Anda di halaman 1dari 6

NAMA : INDI ATMA AYUDATAMI

E-MAIL : indi_atmaayudatami@yahoo.com
STATUS : Mahasiswa Pendidikan IPA Universitas Jember

TUGAS 1 (Membuat Desain Laboratorium)

Rua

Almari mikroskop, dan lain - lain

Meja Praktikan

Meja Pembimbing prakikum ( guru, asisten )

Meja dan kursi Laboran

Pintu

Meja Praktikan

Bak pencuci

Meja alat dan bahan praktikum

Lemari asam

Almari arsip – arsip praktikum

Ruang Laboran
TUGAS 2 (Membuat Alat Peraga Sains)

Dokumentasi proses pembuatan Alat Peraga Sains


Deskripsi Alat Peraga
A. Judul
Simulasi alat peraga spinner pada persilangan genetika

Nama alat : spinner hereditas

B. Deskripsi (Tujuan atau alasan membuat alat peraga)


Hereditas adalah pewarisan sifat sifat fisik, biomkia dan perilaku dari suatu
mahkluk hidup kepada keturunannya. Sifat sifat menurun ini dikendalikan oleh substansi
genetika yang disebut DNA (deoxyribo nucleic acid = asam dioksiribo nukleat), yang
terdapat dalam gen. Gen terkandung dalam kromosom, yang terletak dalam inti sel.
Dalam pewarisan sifat dikenal hukum mendel. Disebut hukum mendel karena
orang pertama yang memberikan penjelasan tentang mekanisme hereditas, yang sampai
sekarang masih digunakan dan diterapkan dalam kehidupan dilakukan pertama kali oleh
Gregor Mendel.
Ada dua jenis persilangan yaitu persilangan monohibrida dan persilangan
dihibrida.
Persilangan Monohibrida
Persilangan monohibrida ada 2 macam, yaitu pesilangan monohibrida dominan
penuh dan persilangan monohibrida tak penuh (kodominan)

1. Persilangan monohibrida dominan penuh

Persilangan ini terjadi antara dua individu yang mempunyai sifat dominan penuh
(AA) dengan lain yang bersifat resesif (aa)

Hasil F1 seragam, dengan genotip (Aa) dan fenotip semua keturunan F1 sama,
umumnya mengiikuti fenotip induk yang dominan

Apabila persilangan dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F1 akan


dihasilkan keturunan ke-2 (F2), dengan tiga macam genotip (AA, Aa, aa) dan ada dua
macam fenotip dengan perbandingan 3:1

Misalnya, pada kacang ercis (pisum sativum) berbatang tinggi (AA) disilangkan
dengan yang berbatang pendek (aa). Maka keturunannya adalah kacang ercis dengan
genotip Aa dan berfonetip batang tinggi, karena batang tinggi adalah sifat dominan.

2. Persilangan monohibroda dominan tak penuh (kodominan), persilangan ini terjadi


antara dua individu dengan sifat yang tidak dominan tetapi juga tidak resesif terhadap
sesamanya.Pada individu F1 merupakan perpaduan sifat kedua induknya, sedangkan
pada F2 dihasilkan keturunan perbandingan genotip dan fenotip 1: 2 : 1

Misalnya bunga pukul empat (mirabilis jalapa) dengan warna merah (MM)
disilangkan dengan warna putih (mm). Hasil persilangan adalah F1 dengan genotip
Mm dan fenotip berwarna merah muda, yaitu campuran warna merah dan putih

Persilangan Dihibrida
Persilangan dihibrida adalah persilangan antara dua individu dengan
memperhatikan dua yang sifat yang berbeda. Persilangan ini menghailkan individu F1
yang seragam, yaitu semua keturunannya terdiri dari satu macam genotip dan satu macam
fenotip. Tapi pada keturunan kedua, perbandingan fenotip F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1 dan
jumlah kombinasi F2 sebanyak 16 buah.
Misalnya pada persilangan antara galur murni kacang ercis berbiji bulat kuning
(BBKK) dengan galur murni yang berbiji keriput warna hijau (bbkk). Ketutunan
pertamanya (F1) adalah kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (BbKk). Berarti sifat
biji bulat dan warna kuning dominan terhadap sifat bji keriput dan warna hijau.
Bila dilakukan persilangan antar F1, di dapatlah keturunan kedua (F2) sebagai
berikut:

 Ada 9 genotip F2, yaitu


BBKK, BBKk, BBKk, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk, bbkk,

 Perbadingan fenotip F2 yaitu:

Bulat kuning Bulat hijau Keriput kuning Keriput hijau

9 : 3 : 3: 1

Berdasarkan materi tersebut, perlu media pembelajaran yang dapat dijadikan


sarana bagi siswa untuk mempelajari materi hereditas sehingga lebih mudah dipahami.
Media yang dapat digunakan adalah simulasi alat peraga spinner pada persilangan
genetika. Alat peraga ini dibuat dengan tujuan dapat mempermudah proses belajar siswa,
menarik minat siswa dalam belajar, serta menjadikan pembelajaran lebih inovatif.
Pengguanaan alat peraga ini dapat dilakukan seperti game dengan cara memutar spin
sehingga menunjuk gamet tertentu. Kemudian dari gamet yang didapat maka siswa dapat
menyilangkan serta memberikan fenotip gamet tersebut.

C. Langkah Kerja (Prosedur penggunaan alat peraga dalam pembelajaran)


1. Siswa diminta membentuk kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 3 siswa
2. Siswa diminta melakukan memutar kedua spin dan mencatat gamet
3. Menyilangkan gamet yang telah di catat
Keterangan :
M = Manis
B = Besar
m = Asam
b = Kecil
4. Memberi fenotip pada gamet yang telah disilangkan
5. Melakukan percobaan tersebut sebanyak 16 kali
6. Menuliskan pada LKPD
7. Menyimpulkan hasil percobaan yang dikaitkan dengan hukum mendel
8. Perwakilan kelompok diminta presentasi hasil percobaan di depan kelas.

Anda mungkin juga menyukai