Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA II

ANALISIS KROMOSOM TUMBUHAN

OLEH

Nama : Yolla Fristia

Nim : 19032108

Dosen Pembimbing : Afifatul Achyar, M.Si.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
ANALISIS KROMOSOM TUMBUHAN

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui cara pembuatan preparat kromosom tumbuhan serta
menentukan fase-fase dalam mitosis dari preparat yang dibuat.

B. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari /Tanggal : Jumat / 3 September 2021
Pukul : 09.41 – 12.20
Tempat : Baso, Kab. Agam, Sumatera Barat

C. Teori Dasar
Kromosom merupakan suatu nucleoprotein, membawa materi genetic
berupa DNA sebagai unit hereditas serta membawa informasi untuk aktivitas
regulasi sel. Genom pada tumbuhan terbagi menjadi kromosom yang terdiri
dari jutaan basa DNA. Jumlah kromosom pada tanaman berbunga cukup
banyak jika diamati di bawah mikroskop. Berbeda dengan kromosom pada
manusia, kromosom pada tumbuhan memiliki variasi sebanyak jumlah spesies
yang ada, dapat berbeda dari satu spesies dengan spesies lainnya dan dapat
berbeda antara tipe wild (liar) dan kultivar. Hal ini menyebabkan beberapa
bagian kromosom tumbuhan sulit dibedakan, sehingga menjadi barrier genetik
terhadap aliran genetik antara spesies tersebut
(Mancia, 2015).

Proses preparasi kromosom merupakan kegiatan pembuatan preparat


kromosom tumbuhan yang sedang aktif membelah (pengamatan mitosis).
Kromosom dapat terlihat jelas pada fase-fase tertentu seperti metafase dan
prometafase pada saat pembelahan inti
(Muhlisyah et al., 2014).
Pada pengamatan mitosis yang menggunakan akar bawang merah akan
memudahkan pengamatan karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit
dan berukuran besar. Tanaman bawang memiliki ukuran kromosom yang
cukup besar sehingga sangat cocok digunakan untuk studi eksperimental
mitosis. Menurut Mader (2011), mitosis pada sel tumbuhan khusus terjadi
pada jaringan meristematik yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang.
(Setiawan, 2018)

Prinsip preparasi kromosom adalah memperoleh sel pada berbagai fase


dengan cara menghentikan aktivitas pembelahan sel dengan metode tertentu
Metode preparasi untuk melihat aktivitas sel pada mitosis berbeda
dengan meiosis, baik pada sel, tahapan dan reagen yang digunakan pada saat
preparasi
Prinsip metode squash adalah mempertahankan sel tetap berada pada
prometafase mitosis dengan pemencetan yang tepat dengan menggunakan
jaringan somatis dan reagen tertentu. Tahapan squash dimulai dengan:
1. Tahap perkecambahan dan pemotongan ujung akar.
Proses perkecambahan benih dapat menggunakan medium tanah
dan aquadest. Setelah tumbuh akar dengan panjang sekitar 0,5
cm, maka dilakukan pemotongan ujung akar dimulai pukul 08.00-
12.00 untuk mengetahui waktu mitosis tumbuhan yang diamati.
2. Fiksasi.
Fiksasi dilakukan dengan memotong ujung akar yang masih
muda dan dimasukkan ke dalam botol flakon dan ditambahkan
larutan asam asetat glasial 45% selama 15 menit pada suhu 4°C.
Fiksasi dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan
komponen dari sel-sel tumbuhan sehingga tetap dalam keadaan
hidup (lama proses dan suhu yang digunakan berbeda tiap spesies).
3. Tahap maserasi.
Proses maserasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl 1N
selama 15 menit dengan suhu 55°C dalam inkubator (lama proses dan
suhu yang digunakan berbeda tiap spesies). Maserasi bertujuan untuk
melisiskan lamela tengah.
4. Tahap pewarnaan.
Proses pewarnaan dilakukan pada bagian ujung akar yang telah
dimaserasi dan dibersihkan. Tahap pewarnaan menggunakan larutan
aceto-orcein 1% selama 20 menit pada suhu kamar, yang bertujuan
memberikan warna lebih gelap pada kromosom, sehingga
memudahkan pengamatan.
5. Tahap pemencetan (squash).
Proses pemencetan dilakukan setelah potongan ujung akar terwarnai
lebih gelap. Cuplikan dari ujung akar diletakkan pada gelas preparat
dan ditetesi gliserin sebelum ditutup dengan gelas penutup.
Pemencetan dilakukan dengan menggunakan ujung pensil/kuas kayu
dan diberi kuteks untuk melekatkan tepi gelas. Preparat disimpan
dalam lemari pendingin suhu 4ºC.

Squash bertujuan untuk menipiskan sel agar sel menyebar dengan baik. Pada
beberapa tumbuhan dengan ukuran dan kromosom yang kecil, metode squash
yang menggunakan aceto-orcein membutuhkan bantuan mikroskop
resolusi tinggi. Kromosom yang tidak melekat erat pada gelas benda dan
tidak tersebar akibat pemencetan yang tidak tepat mengakibatkan sel
relatif masih berada pada bentuk aslinya, sehingga gambar menjadi tidak
efektif

(Etikawati & Setyawan, 2010).

Setiap preparat menunjukkan bahwa interfase merupakan fase paling


banyak yang dapat diamati. Diikuti dengan profase, metafase, telofase dan
terakhir adalah tahap anafase. Tahap interfase merupakan tahap yang paling
banyak dijumpai dikarenakan tahap interfase merupakan periode antara
pembelahan sel, ketika sel tumbuh dan sedang melakukan berbagai aktivitas
metabolisme (Karp, 2010). Interfase merupakan fase terpanjang yakni sekitar
90% dari tahapan siklus sel. Tahap yang paling sedikit dijumpai adalah
metafase, anafase dan telofase, diduga karena tahap ini terjadi dalam waktu
yang singkat dibandingkan dengan tahap interfase dan profase.

(Enger et al., 2012).

Tahap metafase ditandai dengan tersusunnya kromosom pada bidang


ekuator sel. Sedangkan pada tahap anafase kromosom mulai terpisah dan
kromatid akan menuju ke kutub sel. Telofase selalu diiringi dengan tahap
sitokinesis atau tahap pembelahan sitoplasma. Sitokinesis berbeda antara sel
hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan terlihat adanya lekukan penyibakan
(cleavage), sedangkan pada sel tumbuhan terbentuk lempeng sel (cell plate).
Lempeng sel merupakan kumpulan dari vesikel-vesikel yang saling bergabung

(Campbell et al., 2010).


D. Alat dan Bahan
Alat :
1. Timbangan
2. Hot plate
3. Beaker glass
4. Gelas ukur
5. Spatula
6. Batang pengaduk
7. Mikroskop cahaya
8. Pinset
9. Scalpel
10. Pembakar Bunsen
11. Kaca objek
12. Kaca penutup

Bahan :
1. Bawang Bombay (yang disimpan dalam kulkas dan yang ditumbuhkan
pada gelas berisi air)
2. Carmine
3. Asam asetat glacial
4. Akuades
5. Kertas saring
6. Kertas tissue

E. Cara Kerja
1. Meletakkan bawang bombay pada gelas yang berisi air kira-kira 2/3
volume, biarkan 2-3 hari agar akarnya tumbuh
2. Membuat larutan asam asetat carmine (carmine acetic acid) dengan cara
mencampurkan : 5 gr carmine, 45 ml asam asetat glacial, dan 55 ml
akuades
3. Memanaskan campuran diatas selama 30 menit,kemudian menyaring
dengan kertas saring
4. Memotong ujung akar bawang menggunakan scalpel, kemudian membagi
dua potongan ujung akar tersebut dengan bantuan pinset dan scalpel
sehingga diperoleh potongan yang sangat kecil.
5. a) memasukkan potongan akar bawang ke larutan asam asetat carmine
kemudian dipanaskan dengan waterbath selama 5 menit, atau
b) memanaskan langsung dengan kaca objek di atas bunsen, jika larutan
pewarna menguap maka tambahkan lagi selama 5 menit
6. a) setelah langkah 5a, kemudian meletakkan ujung akar bawang yang
sudah diwarnai diatas kaca objek, kemudian ditutup dengan kaca penutup,
lapisi dengan kertas tissue untuk menyerap kelebihan zat warna sambil
ditekan secara vertikal
b) jika memilih langkah 5b, maka tutup ujung akar bawang yang sudah
tewarnai dengan kaca penutup dan tekan secara vertikal.
7. Mengamati dibawah mikroskop struktur kromosom dan fase fase mitosis
pada setiap sel.
F. Hasil Pengamatan

Penampakan sel akar pada percobaan Penampakan sel akar percobaan B


A (terlihat nucleus yang bewarna (ditemukan fase metaphase pada sel
merah karena tewarnai oleh larutan akar)
carmine)

Penampakan sel akar percobaan B


Penampakan sel akar pada percobaan (ditemukannya fase awal dari
A (tidak terlihat kromosom sel, tidak anaphase,ditandai dengan kromosom
terlihat juga proses pembelahan, serta bergerak ke salah satu kutub sel)
ditemukan bercak noda pada preparat
sebagai akibat gagalnya proses difusi
dari larutan carmine ke dalam sel)

Penampakan sel akar pada percobaan


B (ditemukannya jaringan xylem)
G. Pembahasan

Praktikum yang berjudul “Analisis Kromosom Tumbuhan” ini


memfokuskan pengamatan terhadap struktur kromosom serta fase-fase
pembelahan apa saja yang terjadi pada suatu sel tumbuhan. Objek yang
digunakan pada praktikum ini adalah akar bawang bombay. Penggunaan
akar bawang bombay disini alasannya karena bawang memiliki jumlah
kromosom yang sedikit dan berukuran besar, sehingga pengamatan mitosis
akan mudah dilakukan terhadap objek tersebut. Selain itu akar bawang
yang dipakai adalah bawang yang sudah ditumbuhkan terlebih dulu dalam
wadah berisi air. Tujuannya agar akar tersebut cukup panjang untuk
kemudian bisa diamati.

Tahap awal dari percobaan ini dimulai dari memotong akar bawang
secara vertikal. Untuk tahap berikutnya terdapat 2 opsi, yang pertama akar
direndam dalam larutan carmine(pewarna) lalu dipanaskan diatas bunsen
selama 5 menit. Setelah pemanasan terlihat perubahan warna dan tekstur
pada akar. Akar tersebut jadi lebih lunak karena efek perendaman dalam
carmine acid yang bisa merusak dinding sel. Setelah itu dilakukan
serangkaian langkah kerja seperti pada poin E. Sampai akhirnya terlihat
penampakan sel bawang di bawah mikroskop yang memperlihatkan tidak
ditemukannya proses pembelahan sel (mitosis). Yang terlihat hanya
nukleus bewarna merah, serta beberapa bercak noda pada preparat yang
diprediksi sebagai akibat dari gagalnya proses pewarnaan/ pewarna tidak
berdifusi dengan baik ke dalam sel karena terlalu sebentar direndam dalam
larutan carmine.

Lalu opsi kedua yaitu, akar bawang yang sudah dipotong


diletakkan pada kaca objek dan langsung dipanaskan diatas bunsen.
Larutan carmine ditetesi sedikit demi sedikit, ketika larutan yang ada di
kaca objek sudah mulai menguap. Durasi waktu pemanasan masih sama
dengan opsi sebelumnya, yaitu 5 menit. Lalu masuk ke tahap berikutnya
yaitu menutup objek dengan kaca penutup, ditekan vertikal dengan kertas
tissue (Penggunaan kertas tissue bertujuan untuk menyerap kelebihan
pewarna pada kaca objek) dan setelahnya diamati dibawah mikroskop.
Pada tahap ini terlihat perbedaan yang signifikan antara opsi pertama
dengan opsi kedua. Kromosom pada sel terlihat sangat jelas, persebaran
serta komposisi warna juga terlihat lebih baik dibandingkan opsi pertama.

Meskipun sama-sama tidak ditemukannya fase interfase dan


profase, tapi percobaan kedua ini memperlihatkan adanya fase metaphase
yang ditandai dengan tersusunnya kromosom pada bidang ekuator sel.
Lalu ditemukan juga awal fase anaphase, ditandai dengan kromosom yang
ada di dalam sel mulai bergerak ke salah satu kutub/ujung sel.

Perbedaan keberhasilan ini diduga erat kaitannya dengan proses


difusi antara larutan carmine dengan sel akar. Pada percobaan kedua,
pemberian larutan carmine secara bertahap setelah larutan yang ada di
kaca objek mulai menguap membuat sel dalam akar lebih optimal dan
banyak menyerap zat warna, dibandingkan tahap pewarnaan pada opsi
pertama yang hanya direndam lalu dipanaskan. Layaknya hakikat difusi,
suhu tinggi dari bunsen dapat merusak membrane sel dan membantu
partikel dari carmine mendapat energy lebih banyak untuk bergerak lebih
cepat ke dalam sel akar.

Selain itu, percobaan opsi kedua ini juga memperlihatkan


keberadaan jaringan xylem pada akar bawang. Jaringan ini berbentuk
spiral dan membentang kokoh di sepanjang sel. Jaringan ini berfungsi
sebagai alat transportasi air dan mineral ke bagian tubuh lain pada
tumbuhan.
H. Kesimpulan
1. Proses preparasi kromosom merupakan kegiatan pembuatan preparat
kromosom tumbuhan yang sedang aktif membelah (pengamatan mitosis).
2. Penggunaan bawang bombay sebagai objek pengamatan alasannya karena
bawang memiliki jumlah kromosom yang sedikit, bewarna sangat gelap
ketika diwarnai dan berukuran besar, sehingga pengamatan mitosis akan
mudah dilakukan terhadap objek tersebut
3. Tujuan penumbuhan bawang dalam wadah berisi air agar akar yang
digunakan berukuran lumayan panjang sehingga mudah diamati.
4. Larutan carmine acetic acid dalam praktikum ini berguna untuk memberi
warna pada sel sehingga memudahkan proses pengamatan dalam
menentukan bentuk kromosom.
5. Perbedaan keberhasilan antara 2 cara pengamatan tadi terjadi karena :
a) Tahap pemberian warna pada percobaan 2 lebih optimal karena larutan
carmine ditetesi secara bertahap setelah dipastikan larutan tsb meresap
ataupun menguap, sedangkan pada percobaan 1 larutan lebih banyak
tertinggal diluar sel (wadah atau bisa juga menguap)
b) Proses difusi berjalan lebih baik pada pecobaan 2 dibandingkan
percobaan 1, hal ini terbukti dari tampakan objek saat berada di bawah
mikroskop. Preparat percobaan 2 terlihat jelas struktur dan fase
mitosisnya sedangkan preparat percobaan 1 tidak.
6. Pembelahan mitosis terdiri dari 4 fase diantaranya : profase, metaphase,
anaphase dan telophase.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Enger, E. D. dkk. 2012. Concepts in Biology Fourteenth Edition. McGraw-Hill.


Americas New York.

Etikawati, N., & Setyawan, A. D. 2010. Studi Sitotaksonomi pada Genus


Zingiber. Jurnal Biodiversitas. 1(1) 8-13

Mancia, FH. dkk. 2015. Distribution of Various Types of Repetitive DNAs in


Allium cepa L. Based on Dual Colour FISH. Hortic Environ Biotechnol.
(10) 56:793-799

Muhlisyah, N. dkk. 2014. Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu


(Passiflora edulis) Varietes Edulis Sulawesi Selatan. Jurnal Biogenesis. 2
(1) 48-55

Setiawan, AB. dkk. 2018. An Improved Method for Inducing Prometaphase


Chromosomes in Plants. Mol Cytogenet. (10) 11:32
Jawaban Pertanyaan

1. Apa yang melatarbelakangi akar bawang bombay yang digunakan dalam


analisis kromosom?
Penggunaan bawang bombay sebagai objek pengamatan alasannya karena
bawang bombay memiliki jumlah kromosom yang sedikit, bewarna sangat
gelap ketika diwarnai dan kromosom tersebut berukuran besar, sehingga
pengamatan mitosis akan mudah dilakukan terhadap bawang Bombay.

2. Apa fungsi carmine dan asam asetat glacial dalam proses pembuatan
preparat?
Larutan carmine dalam praktikum ini berguna untuk memberi warna pada
sel sehingga memudahkan proses pengamatan dalam menentukan bentuk
kromosom.
Sedangkan asam asetat glacial berguna untuk mencegah pengerasan
jaringan dan mengeraskan kromosom.

3. Bawang Bombay mana yang berhasil diamati struktur kromosomnya?


Apakah menurut anda penjelasannya?
Bawang Bombay pada percobaan ke-2. Perbedaan keberhasilan antara 2
cara pengamatan tadi terjadi karena :
✓ Tahap pemberian warna pada percobaan 2 lebih optimal karena larutan
carmine ditetesi secara bertahap setelah dipastikan larutan tsb meresap
ataupun menguap, sedangkan pada percobaan 1 larutan lebih banyak
tertinggal diluar sel (wadah atau bisa juga menguap)
✓ Proses difusi berjalan lebih baik pada pecobaan 2 dibandingkan
percobaan 1, hal ini terbukti dari tampakan objek saat berada di bawah
mikroskop. Preparat percobaan 2 terlihat jelas struktur dan fase
mitosisnya sedangkan preparat percobaan 1 tidak.
4. Metode mana yang berhasil pada praktikum ini (a atau b)?
Metode b

5. Apa saja bentuk kromosom yang teramati pada preparat ujung akar bawang
bombay?
Bentuk kromosom yang terlihat adalah metasentris, karena panjang kedua
lengan kromosom terlihat sama menurut saya.

6. Fase fase mitosis apa saja yang teramati pada preparat ujung akar bawang
Bombay? Apa yang mendasari jawban anda?
✓ Fase metaphase, dikarenakan pada gambar terlihat jelas kromosom
tersusun pada bidang ekuator sel.
✓ Fase awal anaphase, ditandai dengan kromosom yang ada di dalam
sel mulai bergerak ke salah satu kutub/ujung sel.

Anda mungkin juga menyukai