Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KEANEKARAGAMAN SERANGGA TANAH DI


SEKITAR RUMAH

Dosen Pengajar :
Beata Ratnawati. ST, M.Si.

Asisten Dosen :
Elva Febiyanti Faidah Warohmah, A.Md.
Hanum Hydena Hadianti, A.Md.

Oleh :
Kelompok 2 / LNK A1
Afdan Firas Maula Pasya (J3M119006)
Bintang Brahmasta Wisnu W (J3M119032)
Hana Prasawardani (J3M119061)
Joy Jehezkiel Kolanus (J3M119075)
Rashika Aliva Simpatiko (J3M219185)
Susi Susanti (J3M119126)

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam dan salah satu diantara
hewan tanah tersebut adalah kelompok ​arthropoda dari kelas insekta atau serangga. Pada
umumnya hewan tanah dikenal sebagai perombak bahan organik yang memegang peranan
penting dalam daur hara. Peran utama tersebut tidak dapat dirasakan langsung oleh manusia,
tapi dapat dimanfaatkan setelah melalui jasa biota. (Rachmasari, ​et ​al. 2016)
Serangga tanah mempunyai potensi yang tidak ternilai terutama dalam membantu
perombakan bahan organik tanah, juga menjadi salah satu makhluk penyeimbang lingkungan.
Beberapa diantara serangga tanah dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesuburan tanah
atau keadaan tanah. Penelitian serangga tanah ini masih jarang dilakukan terutama di
Indonesia, akibatnya informasi yang terhimpun dari kelompok ini belum banyak. Oleh karena
itu serangga tanah mempunyai peranan yang cukup penting sehingga perlu diungkapkan
dengan salah satu cara, yaitu melakukan inventarisasi kemudian mengidentifikasi.
Identifikasi bertujuan untuk memperoleh data informasi secara objektif melalui proses
pengamatan langsung terhadap serangga yang di temukan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk memperoleh data informasi terkait keanekaragaman
serangga secara objektif melalui proses pengamatan langsung terhadap serangga yang
ditemukan di sekitar rumah.
1.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gunting, pinset, penggaris, mikroskop,
sekop, kamera, alat tulis, buku identifikasi, gelas plastik, kantong plastik, jarum, meteran,
kaca pembesar, tali plastik/rafia, lampu lup, botol flakon. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah serangga yang tertangkap dengan metode Pitfall traps, alkohol 70 %, deterjen, kertas,
label.
1.4 Metode Kerja
1.4.1 Observasi Kegiatan
Observasi dilakukan untuk mengetahui lokasi praktikum yaitu di Sekitar rumah.
1.4.2 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel
Penentuan lokasi pengambilan sampel di rumah masing-masing yang mana berlokasi
di Kota Depok, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Bogor dilakukan
dengan menggunakan garis transek sepanjang 5 x 5 meter sebanyak dua stasiun, setiap
stasiun berisi 2 perangkap jebak ​Pitfall traps.​ Total perangkap jebak di masing-masing lokasi

2
Gambar 1. Contoh Pemasangan Perangkap

Gambar 2. Serangga yang terperangkap dalam gelas plastik

1.4.3 Teknik Pengambilan Sampel


Adapun langkah - langkah dalam pengambilan sampel, yaitu :
● Menyiapkan alat dan bahan
● Menentukan stasiun
● Memasangkan perangkap jebak dengan metode ​Pitfall Trap
● Mengambil serangga yang terjebak dalam gelas plastik setelah dilakukan pemasangan
selama 24 jam
● Mengidentifikasi serangga dengan menggunakan buku identifikasi
● Memasukkan hasil identifikasi ke dalam tabel identifikasi
● Melakukan analisis data dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1. Indeks Keanekaragaman
ni
H’ = -[( N ) Ln ( Nni )]
Keterangan :
H’ : Indeks keragaman Shannon

3
ni : Jumlah individu dari seluruh jenis

N : Jumlah total individu dari seluruh


2. Frekuensi

Fi = Ji
K

Keterangan :
Fi : Frekuensi relatif untuk spesies ke i
Ji : Jumlah plot yang terdapat spesies ke i

K : Jumlah plot yang dibuat


3. Frekuensi Relatif
Fi
Fr = F x 100%

Keterangan :

Fr : Frekuensi relatif spesies ke i

Fi : Frekuensi untuk spesies ke i


F : Jumlah total frekuensi untuk semua spesies

4. Kelimpahan

K = ni
A

Keterangan:

K: Kelimpahan spesies untuk speses ke i


ni:​ Jumlah total individu spesies ke i

A: Luas total daerah yang disampling


5. Kelimpahan relatif
Ki
Kr = K x 100%

Keterangan:
Kr: Kelimpahan relatif spesies ke i
Ki: Kelimpahan untuk spesies ke i

K: Jumlah kelimpahan semua spesies

6. Indeks Nilai Penting


INP = Fr + Kr

4
Keterangan:
Fr: Frekuensi relatif
Kr: Kelimpahan relatif

5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Tabel 1. Hasil identifikasi Trap 1 dan Trap 2 Stasiun 1 dan 2 Bintang

No. Stasiun Nama hewan Nama latin Kelas Ordo Jumlah

1. 1 (Trap 1) Semut Bau Tapinoma sessile Insecta Hymenophtera 6


2. 1 (Trap 1) Wereng Amrasca biguttula Insecta Hemiptera 2
Kapas
3. 1 (Trap 2) Semut Bau Tapinoma sessile Insecta Hymenophtera 4
4. 1 (Trap 2) Wereng Nilaparvata lugens Insecta Hemiptera 1
Coklat
5. 1 (Trap 2) Wereng Amrasca biguttula Insecta Hemiptera 1
Kapas
6. 2 (Trap 1) Semut Bau Tapinoma sessile Insecta Hymenophtera 4

7. 2 (Trap 2) Semut Bau Tapinoma sessile Insecta Hymenophtera 2


8. 2 (Trap 2) Wereng Nilaparvata lugens Insecta Hemiptera 2
Coklat
9. 2 (Trap 2) Wereng Amrasca biguttula Insecta Hemiptera 1
Kapas

Tabel 2 Hasil identifikasi Trap 1 dan Trap 2 Stasiun 1 dan 2 Hana

No.
Stasiun Nama Nama latin Kelas Ordo Jumlah
hewan

1 1 (Trap 1) Lalat Buah Drosophila Insecta Diptera 6


melanogaster

Kumbang Carabidae Insecta Coleoptera 1


Tanah

Jangkrik Grylloidea Insecta Orthoptera 1

2 1 (Trap 2) Lalat Buah Drosophila Insecta Diptera 4


melanogaster

6
Anjing Gryllotalpidae Insecta Orthoptera 1
Tanah

Jangkrik Grylloidea Insecta Orthoptera 1

3 2 (Trap 1) Lalat Buah Drosophila Insecta Diptera 2


melanogaster

Semut Api Solenopsis Insecta Hymenoptera 1

Semut Pheidole Insecta Hymenoptera 2

4 2 (Trap 2) Lalat Buah Drosophila Insecta Diptera 1


melanogaster

Semut Api Solenopsis Insecta Hymenoptera 1

Tabel 3. Hasil identifikasi Trap 1 dan Trap 2 Stasiun 1 dan 2 Joy

No. Stasiun Nama hewan Nama latin Kelas Ordo Jumlah


1. 1 (Trap 1) semut Hitam Monomorlum Insecta Hymenopter 1
minimum a
2. 1 (Trap 2) Semut Hitam Monomorlum Insecta Hymenopter 3
minimum a
3. 1 (Trap2) Jangkrik Grylloidea Insecta Orthoptera 1
4. 1 (Trap 2) Lalat Buah Drosophila Insecta Diptera 2
melanogaster
5.. 2 (Trap 1) Semut Hitam Monomorlum Insecta Hymenopter 3
minimum a
6. 2 (Trap 2) Semut Hitam Monomorlum Insecta Hymenopter 4
minimum a

​Tabel 4. Hasil identifikasi Trap 1 dan Trap 2 Stasiun 1 dan 2 Afdan

No. Stasiun Nama hewan Nama latin Kelas Ordo Jumlah


1. 1 (Trap 1) Semut Hitam Monomorlum Insecta Hymenopter 26
minimum a

7
2. 1 (trap 2) Semut Hitam Monomorlum Insecta Hymenopter 2
minimum a
3. 2 (Trap 1) Lalat kuning Insecta Diptera 2
4. 2 (Trap 2) kumbang Chrysomelidae Insecta Coleoptera 1
daun

Tabel 5. Hasil Pengamatan Keanekaragaman Serangga Tanah


No Jenis Parameter
Serangga Indeks Frekuensi Frekuensi Kelimpahan Kelimpahan Indeks
Keanekaraga (F) Relatif (K) Relatif (Kr) Nilai
man (Fr) Penting
Shannon-Wie (INP)
ner (H’)
1. Semut 0,270 0,375 19,96% 0,195 43,82 % 63,78%
Hitam
2. Jangkrik 0,270 0.188 10,00% 0.015 3,37 % 13,37%

3. Kumbang 0,270 0,063 3,35% 0,005 1,12 % 4,47%


Daun
4. Lalat 0,270 0,063 3,35% 0,01 2,25 % 5,6%
Kuning

5. Wereng 0,270 0,188 10,00% 0,02 4,49 % 14,49%


Kapas
6. Wereng 0,270 0,125 6,65% 0,015 3,37 % 10,02 %
Coklat
7. Lalat Buah 0,270 0,313 16,66% 0,075 16,85 % 33,51 %

8. Kumbang 0,270 0,063 3,35% 0,005 1,12 % 4,62 %


Tanah
9. Anjing 0,270 0,063 3,35% 0,005 1,12 % 4,62 %
Tanah
10. Semut Api 0,270 0,125 6,65% 0,01 2,25 % 8,9 %

11. Semut 0,270 0,063 3,35% 0,01 2,25 % 5,6 %

12 Semut Bau 0,270 0,25 13,31% 0,08 17,98 % 31,29 %

Perhitungan Semut Hitam :

1. Indeks Keanekaragaman 2. Indeks Frekuensi


ni
H’ = -[( N ) ln ( Nni )] Fi = Ji
K
12 12 6
= - [( 89 )​ ln ( 89 )] = 16

​ = - (0,135 ln 0,135) = 0,375

8
= -(0,135 x (-2,002))
= 0,270
3. Indeks Frekuensi Relatif 4. Indeks Kelimpahan
Fr = Fi
F
x 100% K = ni
A
0,375 39
= 1,879
x 100% = 200

= 19,96 = 0,195

5. Indeks Kelimpahan Relatif 6. Indeks Nilai Penting (INP)


Ki
Kr = K x 100% INP = FR + KR
0,195
= 0,445
x 100% = 19,96 + 43,82

​= 43,82 = 63,78

2.2 Pembahasan

Serangga memiliki nilai penting antara lain nilai ekologi, endemisme, konservasi,
pendidikan, budaya, estetika, dan ekonomi. Penyebaran serangga dibatasi oleh faktor-faktor
geologi dan ekologi yang cocok, sehingga terjadi perbedaan keragaman jenis serangga.
Perbedaan ini disebabkan ada perbedaan iklim, musim, ketinggian tempat, serta jenis
makanan (J. Borror D. 1998).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh fauna tanah dengan
total 89 dari 16 ​trap.​ Praktikan membuat 2 ​trap pada 2 stasiun berbeda, memungkinkan
praktikan untuk mendapatkan keanekaragaman hayati yang bervariasi. Di tiap-tiap stasiun
mendapatkan fauna kelas Insecta dengan Ordo yang berbeda-beda, diantaranya yaitu
Hymenophtera, Hemiptera, Diptera, Coleoptera, dan Orthopera. Variasi serangga yang
didapatkan diantaranya ada 16 Semut Bau, 4 Wereng Kapas, 3 Wereng Coklat, 15 Lalat
Buah, 1 Kumbang Tanah, 2 Jangkrik, 2 Semut Api, 40 Semut Hitam, 2 Lalat Kuning dan 1
Kumbang Daun.

Berdasarkan Tabel 5. yang memberikan data tentang hasil pengamatan


keanekaragaman serangga tanah, terdapat 6 parameter yang diamati dan dihitung yaitu Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (Fr), Kelimpahan
(K), Kelimpahan Relatif (Kr), dan Indeks Nilai Penting (INP). Pada Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wiener, semua jenis serangga memiliki nilai yang sama yaitu 0,270 yang mana
diperoleh dengan cara membagi jumlah individu dari seluruh jenis dengan jumlah total
individu dari seluruh jenis. Nilai tersebut dapat dikategorikan rendah karena kurang dari 1.
Nilai Frekuensi terbesar ada pada Semut Bau sebesar 0,25, dan nilai terkecil didapatkan dari
Semut Hitam sebesar 0,375. Lalu didapatkan nilai Frekuensi Relatif terbesar pada Semut
Hitam sebesar 19,96%, sedangkan nilai terkecil diperoleh sebesar 3,35% pada 5 serangga.
Terdapat 3 serangga yang memiliki hasil Kelimpahan terbesar sebanyak 0,01 dan 0,195

9
sebagai nilai terkecil didapatkan dari perhitungan pada Semut Hitam. Untuk hasil
Kelimpahan Relatif terbesar ada pada Semut Hitam sebesar 43,82% dan terkecil pada 3
serangga berbeda sebesar 1,12%. Dapat diamati bahwa Semut Hitam memiliki hasil yang
besar pada perhitungan Frekuensi Relatif dan Kelimpahan Relatif, hal ini difaktori oleh
jumlah Semut Hitam yang paling banyak dibandingkan jenis serangga lainnya.

Indeks Nilai Penting (INP) adalah Indeks kepentingan yang menggambarkan


pentingnya peranan suatu jenis vegetasi dalam ekosistem. Apabila INP suatu jenis bernilai
tinggi, maka jenis itu sangat mempengaruhi kestabilan ekosistem tersebut. INP ini berfungsi
untuk menentukan dominansi jenis populasi dengan jenis populasi lainnya, karena dalam
suatu komunitas yang bersifat heterogen data parameter vegetasi sendiri-sendiri dari nilai
frekuensi, kerapatan dan dominasinya tidak dapat menggambarkan secara menyeluruh, maka
untuk menentukan nilai pentingnya, yang mempunyai kaitan dengan struktur komunitasnya
dapat diketahui dari Indeks nilai pentingnya (Agus S. 2012). Hasil Perhitungan Indeks Nilai
Penting didapatkan dari menjumlahkan nilai Frekuensi Relatif dan Kelimpahan Relatif, maka
didapatkan hasil terbesar pada Semut Hitam sebesar 63,78% dan terkecil pada Kumbang
Daun sebesar 4,47%.

Keanekaragaman organisme di suatu tempat / lokasi pengamatan yang dilakukan di


lokasi yang berbeda sangat beragam, mulai dari jenis seperti serangga kecil hingga serangga
besar, keragaman tersebut disebabkan karena perbedaan suhu di keempat lokasi pengamatan.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Siregar, e​t a​ l. (2014) yang mana menyatakan
bahwa keanekaragaman organisme dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
faktor suhu, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian, lintang, letak, dan
pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah penting dari segi ekologi karena
keanekaragaman spesies akan bertambah bila habitat, stabil atau sesuai dengan komunitas
bersangkutan.

Keadaan lingkungan yang relatif stabil, serangga masih dapat menambah jumlah
populasinya serta memperbanyak variasi individunya. Tetapi tidak menutup kemungkinan
suatu saat nanti populasi dari serangga akan berkurang begitu pula dengan
keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya pencemaran
lingkungan, aktivitas manusia yang dapat mempersempit habitat serangga tersebut serta
makanan yang tersedia mulai berkurang sehingga tingkat kompetisi antara serangga menjadi
tinggi yang menyebabkan banyak serangga yang melakukan emigrasi.

Komponen komponen yang mempengaruhi keanekaragaman serangga tanah di


antaranya ialah ; iklim, musim, ketinggian tempat, jenis makanannya (Basna, ​et. al ​2017),
pola tanam yang ada di suatu lahan yang berhubungan dengan struktural vegetasi, nutrisi atau
produktivitas tanaman (Wenninger & Inouye di dalam Adhi ​et al ​2017). Diversitas sebuah
spesies akan menjadi sedikit apabila pada lahan tempat ia tinggal terdapat faktor pembatas
fisik (cahaya matahari, air, suhu) dan kimia yang tinggi, begitu pula jika diversitas sebuah
spesies meningkat maka faktor pembatasnya semakin rendah. Didapatkan hasil Indeks Nilai
Penting tertinggi adalah Semut Hitam, yang menandakan bahwa fauna tersebut mudah
dijumpai dan sarang untuk tempat hidup tidak hanya di alam tetapi di dalam rumah juga.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil identifikasi
serangga tanah di sekitar rumah bermacam-macam dengan ordo yang berbeda-beda tetapi
keanekaragamannya masih tergolong rendah karena berdasarkan hasil perhitungan indeks
keanekaragaman kurang dari 1.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adhi SL, Hadi M dan Tarwotjo U. 2017. Keanekaragaman dan Kelimpahan Semut sebagai Predator
Hama Tanaman Padi di Lahan Sawah Organik dan Anorganik Kecamatan Karanganom
Kabupaten Klaten. ​ejournal Undip​. 19(2): 125 - 135.

Anna Sari Siregar, Darma Bakti, Fatimah Zahara. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga di Berbagai
Tipe Lahan Sawah. ​Jurnal Online Agroekoteknologi.​ 2(4): 1640 - 1647.

Basna M, Koneri R dan Papu A. 2017. Distribusi dan Diversitas Serangga Tanah di Taman Hutan
Raya Gunung Tumpa Sulawesi Utara. ​Jurnal MIPA Unsrat.​ 6(1): 36 - 42.

Borror Donold J. 1992. ​Pengenalan Pelajaran Serangga.​ Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ovy Dwi Rachmasari, Wahyu Prihanta, Roro Eko Susetyarini. 2016. Keanekaragaman Serangga
Permukaan Tanah Di Arboretum Sumber Brantas Batu-malang Sebagai Dasar Pembuatan
Sumber Belajar Flipchart. ​Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. ​2(2): 188 - 177.

Soegianto Agus. 1994. ​Ekologi Kuantitatif​. Surabaya: Usaha Nasional.

12
LAMPIRAN

Afdan Firas Maula Pasya (Pemalang)


Stasiun 1 trap 1 Stasiun 1 trap 2

stasiun 2 trap 1 stasiun 2 trap 2

Hana Prasawardani (Bogor)

Stasiun 1 trap 1 Stasiun 1 trap 2

13
​ Stasiun 2 trap 1 Stasiun 2 trap 2

Joy J.K (Depok)

14
Bintang (Bandung)

15

Anda mungkin juga menyukai