Isvana Dalaila
(0402518014)
Abstrak
Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diiosolasi untuk berbagai
macam keperluan DNA rekombinan atau rekayasa genetika. Isolasi DNA merupakan
proses memperoleh DNA yang diinginkan dalam suatu sel. Prinsip dasar dalam
melakukan isolasi yaitu memecahkan dinding sel, dan memisahkan DNA dari kompenen
yang tidak diinginkan. Proses isolasi DNA membutuhkan preparasi sampel untuk
mendapatkan DNA dengan kualitas yang baik, hal ini dikarenakan hasil isolasi DNA
digunakan untuk berbagai analisis molekuler maupun genetik. Kemurnian dan kualitan
DNA yang tinggi sangat penting untuk analisis lanjutan. Ulasan dalam artikel ini
membahas konsep, prinsip dan penerapan dalam teknik isolasi DNA.
Keyword: isolasi DNA, lisis, pemisahan DNA, modifikasi teknik dan bahan
Pendahuluan
Penemuan struktur DNA yang diperkasai oleh James D.watson dan Francis H. Crik
pada tahun 1953 membuka jalan perkembangan ilmu dalam bidang molekuler.
Perkembangan ilmu biologi molekuler sangat pesat seiring dengan perkembangan
teknologi. Cabang ilmu biologi molekuler berkaitan dengan cabang ilmu lain seperti
evolusi, genetika, biologi sel, biokimia, mikrobiologi dan bioteknologi. Seperti proses
evolusi yang terjadi tidak sepenuhnya karena seleksi alam akibat perubahan lingkungan
namun dipengaruhi juga oleh perubahan di tingkat seluler maupun molekuler dalam
penentuan filogenetis suatu populasi organisme (Fatchiyah, 2011). Biologi molekuler
merupakan cabang ilmu yang mempelajari Biologi pada tingkat molekul, khususnya
mengenai asam nukleat serta hal-hal lainnya yang berkaitan dalam peranannya sebagai
pembawa informasi hereditas (Anggraito, 2019). Asam nukleat terdiri dari dua macam
yaitu DNA (deoxyribonucleic acid), dan RNA (ribonucleic acid). DNA adalah polimer
yang sangat panjang yang terdiri dari jutaan nukleotida (Simion, 2018). DNA tersusun
1
dari gugus basa nitrogen, gula deoksiribosa dan fosfat (Anggraito, 2019). Basa nitrogen
terdiri dari dua pasangan basa yaitu basa purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas
adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur cincin ganda, sedangkan basa pirimidin
terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin tunggal. Nukleotida
akan membentuk ikatan fosfodiester, dan menjadi fosfofat deoksiribosa (Simion, 2018).
DNA yang terdapat pada nukleus disebut dengan DNA kromosomal, sedangkan
DNA lain yang terdapat di dalam sel dan diluar nukleus berupa mitokondria, kloroplas
dan plasmid disebut DNA ekstrakromosomal yaitu DNA mitokondria, DNA kloroplas
dan DNA plasmid (Fatchiyah, 2011). Dalam bidang kedokteran, teknologi kloning
bakteri yang dapat menghasilkan hormon insulin dan vaksin merupakan hasil dari
rekayasa genetika. Teknologi rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan
didefinisikan sebagai pembentukan gen baru melalui proses penyisipan gen asing dengan
teknik laboratorium (Anggraito, 2019). Dalam rekayasa genetika memiliki komponen-
komponen yang diperlukan yaitu : (a) molekul DNA target yang akan disisipkan, (b)
vektor yang akan membawa gen atau DNA target masuk ke dalam sel inang, (c) enzim
restriksi yang`berfungsi memotong DNA, (d) enzim ligase untuk menyambung DNA
asing dengan DNA sel host atau sel inang. Tahapan awal dalam rekayasa genetika yang
pertama yaitu mengisolasi gen target. Isolasi gen target bertujuan untuk mempeoleh gen
yang menyandi produk yang dinginkan. Dalam mengisolasi gen target memiliki tingkat
kerumitan dikarenakan harus dapat mendeteksi gen yang diinginkan dari sekian banyak
gen yang terdapat pada kromosom. Gen dapat diperoleh dari DNA genom ataupun dari
cDNA (DNA complementary). cDNA merupakan DNA yang dicetak dari mRNA pada
proses transkripsi balik dengan memanfaatkan enzim transkriptase balik yaitu enzim yang
mengkatalis reaksi transkripsi balik RNA utas tunggal menjadi DNA komplemennya,
atau DNA yang dibuat in vitro (Anggraito, 2019). Teknologi analisis DNA dapat
digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi
DNA, delesi DNA dan penyakit ganas (Naroen, 2009).
Isolasi DNA
Isolasi DNA merupakan tahap pertama dari berbagai teknologi analisis DNA
seperti teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika. DNA dapat diisolasi langsung
dari berbagai macam sel, diantaranya yaitu kultur sel, sel, hewan, sel tumbuhan,
2
mikroorganisme (bakteri, yeast), jaringan tubuh sepeti darah, akar rambut, tulang,
sperma, kayu serta daun pada tumbuhan. Pada organisme tingkat tinggi seperti manusia,
DNA dapat ditemukan pada inti sel juga pada organel mitokondria dan kloroplas. Prinsip
dasar dalam isolasi DNA yaitu menghancurkan dinding sel dan memisahkan DNA dari
komponen-komponen sel yang lain (Anggraito, 2019).
Proses pengeluaran DNA yang diisolasi dari DNA kromosomal atau DNA
ekstrakromosomal dengan cara ekstraksi dilakukan homogenasi menggunakan
penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak
(Rachmayanti, 2008). Secara kimiawi buffer dapat berupa Ethylene Diamine
Tetraacetic (EDTA) yang memiliki fungsi sebagai perusak sel dengan cara
mengikat ion magnesium, dan Sodium Dodecyl Sulfat (SDS) merupakan detergen
yang berfungsi merusak membran sel. Protein yang terdapat pada sel dan
3
bercambur dengan DNA dapat dihancurkan dan dipisahkan dengan menggunakan
proteinase K dan fenol. Kemungkinan jika terdapat polisakarida dapat dibersihkan
dengan menggunakan senyawa kloroform (Anggraito, 2019).
4
Gambar 2. Proses isolasi DNA dari sampel darah
1. Penghancuran dinding sel atau jaringan yang akan diisolasi DNA nya, seperti sel
darah, kultur sel bakteri, jaringan hewan maupun tumbuhan. Sel-sel dari kultur
sel atau bakteri disentrifugasi pada kecepatan 8000-10.000 rpm selama 10 menit.
Pemecahan dinding bakteri dapat dilakukan secara kimiawi dengan senyawa
seperti EDTA, detergen SDS.
2. Debris sel dipisahkan dari larutan DNA
3. Presipitasi RNA dan protein agar diperoleh DNA yang murni
4. Presipitasi DNA dengan etanol dingin
5. Pemurnian DNA dari ekstrak sel dengan menggunakan salah satu kemikalia
berupa fenol. Permurnnian DNA dari kontaminan protein dapat digunakan
proteinase-K, dan kontaminan RNA dengan menggunakan RNAse
6. Presipitasi DNA akhir dapat dilakukan dengan menggunakan etanol dingin di
bawah kondisi ionik yang kuat, kemudian dilanjutkan dengan pencucian
menggunakan etanol 70%.
5
7. Langkah selanjutnya yaitu larutankan pelet DNA dengan bufer TE (Tris-HCL
dengan EDTA) atau aquabides steril.
Teknik ekstraksi DNA telah mengalami perkembangan modifikasi yang
disesuaikan dengan teknik dan bahan. Pada dasarnya metode ekstraksi DNA
bertujuan untuk inaktivasi enzim nuklease dan penghampusan kontaminan
sehingga dihasilkan DNA yang murni. Modifikasi teknik yang disesuaikan dengan
bahan biasanya dalam penggunaan larutan buffer atau pelarut organik (Chacon,
2014), seperti pada tabel dibawah ini:
Penggunaan metode isolasi memiliki berapa hal yang harus diperhatikan, salah
satunya yaitu berdasarkan jenis dan kondisi spesimen dan jaringan yang akan diisolasi
DNA. Berikut beberapa penerapan metode-metode dalam isolasi DNA.
6
produk silika, PVP, TPP dan fosfat. Partikel tersebut dikembangkan dengan sifat
fisiokimia yang disesuaikan dengan media bio-relevannya meliputi ukuran,
morfologi, muatan permukaan dan ketebalan (Haddad, 2016).
Isolasi DNA merupakan proses awal dalam tahapan rekayasa genetika. Maka
dibutuhkan isolasi DNA dengan kualitas tinggi. Umumnya isolasi DNA pada
serangga Xylophagous (serangga pemakan kayu) rumit, hal ini dikarenakan
serangga Xylophagous memiliki jumlah konsentrasi fenolat dan tanin tinggi dalam
7
saluran pencernaan. Prosedur isolasi DNA yang biasa dilakukan yaitu
menggunakan SDS atau proteinase K, namun dalam penggunaanya belum
menghasilkan isolasi DNA berkualitas tinggi. Metode CTAB-PVP digunakan
untuk menghapus semua fenolat. Metode tersebut memiliki kemurnian dan kualitas
DNA yang tinggi dengan analisis PCR amplifikasi (Cortez, 2010).
Kesimpulan
Asam nukleat terdiri dari dua macam yaitu DNA (deoxyribonucleic acid), dan
RNA (ribonucleic acid). DNA adalah polimer yang sangat panjang yang terdiri dari
jutaan nukleotida. DNA memiliki tiga penyusun penting yaitu fosfat, gula pentosa dan
basa nitrogen. Isolasi DNA adalah proses memperoleh DNA dari produk yang dinginkan.
Isolasi DNA merupakan langkah awal dalam tahapan DNA rekombinan atau rekayasa
genetika. Prinsip utama dalam isolasi DNA yaitu menghancurkan atau lisis dinging sel,
dan memisahkan DNA dari komponen-komponen lain yang lain. Isolasi DNA dapat
diperoleh dari DNA kromosomal dan DNA ekstrakromosomal. Penghancuran dinding sel
dapat dibantu dengan kimiawi berupa EDTA dan SDS, untuk pemisahan komponen-
komponen lain seperti protein dan fenol dengan bantuan proteinase K, untuk polisakarida
dengan kloroform.
Daftar pustaka
Anggaraito, Yustinus Ulung, dan Tuti Widianti. 2019. Bahan Ajar Biologi Molekuler.
Semarang: UNNES
Chacon, Diego., Cortes Lyn R Griffiths. 2014. Methods for Extracting genomic DNA
from whole Blood Samples: Current Prespectives. Journal of Biorepository
Science for Applied Medicine. 4 (2). 1-9
Faatih, Mukhlissul. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Publikasi Ilmiah UMS.
10 (1)
8
Fatchiyah, Estri Laras Arumingtyas, Sri Widyarti dan Sri Rahayu. 2011. Biologi
Molekuler Prinsip Dasar Analisis. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ferniah, Rejeki Siti., dan Sri Pujiyanto. 2013. Optimalisasi Isolasi DNA Cabai (Capsicum
annuum L.) Berdasarkan Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Daun Serta Teknik
Penggerusan. BIOMA. 156 (1). 14-19
Haddad, yazan., Kledi Xhaxhiu, Pavel Kopel, David Hynek, Ondrej Zitka, and Vojtech
Adam. 2016. The Isolation of DNA by Polycharged Magnetic Particles: An
Analysis of the Interaction by Zeta Potential and Particle Size. International
Journal of Molecular Sciences. MDPI 17, 550
Nasroen, Saskia L., Ani Melani Maskoen and Agus Nurwaidh. 2009. Optimalization of
DNA Isolation from Oral Epithelial Mucous Cell with Smear Method.
Padjajaran Journal of Dentistry. 21 (3). 160-165
Rachmayanti, Yanti., Ludger Leinemann., Oliver Gailing, and Reiner Finkeldey. 2008.
DNA from Processed and Unprocessed Wood: Factors Influencing the Isolation
Success. J. Forensic Science International ScienceDirect ELSEVIER Genetics.
3. 185-192
Simion, Tariku. 2018. DNA Replication. J. Engineering & Bioscience. Curr Trends
Biomedical Eng & Biosciences. Vol.16 (4)