Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRAKTIKUM BIOKIMIA
EKSTRAKSI DNA, PENGUJIAN DAN ELEKTROFORESIS

Disusun oleh:
Kelompok II (Dua)
1. Harits Hamman ( 1510411005)
2. Sartini (1510411026)
3. Fadhil Ferdian (1510412015)
4. Stefani Faradina (1510412035)

Kordinator Harian : Iolantri Handra


Asisten: Rahmi Febri Utami

LABORATORIUM PENDIDIKAN III


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, sel mengandung dua asam nukleat yaitu DNA dan RNA. DNA
terletak pada kromosom, dijumpai di nukleus, sitoplasma, dan ribosom. DNA
merupakan cetak biru kehidupan karena memiliki peranan yang sangat penting,
yaitu sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein dan
proses metabolisme yang lain.
DNA murni bisa didapatkan dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk
hidup, yaitu dilakukan suatu teknik isolasi DNA. DNA yang diisolasi dari
tanaman seringkali terkontaminasi oleh polisakarida dan metabolit sekunder
seperti tannin, pigmen, alkaloid dan flavonoid. Sedangkan DNA dari hewan lebih
banyak mengandung protein. Salah satu kesulitan isolasi DNA dari tanaman
adalah proses destruksi dinding sel untuk melepaskan isi sel. Hal ini disebabkan
karena tanaman memiliki dinding sel yang kuat dan seringkali pada beberapa jenis
tanaman, kontaminasi tersebut sulit dipisahkan dari ekstrak asam nukleat.
Pisang merupakan tanaman asli Indonesia. Buahnya banyak digemari
masyarakat karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Sehingga beragam
manfaat buah pisang bagi kesehatan pun dapat dirasakan oleh orang yang
mengkonsumsinya secara rutin. Maka pada praktikum kali ini, kami mencoba
untuk mengisolasi atau mengekstrak DNA dari buah pisang. Isolasi DNA pisang
dengan mengambil potongan buah kemudian diekstraksi dan didapatkan DNA.
Kemudian selanjutnya diidentifikasi DNA tersebut untuk mengetahui gugus apa
saja yang ada pada DNA pisang.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
1. Mengekstrak DNA dari jaringan buah dan hewan.
2. Menentukan karakteristik komposisi nukleotoda penyususn DNA.
3. Melakukan pemisahan zat pewarna makanan dengan elektroforesis gel
agar
1.2.2 Manfaat
1. Dapat mengetahui cara mengekstrak DNA dari jaringan buah dan
hewan.
2. Mengekstrak DNA yang ada didalam pisang.
3. Mengetahui karakteristik dari suatu nukleotida penyusun DNA pada
buah pisang.
4. Dapat memisahkan zat pewarna makanan melalui metode
elektroforesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-
komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa.
Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin dan pirimidin.
Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur cincin
ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang
memiliki struktur cincin-tunggal. Ketika guanin berikatan dengan sitosin, maka
akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan ketika adenin berikatan dengan
timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu komponen
pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat
dan satu pasang basa yang disebut nukleotida.
Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu: (1) Isolasi sel; (2) Lisis
dinding dan membran sel; (3) Ekstraksi dalam larutan; (4) Purifikasi; dan (5)
Presipitasi. Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi
dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi
berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi
yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di
dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang
bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm. Isolasi
DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam rekayasa
genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total
DNA/RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan
tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan,
DNA, dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipurifikasi sehingga dihasilkan pelet sel
yang mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir
sama dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan.
Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk berbagai
macam keperluan seperti amplifikasi dan analisis DNA melalui elektroforesis.
Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari bahan lain
seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prisnsip utama dalam isolasi DNA ada
tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat
seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA (Corkill dan Rapley, 2008;
Dolphin, 2008). Menurut Surzycki (2000), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses isolasi DNA antara lain harus menghasilkan DNA
tanpa adanya kontaminan seperti protein dan RNA; metodenya harus efektif dan
bisa dilakukan untuk semua spesies metode yang dilakukan tidak boleh mengubah
struktur dan fungsi molekul DNA; dan metodenya harus sederhana dan cepat.
Deocyribonucleic Acid atau yang dikenal sebagai DNA merupakan senyawa
kimia yang paling penting dan utama dalam makhluk hidup karena DNA
mengandung informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. DNA tersusun atas 3 komponen yaitu gula deoksiribosa, basa
nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida. Nukleotida dalam
bentuk rangkap tersusun heliks ganda (double helix) membentuk sebuah DNA
(Agus dan Siafaraenan, 2014). Kedua rantai memiliki orientasi yang berlawanan
(antiparalel). Rantai satu berorientasi 5 3, sedangkan satunya berorientasi
berkebalikan 35. Kedua rantai dihubungkan oleh ikatan hidrogen, sedangkan
antar nukleotida dihubungkan oleh ikatan fosfat (Yuwono, 2005).
Elektroforesis DNA merupakan teknik untuk memisahkan sampel DNA
berdasarkan atas ukuran berat molekul dan struktur fisik molekulnya. Gel yang
biasa digunakan adalah agarosa. Molekul DNA sendiri bermuatan negatif yang
dipengaruhi oleh gugus fosfat- sehingga DNA akan bermigrasi menuju ke kutub
positif melalui matriks gel agarosa. Visualisasi DNA selanjutnya dilakukan
dibawah paparan sinar ultraviolet yang sebelumnya diberi gel dan ditambahkan
larutan etidium bromida.
Elektroforesis gel memiliki beberapa komponen yang terdiri dari:
1. Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarosa.
2. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa.
3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarosa.
4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis.
Dalam elektroforesis juga digunakan bahan-bahan seperti Etidium
Bromida yang bersifat karsinogenik dan Brom Fenol Blue. Hal tersebut karena
Etidium Bromida (EtBr) dapat meningkatkan daya fluoresensi dari DNA sehingga
dapat terlihat jelas, sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai pewarna untuk
memantau kecepatan molekul DNA pada gel.
DNA dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. DNA
manusia dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri atas plasma darah,
globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan nucleus), dan gas
(oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). Komponen darah
yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena
memiliki nucleus, di mana terdapat DNA di dalamnya.
DNA merupakan molekul yang amat panjang, terdiri dari ribuan
deoksiribosanukleotida (ada empat jenis), yang bergabung dalam suatu urutan
yang bersifat khas bagi tiap organisme. Molekul ini biasanya berbentuk untaian
ganda. Kromosom sel prokariotik merupakan suatu molekul besar DNA yang
berkaitan erat-erat menjadi suatu daerah inti atau nucleoid ( Lehninger, 1994).

Gambar 2. Struktur kimia dari DNA


Setiap molekul DNA terdiri dari sub unit deoksiribonukleotida monofosfat. Setiap
unit tersebut tersusun dari kelompok fosfat yang berikatan dengan gula pada atom
karbon no. 5 dengan karbon no.3 dari gula berikutnya disebut ikatan fosfodiester.
Isolasi DNA diperlukan untuk analisis genetik, yang digunakan untuk tujuan
ilmiah, medis, atau forensik. Para ilmuwan menggunakan DNA di sejumlah
aplikasi, seperti pengenalan DNA ke dalam sel dan binatang atau tanaman, atau
untuk tujuan diagnostik. Di sisi lain, ilmu forensik perlu memulihkan DNA untuk
identifikasi individu (misalnya, pencuri kecil, kecelakaan, atau korban perang),
penentuan ayah, dan pabrik atau identifikasi hewan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
No Alat Fungsi
1 Gelas kimia 250 mL Sebagai wadah larutan
2 Tabung reaksi Sebagai tempat untuk uji komposisi
nukleotida pada DNA
3 Erlenmeyer 250 mL Sebagai wadah larutan
4 Lumpang porselen Sebagai alat untuk menghaluskan buah
pisang
5 Pipet tetes Sebagai alat untuk memipet larutan
6 Waterbath Sebagai wadah es
7 Gelas ukur 10 mL Sebagai untuk mengukur volume
larutan
8 Kain kassa Sebagai penyaring ekstrak DNA

3.1.2 Bahan
No Bahan Fungsi
1 Buah pisang Sebagai sampel
2 NaCl Untuk memekatkan DNA
3 Detergen Untuk Merusak membran sel
4 Etanol 95% dingin Untuk mengendapkan DNA
5 HNO3 pekat Reagen untuk uji fospat
6 Amonium molibdat 5% Reagen untuk uji pospat
7 Asam asetat Reagen untuk uji pospat
8 CuSO4 Reagen untuk uji basa nitrogen
9 Reagen Bennedich Reagen untuk uji ribose
10 NaHSO4 Sebagai buffer
11 TBE Pelarut untuk elektroforesis
12 Agar Medium untuk proses elektroforesis
3.2 Cara Kerja
a. Ekstraksi DNA dari buah

1. Buah dikupas kulitnya, dipotong kecil-kecil, dihancurkan dan dimasukkan ke


gelas kimia 250 mL.
2. Ditimbang 3 gNaCl, diaduk dan ditambahkan detergen 10 mL dan ditambah
air sampai volume 100 mL.
3. Campuran buah dihaluskan lagi dan disaring dengan kain kasa dan filtrat
dikumpulkan.
4. Filtrat didiamkan beberapa menit dan kemudian dipindahkan 6 mL larutan
jernih kedalam tabung reaksi.
5. Filtrat didinginkan dengan cara memasukkan tabung reaksi kedalam
bongkahan es selama 5 menit.
6. Ditambahan etanol dingin 95% perlahan-lahan melalui sisi tabung, tunggu
beberapa menit sampai DNA membentuk kabut/benang putih pada lapisan
etanol.
7. Endapan DNA dicuci dengan etanol dingin hingga terbentuk endapan seperti
benang putih.
8. DNA diambil dan dilakukan pengujian komposisi nukleotida pada DNA.

b. Pengujian ekstrak asam nukleat


1. Uji Ribosa:
Diambil 2 mL ekstrak asam nukleat, ditambahkan 2 mL reagen Benendict,
kocok dan dipanaskan pada penangas air.
2. Uji Fosfat
Diambil 2 mL ekstrak asam nukleat, ditambahakan 0,5 mL HNO3, kocok dan
dipanasakan pada penagas air. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan
ammonium molobdat 5%, diamati apa yang terjadi.
3. Uji Basa Nitrogen
Diambil 2 mL ekstrak asam nukleat, ditambahakan beberapa tetes asam asetat
5%, kocok dan dipanasakan pada penagas air. Kemudian ditambahkan 0,5 mL
CuSO4 dan NaHSO4. Diamati.
c. Elektroforesis
1. Gel agar disiapkan dengan menimbang 1 g dan dilarutkan dalam 100 mL TBE
0,5x, dipanaskan hingga mendidih. Kemudian agorose ditempatkan pada
cetakkan dan dibiarkan mengeras.
2. Tempatkan gel agar kedalam alat elektroforesis. Kemudian ditambah 200 mL
TBE 0,5x
3. Masukkan 2-3 L sampel zat warna dengan konsentrasi 10-15% kedalam
masing-masing sumur.
4. Sampel dielektroforesis selama 30 menit dengan 90 volt dan 150 mA.
3.3 Skema Kerja
A. Ekstraksi DNA dari buah pisang

Pisang 3 gram NaCl

- Dihancurkan dalam Gelas - Dimasukkan ke


piala 250ml dalam gelas piala

- Diaduk
- Ditambahkan 10 ml detergen
- Diaduk dan ditambahkan hingga 100ml air

Campuran pisang

- Dihancurkan kembali
- Disaring dengan kain kasa

Filtrat Endapan

- Didinginkan
- Dipindahkan ke tabung reaksi sebanyak 6 mL

Larutan dalam tabung reaksi Etanol dingin 95% 9 ml

- Didinginkan selama 5 - Dimasukkan perlahan pada


menit sisi tabung

- Ditunggu beberapa menit sampai DNA membentuk


kabut atau benang halus berwarna putih pada
lapisan etanol.

- Diambil DNA untuk pengujian komposisi nukleotida


DNA.

DNA
B. Pengujian Ekstrak Asam Nukleat (DNA)
1. Uji Ribosa
Ekstrak DNA
- diambil masing-masing 2 mL
- ditambah 4 mL Reagen Bennedict, dikocok lalu dipanaskan
Hasil

2. Uji Fosfat
Ekstrak DNA
- diambil masing-masing 2 mL
- ditambah 1 mL HNO3
- dikocok
- dipanaskan
- ditambah 2 mL larutan ammonium molibdat 5%

Hasil

3. Uji Basa Nitrogen


Ekstrak DNA
- diambil masing-masing 2 mL
- ditambah beberapa tetes asam asetat 5%
- dikocok
- dipanaskan
- ditambah 1 mL CuSO4
- ditambah 1 mL NaHSO4

Hasil
C. Elektroforesis
Agar
- Ditimbang 1 g
- dilarutkan dalam 100 mL TBE 0,5x
- dipanaskan hingga mendidih
- ditempatkan pada cetakan agar dan dibiarkan hingga mengeras
Gel agar

- dimasukkan ke dalam alat elektroforesis


- ditambahkan 200 mL TBE 0,5x pada seluruh permukaan agar
- dimasukan 2-3 L sampel zat warna pada masing-masing sumur
- dielektroforesis sampel selama 15 menit dengan 90 volt dan 150
mA
- diamati pemisahan zat warna yang terjadi

Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengujian Ekstrak Asam Nukleat (DNA) dari buah pisang
Tabel pengujian Ekstrak Asam Nukleat (DNA) dari buah Pisang
Sampel Uji ribose Uji fosfat Uji basa nitrogen
Buah pisang Endapan merah Larutan Larutan bening
bata kekuningan

Gambar1. Hasil uji ribosa (kiri), uji fosfat (tengah),


dan uji basa nitrogen (kanan)
4.1.2 Elektroforesis
Tabel pengamatan elektroforesis
Sampel Parameter
Pergerakan zat Terpisah/tidak Jarak pemisahan
warna zat warna
I (Merah) Merah Tidak -
II (Kuning) Kuning Tidak -
III (Biru) Biru Tidak -
IV (Ungu) Biru merah Terpisah +++
V (Hijau) Biru kuning Terpisah ++
VI (Orange) Kuning orange Terpisah +
VII (Donker) Biru merah Terpisah ++
4.2 Pembahasan
Percobaan yang kali ini adalah tentang ekstraksi DNA, pengujian DNA dan
elektroforesis. Ada tiga percobaan yang dilakukan pada parktikum ini, yaitu
ekstraksi DNA dari buah pisang, pengujian ekstrak asam nukleat, dan
elektroforesis. Pada percobaan ekstraksi DNA dari buah pisang dilakukan
penghalusan sampel yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan sampel
sehingga detergen mampu masuk dan memecah dinding sel. Selanjutnya, pada
sampel yang telah halus ditambahkan NaCl yang bertujuan untuk menghancurkan
atau memecahkan dinding sel dengan cara mengikat posfat yang merupakan
bagian dari basa nitrogen dari DNA sehingga bisa memecah dinding sel pisang.
Campuran kemudian ditambahkan deterjen cair yang berfungsi untuk mengemulsi
lipid dan karbohidrat dengan cara berikatan kimia dengan senyawa yang ada pada
DNA sehingga dinding sel pecah dan DNA dapat diambil.
Sampel kemudian disaring untuk memisahkan filtrat dengan campuran.
Selanjutnya ditambahkan etanol dingin 95 %. Penambahan etanol berfungsi
sebagai presipitasi DNA (mengendapkan DNA). Etanol yang digunakan harus
dingin karena untuk menghambat denaturasi. Semakin dingin etanol yang
digunakan maka presipitasi DNA akan jauh lebih sempurna karena pergerakkan
molekul dalam larutan menjadi lebih lambat akibat pengurangan energi kinetik.
Etanol pada lapisan atas sampel sehingga terjadi presipitasi DNA, diantara kedua
larutan ditandai dengan adanya benang-benang halus yaitu DNA yang akan diuji.
Larutan yang telah ditambahkan etanol 95% didiamkan dalam air dingin dengan
tujuan supaya DNA cepat naik ke atas permukaan sehingga mempermudah untuk
pengambilan DNA.
Pengujian ekstrak asam nukleat (DNA) dilakukan melalui tiga pengujian
yaitu uji ribosa, uji fosfat, dan uji basa nitrogen. Pertama pada uji ribosa yang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus ribosa dalam sampel, ekstrak
DNA ditambahkan dengan reagen benedict, larutan menjadi biru muda. Setelah
dilakukan pemanasan terbentuk endapan merah bata, ini menunjukkan bahwa
hasil dari uji ribosa yaitu positif. Kedua yaitu uji fosfat yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya gugus fosfat dalam sampel, ekstrak DNA ditambahkan
HNO3 sehingga larutan bewarna kuning. Setelah penambahan ammonium
molibdat larutan berubah menjadi kuning pucat dan adanya endapan putih. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya kadar fosfat pada DNA sampel pisang (hasil uji
fosfat yaitu positif). Yang ketiga adalah uji basa nitrogen untuk mengetahui ada
tidaknya basa nitrogen dalam sampel, setelah ditambahkan asam asetat dan
dipanaskan, kemudian ditambahkan CuSO4 dan NaHSO4 , larutan ekstrak DNA
menjadi berwarna bening, ini menunjukkan bahwa uji yang dilakukan positif.
Pada percobaan elektroforesis, sampel yang digunakan yaitu berupa zat
pewarna makanan. Prinsip dari elektroforesis ini yaitu pemisahan campuran zat
warna berdasarkan berat molekulnya dengan bantuan arus listrik. Pada percobaan
ini digunakan gel agar yang dilarutakan dengan TBE 0,5 x, digunakan TBE
karena zat ini memiliki muatan positif dan negatif. Skema alirannya dimulai dari
kutub positif ke kutub negatif. Pada percobaan didapatkan dua buah hasil yaitu
ada warna yang terpisah dan tidak terpisah. Warna yang terpisah merupakan
warna-warna sekunder, dimana warna-warna sekunder akan terpisah menjadi 2
warna primer. Conntohnya yaitu warna ungu terpisah menjadi warna biru dan
merah. Sedangkan untuk warna-warna primer tidak terjadi pemisahan. Yang
termasuk warna-warna primer yaitu merah, kuning, dan biru. Sedangkan untuk
warna-warna sekunder yang dipakai yaitu ungu, hijau,donker dan orange. Darii
hasil pemsahan yang diapat, pemisahan zat warna yang diperoleh sudah bagus
karena pemisahannya terlihat jelas, tapi untuk warna orange hasil pemisahan tidak
terlalu jelas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Prinsip percobaan ini adalah isolasi DNA dan elektroforesis.
2. DNA hasil isolasi terlihat seperti benang-benang halus berwarna putih naik
perlahan ke permukaan tabung.
3. Hasil pengujian komposisi penyusun DNA menunjukkan hasil positif pada uji
ribosa, uji fosfat dan uji basa nitrogen.
4. Pemisahan zat warna pada elektroforesis menunjukkan zat warna primer tidak
terpisah, sedangkan zat warna sekunder terpisah menjadi komponen
penyusunnya.

5.2 Saran
Agar percobaan berikutnya lebih baik lagi, disarankan supaya :
1. Sampel yang digunakan harus halus dengan sempurna agar DNA yang
dihasilkan lebih banyak.
2. Hati-hati ketika meinjeksikan zat warna ke gel agar pada elektroforesis.
3. Hati-hati pada saat pengujian fosfat karena larutan dapat menguap saat
dipanaskan.
Daftar Pustaka

Achmad, W. 2010. Isolasi DNA. Bandung.


Belitz, H.D and Grosch,W .1984. Food Chemistry. New York London
ParisTokyo: Springer Verlag Berlin Heidelberg.
Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar Biokimia. Jilid I. Alih Bahasa:
MaggyThenawidjaja. Jakarta: Erlangga.
Susanto, A.H. 2012. Bahan Ajar Biologi Molekuler. Fakultas Biologi Unsoed,
Purwokerto
TUGAS

1. Dua tahapan penting agar proses ekstraksi DNA berhasil, yaitu:


a. Proses perusakan atau penghancuran membrane dan dinding sel (lisis)
merupakan tahapan awal ekstraksi yang bertujuan untuk mengeluarkan
isi sel. Tahap penghancuran sel ada beberapa cara:
- Cara fisik : menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestil
dalam nitrogen cair
- Cara kimiawi : menggunakan deterjen
- Cara enzimatik : menggunakan proteislase K
b. Proses pengendapan DNA dari larutan suspense sel dengan
menggunakan alcohol. Dimana dalam proses ini, asam nukleat
diendapkan dengan alcohol dingin sehingga tebentuk kabut atau benang-
benang halus yang merupakan DNA.

2. Hasil DNA ekstraksi dapat diamati dengan jelas sedangkan RNA tidak.
Karena pada tahapan presipitasi, DNA yang terpresipitasi akan terpisah dari
residu-residu RNA dan protein yang masih tersisa. Residu juga mengalami
koagulasi namun tidak membentuk struktur fiber. Sehingga hasil ekstraksi
DNA dapat diamati dengan jelas.

3. Tujuan proses pengujian DNA hasil ekstraksi yaitu untuk menentukan


karakteristik komposisi nukleotida penyusun DNA. Komponen DNA yang
berasal dari buah sama dengan komponen DNA yang berasal dari hewan
dan manusia. Karena tergolong organism eukariotik. Ekstraksi DNA dari
organism eukariotik dilakukan melalui proses pengancuran dinding sel,
penghilangan protein dan RNA, pengendapan DNA dan pemanasan.

4. Ekstrak DNA harus dilarutkan dalam buffer pH 8. Hal ini bertujuan agar
DNA tidak rusak atau tidak terjadi denaturasi pada DNA.

Anda mungkin juga menyukai