Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN UNJUK KERJA MIKROTEKNIK

MEMBUAT PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG MERAH

Disusun untuk memenuhi penugasan laporan mata kuliah Mikroteknik

Oleh :

Muhammad Royyan Fais 4401415047

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
2017
Membuat Preparat Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa)
08 November 2017
I. Tujuan
1. Membuat preparat squash akar bawang dengan pewarnaan acetocarmine
2. Mengamati aktivitas pembelahan sel pada ujung akar bawang merah

II. Landasan Teori

Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan preparat
yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan
menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan untuk melihat proses mitosis
pada akar Allium cepa (Budipramana,1992).

Proses pertumbuhan tumbuhan berada pada ujung akar dan apeks batang pada bagian
meristem. Proses pembelahan sel dimulai dengan pembelahan intinya dan selanjutnya terjadi
pembelahan sel. Pembelahan sel secara mitosis pembelahan inti selnya telah didahului
dengan terjadinya beberapa perubahan yang sangat penting yaitu terbentuknya kromosom
dalam inti sel selama berlangsungnya proses pembelahan tersebut.

Pada pembelahan sel secara mitosis meliputi 4 tahapan yaitu :


 Profase, sentrosoma membelah menjadi mikrotubula aster yang terpisah. Ujungnya
memanjang dan sentrosoma menjauh. Kromatin menduplikasi dan berkondensasi
menjadi kromosom yang terikat pada sentromer, sentromer diikat kinetokor
 Metafase, selubung nukleus pecah, mikrotubula masuk daerah nukleus, mikrotubula
kinetokor mengatur letak dan arah kromosom pada bidang ekuator yang
diseimbangkan oleh gaya tarik menarik sama kuat dari kedua kutub pembelahan
 Anafase, kromosom terbelah menjadi 2 kromatid, setiap kromatid bergerak ke kutub
yang berlawanan, selanjutnya berkumpul di kutub pembelahan
 Telofase, selubung nukleus terakit kembali disekeliling tiap kromosom baru,
kromosom berubah menjadi kromatin. Serat gelendong hilang, terbentuk karyotheca.
Nukleolus muncul, bintang kutub mejadi sentriol, mengganda menjadi dua, diselaputi
sentrosom. Gentingan pada bidang equator sampai ketengah putus tebentuk dua sel
anak, masing-masing mengandung kromosom tetap 2n.
III. Prosedur Kerja

Ujung akar bawang merah dipotong sepanjang 5 mm. Waktu pemotongan adalah
pukul 08.00. Ujung akar difiksasi dalam botol flakon berisi asam asetat glasial 45% pada
suhu 4°C selama 15 menit. Ujung akar dan botol flakon dicuci dengan aquades dengan cara
mengganti fiksatif. Ujung akar dihidrolisis dengan HCl 1 N dalam botol flakon terbukan pada
water bath dengan suhu 60°C hingga ujung akar terlihat transparan.

Ujung akar kembali dicuci dengan menggunakan aquades beberapa kali hingga
bersih. Ujung akar diwarnai dengan cara mengganti aquades dengan acetocarmin, proses
pewarnaan dilakukan selama dua jam. Kemudian, ujung akar diambil dari acetocarmin untuk
dipotong sepanjang 2 mm dibagian pangkalnya untuk dibuang. (Yang dibutuhkan adalah
bagian ujung akar yang transparan). Ujung akar diletakkan diatas gelas benda lalu ditetesi
dengan gliserin lalu ditutup dengan gelas penutup. Preparat dipencet dengan hati-hati
menggunakan ujung jari telunjuk sebelah kanan. Proses terakhir adalah pemberian kutek di
sepanjang tepi gelas penutup.

IV. Hasil dan Pembahasan

Perbesaran 40x10
Keterangan :
A = Kumpulan Kromosom yang akan membelah
B = Dinding Sel
C = Sitoplasma
Preparat mitosis akar bawang merupakan salah satu contoh dari preparat awetan yang
dapat diamati kapan saja. Preparat ini seringkali menjadi andalan untuk media pembelajaran
pada materi pengamatan pembelahan sel secara mitosis. Hal tersebut barangkali cara
pembuatannya yang terbilang mudah meski dengan peralatan yang cukup mahal.

Langkah pertama adalah pemotongan ujung akar, penting untuk mencatat kapan
dilakukan pemotongan supaya ketika pengamatan kita menjadi tahu apakah ada aktivitas
pembelahan sel pada saat itu. Saya memilih untuk menggunakan ujung akar bawang merah
dan dipotong pada pukul 08.00.

Fiksasi juga merupakan langkah awal yang penting dalam membuat sediaan utuh
maupun sediaan sayatan. Tujuan fiksasi adalah menghentikan proses metabolisme secara
cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan komponen-komponen sitologis dan
histologis, mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek
sehingga akan terjadi koagulasi protoplasma maupun elemen-elemen di dalam protoplasma,
jaringan dapat diwarnai sehingga bagian-bagian dari jaringan dapat mudah dikenali. Secara
ringkas fiksasi terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan dan menetapkan (Gunarso
1986).

Suatu fiksatif dikatakan baik jika mempunyai kemampuan untuk mengendapkan


kromatin, mempunyai kemampuan untuk mematikan dengan segera, mempunyai kemampuan
untuk mangautolisis protein, mencegah terjadinya dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri,
dan dapat menciptakan keadaan pH yang sesuai untuk jaringan yang telah difiksasi
(Arisworo, 2000). Fikatif yang kami gunakan adalah asam asetat glasial dingin.

Teknik pewarnaan yang digunakan dalam pembuatan yaitu menggunakan acetocarmine


yang berfungsi untuk mewarnai kromosom. Bau acetocarmin ini sangat khas dan tidak
dianjurkan untuk menghirup secara langsung. Pewarnaan dilakukan selama dua jam hingga
bagian ujung benar-benar terwarna. Satu lagi yang khas dari pembuatan preparat ini yaitu
media penutupan yang menggunakan gliserin dan kutek.

Pengamatan yang kami lakukan dengan mikroskop menggunakan perbesaran kuat


40x10 karena untuk mengetahui detail mengenai proses pembelahan dalam sel. Namun, saya
tetap masih belum bisa menebak pada tahap pembelahan apa. Kromosom teramati namun
sepertinya dalam bentuk gumpalan. Selain kromosom, teramati pula adanya dinding sel dan
sitoplasma.
V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari unjuk kerja ini adalah sebagai berikut:

1. Preparat mitosis akar bawang merah (Allium cepa) dibuat dengan teknik squash dan
menggunakan pewarnaan acetocarmine

2. Pengamatan dengan perbesaran kuat pada mikroskop tetap masih belum bisa
mempediksikan tahap pembelahan dalam sel karena kromosom tidak tampak jelas, namun
masih teramati adanya dinding sel dan sitoplasma yang terwarna merah.

VI. Saran

Beberapa saran yang perlu dilakukan dalam melaksanakan unjuk kerja ini yaitu (1)
proses fiksasi yang dilakukan dalam asam acetat glasial harus pada suhu dingin 4°C, (2) Cek
pewarna acetocarmine sebelum digunakan, barangkali pewarna sudah jelek dan tak mampu
mewarnai ujung akar, dan (3) berhati-hati saat squash, teknik bukan hanya dengan memencet
namun juga dengan memencet geser.

Daftar Pustaka

Arisworo D. 2000. General Zoologi. Jakarta: PT grafindo media pratama


Budipramana, Lukas .1992. Mikroteknik dan Pembuatan Peraga Biologi. Surabaya : UNESA
Press.
Gunarso W .1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada Pembuatan
Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik Parafin. Bogor: IPB
Press
Rudyatmi, Ely .2017. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Anda mungkin juga menyukai