendek sedikit kemudian diam
kembali pada sentuhan selanjutnya Saat disentuh menggunakan ujung bolpen sebanyak
3×, kecepatan gerak cacing tanah adalah lambat. Respon ketika disentuh, cacing tanah
tersebut hanya menggulungkan sedikit bagian tubuhnya lalu diam kembali Ketika disentuh
menggunakan kerikil kasar, kecepatan gerak cacing tanah adalah sangat lambat.
Responnya terjadi pada sentuhan terakhir yaitu, memendek, lalu seperti semula lagi,
kemudian diam

Dari hasil percobaan, variasi sentuhan terbukti dapat memengaruhi kecepatan gerak
pada cacing tanah. Pada umumnya, cacing tanah akan memberikan respon yang lebih
agresif ketika disentuh dengan benda yang tajam. Hal ini dikarenakan benda yang tajam
menyebabkan suatu stimulus terpusat di satu titik dan kuantitasnya terasa lebih besar
akibat luas permukaan benda tajam yang lebih kecil. Sebaliknya, benda tumpul memiliki
luas permukaan yang lebih besar sehingga tekanan yang diberikan akan lebih tersebar dan
kuantitasnya menjadi tidak sebesar benda tajam (Hart,2006). Namun, ada beberapa bagian
yang kurang sesuai dengan teori yang hasilnya saat disentuh menggunakna ujung bolpen
respon kecepatan gerak cacing tanah adalah lambat. Hal ini mungkin terjadi karena faktor
lain, seperti keadaan cacing yang tidak sehat bugar sehingga kurang dapat merespon
stimulan dengan baik. Seringnya memegang cacing kemungkinan juga dapat mengutangi
responnya terhadap stimulant karena bisa saja cacing tanah tersebut merasakan stress dan
kehilangan lendirnya yang berfungsi untuk merespon rangsangan.

I. Kesimpulan
Variasi sentuhan memengaruhi kecepatan gerak pada cacing tanah. Semakin tajam
benda yang digunakan untuk memberikan stimulan terhadap cacing tanah, maka akan
semakin cepat pula kecepatan gerak respon dari cacing tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Fraenkel, G. S., & Gunn, D. L. 1961. The Orientation of Animals. Oxford: Clarendon Press.
Glase, J. C., Zimmerman, M. C., & Waldvogel, J. A. 1992. Investigation in Orientation Behavior.
New York: Cornell University.
Hart, A. C. 2006.”WormBook, The C. elegans Research Community”. [Online]
http://www.wormbook.org/chapter/www_behavior/behavior.html. diakses pada 10 November
pukul 11.30 WIB.
Haynes, M. & Moore, C. 1996. “ansc 455 Animal Behavior Laboratory Exercise 8 Communication”.
[Online] http://terpconnect.umd.edu/~wrstrick/secu/ansc455/lab8.htm diakses pada 10
November 2019 pukul 08:12 WIB.
Kiszler, G., Varhalmi, E., Berta, G., & Laszlo, M. 2012. “Organization of the Sensory System of the
Earthworm Lumbricus terrestris (Annelida, Clitellata) Visualized by Dil”. Journal of
Morphology, 273 : 737-745.
Mill, P. J. 1982. “Recents Developments in Earthworm Neurobiology”. Comp Biochem Physiol,
73A : 641-661.
REAPS. 2017. “Worm Anatomy 101”. [Online] http://www.reaps.org/compost/anatomy101.html
diakses pada 10 November 2019 pukul 10:14 WIB.
Wolcott, R. H. 1946. Animal Biology 3rd Edition. USA: Mc Graw-Hill Book Company, Inc.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM 1
PENGARUH VARIASI SENTUHAN TERHADAP KECEPATAN GERAK TUBUH
CACING TANAH

Disusun oleh :
Kelompok 11
1. Elviyana Damayanti (19312241003)
2. Dhianti Linggar Satiti (19312241013)
3. Apriani Nurrul Chotimah (19312241035)

Pendidikan IPA A 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

Anda mungkin juga menyukai