NIM : 19032108
PRODI/KELAS : BIOLOGI D
2. Ruri Fitriani
JURUSAN BIOLOGI
2021
ISOLASI DNA GENOMIK EUKARIOT II
A. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Praktikan memahami prinsip kerja isolasi DNA tumbuhan
b. Praktikan terampil melakukan isolasi DNA dari buah secara sederhana
c. Praktikan mengetahui prosedur kerja isoasi DNA tumbuhan dengan metode CTAB
C. TEORI DASAR
DNA merupakan unit structural gen, sedangkan gen merupakan unit fungsional
materi genetik. DNA terbentuk dari untaian panjang nukleotida, atau DNA adalah polimer
nukleotida. Setia nukleotida terdisi atas satu gugus fosfat, satu gula pentose, dan satu basa
N-. Ciri khas struktur DNA adalah beruntai ganda dengan pasangan basa N yang
berkomplemenn dan saling berpilin, bersifat antiparalel, serta berdiameter 2 nm (Lucia dkk.
2016). DNA terdiri dari tiga macam molekul, yaitu gula deoksiribosa, gugus fosfat dan basa
nitrogen. Gula pentose memiliki 5 atom C, dan pada DNA atom C nomor 2 berikatan dengan
atom H. Gugus fosfat pada DNA berikatan dengan atom C nomo 5 melalui ikatan fosfoester.
Gugus fosfat tersebut menyebabkan asam nuleat bermuatan negative. Basa nitrogen yang
menyusun asam nukleat ada dua macam, yaitu basa purin yang terdiri dari adenin dan
guanin, dan juga basa pirimidin yang terdiri dari timin dan sitosin. Ikatan tersebut
menghasilkan molekul yang disebut nukleosida. Nukleosida akan bergabung dengan fosfat
dan membentuk molekul yang di sebut nukleotida. Nukleotida adalah satu komponen
pembangun DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa
(Asris, 2010).
Molekul DNA terdiri atas polimer linear deoksiribonukleotida yang terikat dengan
ikatan fosfodiester yang bermuatan negative ketika berada pada pH >4. Dua utas anti
parallel DNA terhubung dengan ikatan hygdrogen dengan nukleotida pasangannya. Bentuk
axis yang umum berupa struktur double helix memilik sifat hidrophobik yang tinggi untuk
solvent dan ligan molekul. Senyawa yang memiliki aksesibilitas pada aromatic electron dan
situs yang tersedia untuk ikatan hydrogen sangat penting bagi ikatan ligan-DNA dan untuk
strategi eksplorasi desan dan pemurnian selektif DNA (Agus, 2013).
Isolasi DNA adalah prosedur rutin untuk mengumpulkan DNA untuk analisis
molekuler atau foresik berikutnya. Isolasi DNA merupakan salah satu teknik yang paling
dasar dan penting dalam studi DNA. Isolasi atau ekstrak DNA diperoleh dengan cara
merusak atau memecahkan dinding sel sehingga DNA keluar dari dalam sel. Derajat
kemurnian dan kualitas dalam isolasi DNA sangat mempengaruhi hasil yang akan
diperoleh. Secara umum, prosedur ekstraksi yang baik untuk isolasi DNA mencakup tiga
hal penting, yaitu harus bisa di hasilkan DNA dengan kemurnian yang tinggi, DNA harus
utuh, dan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi dan kemurnian DNa ditentukan dengan
spektrofotometer pada λ 260 nm dan 280 nm. Molekul DNA dikatakan murni jika rasio
absorbansinya berkisar antara 1,8 – 2,0 (Nurasyiah dkk, 2018).
Pada dasarnya isolasi DNA genom total bakteri, terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Kultivasi sel dalam media yang sesuai.
2. Pemecahan dinding sel.
3. Ekstraksi DNA genom.
4. Purifikasi DNA. Pemecahan dinding sel bakteri dilakukan secara fisik misalnya dengan
carra sonikasi, maupun dengan cara kimia yaitu dengan menggunakan enzim lisozim, etilen
diamin tetra asetat (EDTA) atau kombinasi dari keduanya. Setelah sel mengalami lisis,
tahap selanjutnya adalah memisahkan debris sel dengan cara sentrifugasi. Komponen sel
yang tidak larut diendapkan dengan sentrifungsi. Komponen sel yang tidak larut diendapkan
dengan sentrifugasi sehingga meninggalkan ekstrak sel dalam supernatant yang jernih
(Radji, 2011).
Isolasi DNA genomic adalah langkah pertama dalam sebagian besar eksperimen
biologi molekuler. Faktor penentu saat memilih metode ekstraksi adalah kuantitas, kualitas
dan kemurnian DNA terisolasi. Teknik biologi molekuler membutuhkan DNA dengan
berbagai kemurnian dan kualitas. Saat ini, ada banyak metodologi dan kit isolasi untuk
ekstraksi DNA genomic dengan sifat optimal. Penyangga yang mengandung deterjen
nonionic seperti cetyl trimenthyl ammonium bromid (CTAB) sering digunakan untuk
isolasi DNA, dan kemudian diikuti oleh serangkaian langkah untuk pemurnian DNA dari
kontaminan menggunakan pelarut organik atau curah hujan garam (Stefunova et al, 2013).
D. ALAT DAN BAHAN
Isolasi DNA buah dengan metode sederhana
Alat
a. Pisau
b. Sendok
c. Kantong plastic
d. Botol kaca
e. Corong air
f. Tabung reaksi
g. Cawan pentri / Piring bening
h. Kertas tisu
Bahan
a. Buah ( Alpokat )
b. Garam
c. Detergent
d. Alkohol 70%
5. Memasukkan buah alpukat yang sudah halus ke dalam wadah berisi larutan
deterjen+garam, aduk sampai tercampur rata.
6. Menyiapkan wadah baru dan corong yang dialasi dengan kertas saring/kertastisu.
8. Menuang alkohol 70% pada cawan petri, lalu menuangkan hasil saringan buah ke
dalam cawan petri tersebut.
9. Mengamati apakah terbentuk benang-benang putih
F. HASIL PENGAMATAN
Pratikum kali ini mengamati DNA eukariotik pada tumbuhan. Genom adalah satu sel
kromosom lengkap yang di wariskan sebagai satu kesatua dari satu tertua. Genom merupakan
komplemen lengkap gen-gen suatu organisme atau materi genetik suatu organisme dan
terorganisir menjasi kromosom. Genom meliputi bagian-bagian fungsional dan non
fungsional dalam sel organisme. Kromosom merupakan bagian dari sel dimana mempunyai
struktur berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai
protein terkait yang merupakan informasi genetic suatu organisme. Isolasi DNA genom sangat
penting dalam rangka pengklonan DNA atau gen sasaran. Konstruksi pustaka genom dan
pengklonan DNA membutuhkan DNA yang utuh agar fragmen DNA betul-betul berasal dari
proses pemotongan enzimatik yang sangat spesifik. Bila terpotongnya DNA bukan karena
reaksi enzimatik, maka fragmen DNA tersebut sulit disambungkan dengan DNA dari vektor
pengklonan. Oleh sebab itu isolasi DNA genom yang utuh sangat diperlukan bila DNA
tersebut akan diproses untuk pengklonan.
Pada percobaan ini saya melakukan pengamatan pada DNA buah alpukat. Tahap pertama
yang dilakukan adalah menghancurkan buah alpukat terlebih dahulu, lalu mencampurkan
buah alpukat tersebut dengan larutan detergent yang telah ditambahkan air dan dua sendok
garam. Selanjutnya campuran tersebut disaring dengan kertas tissu dan hasil saringan
tersebut nantinya akan dicampurkan dengan alkohol 70%. Dari hasil pengamatan, saya dapat
melihat DNA buah alpukat yaitu berupa endapan putih menyerupai benang. Benang- benang
itulah yang disebut dengan DNA buah alpukat.
Namun saat sudah selesai melakukan percobaan, benang benang tidak langsung terlihat
pada piring. Saya menunggu sekitar lebih kurang 5-10 menit hingga benang benang terbentuk,
hal tersebut memiliki beberapa faktor seperti ukuran dan berapa banyak bahan bahan yang
tercampur dan dicampurkan.
H. Kesimpulan
Isolasi DNA merupakan salah satu teknik yang paling dasar dan penting dalam studi
DNA. Isolasi atau ekstrak DNA diperoleh dengan cara merusak atau memecahkan
dinding sel sehingga DNA keluar dari dalam sel
Genom adalah satu sel kromosom lengkap yang di wariskan sebagai satu kesatua
dari satu tertua. Genom merupakan komplemen lengkap gen-gen suatu organisme
atau materi genetik suatu organisme dan terorganisir menjasi kromosom.
DAFTAR PUSTAKA
Carpi, F. M.,et all. 2011. Human DNAExtraction Methods: Patents and Applications,
Nurasyiah, S., et all 2018. Perbandingan Efektivitas Metode Isolasi DNA (Boiling
1(1): 627-634.
Sagung Seto.
Stefunova, V., dkk. 2013. The Effect Of DNA Isolation and Its Applicability in the
(mohon maaf kak, tata penulisan daftar pustakanya tidak bisa diatur karena saya bikinnya di hp kak, laptop
saya lagi diservice kak. mohon pengertiannya ya kak, trimakasih bnyak kak)
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa saja komponen dan fungsi larutan pada kedua metode isolasi DNA tumbuhan
di atas (sederhana dan CTAB)?
Jawab :
a. Metode sederhana
lisis. Selain itu, detergen ini dapat menghambat DNase yang dapat merusak
DNA dan dapat mendenaturasi protein, sehingga protein dapat dihilangkan
dari larutan.
Kertas saring berfungsi untuk memisahkan larutan yang berisi DNA dengan
debris sel.
b. Metode CATB
2. Bagaimana hasil isolasi DNA buah yang Anda lakukan secara sederhana di
rumah?
Jawab:
Hasil isolasi DNA yang saya lakuka menggunakan meode sederhana dengan buah
pisang, dimana terdapat benang benang putih setelah didiamkan selama 5-10 menit.
4. Mengapa beberapa larutan pada prosedur tahap persiapan isolasi DNA metode
CTAB tidak perlu disterilisasi dengan autoklaf? Berikan penjelasan!
Jawab:
Karna autoklaf berfungsi untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi (121oC, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan
tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf.
5. Berdasarkan data nanofotometer di atas, sampel DNA apa saja yang tergolong murni
dan yang tidak murni? Berikan penjelasan, mengapa hal tersebut dapat terjadi!
Jawab:
Berdasarkan data pada tabel di dapatkan bahwa sampel DNA yang tergolong murni
adalah sampel A (1.871) karena rasio A260/280 antara 1,8-2,0. Sedangkan sampel
DNA yang tergolong tidak murni adalah sampel B (1.301) dan C (1.216) Karna rasio
A260/280 nya kurang dari 1,8 yang berarti sampel yang diuji masih mengandung
kontaminan phenol dan pelarut yang digunakan terlalu banyak sedangkan DNA yang
diambil terlalu sedikit.
Proses isolasi DNA sel bakteri lebih mudah dibandingkan sel tumbuhan, hewan dan
manusia. Adapun tahap isolasi DNA genomik bakteri pada prinsipnya sama, yakni
lisis sel, pemisahan DNA dari protein dan komponen sel lainnya, dan pemurnian
DNA. Namun, bakteri memiliki dinding sel yang berbeda dari organisme lain.
Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar membran
sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel.
Ada dua tipe utama bakteri berdasarkan kandungan peptidoglikan dinding selnya
yaitu Gram positif dan Gram negatif. Perbedaan jenis bakteri seperti bakteri gram-
negatif dan positif juga menjadi dasar perbedaan teknik isolasi DNA pada bakteri.
Terdapat berbagai macam kendala yang sering ditemui dalam proses pengerjaan
isolasi DNA pada hewan seperti terlalu banyaknya lipid dan protein yang menyusun
suatu jaringan, dan adanya enzim nuklease pada beberapa organ hewan yang juga
dapat merusak asam nukleat. Masalah lain yang juga ditemukan dalam proses isolasi
DNA hewan adalah tingkat ketahanan dari organ atau jaringan hewan tidak seperti
tumbuhan dan lainnya, jaringan hewan dapat membusuk dengan cepat dan
menyebabkan kerusakan dalam jaringannya dalam waktu yang singkat, sehingga
disarankan dalam proses isolasi DNA hewan digunakan sampel yang masih segar.
Akan tetapi, untuk melakukan isolasi DNA hewan dengan menggunakan sampel
segar sangatlah sulit. Organ yang telah di ambil setelah pembedahan harus diawetkan
dan disimpan dalam freezer apabila akan digunakan pada lain hari.
Banyaknya kendala yang ada dalam proses isolasi DNA hewan dari jaringan atau
organ yang diawetkan menyebabkan tingkat keberhasilan isolasi DNA hewan
tersebut menjadi semakin minimum.