Anda di halaman 1dari 16

ISOLASI DNA SEDERHANA

Alfa Sahaya, Carmenita Alifka, Haniam Mariya Br Ginting, Ribka Marisi Sonia
Simanihuruk, Syharla Finanda

Abstrak

Isolasi DNA adalah metode yang digunakan untuk memperoleh DNA


yang murni, yang tidak mengandung protein dan RNA dari sel dalam suatu
jaringan. Tujuan praktek ini adalah menggunakan teknik isolasi DNA secara
tradisional dengan menggunakan bahan isolasi DNA berupa hati ayam yang
mudah diperoleh. Kesimpulan dari praktek ini adalah teknik isolasi DNA
tradisional dapat dilakukan untuk mengisolasi DNA dari sel hati ayam yang
mudah didapat tanpa alat-alat rumit

Kata Kunci : Isolasi, DNA, Hati Ayam

I. Pendahuluan

Dengan pesatnya perkembangan ilmu biologi, dengan dukungan teknologi


yang ada, DNA menjadi salah satu bahan penelitian sehingga menjadikan abad ke
21 dikenal sebagai abad biologi. Hampir semua permasalahan biologi yang telah,
sedang dan akan terus terjawab telah mengarah pada analisis keanekaragaman
fosfat tingkat gula dan molekuler. Genetika menggunakan penanda molekuler yaitu
deoksiribonukleat acid (DNA) sebagai penanda spesies tertentu untuk
mengembangkan sistem pemuliaan berbasis molekul dalam biologi molekuler. DNA
mengandung materi genetik yang mengkodekan semua informasi yang diperlukan
untuk proses metabolisme setiap organisme. Molekul DNA tersusun dari basa
nitrogen, gula, dan fosfat. ( Hapshari, 2015)

DNA adalah sejenis asam nukleat, juga dikenal sebagai materi genetik. DNA
nukleolar mengontrol semua proses kehidupan dari tingkat sel. Selain itu, ada DNA,
mitokondria dan kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA inti berbentuk linier dan
berasosiasi dengan histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk
lingkaran dan tidak berasosiasi dengan histon. ( Listryoni et al. 2020)

DNA terletak di dalam sel. Oleh karena itu, untuk memperoleh DNA diperlukan
langkah-langkah khusus yang biasanya dilakukan di laboratorium tertentu. Untuk
mengambil DNA dari sel, dilakukan teknik pemurnian DNA biokimia dengan cara
merusak dinding sel menggunakan campuran larutan buffer tertentu dan berbagai
jenis deterjen. Dengan membuka lapisan membran sel, DNA dapat dikeluarkan dan

1
diendapkan dengan menambahkan alkohol. Isolasi DNA adalah serangkaian proses
yang memisahkan DNA dari komponen seluler seperti lipid, protein, dan RNA.
(Puspitaningrum et al. 2018)

Prosedur analisis berbasis DNA yang dikembangkan hingga saat ini meliputi
isolasi DNA, elektroforesis, dan PCR (polymerase chain reaction). Isolasi DNA
adalah ekstraksi DNA dari sampel berbagai organisme, seperti daun tumbuhan, sel
bakteri, darah atau otot hewan, rambut, dan kuku. Elektroforesis adalah migrasi
partikel bermuatan, seperti asam nukleat (DNA dan RNA) dan protein, pada matriks
berpori (gel agarosa dan poliakrilamida) di bawah pengaruh medan listrik.
polymerase chain reaction adalah reaksi berantai yang menggunakan enzim
polimerase (Roslim et al. 2018)

Beberapa penyebab kegagalan analisis molekuler adalah adanya inhibitor


pada DNA yang diisolasi atau konsentrasi DNA yang diisolasi sangat rendah,
sehingga mempengaruhi kinerja PCR selama amplifikasi. Pengujian biologi
molekuler pada produk makanan berbasis spesies hewan merupakan teknik
pengujian yang dapat berkembang dari penelitian DNA spesies pada bidang biologi
molekuler (utamingsih et al. 2022)

Kemurnian, konsentrasi, dan tingkat kualitas DNA sangat bergantung pada


metode isolasi DNA. Perbedaan kandungan DNA kontaminan dan adanya DNA non
target menyebabkan perbedaan metode isolasi DNA dari organisme. Pemilihan
metode isolasi DNA yang tepat dan memadai memegang peranan penting dalam
keberhasilan teknologi PCR

Pemisahan DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari partikel lain seperti
lipid, protein, polisakarida dan zat lainnya. Isolasi DNA dapat dilakukan pada semua
organisme dan virus. Salah satu tantangan isolasi DNA adalah isolasi DNA pada
organisme mamalia. Mamalia mempunyai kompleksitas jaringan dan organ yang
sangat tinggi, sehingga berbagai kendala sering ditemui dalam proses isolasi DNA
hewan, seperti lipid dan protein penyusun jaringan yang berlebihan serta adanya
nuklease pada beberapa organ hewan sehingga dapat merusak asam nukleat.
Permasalahan lain yang juga dijumpai pada proses isolasi DNA hewan adalah
tingkat ketahanan organ atau jaringan hewan berbeda dengan tumbuhan dan hewan
lainnya.Jaringan hewan akan sangat cepat membusuk dan menyebabkan kerusakan
pada jaringan dalam waktu yang singkat, sehingga disarankan untuk melakukan
proses isolasi pada saat proses isolasi. DNA hewan adalah tingkat ketahanan dari
organ atau jaringan hewan tidak seperti tumbuhan dan lainnya, jaringan hewan dapat
membusuk dengan cepat dan menyebabkan kerusakan dalam jaringannya dalam
waktu yang singkat, sehingga disarankan dalam proses isolasi DNA hewan
digunakan sampel yang masih segar. Akan tetapi, untuk melakukan isolasi DNA
hewan dengan menggunakan sampel segar sangatlah sulit. Organ yang telah di
ambil setelah pembedahan harus diawetkan dan disimpan dalam freezer apabila
akan digunakan pada lain hari. Banyaknya kendala yang ada dalam proses isolasi

2
DNA hewan dari jaringan atau organ yang diawetkan menyebabkan tingkat
keberhasilan isolasi DNA hewan tersebut menjadi semakin minimum. Oleh sebab itu,
perlu adanya optimalisasi metode yang bisa digunakan untuk memperoleh DNA yang
baik dan selanjutnya dapat digunakan dalam proses bioteknologi dan biomolekular
(Hariyadi et al. 2018)

Tahapan ekstraksi DNA terdiri dari tiga proses utama, yaitu proses lisis sel,
purifikasi, dan presipitasi. Proses lisis sel merupakan proses pertama ekstraksi DNA
diawali dengan menghancurkan membran sel dengan cara memberikan enzim
Proteinase K untuk merusak protein dan Sodium Dodecyl Sulfat (SDS) untuk
mengikat lipid sehingga membran sel rusak dan semua isi sel keluar. Proses lisis sel
menyebabkan DNA bercampur dengan makromolekul sel lainnya. Pemurnian DNA
dari makromolekul sel dilakukan pada tahap purifikasi dengan cara memberikan
Phenol dan CIAA (Chloroform Isoamil Alkohol) untuk mengikat makromolekul selain
DNA seperti protein, lipid, dan karbohidrat. Pada tahap ini DNA dan air terpisah dari
bahan organik lainnya setelah disentrifugasi. Untuk menarik air dari DNA dibutuhkan
alkohol. Proses ini disebut dengan presipitasi. Metode ekstraksi DNA tersebut
merupakan metode Fenol-Chloroform yang umum digunakan didalam prosedur
laboratorium (Kamaliah, 2017)

Secara umum proses ekstraksi meliputi penghancuran membran sel


menggunakan Sodium Dodesil Sulphate (SDS)/ sejenis detergen, penghilangan
protein dan RNA menggunakan Proteinase K & RNAse, pengendapan DNA, dan
pemanenan DNA. Kualitas DNA yang dihasilkan sangat penting untuk menentukan
teknik molekuler selanjutnya, sehingga diperlukan metode ekstraksi yang tepat untuk
memperoleh DNA dari berbagai sumber jaringan . Ketepatan metode yang dilakukan
sangat mempengaruhi kualitas DNA yang dihasilkan. Menurut Fan dan Gulley
terdapat dua metode dalam ekstraksi DNA yaitu metode ekstraksi tradisional organik
(manual) dan metode ekstraksi adopsi non-organik. Metode ekstraksi tradisional
organik digunakan oleh banyak laboratorium untuk mendapatkan jumlah molekul
DNA yang tinggi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi
kecenderungan adopsi protokol komersial non-organik, dikenal dengan sebutan kit
ekstraksi, dengan waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat dan menghindari
toksisitas akibat penggunaan phenol ( Ariyanti & Sianturi. 2019)

DNA dapat diisolasi dari sel tanaman, hewan, manusia, maupun bakteri
(Fatih, 2009). Isolasi DNA digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti
amplifikasi dan analisis DNA melalui elektroforesis maupun spektrofotometri. Isolasi
DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari bahan lain seperti
protein, lemak, dan karbohidrat. Melalui isolasi DNA kita dapat memperoleh DNA
murni, yaitu tanpa protein maupun RNA dari suatu sel dalam jaringan.DNA hasil
isolasi selanjutnya dilakukan uji kuantitas dan kualitas untuk melihat kemurniannya
dengan menggunakan spektrofotometer dan elektroforesis gel. Uji kualitas DNA
dilakukan dengan elektroforesis horizontal melalui media gel agaros. Prinsip dasar
elektroforesis adalah pergerakan molekul bermuatan atau ion melalui medium

3
semisolid di bawah pengaruh suatu medan listrik. Elektroforesis dapat digunakan
untuk mengetahui ukuran DNA dengan menggunakan DNA marker yang sudah
diketahui ukurannya. DNA marker ini berfungsi sebagai pembanding sehingga bisa
diketahui perkiraan ukuran DNA sampel. Jika molekul yang bermuatan negatif (DNA)
dilewatkan melalui gel agarosa, kemudian dialiri arus listrik dari satu kutub ke kutub
yang berlawanan muatannya, maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif, sehingga elektroforesis dapat memisahkan DNA berdasarkan
ukuran panjangnya ( Sundari & Priadi. 2020)

II. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa memahami arti isolasi DNA
2. Mahasiswa memahami tentang prinsip-prinsip dalam isolasi DNA
3. Mahasiswa memahami tentang reagen kimia yang memiliki kemampuan
dalam proses isolasi DNA
4. Mahasiswa memahami cara mengisolasi DNA dari sel hewan dan sel
tumbuhan
5. Mahasiswa memahami manfaat dari isolasi DNA

III. Metode
3.1 Alat

No. Nama Alat Jumlah

1. Kertas Saring 2 buah

2. Tabung Reaksi 1 buah

3. Rak Tabung Reaksi 1 buah

4. Mortir dan Alu 1 buah

5. Pipet Tetes 1 buah

6. Gelas Ukur 2 buah

7. Sudip 1 buah

8. Corong 1 buah

9. Tube Sentrifuge 1,5 ml 1 buah

10. Mikrosentrifuge 1 buah

4
3.2 Bahan

No. Nama Bahan Jumlah

1. Hati Ayam 5 gram

2. Daun Kembang 5 gram


Sepatu

3. Belalang 5 gram

4. Jangkrik 5 gram

5. Daun Mangga 5 gram

6. Bawang Merah 5 gram

7. Garam Dapur 20 gram

8. Air Mineral pH 8 60 ml

9. Detergen cair dan 20 gr / ml


bubuk berbagai merk

10. 96% Etanol 1 ml

11. Es Batu 1
bungkus

5
3.3 PROSEDUR KERJA :

Buat larutan buffer lisis dengan campuran air mineral ph 8 (60 ml), detergen aktif (20
ml/gram), dan garam dapur (20 gram) (volume ini adalah volume buffer lisis yang
dibutuhkan untuk 1 jenis sampel);

Gerus 5 gram sampel dengan mortar steril sambil sesekali menambahkan sedikit
buffer lisis agar proses menggerus lebih mudah

Setelah selesai, masukkan sampel yang telah digerus pada wadah dan rendam
menggunakan seluruh buffer lisis yang telah dibuat;

Biarkan sampel terendam buffer lisis selama 45 menit;

Saring larutan menggunakan kertas saring hingga 2 kali penyaringan

Hasil penyaringan kemudian ditaruh pada tabung reaksi;

6
Tetesi hasil penyaringan dengan etanol 96% dingin melalui dinding tabung reaksi;

Amati proses timbulnya DNA meliputi waktu yang diperlukan, bentuk, warna, serta
jumlah DNA yang terbentuk;

Lapisan berwarna putih seperti benang halus merupakan DNA hasil proses
presipitasi menggunakan etanol;

Ambil lapisan putih tersebut dengan hati-hati menggunakan pipet tetes, lalu
pindahkan dua tetes ke tube sentrifuge 1,5 ml;

Tambahkan etanol 96% hingga volume mencapai 1 ml di tube sentrifuge

Tube kemudian disentrifuge dengan kecepatan 13.000 rpm selama 10 menit;

Buang larutan etanol dengan cara memiringkan tube sentrifuge, lalu isi ulang lagi
dengan etanol 96% dan sentrifuge kembali dengan kecepatan 13.000 rpm selama
10 menit;

7
Buang kembali etanol dalam tube dengan cara memiringkan tube sentrifuge;

Bagian putih bening yang menempel pada dasar tube merupakan DNA yang telah
berhasil diisolasi;

Simpan DNA hasil isolasi tersebut dalam kulkas dengan suhu -20℃.

8
IV. Hasil dan Pembahasan

Tabel Pengamatan Tahapan Praktikum Isolasi DNA Hati Ayam

Tahapan Isolasi DNA Hasil Waktu yang diperlukan


Lisis Lisis mekanik : 9 menit
Lisis kimiawi : 30 memit

Lisis mekanik

Deskripsi:
Pada tahapan ini proses
lisis dilakukan dengan cara
menggerus sample
dengan mortar dan alu
hingga teksturnya halus

Lisis kimiawi

Deskripsi:
Pada proses ini sample
dicampurkan dengan
larutan buffer (Soklin
20ml,Garam 20gr, Air
mineral 60ml) lisis kimiawi
bekerja dengan merusak
sampel dengan
mengganggu bilayer lipid
dan protein denaturasi.
Sample bertekstur kental
dan berbau sedikit amis

9
Ekstraksi 15 menit

Deskripsi: larutan disaring


menggunakan kertas
saring untuk memisahkan
larutan dna dengan debris
sel

Presipitasi 1 menit

Deskripsi: mengendapkan
benang kromatin dengan
menggunakan ethanol
dingin karena temperatur
yang rendah, akan
menurunkan aktivitas
molekul air yang dapat
menyebabkan
pengendapan DNA lebih
efektif

Tabel Hasil Pengamatan Benang Kromatin Hati Ayam

Jumlah benang Warna Bentuk Pemberian


kromatin etanol (/mL)
(+/++/+++)

+ Putih bening Benang benang 20 ml


(Sedikit) halus

10
Pembahasan

Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA
murni, tanpa adanya protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Dalam
percobaan ini, kelompok 2 (dua) melakukan isolasi DNA yang berasal dari hewan
dengan sampel bahan hati ayam. DNA pada hati ayam dapat diisolasi secara
sederhana. Dalam praktikum isolasi DNA yang telah dilakukan, ada tiga proses yang
dilalui yakni lisis, ekstraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa
dan protein dan presipitasi. Setiap prosedur yang dilakukan memiliki durasi yang
berbeda-beda sesuai kondisi di laboratorium.

Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan


dinding sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara
kimiawi. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan
penggerusan menggunakan mortar selama 9 menit. Sedangkan pemecahan dinding
sel secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan
detergen dan garam dapur bertujuan agar membran inti lisis sehingga isi inti sel yang
berisi DNA akan keluar. Sampel hati ayam yang telah dihaluskan, selanjutnya
dimasukkan ke dalam larutan buffer dengan komposisi air, detergen dan garam
selama 30 menit. Hal ini dimaksudkan untuk merusak membran sel dari hari ayam.
Perusakan membran sel ini dipicu oleh adanya ikatan kimia yang terbentuk melalui
sisi hidrofobik detergen dengan protein dan lemak pada membran sel hati ayam.
Garam dalam larutan buffer bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-
benang DNA dari campuran sehingga benang-benang tersebut akan mudah diamati.
Hal ini terjadi karena Na+ dalam garam dapat membentuk ikatan pada kutub negatif
dari ikatan fosfat DNA.

Bahan kimia yang digunakan untuk ekstrak DNA adalah 3 jenis buffer: 1).
Buffer CTAB (komposisi: 1M Tris HCl pH 8; 0,5M EDTA pH 8; 5M NaCl; 0,2% 14M ß-
ME; Aquabidestilata), kloroform (CIAA), isopropanol, TE (0,5 M EDTA pH 8,0 dan 1M
Tris-HCl pH 8,0). 2). Buffer detergen dengan kandungan bahan aktif surfaktan Alkyl
Benzena Sulfonat (ABS) 3). Buffer detergen dengan kandungan surfaktan Sodium
Laureth Sulphate (SLS)(Mahadi dkk., 2021). Pada percobaan ini buffer detergen
yang digunakan adalah So Klin Liquid dengan bahan aktif surfaktan 25%.

Ekstraksi dilakukan dengan penyaringan larutan menggunakan kertas saring


selama 15 menit. Durasi ekstraksi disesuaikan dengan tingkat kekentalan dari
larutan, semakin kental suatu larutan maka semakin lama proses ekstraksinya.
Ekstraksi bertujuan untuk memisahkan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan
protein sebelum memasuki tahap selanjutnya yakni presipitasi. Penyaringan ini
dilakukan sebanyak dua kali untuk mendapatkan ekstrak DNA yang lebih maksimal.

Tahap selanjutnya adalah pemisahan DNA dari bahan yang lain. Pemisahan
dilakukan dengan menggunakan etanol/alkohol dingin berkonsentrasi 96%.
Etanol/alkohol tidak melarutkan DNA dan berat jenis alkohol yang lebih ringan dari
air membuat DNA naik dan melayang-layang di permukaan. Penambahan etanol
11
96% bertujuan untuk mempermudah terjadinya presipitasi pada benang-benang
DNA. Waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya suatu endapan adalah 1 menit.
Etanol tersebut mampu membawa asam nukleat yang terdapat dalam campuran naik
dan membentuk sebuah endapan di bagian tengah tabung reaksi. Endapan tersebut
merupakan benang-benang kromatin yang akan dimasukkan ke dalam sentrifuse
tube.

Dari percobaan isolasi DNA ini tidak diperoleh DNA murni melainkan hanya
DNA kasar atau benang – benang kromatin dalam jumlah yang sedikit. Benang-
benang kromatin dari hati ayam adalah berwarna putih. Benang-benang kromatin
dalam sentrifuse tube ini akan memasuki tahap berikutnya yakni sentrifugasi. Prinsip
utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul
dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik
sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin
sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi.

V. Kesimpulan

Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada


(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi dan penambahan
buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak. Prinsip isolasi DNA
terdiri dari tiga tahapan, yaitu: lisis dinding dan membran sel, pemisahan atau
purifikasi DNA, dan presipitasi DNA. Ada beberapa reagen kimia yang sering
digunakan dalam proses isolasi DNA untuk membantu menghancurkan sel,
mengendapkan protein, dan menghasilkan DNA yang murni. Contohnya detergen.
Deterjen seperti SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) dan Triton X-100 digunakan untuk
melarutkan membran sel dan menghancurkan sel, sehingga melepaskan DNA ke
dalam larutan. Deterjen membantu memecah membran lipid sel dan melepaskan
komponen sel ke dalam larutan. Cara mengisolasi DNA pada hewan dan tumbuhan
hamper sama, yang membedakannya adalah sampelnya saja. Seperti yang telah
disebutkan di prosedur kerja, itulah cara mengisolasi DNA hewan dan tumbuhan.
Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari partikel-partikel lainnya seperti
lipid, protein, polisakarida, dan zat lainnya. Isolasi DNA berguna untuk beberapa
analisis molekuler dan rekayasa genetika seperti genom editing, transformasi dan
PCR.

12
VI. Daftar Pustaka

Ariyanti, Y., & Sianturi, S. (2019). Ekstraksi DNA total dari sumber jaringan hewan
(Ikan Kerapu) menggunakan metode kit for animal tissue. Journal of science
and applicative technology. 3(1): 40-45.

Fitriya, R. T., Ibrahim, M., & Lisdiana, L. (2015). Keefektifan Metode Isolasi DNA Kit
dan CTAB/NaCl yang Dimodifikasi pada Staphylococcus aureus dan Shigella
dysentriae. Lentera Bio. 4 : 87–92.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio

Hapsari, Ari Indriana.2015. Isolasi DNA Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) dan Ikan
Lele (Clarias sp.) Sebagai Kajian Dalam Biologi Molekuler.Didaktika.vol 13
(2):23-30

Hariyadi, S., Narulita, E., & Rais, M. A. (2018, October). Perbandingan Metode Lisis
Jaringan Hewan dalam Proses Isolasi DNA Genom pada Organ Liver Tikus
Putih (Rattus novergicus). In Proceeding Biology Education Conference.Vol 15
(1): 689-692

Kamaliah, K. (2017). Perbandingan metode ekstraksi DNA fenol-kloroform dan


ekstraksi kit pada Sapi Aceh dan Sapi Madura. Biotik: Jurnal Ilmiah Biologi
Teknologi dan Kependidikan , 5 (1), 60-65.

Listryoni,D.,winaris,N,.&Prananigr,P. 2020. Biologi Molekuler & Bioinformatika.


Malang:UMMPRESS

Mahadi, I., Zulfarina dan Megawati Anggraini. 2021. Penggunaan Buffer Alternatif
Untuk Isolasi DNA Genomik Pada Tanaman Hutan. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea. 10(2):117-130.

Puspitaningrum,R.,Adhiyanto,C.,&Solihin.2018.Genetika Molekuler Dan


Aplikasinya.Yogyakarta:DEEPUBLISH

Roslim, D. I., Herman, H., Elvyra, R., Sofiyanti, N., & Chahyadi, E. (2018). Pelatihan
Prosedur Laboratorium Analisis DNA. Jurnal Pengabdian UntukMu Negeri,
2(2): 44-48.

Sundari, S., & Priadi, B. (2020). Teknik Isolasi Dan Elektroforesis DNA Ikan Tapah.

13
Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur.Vol 17(2): 87-90.

Syahputra, A., Mutaqin, K. H., & Damayanti, T. A. (2016). Komparasi Metode Isolasi
DNA Patogen Antraknosa dan Bulai untuk Deteksi PCR. Jurnal Fitopatologi
Indonesia, 12(4), 124-124.

Utaminingsih, S., Utami, S. D., & Sophian, A. (2022). Isolasi DNA pada Produk Otak-
Otak Ikan Bandeng. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science
(MJNF), 3(1), 36-41.

VII. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

1. Berdasarkan pendapat anda, berdasarkan informasi yang anda peroleh,


bagaimana kualitas dari DNA yang diisolasi secara sederhana?
Jawaban : Kualitas DNA yang diisolasi secara sederhana dapat bervariasi
tergantung pada metode isolasi yang digunakan, sumber sampel DNA, dan
kondisi yang digunakan dalam proses isolasi. Metode isolasi DNA sederhana,
seperti penggunaan garam dan deterjen untuk menghancurkan sel dan
membran sel, dapat menghasilkan DNA yang cukup baik. Namun dari
praktikum yang telah dilakukan, hanya menghasilkan benang kromatin yang
tampak pada tabung reaksi.
2. Berikan pendapat anda, modifikasi apa yang perlu dilakukan agar kegiatan
isolasi DNA ini menghasilkan DNA yang lebih baik
Jawaban : Metode QIAamp DNA Mini Kit yang dimodifikasi dan CTAB/NaCl
yang dimodifikasi dengan parameter hasil berupa konsentrasi dan tingkat
kemurnian sampel DNA. Modifikasi terhadap kedua metode tersebut, yaitu
dengan mengganti bahan Proteinase K dengan larutan amonium asetat
(NH4COOH). Modifikasi tersebut dilakukan karena harga Proteinase K yang
relatif mahal dan ketersediaan di laboratorium yang terbatas. Penggantian
dengan larutan NH4COOH dilakukan dengan pertimbangan kesamaan sifat
kedua bahan tersebut, yaitu mampu memisahkan protein dari DNA. (Fitriya et
al., 2015)

14
VIII. Lampiran-Lampiran

Lampiran Dokumentasi

Menyiapkan alat dan Menuangkan air mineral Masukkan detergen So


bahan yang diperlukan pH 8 sebanyak 60 ml Klin sebanyak 20 ml ke
kedalam gelas ukur dalam gelas ukur berisi air

Aduk hingga detergen Timbang garam dapur Masukkan garam kedalam


homogen sebanyak 20 gram larutan detergen lalu
dihomogenkan, waktunya
6 menit saat
dihomogenkan. Larutan ini
disebut buffer lisis

Di timbang 5 gram hati Gerus hati ayam hingga Masukkan hati ayam yang
ayam halus telah digerus halus
kedalam larutan buffer lisis

15
Aduk hingga merata lalu Saring larutan dengan Tuangkan etanol dingin
tunggu hingga 30 menit menggunakan kertas kedalam larutan yang
saring sebanyak 2 kali telah disaring. Tunggu
hingga terbentuk
gumpalan benang
kromatin.

16

Anda mungkin juga menyukai