Praktek Biologi:
Ekstraksi DNA dari Buah Pisang
Disusun oleh :
Ainun Najmah A. (No. Absen 2)
XII MIPA 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi
untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler.
DNA terdapat pada nukleus, mitokondria dan kloroplas. Perbedaan di antara
ketiganya adalah: DNA nukleus berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat dengan
protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan
tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu, DNA mitokondria dan kloroplas
memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu.
Hal ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola pewarisan sifat
dari kedua orang tua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot berbeda
dengan struktur DNA eukariot. DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan
berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein
histon (Campbell, 2002).
DNA pada organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan dan tumbuhan
terdapat di dalam inti sel, dan beberapa organ lain di dalam sel seperti mitokondria
dan kloroplast. Penyebutan nama DNA juga didasarkan pada lokasi asalnya. DNA
genome inti (nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNA genom mitokondria
(mitochondrial DNA genome) berasal dari mitokondria, DNA genom kloroplast
berasal dari kloroplast. Pada organisme tingkat rendah, DNA penyusun kromosom
dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau dibungkus oleh protein
tertentu (pada virus). Kromosom eukariot berbentuk linear sedangkan kromosom
prokariot berbentuk sirkular. Selain itu prokariot juga mengandung satu atau lebih
plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular dengan ukuran yang jauh lebih
kecil dibanding kromosom (Campbell, 2002).
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin
dan pirimidin. ‘Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki
struktur cincin-ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin
(T) yang memiliki struktur cincin-tunggal.
Ketika Guanin berikatan dengan Sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan
hidrogen, sedangkan ketika Adenin berikatan dengan Timin maka hanya akan
terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu komponen pembangun (building block) DNA
terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut
nukleotida (Campbell, 2002).
B. TUJUAN
Mengetahui pengaruh kandungan air yang terdapat pada suatu buah terhadap
hasil isolasi DNA.
Pada dasarnya, sel mengandung dua asam nukleat yaitu DNA dan RNA. DNA terletak
pada kromosom, dijumpai di nukleus, mitokondria dan kloroplas. Sedangkan RNA
dijumpai di nukleus, sitoplasma, dan ribosom.
DNA ada dalam setiap sel makhluk hidup. DNA adalah materi genetik yang diwarisi
organisme dari orang tuanya. Suatu molekul DNA sangat panjang dan umumnya terdiri
atas ratusan bahkan ribuan gen. DNA tersusun atas 3 komponen utama, yaitu suatu
molekul organic yang disebut basa nitrogen,suatu pentose (gula berkarbon lima), dan
gugus fosfat. (Campbell et al., 2002: 82-83). Zat ini disebut cetak biru kehidupan karena
memiliki peranan yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa informasi hereditas yang
menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain. DNA bisa mengalami
denaturasi dan renaturasi. Banyak hal yang mempengaruhi proses tersebut, antara lain
suhu yang tinggi, pH ekstrim, kandungan elektrolit Na+ atau K+ dan komposisi basa C-G.
(Elrod, 2007: 271)
Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup
dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai
cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan masalah
berbeda, antara lain karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi
tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim
seperti polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler
lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi penelitian.
(Carboni, 2007)
Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi ekstrak sel,
pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat
dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat
memberikan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan
polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika
isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air pada masing- masing buah
berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula. (Sweeney, 2008)
BAB III METODE PENELITIAN
- Bahan
Pisang 1 buah
Garam dapur 1 sendok makan
Detergen cair 10 ml
Air 110 ml
Alkohol 70%
Es batu
- Alat
Pisau
Sendok
Wadah
Garpu
Gelas
Saringan
Plastik 1 kilo
B. Langkah Percobaan
7. Menyaring campuran pisang dan detergen serta garam dengan saringan kembali
ke dalam wadah
8. Setelah menyaring, larutan dipindahkan ke dalam gelas, kemudian menambahkan
alkohol dan didiamkan selama kurang lebih 5 menit.
C. HASIL
Alkohol
Terlihat adanya tiga lapisan pada gelas, lapisan paling bawah adalah campuran
pisang, detergen, air, dan garam yang masih tersisa, lapisan di tengah ialah
alkohol, sedangkan yang paling atas adalah kumpulan benang-benang DNA
berwarna putih hasil ekstrak dari pisang yang memisah dari campuran pisang,
detergen, air, dan garam setelah diberi alkohol.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam proses isolasi DNA, umumnya terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan
oleh seorang peneliti, yaitu :
Hydrophylic part
(Intrinsic protein)
Gambar 1.1 sisi hidrofobik pada molekul detergen akan mengikat sisi hidrofobik
protein(dan komponen hidrofobik lain pada membran sel), demikian pula dengan sisi
hidrofilik, sehingga terbentuklah lipid-protein-detergen kompleks.
( Genetech Foundation for Biomedical Sciences, 2001)
Kumpulan benang-benang putih tersebut ialah DNA yang terpresipitasi dari filtrat.
DNA dapat memisah dari larutan campuran (alkohol+filtrat) karena DNA tidak
larut dalam alkohol. (Kalumuck, 2000). Berikut adalah penjelasan atas peristiwa
presipitasi DNA :
DNA bersifat polar, karena adanya muatan negatif dari gugus rangka
fosfatnya. Sifat polar ini, berdasarkan prinsip “like dissolve like” (sejenis terlarut
dalam sejenis), membuat DNA larut dalam air yang juga memiliki sifat polar yang
tinggi. Sifat polar air dibuktikan dengan tingginya nilai konstanta dielektriknya,
yaitu 80,1(pada suhu 20°C), yang berarti bahwa kekuatan listrik antara dua
muatan dalam larutan yang mengandung air jauh berkurang jika dibandingkan
dengan kekuatan yang terjadi di ruang hampa atau di udara. Daya listrik pada
ikatan ion pada Kristal NaCl akan melemah saat terlarut dalam air, sehingga
membiarkan ion Na+ yang dilindungi oleh pelindung hidrasi (hydration
shell)tersebar dalam air. Mekanisme yang sama terjadi antara muatan negatif
fosfat DNA. Walaupun ion positif juga ada dalam larutan, kekuatan listrik yang
relatif lemah mencegahnya untuk membentuk ikatan ion yang stabil dengan fosfat
pada DNA dan memisahkannya dari larutan.
Alkohol memiliki tingkat polar yang lebih rendah daripada air, konstanta
dielektriknya adalah 24.3(pada suhu 25°C). Artinya, penambahan alkohol pada
larutan akan mengacaukan ‘penyaringan’ muatan oleh air. Jika alkohol dalam
jumlah memadai ditambahkan , maka daya tarik antara fosfat dan beberapa ion
positif yang terlarut (contohnya ion Na+ dari NaCl yang telah ditambahkan
sebelumnya) menjadi cukup kuat untuk membentuk ikatan ion yang stabil dan
mempresipitasikan/ memisahkan DNA.
Hal ini umumnya terjadi jika jumlah alkohol telah mencapai 64% dari volume
larutan, dan mekanisme tersebut mengharuskan adanya ion positif yang terlarut.
Biasanya Na+, NH +, atau Li+ memegang peranan ini, namun karena sebelumnya
kita telah menambahkan NaCl pada ekstrak buah, maka kemungkinan Na+ lah
yang memegang peranan terbesar dalam proses ini. (Anonim B, 2009)
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Agar didapat hasil yang lebih baik lagi, penggunaan alkohol yang lebih murni, air
yang lebih murni (aquades), dan proses pendinginan yang lebih baik dapat
dilakukan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Alatar, AA, et al. 2012. Simple And Rapid Protocol For The Isolation Of PCR-
Amplifiable DNA From Medicinal Plants. Genetics and Molecular Research 11 (1):
348-354.
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Deterjen, Penambahan Garam dan Ekstrak
Nanas (Ananas Comusus) terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah sebagai
Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program
Sarjana Biologi.
Wilatika, Gizella Ayu. 2016. Isolasi DNA pada Buah Jeruk, Buah Semangka dan Buah
Melon. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri
Malang