Teknik Enkapsulasi-Vitrifikasi
Pengaruh perlakuan prakultur terhadap Pengaruh perlakuan prakultur terhadap jumlah daun
100 daya tumbuh tunas purwoceng 5 kultur purwoceng
Daya tembus tunas (%)
80 4
Jumlah daun
60 3
40 2
20 1
0 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Durasi prakultur (hari) Durasi prakultur (hari)
Gambar 2. Pengaruh perlakuan prakultur pada media DKW + sukrosa 0,3 M terhadap persentase daya tembus tunas dan jumlah
total daun dari eksplan purwoceng yang terenkapsulasi, 4 minggu setelah tanam.
A B C
D E
Gambar 3. Penampilan kultur purwoceng setelah perlakuan prakultur pada media DKW + sukrosa 0,3 M pada
masa inkubasi tertentu. A = 1 hari, B = 2 hari, C = 3 hari, D = 4 hari, E = 5 hari.
80
Jumlah daun
2
60
40
1
20
0 0
0 30 60 90 0 30 60 90
Durasi pemuatan (jam) Durasi pemuatan (menit)
Gambar 4. Pengaruh perlakuan pemuatan terhadap persentase daya tumbuh dan jumlah total daun tunas purwoceng yang
terenkapsulasi, 4 minggu setelah tanam.
50 50
25 25
0 0
0 30 60 90 120 0 30 60 90 120
Durasi dehidrasi (menit) Durasi dehidrasi (menit)
Gambar 5. Pengaruh perlakuan dehidrasi jaringan sebelum dan sesudah pembekuan dalam nitrogen cair (-196oC) terhadap
persentase daya tumbuh tunas purwoceng yang terenkapsulasi, 4 minggu setelah tanam.
A B C
Gambar 6. Penampilan kultur purwoceng setelah perlakuan dehidrasi dengan larutan PVS2 pada beberapa durasi rendam.
A = 60 menit, B = 90 menit, C = 120 menit.
masi es ekstraseluler juga dapat merusak sel karena osmotik pada saat pelelehan dapat menyebabkan
daya mekanis dari kristal es yang tumbuh, gaya vesikulasi endositotik yang irreversible yang dapat
adesi kristal es terhadap membran, interaksi elektris mengakibatkan sel menjadi lisis, karena bahan
yang disebabkan oleh perbedaan solubilitas ion pa- membran yang baru tidak mampu memfasilitasi
da fase es dan cair, formasi gelembung udara intra- deplasmolisis (Steponkus 1984 dalam Reinhoud et
seluler, luka khemis yang berhubungan dengan per- al. 2000).
oksidase lipid dan perubahan pH pada lokasi ter- Jaringan yang tidak pulih setelah pembekuan
tentu (Grout 1995). dalam nitrogen cair ditandai oleh pudarnya warna
Turunnya kemampuan hidup dari perlakuan hijau dan coklat pada eksplan. Jaringan yang pulih
dehidrasi 90 dan 120 menit setelah pembekuan dan tumbuh diawali dengan munculnya warna hijau
jaringan diduga karena pengaruh pada saat peleleh- dari bagian meristem yang menandakan pertumbuh-
an. Pelelehan dilakukan secara cepat dari suhu yang an meristem pucuk. Penampilan eksplan setelah
ekstra rendah (-196oC) ke suhu yang tinggi tetapi pembekuan jaringan ditampilkan pada Gambar 7.
tidak mematikan jaringan secara fisiologis (35oC). Kecepatan tumbuh eksplan dari perlakuan dehidrasi
Pada pelelehan yang cepat, suhu 0oC (yang merupa- 90 menit lebih tinggi daripada perlakuan dehidrasi
kan titik beku air) diupayakan tidak akan bertahan 120 menit. Diduga perlakuan dehidrasi yang lebih
lama sehingga kristalisasi air atau terbentuknya for- lama akan menyebabkan pemulihan yang lebih
masi es dapat dihindarkan dengan cepatnya pening- lama pula karena tingkat stres dehidrasinya lebih
katan suhu pada saat pelelehan. Namun kontraksi tinggi.
Gambar 7. Penampilan kultur purwoceng yang tidak pulih dan yang berhasil tumbuh setelah tahapan lengkap
kriopreservasi. A = mati, B = 90 menit, C = 120 menit.
KESIMPULAN DAN SARAN Grout, B.W.W. 1995. Introduction to the in vitro preserva-
tion of plant cells, tissues and organs. In Grout, B.
Kriopreservasi secara enkapsulasi-vitrifikasi (Ed.). Genetic Preservation of Plant Cells In Vitro.
Springer Lab Manual. Berlin-Heidelberg. p. 1-17.
berpeluang diterapkan pada tanaman purwoceng. Hirai, D. and A. Sakai. 1999a. Cryopreservation of in vitro
Perlakuan prakultur terbaik adalah selama 5 hari grown meristems of potato (Solanum tuberosum L.)
dan perlakuan pemuatan terbaik selama 30 menit. by encapsulation-vitrification. Potato Research
Perlakuan dehidrasi terbaik adalah 90 menit. Ting- 42:153-160.
kat keberhasilan teknik ini masih rendah (10%) se- Hirai, D. and A. Sakai. 1999b. Cryopreservation of in vitro
hingga perlu dikembangkan lebih lanjut untuk me- grown axillary shoot tip meristems of mint (Mentha
ningkatkan keberhasilannya. Disarankan untuk me- spicata L.) by encapsulation-vitrification. Plant Cell
Report 19:150-155.
nerapkan perlakuan pratumbuh sebelum tahapan Leunufna, S. 2004. Improvement of the in vitro mainte-
prakultur. Selain itu, penggunaan jenis eksplan lain- nance and cryopreservation of yams (Dioscorea
nya, seperti kalus embriogenik juga disarankan un- spp.). Martin-Luther-Universitat Halle-Wittenberg,
tuk dicoba. Berlin. 120 p.
Matsumoto, T., A. Sakai, and K. Yamada. 1994. Cryopre-
servation of in vitro grown apical meristems of
DAFTAR PUSTAKA wasabi (Wasabi japonica) by vitrification and
subsequent high plant regeneration. Plant Cell
Ashmore, S.E. 1997. Status report on the development and Report 13:442-446.
application of in vitro techniques for the conserva- Panis, B., H. Schoofs, S. Remy, L. Sagi, and R. Swennen.
tion and use of plant genetic resources. IPGRI, 2000. Cryopreservation of banana embryogenic cell
Queensland, Australia. 67 p. suspensions: An aid for genetic transformation. In
Bachiri, Y., G.Q. Song, P. Plessis, A. Shoar-Ghaffari, T. Engelmann, F. and H. Takagi (Eds.). Cryopreserva-
Rekab, and C. Morisset. 2001. Routine cryopreser- tion of Tropical Plant Germplasm: Current Research
vation of kiwifruit (Actinidia spp.) germplasm by Progress and Application. IPGRI. Rome-Italy.
encapsulation-dehydration: Importance of plant p. 103-109.
growth regulators. CryoLetters 22:61-74. Rahardjo, M. 2003. Purwoceng tanaman obat aprodisiak
Da Silva, J.A.T. 2004. The effect of carbon source on in yang langka. Warta Penelitian dan Pengembangan
vitro organogenesis Chrysanthemum thin cell layers. Tanaman Industri 9(2):4-7.
Bragantia, Campinas 63(2):165-177. Reinhoud, P.J., F.V. Iren, and J.W. Kijne. 2000. Cryo-
Driver, J.A. and A.H. Kuniyuki. 1984. In vitro propagation preservation of undifferentiated plant cells. In
of paradox walnut rootstock. Hort. Science Engelmann, F. and H. Takagi (Eds.). Cryopreserva-
19(4):507-509. tion of Tropical Plant Germplasm: Current Research
Gnanapragasam, S. and I.K. Vasil. 1992. Cryopreservation Progress and Application. IPGRI. Rome-Italy.
of immature embryos, embryonic callus and cell p. 91-102
suspension cultures of Gramineous species. Plant
Science 83:205-215.