Oleh
Shabarni Gaffar
PCR (Polymerase Chain Reaction)
“Perbanyakan potongan DNA secara in vitro pada daerah
spesifik yang dibatasi oleh dua buah primer
oligonukleotida”
3’ 5’
5’ 3’ DNA templat
primer 3’ 5’
5’ 3’
Penempelan Primer
Perpanjangan
/ polimerisasi
55 oC 55 oC 55 oC
Waktu (detik)
Tahapan PCR:
1. Denaturasi DNA (92-95oC)
2. Penempelan oligonukleotida primer (45-60oC) 25-40 siklus
3. Perpanjangan primer (68-72oC)
Waktu panjang fragmen
Perbanyakan DNA : secara
eksponensial
16
220
Profil Reaksi
log[DNA]
Cycle number
Hasil akhir tergantung:
Komposisi dan konsentrasi templat, templat ‘GC rich’ lebih sulit di PCR karena
terbentuknya struktur sekunder pada temperatur annealing shg membutuhkan
prosedur tambahan untuk mempertahankan struktur terbuka. Misalnya
penambahan DMSO.
Templat
• Hasil isolasi DNA (genom, plasmid, mtDNA)
• Hasil lisis
• Produk PCR (untuk re-PCR atau dengan pengenceran)
• RNA (untuk RT-PCR dan atau real time PCR)
• Fragmentasi
• Sumber
– DNA dari plasma, darah, jaringan,
tumbuhan, tanah, makanan, forensik dll
Untuk target PCR yang pendek, DNA yang mengalami fragmentasi parsial masih
bisa digunakan. Karena kemungkinan masih ada sejumlah mulekul DNA yang
masih utuh antara dua primer. Kemampuan ini yang menyebabkan PCR cocok
digunakan untuk analisis forensik atau analisis mutasi gen dari spesimen
patologi.
Konsentrasi templat
• 20-30 nt
• Kandungan G+C sekitar 40- 60%
• Hindari adanya polipurin dan polipirimidin
• Hindari adanya struktur sekunder dan komplentari antara primer serta primer
dimer
• Melting temperatur: suhu dimana setengah dari DNA untai ganda
terdenaturasi
• Tm primer : Tm >55 oC
[Tm = (jumlah A+T) x 2 oC + (jumlah C+G) x 4 oC ] (untuk panjang primer ±30
nt
Jika panjang primer >30 nt, perhitungannnya tidak sederhana.
Software: DNAstar, Perlprimer, oligoexplorer dan FastPCR.
• Stok primer harus diencerkan menjadi 20 μM, di-aliquot, dan disimpan di –20
oC.
Primer dimer
Mispriming
Annealing
dinaikkan
Bagaimana mendisain primer?
• Manual
• Software (beli, gratisan, online)
– Fast PCR
– DNASTAR
– PearlPrimer
– Oligo explorer
– NCBI → primer design (online)
– dll
Disain Primer
• Yang harus diperhatikan:
– Tm
• Komposisi primer dan panjang primer
– Kompatibilitas primer
• Homologi internal, primer dimer
– Homologi Primer dengan urutan lain pada genom
• Analisis BLAST
• Garam: K/ Mg
– Biasanya hanya Mg yang dibutuhkan untuk aktivitas
enzim dan product yield
• free Mg for enzyme activity
• excess Mg causes in non-specific amplification
• Detergen
– essential for enzyme activity
• Modifiers
– DMSO untuk mengurangi struktur sekunder
– Analog dNTP
Mg+2
• Konsentrasi Mg dapat dioptimasi.
• Taq DNA polymerase memerlukan magnesium untuk
berikatan dengan DNA templat, primer dan dNTP.
• Konsentrasi Mg dapat mempengaruhi primer annealing,
spesifisitas produk dan aktivitas enzim.
• Konsentrasi Mg pada PCR dapat divariasi antara 0,5 sampai
2,5 mM.
• Keberadaan EDTA atau chelator yang lain pada primer akan
mengganggu fungsi magnesium secara optimum.
• Meningkatkan kelarutan dNTP
• Meningkatkan Tm primer & DNA templat
• Meningkatkan sensitifitas / yield
Deoksinukleotida Trifosfat (dNTP)
• Ukuran produk
– Pada umumnya enzim termostabil dapat
menghasilkan fragmen ± 3 Kb.
• Komposisi urutan DNA
– Kandungan G+C >> dapat menghalangi ekstensi
M2+ C M2+
P
A B -
D882
-
C
DNA polimerase C
D705
Mekanisme PCR ( animasi )
Mg2+
5‘ 3‘ 3‘
5‘
5‘
DNA
3‘ 3‘ 5‘
94oC (Denaturasi)
5‘ 3‘
3‘ 5‘
5‘ 3‘
Mg2+
Mg2+ Mg2+
5‘ 3‘
3‘ 5‘
3‘ 5‘
3‘
5‘
65oC (Annealing) 3‘ 5‘
Mg2+ Mg2+
3‘
5‘
5‘ 3‘
3‘ 5‘
3‘ 5‘
Primer 5‘
3‘
Primer
5‘
Prod. 3‘ 5‘
5‘ 3‘
3‘ = (2n-2n)x 5‘
3‘ 5‘
3‘
5‘
72oC (extension) 3‘ 5‘
Optimasi Suhu Annealing
5‘ 3‘
3‘ 5‘
Primer Primer 3‘ 5‘
5‘
Primer
Primer Tidak ada Produk
5‘
3‘ 5‘
Annealing >> Tm
3
5‘
5‘ 3‘ 3‘ 5
3‘
Annealing 3‘ 5‘ 5‘
Primer
Tm-5OC Primer 3‘ 5‘
5‘
3‘
5‘
3‘ 5‘
3‘ 5‘
3‘
5‘
Annealing << Tm 3‘ 5‘
5‘ 3‘
3‘ 5‘
5‘ 3‘
3‘
5‘
3‘ 5‘ 3‘ 5‘
3‘ 5‘ Produk
Primer Primer 5‘ 3‘ non spesifik
Primer Primer 3‘ 5‘
5‘ 5‘ 3‘
5‘
3‘ 5‘ 5‘
3‘
Peranan ion Mg2+ - animasi -
2+ 2+ 2+
dNTP kelarutan besar 2+ 2+ 2+ 2+
2+
2+ 2+ 2+
2+
2+ 2+ 2+
2+
2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+
Mg2+
(mengikat ion Mg2+)
2+ 2+
2+ 2+ 2+
Mg2+2+ 2+
5 3 2+ 2+
2+ 2+ ‘ 5 3
‘ Mg2+
2+
3 5 2+ 2+
‘ ‘
2+ ‘2+ 2+
‘
2+
32+ 2+
2+ 2+ 5
2+
2+
2+ 2+
2+ 2+ ‘ 2+ 2+
+ ‘
2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+ 2
2+
2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+
2+ 2+
2+ 2+
2+
3
2+
‘
5 3 2+ 2+
2+ 2+2+
2+ 2+ 2+
2+ ‘ 2+ Mg2+‘ 2+2+ 2+
5
2+ 2+
2+ 3
2+ 5 2+
2+ 2+
2+ 2+ 2+ ‘ 2+
2+
2+ 2+
2+ 2+
2+ 2+
‘ 2+
2+
2+ ‘ 2+ 2+
3
2+
2+
2+
2+ 5
2+2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+
2+
2+ 2+ 2+ ‘ Mg2+ 2+ 2+ Mg2+‘
2+ 2+2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+
2+ 2+ 2+
2+
2+ 2+
2+ 2+
2+ 2+ 2+
2+
2+
1400 pbs
• PCR-SSCP
• Multipleks PCR
• PCR-RFLP
• RT-PCR
• Real time PCR
• PCR alel spesifik (PASA)
PCR-SSCP
• Produk PCR digunakan untuk analisis
SSCP (Single Strand Conformation
Polimorphism)
• Untuk analisis awal adanya SNP (Single
Nucleotide Polimorphism)
• DNA untai tunggal yang berbeda satu
basa akan membentuk konformasi yang
Pita
berbeda dengan mulekul natif.
tambahan
• Mutasi akan menghasilkan struktur
tersier DNA yang berbeda, sehingga
mobilitasnya juga berbeda.
• Adanya mutasi dapat terdeteksi dengan
munculnya pita DNA baru pada gel Elektroforesis gel poliakrilamid
setelah visualisasi. kondisi tidak terdenaturasi
Deteksi: radioaktif, silfer staining,
• Hasil dari PCR-SSCP selanjutnya dapat
atau floresense
dikonfirmasi dengan DNA sekuensing.
Multipleks PCR
• Primer: lebih dari satu pasang, menghasilkan
lebih dari satu amplikon , ukuran bervariasi.
• Mempersingkat waktu PCR, mempercepat
perolehan informasi.
• Suhu annealing primer harus dioptimasi supaya
dapat bekerja pada satu kondisi yang sama.
• Ukuran amplikon harus cukup berbeda.
• Aplikasi: deteksi patogen, SNP genotyping,
analisis mutasi, analisis delesi gen, forensik dan
lain-lain
Contoh hasil multipleks PCR
GTATTC G AATTC
Fragmen A
Dipotong dengan
enzim EcoR1
G AATTC G AATTC
Fragmen B
EcoRI
Transkripsi
Siklus PCR
Reverse Transkripsi
Real time PCR (qPCR/kPCR)
• Teknik PCR yang mengamplifikasi target DNA dan menghitung
jumlah kuantitatif amplikon.
• Jumlah kopi DNA yang diperoleh bisa merupakan nilai absolut
atau nilai relatif terhadap fragmen DNA lain.
• Progres fragmen DNA hasil amplifikasi yang terbentuk dapat
diketahui secara real time dengan penambahan pendeteksi
yang memungkinkan visualisasi setiap siklus reaksi
• Sering digabung dengan RT-PCR untuk mengetahui jumlah
mRNA dan non-coding RNA dalam sel atau jaringan.
• Aplikasi: Diagnosa penyakit infeksi, kanker (level infeksi),
jumlah kopi mRNA (tingkat ekspresi).
Metoda Deteksi Real time PCR
1. Menggunakan senyawa pewarna non spesifik yang ber-
interkelat dengan DNA untai ganda.
Pewarna SYBR Green, berikatan dengan semua DNA untai ganda
dalam tabung PCR, intensitas florescence sebanding dengan jumlah
fragmen DNA. Peningkatan jumlah fragmen DNA selama PCR
sebanding dengan peningkatan intensitas florescence, dan dapat
diketahui untuk setiap siklus, sehingga konsentrasi DNA dapat
dihitung. Kekurangan: SYBR Green akan berikatan dengan semua
fragmen DNA untai ganda, termasuk produk non spesifik seperti
dimer primer, sehingga akan mengganggu keakuratan.
Level infeksi: