Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN UNJUK KERJA MIKROTEKNIK

MEMBUAT PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

Disusun untuk memenuhi penugasan laporan mata kuliah Mikroteknik

Oleh :

Muhammad Royyan Fais 4401415047

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
2017
Membuat Preparat Whole Mount Protozoa
01 November 2017
I. Tujuan
1. Membuat preparat whole mount protozoa dengan pewarnaan hematixilin
2. Mengamati struktur protozoa melalui preparat whole mount protozoa yang dibuat

II. Landasan Teori

Sediaan utuh (Whole mount) merupakan salah satu teknik dalam penyediaan suatu
sediaan berupa organisme, sel maupun jaringan yang dilakukan tanpa memotong bagian
sediaan. Sediaan utuh digunakan untuk dapat melihat organisme secara utuh, misalnya
embrio, spermatozoa, cacing, potongan syaraf, pembuluh darah, dan selaput-selaput tipis.
Hasil dari pembuatan preparat dengan teknik sediaan utuh akan menghasilkan gambar yang
memiliki wujud utuh seperti ketika sediaan organisme tersebut masih dalam keadaan hidup.
Teknik sediaan utuh juga memiliki beberapa kelemahan yaitu dilakukan pada organisme yang
berukuran kecil. Hal ini dikarenakan teknik tersebut dilakukan tanpa pemotongan wujud
organisme sehingga untuk organisme yang ukuranya relatif besar akan sulit dilakukan
pembuatan preparat dengan teknik ini.

Preparat whole mount adalah preparat yang objeknya merupakan keseluruhan bagian
objek secara utuh tanpa mengurangi atau melakukan pengirisan. Tujuan pembuatan preparat
whole mount adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat
memperlihatkan struktur secara keseluruhan dari bahan atau objek yang bersangkutan.
Misalnya Preparat Whole Mount Paramaecium sp untuk memperlihatkan sel protozoa
tersebut dengan bagian- bagiannya seperti cilia, vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan
lainnya (Rudyatmi,2013).

Protozoa merupakan phylum yang masuk dalam kingdom protista, disebut juga
sebagai protista mirip hewan. Protozoa merupakan protista mirip hewan yang uniselluler atau
bersel satu dan bersifat mikroskopis. Makhluk hidup uniselluler dapat diartikan sebagai
makhluk hidup yang melakukan semua fungsi fisiologis yang essensial dalam satu sel
tersebut. Ciri-ciri umum dari protozoa diantaranya mikroskopis, uniselluler, hidup soliter atau
berkoloni, bentuk sel sangat bervariasi (Soemadji, 1995).
III. Prosedur Kerja

Kultur protozoa yang telah ditumbuhkan terlebih dahulu di cek apakah mengandung
protozoa atau tidak. Gelas benda dilapisi dengan 1/10 tetes albumin meyer kemudian
digosokkan hingga merata dan pada jari terasa sedikit lengket. Kultur protozoa diambil
menggunakan pipet tetes dan diteteskan ke gelas benda yang telah dilapisi albumin meyer.
Proses kering angin dilakukan untuk menguapkan cairan kultur.

Gelas benda berisi kultur difiksasi dengan meneteskan methanol secara merata dan
ditunggu hingga kering. Gelas benda berisi kultur dimasukkan kedalam staining jar berisi
alcohol 50%, 30%, dan aquades beberapa celupan. Protozoa diwarnai dengan cara gelas
benda dimasukkan kedalam staining jar berisi hematixilin selama 45 menit. Gelas benda
berisi kultur dicuci dengan air mengalir hingga terlihat warna biru cerah. Selanjutnya, gelas
benda berisi kultur melalui proses dehidrasi dengan dimasukkan ke dalam alcohol 50%, 70%,
80%, 90%, dan alcohol absolut beberapa celupan.

Specimen protozoa memasuki tahap dealkoholisasi dengan dimasukkan dalam


staining jar berisi campuran alcohol xilol 3:1, 1:1, dan 1:3 dilanjutkan dengan dicelupkan
dalam xilol murni I dan xilol murni II masing-masing selama beberapa celupan. Proses akhir
penutupan, gelas benda berisi specimen ditetesi dengan kanada balsam kemudian ditutup
dengan hati-hati menggunakan deck glass dan bantuan jarum.

IV. Hasil dan Pembahasan

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 40 x 10
Keterangan : A

A = Sitoplasma
B = Membran Sel
C = Inti Sel
Pada praktikum ini kami mengamati adanya protozoa dalam air rendaman bunga
sedap malam. Hal tersebut kami pilih karena mudah didapatkan dan mudah dalam
pengkulturan, hanya perlu menunggu waktu satu minggu dengan ditambahi nutrisi berupa
nasi untuk menunjang hidup protozoa. Preparat Whole mount protozoa ini merupakan
preparat awetan dan dapat diamati kapanpun.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa protozoa digolongkan dalam kingdom Protista
mirip hewan yang memiliki jenis yang terkenal yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan
Plasmodium. Melalui pengamatan yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa jenis
protozoa yang muncul adalah dari jenis ciliate yang berbentuk sandal, barangkali
Paramaecium sp.

Kami mengamati dengan perbesaran 10 x 10 maupun perbesaran kuat 40 x 10, terlihat


bahwa protozoa memposisikan diri sebagai individu-individu. Struktur yang teramati ada
membrane sel, lalu sitoplasma yang terwarnai dengan warna hematixilin, dan inti sel yang
berwarna lebih gelap.

Pada proses pembuatannya hampir mirip saat membuat preparat rentang, namun pada
protozoa hanya menggunakan satu jenis pewarnaan yaitu hematixilin saja. Pewarnaan yang
kami lakukan pun cukup lama yaitu 45 menit karena ingin memastikan agar protozoa benar-
benar terwarna. Karakteristik yang khas dari pembuatan yaitu menggunakan albumin meyer
yang berfungsi untuk melekatkan protozoa. Meski demikian, setelah pewarnaan boleh untuk
sekali lagi cek dibawah mikroskop, jaga-jaga barangkali protozoa kemungkinan lepas dari
gelas benda,

V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari unjuk kerja ini adalah sebagai berikut:

1. Preparat whole mount protozoa merupakan salah satu preparat awetan yang dalam
pembuatannya menggunakan satu jenis pewarnaan yaitu hematixilin.

2. Pengamatan melalui mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 memperlihatkan


bahwa jenis protozoa yang diamati adalah dari jenis ciliate yang berbentuk sandal. Bagian-
bagian yang teramati yaitu, inti sel, sitoplasma, dan membrane sel.
VI. Saran

Beberapa saran yang perlu dilakukan dalam melaksanakan unjuk kerja ini yaitu (1)
proses pelapisan albumin meyer tidak usah terlalu banyak, secukupnya saja hingga dirasa
telah lengket, (2) konsisten dalam menentukan mana arah gelas benda yang berisi specimen
dan bagian gelas benda yang kosong supaya tidak terlap. Pengecekan ulang di mikroskop di
tengah proses mungkin saja untuk dilakukan, dan (3) sediakan tisu pada tiap staining jar
untuk proses pengelapan, tisu yang digunakan dilipat terlebih dahulu dengan menutupi bagian
tepi yang mudah terurai.

Daftar Pustaka

Rudyatmi, Ely .2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Soemadji.1995. Zoologi. Jakarta: Debdikbud, Drijen Dikdasmen.

Anda mungkin juga menyukai