Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Genetika

Pengujian Kesetimbangan Hardy - Weinberg

Dosen pengampu:
Dewi Mustikaningtyas, S. Si., M. Si. Med.

Disusun oleh:
1. Rizka Ayu Atik Saputri (4401417064)
2. Rosdiana Nurul Wafiqah (4401417088)
3. Krisna Restu Dewa (4411419049)
4. Hafidhoh Nur Fitriana (4411419054)

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Ssemarang
2021
A. Tujuan
1. Mempelajari dan memahami Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg.
2. Menguji Kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan menghitung frekuensi alel
dan frekuensi genotip.
B. Tinjauan Pustaka

Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang
mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara matematik
akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang
apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan tetap dari
setiap generasi (Suryo, 2011). Genetika populasi merupakan cabang ilmu
genetika yang mempelajari komposisi gen pada kelompok suatu individu dan
perubahan komposisi gen yang diakibatkan oleh waktu. Bila kita misalkan suatu
alel diberi simbol A dan a, maka dalam suatu populasi aka n ada individu yang
memiliki alel A dan ada yang memiliki alel a. Jumlah alel A + a dalam populasi
selalu sama dengan 1. Untuk suatu sifat tertentu sebuah alel akan merupakan
bagian dan menyusun keseluruhan gene pool. Gene Pool adalah kumpulan
program genetik yang dibawa setiap individu anggota suatu populasi ( Widianti,
2016). Gen-gen dalam Gene Pool mempunyai hubungan dinamis dengan alel
lainnya dan dengan lingkungan tempat populasi itu hidup. Faktor-faktor
lingkungan memiliki kecenderungan untuk merubah frekuensi gen sehingga
menyebabkan terjadinya evolusi dalam populasi.
Dalam populasi yang besar dimana tidak terjadi seleksi, migrasi,
migrasi dan perkawinan terjadi secara acak, frekuensi gen dan genotipik akan
sama dari generasi ke generasi. Untuk sepasang gen dengan frekuensi q dan 1-q,
maka frekuensi ketiga genotip pada frekuensi ini dikatakan berada dalam
keseimbangan atau biasa disebut dengan keseimbangan Hardy-Weinberg
(Monica, 2012). Masing-masing penyebab perubahan kesetimbangan hukum
Hardy-Weinberg atau perubahan frekuensi genetik populasi merupakan kondisi
kebalikan yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan Hardy-Weinberg
(Muliadi, 2010).

Prinsip keseimbangan genetik Hardy-Weinberg mengatakan, frekuensi alel


pada suatu generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada keadaan
populasi yang seimbang (Passarge, 2017). Keadaan populasi yang seimbang pada
prinsip keseimbangan genetik populasi Hardy-Weinberg adalah populasi harus
berukuran besar, perkawinan terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi, dan
genetic drift, dan tidak terjadi seleksi alam (Duscheck, 2013). Prinsip
keseimbangan genetik populasi dirumuskan :
(p + q)2 = p2 + 2pq + q2.
Rumus perhitungan Hardy-Weinberg dapat dimisalkan terdapat dua alel A
dan a dengan frekuensi p dan q, dengan demikian frekuensi tiga genotip, dua
homozigot dan satu heterozigot dapat dihitung. Kromosom dengan lokus yang
memiliki tiga alel menggunakan rumus :
(p + q + r)2 = p2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr + 2qr
(Ahluwalia,2009).
Frekuensi alel pada suatu populasi dipengaruhi oleh perkawinan tidak acak,
migrasi, mutasi, seleksi alam, dan genetic drift yang memiliki kesamaan pengaruh
terhadap gen populasi, yaitu mempengaruhi frekuensi alel atau gen dalam suatu
populasi. Perkawinan tidak acak adalah perkawinan antar individu yang masih
berkerabat dekat, sehingga sifat parental akan muncul kembali pada anak. Migrasi
adalah perpindahan suatu populasi ke populasi lain, sehingga terjadi perubahan
frekuensi alel. Mutasi adalah perubahan struktur genetik suatu individu sebagai
komponen populasi. Seleksi alam adalah perubahan gen populasi yang
disebabkan oleh perubahan lingkungan, sehingga hanya beberapa gen yang sesuai
dengan lingkungan yang masih bertahan. Genetic drift adalah perubahan
kumpulan gen pada suatu populasi yang disebabkan oleh penyebab lain selain
seleksi alam, mutasi gen, dan migrasi (Duscheck, 2013). Bottleneck effect adalah
fluktuasi frekuensi gen saat suatu populasi mengalami kejadian tertentu dan
berkembang lagi menjadi seukuran populasi sebelumnya dengan gene pool yang
telah berubah (King dkk., 2016).

Perhitungan keseimbangan populasi berdasarkan hukum Hardy Weinberg


dihitung menggunakan uji Chi Kuadrat. Uji Chi Kuadrat adalah pengujian
hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar
terjadi/aktual dengan frekuensi harapan atau ekspektasi.

 frekuensi observasi → nilainya didapat dari hasil percobaan (o)


 frekuensi harapan → nilainya dapat dihitung secara teoritis (e)
Nilai χ² adalah nilai kuadrat karena itu nilai χ² selalu positif.Bentuk
distribusi χ² tergantung dari derajat bebas (db) / degree of freedom. Uji χ² dapat
digunakan untuk :

a. Uji Kecocokan = Uji kebaikan-suai = Goodness of fit test

b. Uji Kebebasan

c. Uji beberapa proporsi

Rumus =

X2 hitung = (O – e)2

Apabila X2 hitung ˂ X2 tabel berarti menunjukkan keseimbangan pada Hukum


Hardy Weinberg, dan sebaliknya. Dalam genetika chi-square (chi-kuadrat) sering
kali kita digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari suatu
percobaan itu sesuai dengan ratio yang kita harapkan atau tidak. Di dalam suatu
percobaan jarang sekali kita memperoleh data yang sesuai dengan yang kita
harapkan (secara teoritis).

Hampir selalu terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif


lebih dapat diterima pada penyimpangan yang besar. Selain itu apabila
penyimpangan tersebut semakin sering terjadinya dapat dikatakan semakin
normal dan cendrung lebih dapat diterima dari pada penyimpangan yang jarang
terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar penyimpangan
itu dapat kita terima dan seberapa sering terjadinya atau berapa besar peluang
terjadinya, jawabnya dapat dicari dengan uji chi square.

C. Alat dan Bahan


1. Kertas 2 macam warna dengan perbandingan 2 Resesif : 3 Dominan
2. Dua kotak untuk tempat kancing genetika
D. Cara Kerja

Disiapkan 2 kertas warna


Kertas biru dipotong
berbeda. Biru untuk alel
menjadi 60 potongan.
A dan kuning untuk alel a

Dua wadah disiapkan,


Kertas kuning dipotong
diberi label wadah A dan
menjadi 40 potongan.
wadah B.

Sebanyak 30 potongan
Sebanyak 20 potongan
kertas biru dimasukkan
dimasukkan kedalam
kedalam wadah A dan
wadah A dan wadah B.
wadah B.

Pada wadah A dan B


Kedua warna dalam
diambil potongan kertas
wadar diacak supaya
satu secara random
kedua warna potongan
dengan mata tertutup
kertas tercampur.
secara bersamaan.

Dilakukan pengulangan
hingga potongan kertas Hasil dicatat dan
habis dan didapatkan dianalisis.
100 individu.
E. Hasil Pengamatan dan Analisis Data

1. Data Kelompok

a. Frekuensi Genotipe

Pasangan Gamet
Tally Jumlah Frekuensi (%)
(Genotipe Individu)
|||| |||| |||| |||| |||| ||||
AA 33 33
|||| |||
|||| |||| |||| |||| |||| ||||
Aa 49 49
|||| |||| |||| ||||
aa |||| |||| |||| ||| 18 18
Total 100 100

2 ¿ fo−fh∨¿2
No Genotipe fo fh |fo-fh| |fo-fh|2 x =¿ ¿
fh
1 AA 33 25 8 64 2,56
2 Aa 49 50 1 1 0,02
3 aa 18 25 7 49 1,96
∑x2 4,54

Analisis
Catatan : 95% = 0,05
Db : n-1 = 3-1 = 2, α = 0,05
x2 tabel = 5,99
x2 hitung = 4,54
x2 hitung < x2 tabel , Ho diterima Ha ditolak.
Jadi hasil praktikum yang telah dilaksanakan sesuai dengan Hukum Kesetimbangan
Hardy Weinberg.

b. Frekuensi Alel

( Jumlah genotip AA+1/2 Jumlah genotip Aa)


Frekuensi alel A¿
Total

1
(33+ 49)
2 = 0,575
¿
100
( Jumlah genotip aa+1 /2 Jumlah genotip Aa)
Frekuensi alel a ¿
Total

1
(18+ 49)
= 2
100

= 0,425

2 ¿ fo−fh∨¿2
No Alel fo fh |fo-fh| |fo-fh|2 x =¿ ¿
fh
1 A 0,575 3 -2.425 5.88063 1.96
2 a 0,425 2 -1.575 2.48063 1.24
∑x2 3.20

Analisis
Catatan : 95% = 0,05
Db : n-1 = 2-1 = 1, α = 0,05
x2 tabel = 3,84
x2 hitung = 3.20
x2 hitung < x2 tabel , Ho diterima Ha ditolak.
Jadi hasil percobaan sesuai dengan Hukum Kesetimbangan Hardy Weinberg.
2. Data Kelas

a. Frekuensi Genotipe

Kelompok AA Aa aa
1 40 47 13
2 30 48 22
3 35 51 14
4 33 49 18
5 30 47 23
6 36 47 17
7 31 49 20
8 35 48 17
9 38 45 17
10 29 49 22
11 35 46 19
12 38 40 20
13 33 43 24
Jumlah 443 611 246
Rata2 34 47 19

2 ¿ fo−fh∨¿2
No Genotipe fo fh |fo-fh| |fo-fh|2 x =¿ ¿
fh
1 AA 34 25 9 81 3,24
2 Aa 47 50 3 9 0,18
3 aa 19 25 6 36 1,89
∑x2 5,31

Analisis
Catatan : 95% = 0,05
Db : n-1 = 3-1 = 2, α = 0,05
x2 tabel = 5,99
x2 hitung = 5,31
x2 hitung < x2 tabel , Ho diterima Ha ditolak.
Jadi hasil praktikum yang telah dilaksanakan sesuai dengan Hukum Kesetimbangan
Hardy Weinberg.

b. Frekuensi Alel

( Jumlah genotip AA+1/2 Jumlah genotip Aa)


Frekuensi alel A¿
Total

1
(34+ 47)
2 = 0,575
¿
100

( Jumlah genotip aa+1 /2 Jumlah genotip Aa)


Frekuensi alel a ¿
Total

1
(19+ 47)
= 2
100

= 0,425

2 ¿ fo−fh∨¿2
No Alel fo fh |fo-fh| |fo-fh|2 x =¿ ¿
fh
1 A 0,575 3 -2.425 5.88063 1.96
2 a 0,425 2 -1.575 2.48063 1.24
∑x2 3.20

Analisis
Catatan : 95% = 0,05
Db : n-1 = 2-1 = 1, α = 0,05
x2 tabel = 3,84
x2 hitung = 3.20
x2 hitung < x2 tabel = 3.20 < 3.84, Ho diterima Ha ditolak.
Jadi hasil praktikum yang telah dilaksanakan sesuai dengan Hukum Kesetimbangan
Hardy Weinberg.

F. Pembahasan
Hukum Hardy-Weinberg memberikan informasi terkait dengan sebaran alel dalam suatu
populasi. Godfrey Harold Handy adalah seorang matematikawan asal Inggris dan Wilhelm
Weinberg adalah seorang dokter berkebangsaan Jerman. Keduanya secara terpisah
menemukan suatu hubungan matematik yang menjadi dasar dalam hukum Hardy-Weinberg.
Menurut Allendorf et al. (2013), hukum tersebut menyatakan bahwa frekuensi alel dalam
suatu populasi akan tetap konstan jika memenuhi persyaratan diantaranya:
a. Perkawinan acak
Populasi yang berbeda pada titik equilibrium adalah populasi yang pola kawinnya acak. Hal
ini dimaksudkan dengan kawin acak ini adalah proses kawin yang dilakukan berdasarkan atas
kesempatan. Hal ini menjadi masalah apabila jumlah populasi sedikit. Jumlah populasi yang
sedikit akan menyebabkan terjadinya inbreeding.
b. Tidak ada mutasi
Hal ini dapat diasumsikan dengan informasi genetik yang dibawa oleh orang tua akan
diwariskan ke generasi selanjutnya tanpa adanya perubahan pada informasi genetik tersebut.
Dengan kejadian mutasi akan menyebabkan terjadinya perubahan pada proporsi alel dalam
populasi. Perubahan ini tentunya akan menjadi masalah jika mutasi dan banyak faktor lainnya
akan perlahan merubah lungkang gen. Hal semacam ini disebut sebagai genetic drift yang
dapat merubah secara keseluruhan tampilan dan proporsi alel populasi.
c. Jumlah populasi banyak
Populasi yang besar memberikan konsekuensi pada banyaknya pilihan yang dapat dilakukan,
baik dalam proses kawin atau kejadian lainnya.
d. Tidak ada seleksi alam
Seleksi alam memainkan peranan penting dalam populasi. Pada populasi yang bersifat
homozigot, kemampuan individu untuk bertahan pada kejadian - kejadian yang bersifat acak
(stokastik) dan epigenetik akan sangat rendah. Hal ini akhirnya juga akan menyebabkan
perubahan pada tampilan lungkang gen. Selain hal-hal tersebut, populasi yang homozigot
rentan memunculkan gen yang bersifat letal (Frankham et al., 2004).
e. Tidak ada migrasi
Migrasi antar populasi sangat mempengaruhi aliran gene flow antar populasi. Tidak ada
migrasi secara sederhana diasumsikan dengan tidak adanya keluar masuk individu dalam
populasi yang terisolasi (Allendorf et al., 2013).
Hukum Hardy-Weinberg atau yang sering disebut dengan Hukum Ketetapan Hardy-
Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotip dalam suatu populasi akan
tetap konstan, yaitu berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke genarasi berikutnya
kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu kesetimbangan antara lain perkawinan
tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, dan aliran gen. (Vogel & Motulsky, 1997
dalam Panggabean, 2016).
Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg tadi banyak dilanggar,
jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan perubahan
perbandingan alel dalam populasi tersebut. Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai
perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi. Dalam
perubahan dalam kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil), spesifik dikenal sebagai
mikroevolusi (Panggabean, 2016).
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila
frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi
tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi
gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi (Panggabean,
2016).
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan populasi mendelian yang berukuran besar sangat
memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya.
Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik
dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak
ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Dengan kawin acak,
hubungan antara frekuensi alel dan frekuensi genotipe sangat sederhana karena perkawinan
acak individu setara dengan serikat acak gamet.Secara konseptual, kita mungkin
membayangkan semua gamet suatu populasi sebagai hadiah dalam wadah besar.Untuk
membentuk genotipe zigot, pasang gamet ditarik dari wadah secara acak. Untuk lebih
spesifik, mempertimbangkan alel M dan N pada golongan darah MN, yang frekuensi alel
adalah p dan q, masing-masing (ingat bahwa p + q = 1) (Panggabean, 2016).
Hukum Hardy-Weinberg ini akhirnya dinyatakan sebagai model dasar suatu populasi dan
hipotesis Ho dalam setiap pengungkapan keragaman genetik suatu populasi apakah populasi
tersebut telah mengalami penyimpangan atau tidak.
Bedasarakan hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh data kelompok
100 gamet, dengan hasil genotip AA sebanyak 33, Aa sebanyak 49, dan aa sebanyak 19.
Sedangkan pada hasil data kelas diperoleh jumlah total gamet adalah 1300 , hasil rata-rata
tiap genotip adalah AA sebanyak 34, Aa sebanyak 47 dan aa sebanyak 19. Hasil perhitungan
frekuensi alel A dan alel a data kelompok dan data kelas menunjukkan hasil yang sama yaitu
sebesar 0,575 untuk frekuensi alel A dan 0,425 untuk frekuensi alel a.
Uji Chi-Square digunakan dalam menghitung data hasil percobaan, apakah data dapat
dipercaya kebenarannya atau ada penyimpangan. Uji chi square genotip pada data kelompok
diperoleh X2 tabel = 5,99 dan dari hasil perhitungan derajat kebebasan yaitu 2, maka X2
hitung = 4,54 sedangkan pada data kelas diperoleh dari hasil perhitungan derajat kebebasan
yaitu 2, maka X2 tabel = 5,99 dan, maka X2 hitung = 5,31. Uji Chi square alel dari data
kelompok dan data kelas menunjukkan hasil perhitungan yang sama yaitu diperoleh X2
hitung = 3.20 dan derajat kebebasan yang diperoleh adalah 1, maka X2 tabel = 3,84. Dari
analisis data uji chi square genotip dan alel tersebut diperoleh X2 hitung < X2 tabel, maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan uji chi square data hasil perobaan
kelompok 4 dan data kelas tidak terjadi penyimpangan dan dapat dipercaya kebenarannya.
Sehingga dari hasil praktikum yang diperoleh antara data kelompok dan data kelas dapat
disimpulkan bahwa praktikum yang dilaksanakan sesuai dengan Hukum Kesetimbangan
Hardy Weinberg.
G. Permasalahan
1. Bagaimanakah frekuensi alel dan frekuensi genotip dari dua generasi yang saudara
hasilkan?
Jawab:
AA = 33
Aa = 49
aa = 18
Frekuensi Alel A = 0,575
Frekuensi Alel a = 0,425
Frekuensi alel dan frekuensi genotip yang didapatkan sesuai dengan Hukum
Kesetimbangan Hardy Weinberg.
2. Jika berbeda, berbeda nyata atau tidak?
H. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan perkawinan acak?
Jawaban: Perkawinan acak adalah perkawinan antar individu yang tidak berkerabat
dekat, sehingga sifat parental tidak akan muncul kembali pada anak.
2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan genetic drift?
Jawaban: Genetic drift adalah perubahan kumpulan gen pada suatu populasi yang
disebabkan oleh penyebab lain selain seleksi alam, mutasi gen, dan migrasi.
I. Kesimpulan
1. Hukum Kesetimbangan Hardy Weinberg mempengaruhi frekuensi alel dalam suatu
populasi akan tetap konstan jika memenuhi persyaratan : Perkawinan acak, tidak ada
mutasi, jumlah populasi banyak, tidak ada seleksi alam, dan tidak ada migrasi.
2. Hasil analisis data dan pembahasan diperoleh Uji chi square genotip pada data
kelompok diperoleh X2 tabel = 5,99 dan X2 hitung = 4,54 sedangkan pada data
kelas diperoleh X2 tabel = 5,99 dan X2 hitung = 5,31. Uji Chi square alel dari data
kelompok dan data kelas menunjukkan hasil perhitungan yang sama yaitu diperoleh
X2 hitung = 3.20 dan X2 tabel = 3,84. X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Sehingga dari hasil praktikum yang dilaksanakan sesuai dengan Hukum
Kesetimbangan Hardy Weinberg.
Lampiran
Hasil Percobaan

Lain-lain

Daftar Pustaka
Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics. 2nd ed. New Dehli: New Age International
Publisher.
Dusheck, J. 2013. Population Genetics. Dalam: Robinson, R (ed.). Genetics.
Canada : The Gale Group, Inc.
King, R. C., W. D. Stansfield & P. K. Mulligan. 2016. A Dictionary of Genetics. 7th
ed. New York : Oxford University Press.
Monica, Waode Santa, Sri Kayati Widyastuti, I Nengah Wandia. 2012. Keragaman
Genetik Populasi Monyet Ekor Panjang di Pura Pulaki menggunakan Marka
Molekul Mikrosatelit D13s765. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 1
No. 1: 37-54. ISSN : 2301-7848.
Muliadi, Dudung dan Johar Arifin. 2010. Pendugaan Keseimbangan Populasi dan
Heterozigositas Menggunakan Pola Protein Albumin Darah Pada Populasi
Domba Ekor Tipis (Javanese Thin Tailed) di Daerah Indramayu. Jurnal Ilmu
Ternak. Vol. 10 No. 2 Hal. 65-72
Panggabean, T.N. 2016. “Analisis Tingkat Optimasi Algoritma Genetika Dalam
Hukum Ketetapan Hardy-Weinberg Pada Bin Packing Problem”. Journal Of
Computer Engineering, System And Science. Vol 1(2): 14.
Passarge, E. 2017. Color Atlas of Genetics. 3rd ed. German : Georg Thieme Verlag
KG Rüdigerstraße.
Suryo. 2011 Genetika Strata 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada..
Widiyanti, T dan Noor A.H . 2016. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang:
FMIPA Unnes Press.
Panggabean, T. N. (2016). Analisis Tingkat Optimasi Algoritma Genetika Dalam
Hukum Ketetapan Hardy-Weinberg pada Bin Packing Problem. CESS
(Journal of Computer Engineering, System and Science), 1(2), 12-18.

Anda mungkin juga menyukai