Oleh :
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
2017
Membuat Preparat Whole Mount Epidermis Bawah dan Epidermis Atas
Swietenia mahagoni
I. Tujuan
1. Membuat preparat whole mount epidermis atas dan epidermis bawah Swietnia mahagoni
dengan pewarnaan Safranin
2. Mengamati struktur dari preparat whole mount epidermis atas dan epidermis bawah
Switenia mahagoni.
Sediaan utuh (Whole mount) merupakan salah satu teknik dalam penyediaan suatu
sediaan berupa organisme, sel maupun jaringan yang dilakukan tanpa memotong bagian
sediaan.
Berdasarkan lamanya daya tahan sediaan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sediaan
sementara, sediaan semipermanen, dan sediaan permanen. Menurut Bavender (1998) daya
tahan suatu sediaan merupakan kemampuan suatu sediaan dalam mempertahankan
keadaannya. Sediaan sementara menggunakan medium berupa air atau bahan yang mudah
menguap. Sediaan sementara memiliki sifat yaitu penyimpanannya tidak dapat bertahan lama.
Sediaan semi permanen mempunyai daya tahan kurang lebih satu minggu. Salah satu media
yang digunakan pada sediaan semi permanen adalah gliserin. Sediaan permanen memiliki
daya tahan penyimpanan yang lama. Pada pembuatan sediaan permanen digunakan entelan.
Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar, yaitu pada permukaan
organ primer tumbuhan, seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Jaringan epidermis
berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan sehingga jaringan epidermis disebut jaringan
pelindung. Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate
misalnya, stoma, trikoma, sl kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.
Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang
dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang
bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga.
III. Prosedur Kerja
Menyiapkan daun yang akan disayat bagian epidermisnya. Bagian epidermis daun
dipisahkan dengan bagian lainnya dengan disayat. Irisan epidermis difiksasi dalam botol
flakon berisi FAA selama 24 jam, volume FAA disesuaikan dengan volume irisan. Sayatan
epidermis dicuci dengan alcohol 70% beberapa kali hingga bersih. Sayatan epidermis
diwarnai dengan safranin 1% selama 24 jam.
Sayatan epidermis dicuci dengan alcohol 70%. Irisan epidermis didehidrasi dengan
alcohol bertingkat, mulai dari alcohol 70%, 80%, 90%, dan absolut masing-masing selama 2
menit. Sayatan epidermis didealkoholisasi dengan larutan alcohol xilol 3 : 1, 1 : 1, dan 1 : 3,
dilanjutkan kedalam xilol I dan xilol II masing-masing selama 2 menit. Gelas benda bebas
lemak disiapkan, gelas penutup diletakkan disebelah kiri sedangkan jarum diletakkan
disebelah kanan.
Tiga sayatan epidermis ditaruh diatas gelas benda. Tiga sayatan epidermis ditetesi
dengan satu tetes kanada balsam dilanjutkan dengan penutupan dengan gelas penutup secara
cepat. Preparat dilabeli sesuai identitas pada ujung kanan gelas benda dengan posisi
memanjang. Preparat diamati dengan perbesaran kuat, difoto, dan dianalisis hasilnya.
Perbesaran 40 x 10
Keterangan :
Terlihat lapisan epidermis atas daun meski kurang jelas karena terganggu oleh adanya
bayangan dan bitnik-bintik hitam
Preparat whole mount epidermis bawah Swietenia mahagoni
Perbesaran 40 x 10
Keterangan :
A = Stomata, daun termasuk dalam golongan hipostomatic
Praktikum kami membuat preparat whole mount epidermis atas dan bawah. Prosedur
kerja dalam pembuatan preparat ini pun tak jauh berbeda dengan ketika pembuatan preparat
irisan non embedding, mulai dari tahapan hingga pewarna yang digunakan pun sama. Hal
yang membedakan adalah bentuk yang diamati. Epidermis yang kami amati adalah utuh
bukan irisan.
Beberapa hal penting yang dilakukan pada pembuatan sediaan utuh adalah fiksasi,
dehidrasi, dan penjernihan. Fiksasi bertujuan mencegah kerusakan jaringan, menghentikan
proses metabolisme dengan cepat, mengawetkan komponen sitologis dan histologis,
mengawetkan jaringan (Hariono, 2009). Bahan fiksatif yang digunakan pada whole mount
epidermis ini adalah FAA. Menurut Effendi (1997) bahan-bahan lain yang dapat digunakan
sebagai fiksatif antara lain asam asetat, asam pikrat, asam kromik, potassium dikromat,
merkuri klorida, kadmium klorida, kobalt nitrat, osmium tetrasoksida, dan aseton.
V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari unjuk kerja ini adalah sebagai berikut:
1. Preparat epidermis atas dan epidermis bawah Swietenia mahagoni dibuat menggunakan
teknik sayatan (Whole mount) dengan pewarnaan safranin 1% dalam alcohol 70%.
2. Pengamatan yang kami lakukan dengan perbesaran 40x10 pada preparat kurang
menunjukkan jelas karena lunturnya warna, tetapi masih tampak lapisan sel dan pada
epidermis bawah terdapat stomata yang terwarna jelas.
VI. Saran
Beberapa saran yang perlu dilakukan dalam melaksanakan unjuk kerja ini yaitu (1)
menyayat epidermis dengan tipis sebaiknya dilakukan dengan silet tajam. Bila diperlukan
epidermis bawah, maka kerok epidermis atas pun sebaliknya, (2) sebelum diproses bisa
diamati terlebih dahulu di mikroskop sehingga bagian-bagian yang akan diamati terlihat jelas,
dan (3) proses penutupan dilakukan secepat mungkin setelah ditetesi kanada balsam supaya
preparat tidak gosong maupun keriting.
Daftar Pustaka