Anda di halaman 1dari 25

E V O L U S I P R I M A T A

Kelompok 4 :
1. Farah Anisa 036118023
2. Muhammad Shofi Al-Mubarok 036118026
3. Sabila Maulida Khofifah 036118040
4. Alfiia Rahma Daani 036118042
5. Kintani Diva S. 036119024
6. Agni Deninta H. 036119026
7. Rismatul Jannah 036119034
8. Mohammad Sholeh 036119037
Sistematik Genus Pembagian lain primata

Ordo scandentia Primata


Family Tupaiidae Tupaia, Ananthana, Tupai (Bukan
bajing)
Ordo : Primata
Sub Ordo : Prosimii
Super Famili : Lemuroidea Lemur Strepsirhii hidung basah

Super famili ; Lorisoidea Galago, Nyvticebus-kukang


Super Famili : Tarsioidea Tarsius-singapuar
Haplorhini hidung kering
Sub Ordo : Antropoidea
Super famili : Ceboidea Marmoset, tamarin, kapucin, dll
Super Famili : Cercopithecoidea Trachypithecus-lutung macaca-monyet
Super Famili : Hominoidea
Famili : Hylobatidae Hylobates-gibbon, siamang
Family : Pongidae Pongo-orang utan, Pan-Simpanse-Gorill Hominidae
Famili : Honiinidae Ardipithecus, Prathropus,
Australopithecus, Homo
ciri–ciri

Mata mengarah ke depan


Peningkatan kemampun penglihatan Dengan penglihatan 3 dimensi
Dengan indra penciuman

Tulang mata
melindungi mata
Tangan bersifat prehensil
(dapat memegang)

Volume otak lebih besar


Dan lebih kompleks

Tulang vertebrae memungkinkan


Tubuh berputar Ubuh tidak di tutupi rambut
melainkan kelenjar keringat
Masa asuh relatif lama

Intelegensia tinggi

Ujung jari memiliki sidik jari


Jari dilengkapi kuku (dapat
(tidak licin)
bergerak/auttonomos
Aspek Habitat

Primata primitif Primata maju


hidup terestrial di atas tanah hidup aboreal di atas pohon
Konsekuensi Dari Perubahan Cara Hidup

“perubahan cara hidup dari aboreal ke terestrial "


1. Perubahan struktur tulang belakang pada vertebrata
Vertebrata yang hidup secara terrestrial memiliki tulang belakang yang sejajar dengan tanah, sedangkan pada vertebrata
arboreal berangsur tegak.
2. Bagian tubuh penghubung antara kepala dengan badan.
Kehidupan terrestrial , kepala berhububungan dengan tubuh dengan bagian lateral tengkorak, sedangkan pada kehidupan
arboreal dihubungkan dengan bagian bawah tengkorak.
3. Posisi dan fungsi mata
Posisi mata pada primate terrestrial mengarah pada ujung tubuh, namun berubah menjadi tegak lurus. Fungsi mata
pada kehidupan arboreal adalah dapat mellihat dan tidak tertusuk ranting, maka primate tersebut memiliki tulang
mata.
4. Posisi hidung dan mulut
Posisi hidung dan mulut mengikuti posisi mata. Maka moncong pada primate lebih pendek dari vertebrata lainnya
dan primate memiliki otot leher yang lemah dari makhluk vertebrata lainnya.
5. Penyokong visceral (isi perut)
Pada kehidupan terrestrial disokong oleh tulang dada dan otot perut. Sedangkan pada kehidupan
arboreal disokong oleh panggul.
6. Titik berat tubuh
Pada kehidupan terrestrial titik berat tubuh dibagi ke empat anggota tubuh, sedangkan pada arboreal berada di tulang
belakang
7. Manfaat dan keberadaan cakar
Cakar dimanfaat untuk memegang benda pada kehidupan terrestrial, sedangkan pada kehidupan arboreal
menghambat pergerakan untuk lebih cepat.. Sehingga pada kehidupan arboreal, cakar berevolusi menjadi
kuku.
8. Anggota gerak pada tubuh
Kehidupan terrestrial menggunakan empat kaki untuk bergerak, sedangkan kehidupan arboreal menggunakan empat
tangan.
9. Manfaat dan keberadaan ekor
Ekor pada kehidupan terrestrial memiliki manfaat untuk keseimbangan tubuh, sedangkan pada kehidupan arboreal ekor
memiliki fungsi yang minim karena telah digantikan oleh tangan.
10. Fungsi kaki belakang
Pada kehidupan terrestrial, kaki belakang merupakan tumpuan utama untuk bergerak sehingga memiliki ukuran yang lebih
panjang, lebih besar dan lebih kuat, sedangkan kehidupan arboreal tumpuan utamanya adakah anggota depan, maka
anggota depan paling tidak lebih panjang sehingga dapat berayu dari dahan ke dahan
Aspek Perilaku
Primata pimitif aktif pada malam hari, sedangkan primata yang lebih maju aktif pada siang hari, hal ini ditunjukkan
dengan:
a. Kehidupan malam lebih bayak mengedalikan pendegaran dan penciuman, sedangkan kehidupan siang lebih banyak mengandalkan
penglihatan.
b. Terjadi evolusi ukuran mata pada primata tertentu. Primata dapat mepunyai mata yang lebar untuk melihat dengan lebih tajam pada
malam hari.

Tarsius Kukang Lemur


c. Kehidupan malam hanya membutuhkan mata untuk melihat benda-benda dan pergerakan. Sedangkan pada kehidupan siang selain
membedakan bentuk, mata digunakan untuk membedakan warna.
d. Dengan meningkatnya fungsi mata untuk kehidupan siang, maka fungsi penciuman menjadi berkurang. Hal ini erat kaitannya dengan
memendeknya ukuran moncong. Moncong yang kecil berarti permukaan rhinarium pada rongga hidungnya berkurang. Rhinarium adalah
permukaan kulit yang basah dan mengandung banyak ujung-ujung saraf.
e. Memendeknya moncong memberikan kesempatan pada mata untuk menempati posisi di muka. Hal ini membantu penglihatan dari dua
dimensi menjadi tiga dimensi.
Turunnya Primata dari
Kehidupan Arboreal
Ukuran primata sudah menjadi terlalu besar bagi pohon-pohon di sektarnya, akibatnya
terjadi perubahan fungsi dari kaki belakang untuk memegang menjadi untuk berjalan

Perubahan posisi tegak menjadi keharusan, bagi primata yang belum tegak, berarti
tidak semua beban bertumpu pada vertebrata dan panggul

Perubahan permukaan persendian lutut, perubahan menjadi tegak ditemukan pula oleh
persendian pada kaki (terutama lutut) lutut mempunyai daerah permukaan persendian

Struktur telinga harus sempurna, agar primata dapat berdiri tegak, maka struktur telinga
dalam harus sempurna
Perubahan pada alat keseimbangan, hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa
tulang ekor yang sebelumnya menjadi alat keseimbagan sudah tereduksi

Kehidupan Hominoid (manusia atau makhluk yang menyerupai manusia) secara testerial kemudian
mengubahnya menjadi omnivora atau semi carnivora. Yang menjadi masalah yaitu bagaimana
mereka memperoleh daging

Mereka mempunyai rahang yang besar dan kuat. Konsekuensi dari rahang yang besar dan
kuat terlihat pada posisi jakun

Kemampuan berjalan dengan dua kaki memberikan suatu keuntungan yang lain. Dengan
adanya dua tangan, maka primata yang berdiri tegak dapat menggunakan tangannya
dengan bebas, terutama untuk membawa peralatan dan makanan, dengan demikian
mereka dapat tingal menetap.
Aspek Fosil
Terdapat berbagai macam fosil primata seperti Mesopithecus, Miopithecus,dan Aegyptophitecus
dari lapisan Oligosen; Parapithecus, Propliopithecus yang berbentuk seperti bajing, diperkirakan
tidak mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup dengan manusia.

fosil Hominid yang lebih muda yakni


Fosil primata yang paling tua dan masih Ramapithecus yang dianggap sebagai fosil yang
termasuk famili Homonidae adalah erat hubungannya dengan manusia.
Dryopithecus, Limnopithecus, Brahmapithecus, Namun kini pandangan tersebut berubah,
Sivapithecus, Pliopithecus, Oreopithecus, dan karena penemuan baru telah meberikan
Proconsul yang dikenal sejak zaman Miosen. pandangan yang lebih baik. Fosil ini ternyata
identik dengan Dropithecus. Fosil berikutnya
adalah Kenyapithecus

Proconsul, merupakan fosil Homidid tertua yang


diduga berkerabat dengan gorilla dan simpanse.
Data Genetika Fosil Primata

Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Universitas California di Berkeley. Tahun
1987 mereka mengemukakan hasil analisis ADN mitokondria yang menunjukkan bahwa ADN
mitokondria manusia yang paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria diturunkan dari pihak ibu)
terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan mutasi ADN mitokondria, dan dikaitkan dengan
perubahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang paling primitif harus sudah
berada di muka bumi sekitar 200.000 tahun yang lalu.

Teori lain menyatakan bahwa manusia pertama mungkin adalah suatu hybrid antara manusia primitif
(Homo erectus dengan Homo habilis dan Homo neaderthalensis) dan dihasilkan manusia modern yang
hidup sekarang. Pendapat lain mengatakan bahwa asal usul manusia terjadi di Afrika dan Asia.ada pula
kemungkinan yang jauh lebih kecil yakni di Eropa dan Australia. Pendapat ini didasarkan pada
fosil Homo erectus dan fosil Homo sapiens.
Macam – Macam Fosil Hominid Dan Rentang Umurnya
Aspek DNA
Spesies manusia di seluruh Karena hubungan kekerabatan
dunia memiliki kode DNA yang manusia (Homo sapiesns) dengan
sama. orang utan ternyata tidak jauh.
Makhluk hidup yang memiliki Manusia dan orang utan masih satu
kode DNA yang sama, famili Hominidae. Kode DNA keduanya
memungkingkan untuk dapat pun memiliki tingkat kesamaan hingga
saling membuahi dan memiliki 96,4%. Demikian dengan simpanse
keturunan. yang masih termasuk dalam famili
Hominidae dan memiliki tingkat
kesamaan kode DNA dengan manusia
hingga 94%.
Bukti DNA terbaru menunjukkan
bahwa beberapa haplotipe asal
Neanderthal hadir di antara
semua populasi non-Afrika; dan
Neanderthal serta hominid
lainnya, seperti Hominin
Denisova mungkin telah
berkontribusi hingga 6% dari
genom mereka untuk manusia
masa kini.
Teori Out Of Africa Menyebutkan Homo
sapiens cberasal dari
Sebuah teori yang menyakini bahwa Afrika. Mereka kemudian
cikal bakal manusia modern (Homo menyebar ke seluruh
sapiens) di seluruh dunia berasal dari dunia antara 200.000
Afrika. hingga 100.000 tahun
lalu.
Berdasarkan pohon evolusi manusia, 182 orang dari semua benda di
dunia bahwa orang Afrika merupakan manusia paling dekat hubungan
kekerabatannya dengan nenek moyang. Sedangkan bangsa lain
merupakan campuran dengan bangsa dari benua lain. Ada kecuali dari
kelompok asia yang tidak tercampur dengan kelompok Afrika.
spesies manusia di seluruh
dunia memiliki kode DNA yang
sama.
Manusia dari Ras Mongoloid (yang banyak
terdapat di Asia) dapat memiliki keturunan dari
perkawinan dengan manusia Ras Kaukasoid
(yang banyak terdapat di Eropa). Teori Out of
Africa pula yang dapat dengan relevan
menjelaskan bahwa manusia modern bukanlah
kelanjutan evolusi dari kera berjalan tegak
walaupun mereka memiliki kekerabatan yang
dekat dengan manusia.
Data Kromosom Y
Kromosom yang hanya diturunkan oleh garis
Kromosom Y? keturunan ayah, karena ibu tidak memiliki
kromosom y

• Data kromosom Y akan memberi informasi mengenai


nenek moyang menurut garis keturunan ayah.

• Hasil penelitian pada DNA mitokondria memberikan


hasil bahwa kera memiliki kesamaan kromosom Y
dengan nenek bangsa pygmy Afrika.

Dengan demikian data kromosom Y ikut menunjang


kesimpulan yang diperoleh dari data DNA
mitokondria sehingga dapat mengidentifikasi
darimana nenek moyang suatu spesies
Teori Multiregional
Teori multiregional menyatakan bahwa kera
tidak memiliki lokasi asal-usul tunggal, dan kera
berevolusi di beberapa wilayah yang berbeda
dari populasinya dalam rentang waktu bertahun-
tahun.

Teori Cann dan Wilson (1987)


Garis keturunan kera dekat kekerabatannya
dengan keturunan garis maternal haplogroup L3
dari Afrika Timur dan bangsa Asia (Mongoloid).
Walaupun memang sejauh ini masih menjadi
kontroversi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai