Anda di halaman 1dari 13

E-MODUL

TERMOKIMIA

NAMA : FITRI NURDIANA


NIM 2005111389
KELAS : KIMIA 6B
DOSEN PENGAMPU : Dr . Roza Linda , M.si

TERMOKIMIA
1. Azaz Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika)
Reaksi endoterm adalah reaksi perpindahan kalor dari lingkungan ke sitem.Artinya,
sistem menyerap energi, sehingga entalpi sistem akan bertambah dimana produk lebih
besar dari pada entalpi pereaksi. Oleh karena itu perubahan entalpi (∆H) bertanda
positif.
5. Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia merupakan persamaan reaksi kimia yang disertai perubahan
entalpi yang menyertainya.

Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi bergantung pada suhu dan
tekanan.Umumnya data termokimia ditentukan pada kondisi 250C dan 1 atm.
Perubahan entalpi reaksi yang ditentukan pada kondisi tersebut dinyatakan sebagai
perubahan entalpi standar dan dinyatakan dengan lambang ∆H0. Berdasarkan jenis
reaksi yang terjadi, perubahan entalpi dibedakan menjadi: 1. Entalpi Pembentukan
Standar (∆Hf0 = Standard Enthalpy of Formation) Entalpi Pembentukan Standar (∆Hf0)
yaitu perubahan entalpi yang menyertai pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsur
bebas pembentuknya pada keadaan standar (298 K dan 1 atm).

PENDAHULUAN
Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang termokimia yang merupakan
bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan energi yang menyertai
reaksi kimia. Termokimia merupakan penerapan dari hukum I termodinamika dan
kaitannya dengan reaksi kimia. Dalam modul termokimia ini akan dibahas tentang
pengertian termokimia yang meliputi energi yang dimiliki setiap zat, azas
kekekalan energi, entalpi dan perubahan entalpi. Reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm, persamaan termokimia, entalpi molar, dan perhitungan perubahan
entalpi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan, dan data
energi ikatan.
Standar Kompetensi
2.2.Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan
entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
Indikator
1.Menghitung harga ∆H reaksi berdasarkan data percobaan.
2.Membedakan sistem dan lingkungan
3.Menjelaskan perubahan entalpi (∆H) sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap.
4.Membedakan reaksi yang melepas kalor (eksoterm) dengan reaksi yang
menerima kalor (endoterm) melalui percobaan
5.Menjelaskan macam—macam entalpi molar
6. Menghitung harga ∆H reaksi berdasarkan data percobaan.
7. Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan diagram siklus / diagram tingkat
energi.
8.Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar
9. Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan
Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan energi yang menyertai
reaksi-reaksi kimia.Perubahan energi dalam reaksi kimia terjadi dalam bentuk kalor reaksi, yang
sebagian besar berlangsung pada keadaan tetap sehingga kalor reaksi dinyatakan sebagai
perubahan entalpi (∆H).
Azas Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk lain.
Sistem dan Lingkungan
Sistem merupakan reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian kita, sedangkan
lingkungan adalah segala sesuatu di luar atau di sekitar sistem.

Sistem Terbuka Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan
energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada hasil
reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari
lingkungan yang dapat memasuki sistem.
SistemTertutup Sistem tertutup adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan
energi antara sistem dan lingkungan, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi.
SistemTerisolasi Sistem terisolasi adalah sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
Berdasarkan reaksi pada gambar 2.1, logam seng dan asam klorida merupakan sistem,
sedangkan tabung reaksi dan udara di sekitarnya disebut lingkungan. Berdasarkan interaksi yang
terjadi antara sistem dan lingkungan, dibedakan tiga macam sistem yaitu sistem terbuka, sistem
tertutup dan sistem terisolasi. Gambar 2. 1 Campuran Zn dan asam klorida

2. Energi Dalam
Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) maupun berupa kerja
(w).Harga q dan w dapat bernilai positif atau negatif, jika:
1. Sistem menerima kalor, q bertanda positif (+).
Sistem membebaskan kalor, q bertanda negatif (-).
Sistem melakukan kerja, w bertanda negatif (-).
Sistem menerima kerja, w bertanda positif (+).

Energi dalam (internal energy) merupakan jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem
yang dilambangkan E. Energi dalam suatu zat tidak dapat diukur rnamun yang
penting dalam termokimia adalah menentukan perubahan energi dalam (∆E), yaitu selisih antara
energy dalam produk (Ep) dengan energy dalam pereaksi (ER).

Ep = energy dalam produk


ER= energy dalam pereaksi
Perubahan energi dalam dapat berupa kalor yang diserap atau dibebaskan (q) dan kerja yang
dilakukan atau diterima (w).Sehingga, perubahan energi sistem sama dengan:

Jika sistem tidak melakukan kerja, tapi sistem diberi sejumlah kalor, maka: ∆E = q Jika sistem
menerima kerja, dan tidak terjadi perpindahan kalor, maka: ∆E = w

3. Perubahan Entalpi
Entalpi (H) digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang berpindah dari atau ke sistem pada
tekanan tetap. Nilai absolut entalpi tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah perubahan
entalpi (∆H). Perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi pada akhir proses (produk) dan
entalpi mula-mula (reaktan).
4. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
Artinya, sistem membebaskan energi, sehingga
entalpi sistem akan berkurang dimana entalpi produk lebih kecil dari pada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu perubahan entalpi (∆H) bertanda negatif.
CONTOH SOAL
Berapakah perubahan energi dalam (∆E), jika sistem menyerap kalor 150 J dan melakukan kerja
50 J? ∆E = q +w
Penyelesaian:
= (+150 J) + (- 50 J) Sistem menyerap kalor (+q) = +150 J = + 100 J Sistem melakukan kerja (-
w) = - 50 J 3. Perubahan Entalpi Entalpi (H) digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang
berpindah dari atau ke sistem pada tekanan tetap. Nilai absolut entalpi tidak dapat diukur, yang
dapat diukur hanyalah perubahan entalpi (∆H). Perubahan entalpi merupakan selisih antara
entalpi pada akhir proses (produk) dan entalpi mula-mula (reaktan). ∆H reaksi = Hakhir- Hawal
= H produk –H pereaksi 4. Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Perubahan Entalpi Standar


2. Entalpi Peruraian Standar (∆H0 d= Standard Enthalpy of Dissociation)
Entalpi Peruraian Standar (∆H0 d )yaitu perubahan entalpi yang menyertai reaksi
peruraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur bebas pembentuknya pada keadaan standar. Jadi,
entalpi peruarian merupakan kebalikan entalpi pembentukan, yaitu:
3.. Entalpi Pembakaran Standar (∆Hco = Standard Enthalpy of Combustion) Entalpi pembakaran
standar (∆Hco) adalah perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 molzat yang diukur pada
298 K, 1 atm

Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan, dengan menggunakan kalorimeter. Selain itu,
seorang ahli kimia dari Rusia, Henry Hess menemukan cara lain untuk menentukan kalor reaksi
yaitu berdasarkan data termokimia yang ada.
Kalorimetri
Kalorimetri merupakan cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter.
Sedangkan kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor reaksi. Kalorimeter
merupakan suatu sistem terisolasi jadi tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan
lingkungan di luar kalorimeter.
wadah tempat berlangsungnya reaksi pembakaran yang terbuat dari bahan stainless steel.
Sedangkan kalorimeter sederhana disusun dari dua buah gelas plastik/ polistirena. Gelas bagian
dalam ditutupi oleh gabus yang dilubangi untuk memasukkan thermometer dan pengaduk.Gelas
bagian luar digunakan sebagai bahan isolator kalor dari lingkungan. Dengan mengukur kenaikan
suhu di dalam kalorimeter, dapat ditentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat
kalorimeter berdasarkan rumus:

Penentuan Entalpi Reaksi


Karena kalorimeter merupakan sistem yang terisolasi, maka tidak ada kalor yang terbuang
kelingkungan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kalorimeter merupakan sistem yang terisolasi, maka tidak ada kalor yang terbuang
kelingkungan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

2. Hukum Hess
Menurut Henry Hess, entalpi merupakan suatu fungsi keadaan yaitu suatu reaksi yang tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi tergantung pada awal dan akhir reaksi. Jadi, jika reaksi
berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan (∆H) reaksi sama dengan jumlah
∆H dari semua tahapan
3.. Energi ikatan
Energi ikatan (energi disosiasi) merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan satu mol
ikatan dari suatu molekul gas menjadi atom-atomnya. Energi ikatan dilambangkan D dan
dinyatakan dalam kJ/mol. Untuk molekul beratom banyak digunakan energi ikatan rata-rata
Tabel 2.3 Energi beberapa jenis ikatan (kJ/mol)

Menurut hukum Hess, dengan diketahui data energi ikatan pada pereaksi dan produk dapat
ditentukan ∆H reaksi yang terjadi, dengan rumus:
Menurut hukum Hess, dengan diketahui data energi ikatan pada pereaksi dan produk dapat
ditentukan ∆H reaksi yang terjadi, dengan rumus:
LKPD
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
TERMOKIMIA
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA : 1
2.
3.
4.
5.

KELAS :
TUJUAN PEMBELAJARAN

3 .5 Menjelaskan jenis entalpi reaksi, Hukum Hess dan konsep energi ikatan.
4.5 Membandingkan perubahan entalpi beberapa reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

Entalpi adalah suatu fungsi keadaan, yang hanya tergantung pada keadaan awal
dan akhir dari pereaksi dan hasil reaksi tanpa memperhatikan jalannya perubahan
zat pereaksi menjadi hasil reaksi. Pada perhitungan entalpi yang telah dilakukan
sebelumnya, entalpi dapat ditentukan dengan menghitung kalor reaksi pada
tekanan tetap. Akan tetapi tidak semua reaksi dapat diketahui kalor reaksinya
secara langsung. Pada tahun 1840, ahli Kimia Jerman, Gerrmain Henry Hess,
memanipulasi persamaan termokimia untuk menghitung ΔH dalam sebuah hukum
yang disebut hukum Hess atau hukum penjumlahan kalor. Ia menyatakan bahwa :
“Jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan
entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi dari semua
tahapan”. Hukum Hess juga berbunyi : “Entalpi reaksi tidak tergantung pada jalan
reaksi melainkan tergantung pada hasil akhir reaksi”. Dari Hukum Hess tersebut,
perubahan entalpi suatu reaksi mungkin untuk dihitung dari perubahan entalpi
reaksi lain yang nilainya sudah diketahui. Hal ini dilakukan supaya tidak usah
dilakukan eksperimen setiap saat. Perubahan entalpi suatu reaksi kimia merupakan
selisih nilai entalpi pembentukan hasil reaksi dan entalpi pembentukan pereaksi.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Jelaskan prinsip metode penentuan perubahan entalpi menggunakan kalorimeter bom!
Jawab:
A. PENENTUAN ENTALPI SECARA EKSPERIMEN

2. Jelaskan prinsip metode penentuan perubahan entalpi menggunakan kalorimeter reaksi!


Jawab:
4. Jika Doni ingin mengetahui kalor yang dihasilkan dari pelelehan es batu, maka kalorimeter
mana yang lebih tepat untuk digunakan? Mengapa?
Jawab:
3. Jelaskan perbedaan antara kalorimeter bom dan kalorimeter reaksi!
Jawab :
Tuliskan persamaan termokimia dari : a. pembentukan 1 mol gas SO 2 melepaskan kalor sebesar
296,8 kJ b. penguraian 1 mol amonia menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen membutuhkan
kalor sebesar 92,0 kJ c. reaksi antara 1 mol Fe2O3 dengan karbon membentuk besi dan
karbon monoksida memerlukan 621 kJ
Jawab :
5. Apa yang dimaksud dengan entalpi dan perubahan entalpi standar?
B. PERSAMAAN TERMOKIMIA

. Ke dalam 50 mL larutan HCl dimasukkan serbuk Mg berlebihan, ternyata suhu naik dari 25 0C
menjadi 350C. Dengan menganggap kalor jenis larutan sama dengan kalor jenis air = 4,18 J/g/0C
dan kapasitas kalor wadahnya diabaikan. Hitunglah perubahan entalpi dari : Mg (s) + 2 HCl (aq) →
MgCl2 (aq) + H2 (g)
Jawab
Diketahui : NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l) ∆H = -54 kJ. Hitunglah perubahan suhu yang
terjadi jika 100 mL NaOH (aq) 1 M direaksikan dengan 100 mL HCl (aq) 1 M. Massa jenis
dan kalor jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis dan kalor jenis air !
Jawab :
C. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI

Salah satu aplikasi dari mempelajari termokimia adalah untuk


menghitung jumlah kalori dalam makanan. Makanan dibakar di dalam
sebuah perangkat khusus menggunakan proses yang disebut dengan
kalorimeter langsung atau direct calorimetry. Alat yang digunakan
disebut sebagai K alorimeter Bom (Kalorimetri P embakaran), yang
merupakan sebuah perangkat logam yang di dalamnya sebuah sampel
makanan akan dibakar sampai habis dalam wadah tertutup. Panas dari
makanan yang bereaksi akan meningkatkan suhu air sampai batas
tertentu yang dicatat oleh termometer yang akurat. Perubahan pada suhu
air setelah makanan terbakar habis adalah energi termal makanan
tersebut, yang memberikan nilai kalori. Dengan menggunakan motode
ini, rata-rata nilai kalori berbagai makanan telah ditetapkan. Nilai-nilai
kalori rata-rata ini kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai kalori
rata-rata untuk jenis makronutrien, sehingga dapat diputuskan nilai rata-
rata kalori protein, karbohidrat dan lemak.
Metode penentuan perubahan entalpi secara eksperimen secara umum
disebut sebagai kalorimetri pembakaran dan kalorimetri reaksi. Dalam
metode pertama, suatu unsur atau senyawa dibakar, biasanya dalam
oksigen, dan energi atau kalor yang dibebaskan dalam reaksi ini diukur.
Kalorimetri reaksi merujuk pada penentuan kalor reaksi apa saja selain
reaksi pembakaran. Metode kalorimetri reaksi lebih umum digunakan
dengan senyawa anorganik dan larutan-larutannya .
Stimulasi
Lampiran 2
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Peta Konsep
Glosarium
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Deskripsi
Petunjuk Penggunaan Modul
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1.Tujuan
2. Uraian Materi
3. Rangkuman
4. Latihan esay
5. Latihan Pilihan Ganda
6. Penilaian diri
Evaluasi
Daftar pustaka

KATA PENGANTAR

Anda mungkin juga menyukai