Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK

P E L A R U TA N

FITRIANINGSIH, M.SI.MED
Tujuan Instruksional Khusus

Peserta didik mampu menjelaskan tentang :


1. Definisi Teknik Pelarutan.
2. Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm.
DEFINISI

Senyawa yang
Pelarut
mendominasi
jumlahnya dalam
suatu larutan
DEFINISI

Teknik dalam proses


Teknik
Pelarutan pembuatan larutan
dari suatu zat padat
 Pembuatan suatu larutan dari zat padat biasanya dilakukan
untuk membuat pereaksi pada analisa kuantitatif / pada
penggunaan lainnya di laboratorium.
 Larutan  Campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan
disebut zat terlarut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak
daripada zat- zat lain dalam larutan disebut larutan.
 Pembuatan larutan harus mengikuti prosedur kerja yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan, karena bila terjadi
kesalahan akan menyebabkan pemborosan zat kimia yang
berharga mahal, tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia dan
data pengamatan yang tidak valid.
Gambar 1. Peta Konsep Termokimia
 Energi yang terkandung di dalam suatu sistem atau zat  Entalpi (H).
Entalpi merupakan sifat ekstensif dari materi bergantung pada jumlah
mol zat. Entalpi suatu sistem tidak dapat diukur, yang dapat diukur
adalah perubahan entalpi yang menyertai perubahan zat, karena itu
dapat menentukan entalpi yang dilepaskan / diserap pada saat terjadi
reaksi.
 Perubahan energi pada suatu reaksi yang berlangsung pada
tekanan tetap  perubahan entalpi. Perubahan entalpi dinyatakan
dengan lambang ΔH dengan satuan Joule dan kilo Joule.
Entalpi air ditulis ΔH2O. Air dapat berwujud cair dan padat. Entalpi yang

dimilikinya berbeda, ΔH2O(l) lebih besar daripada ΔH2O(s) . Oleh karena

itu untuk mengubah es menjadi air diperlukan energi dari lingkungan.

Harga ΔH pada peristiwa perubahan es menjadi air adalah

ΔH = H2O (l) – H2O (s)


 Reaksi eksoterm  Perpindahan energi dari sistem ke
lingkungan, sehingga apabila kita pegang tempat reaksinya
akan terasa panas karena adanya panas yang keluar dari
sistem.
 Reaksi endoterm  Perpindahan energi dari lingkungan ke
sistem, sehingga apabila kita pegang tempat reaksinya akan
terasa dingin karena panas lingkungan diserap oleh sistem.
 Sistem  Sesuatu yang menjadi pusat perhatian.
 Lingkungan  Segala sesuatu di luar sistem sebagai tempat
lingkungan itu berinteraksi.

Gambar 2. Perbedaan Sistem dan Lingkungan


Gambar 3. Perbedaan Eksoterm dan Endoterm
Gambar 4. Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Contoh Reaksi Eksoterm

Dalam tubuh, nasi yang dimakan akan bereaksi dengan oksigen yang dihirup dengan
reaksi seperti berikut.

Cn(H2O)m + O2 n → CO2 + m H2O + energi

Persamaan termokimianya :

amilum + O2(g) n → CO2(g) + m H2O(aq) ∆H = -X kJ


Energi dalam bentuk panas yang dilepas tubuh inilah yang menyebabkan gerah.
Di dalam reaksi eksoterm, panas berpindah dari sistem ke lingkungan, karenanya
panas dalam sistem berkurang sehingga ∆H-nya bertanda negatif.
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm.
Dalam reaksi ini, sistem menyerap kalor dari lingkungan
sehingga harga entalpi reaksinya bertambah besar dan ∆H-nya
berharga positif, atau ∆H hasil reaksi –∆H pereaksi > 0. Karena
hasilnya positif, berarti ∆H hasil reaksi lebih tinggi dari ∆H
reaksi.
Tabel Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Anda mungkin juga menyukai