I. TUJUAN
I. DASAR TEORI
Pada dasarnya, sel mengandung dua asam nukleat yaitu DNA dan
RNA. DNA terletak pada kromosom, dijumpai di nukleus, mitokondria dan
kloroplas. Sedangkan RNA dijumpai di nukleus, sitoplasma, dan ribosom.
DNA ada dalam setiap sel makhluk hidup. DNA adalah materi
genetik yang diwarisi organisme dari orang tuanya. Suatu molekul DNA
sangat panjang dan umumnya terdiri atas ratusan bahkan ribuan gen. DNA
tersusun atas 3 komponen utama, yaitu suatu molekul organic yang disebut
basa nitrogen,suatu pentose (gula berkarbon lima), dan gugus fosfat.
(Campbell et al., 2002: 82-83). Zat ini disebut cetak biru kehidupan karena
memiliki peranan yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa informasi
hereditas yang menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain.
DNA bisa mengalami denaturasi dan renaturasi. Banyak hal yang
mempengaruhi proses tersebut, antara lain suhu yang tinggi, pH ekstrim,
kandungan elektrolit Na+ atau K+ dan komposisi basa C-G. (Elrod, 2007:
271)
Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh
makhluk hidup dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA dapat
dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun
bagian tanaman dapat menimbulkan masalah berbeda, antara lain karena
adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang
dapat menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim
seperti polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk
kegiatan molekuler lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat
digunakan untuk aplikasi penelitian. (Carboni, 2007)
III.1. Bahan
III.2. Alat
•
• Sumpit mie
• Kain kassa
• Gelas kimia 2
• Garpu
• Pengaduk / spatula
• Tabung reaksi dan rak tabung
I. CARA KERJA
1. Membersihkan buah lalu mengupas buah.
2. Memotong buah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lalu melumatkan
(menggerus) buah tersebut di dalam gelas kimia menggunakan garpu.
3. Menambahkan 3 gram garam ke dalam gerusan buah tadi.
4. Menambahkan cairan deterjen ke dalam gelas kimia dengan
perbandingan 1 : 1
5. Menambahkan 50-100 mL aquades ke dalam gelas kimia, aduk perlahan
sampai homogeny, dan didiamkan selama 5-10 menit.
6. Menyaring gerusan buah tadi ke dalam gelas kimia yang baru dengan
menggunakan saringan halus
7. Menuangkan hasil saringan buah tadi ke dalam tabung reaksi sampai ±
¼ tabung.
8. Menambahkan etanol absolute dingin secara perlahan ke dalam tabung.
9. Menarik / mengambil massa putih yang terbentuk di dalam tabung
setelah diberi etanol absolute dingin tadi.
10. Mengamati hasil percobaan.
I. HASIL
Kumpulan DNA
Ethanol
Ekstrak buah
Terlihat adanya tiga lapisan pada tabung, lapisan paling bawah yang
berwarna kuning kehijauan ialah ekstrak buah yang masih tersisa setelah
disaring, lapisan di tengah ialah ethanol, sedangkan yang paling atas adalah
kumpulan benang-benang DNA berwarna putih. Pada gambar, belum terlihat
jelas warna putih pada massa DNA, karena massa putih tersebut baru terlihat
pada sekitar menit ke-30 setelah pencampuran ethanol absolute dingin.
II. ANALISIS
Pada praktikum kali ini, kita mempelajari cara yang tepat untuk melihat
DNA suatu organisme dengan mengisolasinya dari lokasi awalnya, yaitu di
dalam nukleus. Dalam proses isolasi DNA, umumnya terdapat tiga tahapan
yang harus dilakukan oleh seorang peneliti, yaitu :
Hydrofob part
Hydrophylic part
(Intrinsic protein)
Gambar 1.1 sisi hidrofobik pada molekul detergen akan mengikat sisi hidrofobik protein(dan
komponen hidrofobik lain pada membran sel), demikian pula dengan sisi hidrofilik, sehingga
terbentuklah lipid-protein-detergen kompleks.
( Genetech Foundation for Biomedical Sciences, 2001)
Pada percoban kali ini, diperlukan waktu 30 menit untuk dapat melihat
DNA. Ini disebabkan karena menggunakan buah mangga yang memiliki kadar
air yang relatif tinggi. Kadar air dalam buah mempengaruhi waktu yang
digunakan dalam presipitasi DNA. Semakin tinggi kadar air dalam buah,
semakin lama pula waktu yang diperlukan dalam mempresipitasi DNA. Ini
disebabkan karena buah yang memiliki kadar air yang banyak, memiliki sel-sel
yang lebih sedikit dibanding dengan kadar air yang dikandungnya. Buah yang
memiliki kandungan air yang lebih sedikit memiliki jumlah sel yang lebih banyak
sehingga DNA yang dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat terlihat massanya
di permukaan tabung.
I. KESIMPULAN