Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN

Nama : Muhammad Fathul Munif


No : 24
Kelas : XI MIPA 1

B. DASAR TEORI ( MATERI PENDUKUNG PERCOBAAN )


1. Pengertian Termokimia
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan energi, khususnya
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia.Secara operasional termokimia berkaitan
dengan pengukuran dan penafsiran perubahan kalor.Perubahan keadaan, dan
pembentukan larutan.Jumlah perubahan kalor reaksi sebagai hasil kimia dapat diukur
dengan alat yang bernama kalorimeter. Alat ini mengukur perubahan temperatur yang

terjadi selama reaksi kimia berlangsung (Basri, 2002 : 52).

Energi yang menyertai reaksi kimia lebih lazim dinyatakan dalam bentuk entalpi,
sebab banyak reaksi-reaksi kimia yang dilakukan pada tekanan tetap, bukan pada
volume tetap. Suatu besaran yang sangat berguna dalam reaksi kimia adalah
perubahan entalpi molar standar, dilambangkan dengan ΔH⁰, yang menyatakan
perubahan entalpi, jika satu mol pereaksi diubah menjadi produk pada keadaan
standar
Dalam termokimia ada dua yang perlu diperhatikan menyangkut perpindahan energi,
yaitu sistem dan lingkungan.Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat
perhatian dalam mempelajari perubahan energi. Sedangkan lingkungan adalah hal-hal
diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem Reaksi
Eksoterm dan Endoterm
Berdasarkan adanya perpindahan energi dari sistem kelingkungan atau sebaliknya,
rekasi termokimia dikelompokkan menjadi reaksi eksoterm dan endoterm.
2. Reaksi Eksoterm

Rekasi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor.Pada reaksi eksoterm, kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan sehingga entalpi semakin berkurang, artinya entalpi produk (Hp)
lebih kecil dari entalpi reaksi (Hr).Oleh karena itu perubahan entalpinya (ΔH) bertanda negatif.
Contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ΔH = - 26,78 Kkal
Reaksi eksoterm yang berlangsung menyebabkan kenaikan suhu serta mengeluarkan panas
pada proses reaksinya.

3. Reaksi Endoterm

Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor.Pada reaksi endoterm, sistem menyerap
energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih
besar dari entalpi reaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH) bertanda positif.
Contoh : 2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g) ΔH = + 26,78 Kkal
Reaksi endoterm yang berlangsung menyebabkan penurunan suhu serta memerlukan panas
pada proses reaksinya (Purwanti, 2012).
Entalpi
Kebanyakan percobaan kimia lebih sering dilakukan pada kondisi tekanan konstan dan bukan
pada volume tetap, sehingga disukai untuk menghubungkan kalor yang dipindahkan pada
tekanan tetap (Oxtoby,2001:201).
4. Perubahan Entalpi

Perubahan entalpi standar suatu reaksi dapat digolongkan menurut jenis reaksinya, seperti
entalpi pmbentukan standar (ΔHf⁰), entalpi penguraian standar (ΔHd⁰), dan entalpi
pembakaran standar (ΔHc⁰).Tapi pada dasarnya.Semua jenis perubahan entalpi standar,
kadang-kadang digolongkan sebagai entalpi reaksi (ΔHf⁰). Sebab reaksi pembentukan,

penguraian, maupun pembakaran, semua tergolong reaksi kimia (Sunarya,2010:149).

Jenis-jenis perubahan entalpi:


Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHf⁰)

Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHf⁰) menyatakan perubahan energy entalpi pada
pembentukan satu mol zat dari unsur-unsurnya pada keadaan standar (Purwanti, 2012).

Perubahan entalpi penguraian standar (ΔHd⁰)

Entalpi penguraian standar menyatakan perubahan entalpi pada satu mol zat atau senyawa menjadi
unsure-unsurnya pada keadaan standar (Purwanti,2012).

Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHc⁰)

Entalpi pembakaran standar menyatakan reaksi suatu zat atau suatu senyawa dengan oksigen
(Purwanti,2012).

5. Kalorimeter dan Kapasitas kalor

Alat yang digunakan untuk mengukur kalor yang diserap atau yang dilepaskan dalam reaksi kimia
disebut calorimeter. Perubahan kalor yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Qâ‚Œ m x c x ΔT atau Qâ‚Œ C x ΔT

Keterangan:

Q: kalor (J)

M : massa larutan (g)

C : kalor jenis pelarut ( gr/ml )


C: kapasitas kalor

ΔT: T2-T1 perubahan suhu (Suparmin,2014:51).

Termokimia membahas tentang perubahan energy yang menyertai suatu reaksi kimia yang
dimanifestasikan sebagi kalor reaksi (Sunarya,2010:127).

Kajian kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia.Termokimia
merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi kita
dapat mengukur (secara tak langsung, dengan cara mengukur kerja atau kenaikan temperature).
Energy yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan bergantung pada kondisinya apakah dengan
perubahan energy dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya, jika kita tahu ΔV atau ΔH suatu reaksi,
kita dapat memperkirakan jumlah energy yang dihasilkannya sebagai kalor (P.W.Afkins,1996:47).

6. Persamaan termokimia

Persamaan termokiia adalah persamaan kimia yang sudah setara.Dalam persamaan termokimia
harus melibatkan fasa zat-zat yang bereaksi, sebab perubahan entalpi bergantung pada fasa
zat.Sebagai contoh,reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen membentuk air. Jika air yang
dihasilkan membentuk/berwujud zat cair akan dilpeaskan sebesar 483,7 kJ, tetapi jika air yang
diproduksi berupa uap, kaloryang dilepaskan sebesar 571,1 kJ. Persamaan termokimianya adalah:

2H2(g) + O2(g) 2H2O(l) ΔH= -571,1 kJ

2H2(g) + O2(g) 2H2O(l) ΔH= -483,7 kJ

Perbedaan alor menunjukkan bahwa ketika uap air mengembun menjadi cair melepaskan kalor
sebesar selisih ΔH kedua reaksi di atas (Sunarya,2010:137).

Kalor adalah cara perpindahan energi panas dari suatu sistem ke sistem lain atau kelingkungan. Jika
tidak ada aliran panas, tidak dapat dikatakan memiliki kalor. Perubahan energi yang terjadi bersifat
kekal, artinya tidak ada energi yang hilang selama reaksi berlangsung melainkan berubah benuk dari
bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Adanya kekekalan energi ini ditunjukkan oleh
selisih penyerapan dan pelepasan energi yang disebut energi internal (Sunarya,2010:127-130).

Kalor reaksi dapat ditentukan dengan percobaan laboratorium atau dengan perhitungan. Dengan
perhitungan ada tiga cara, yaitu berdasarkan Hess, data kalor pembentukan standar dan data energi
ikatan (Syukri,1999:85).

Penentuan kalor reaksi

7. Hukum Hess
Hukum Hess menyatakan “kalor yang menyertai suatu reaksi tidak tergantung pada jalan yang
ditempuh, tetapi hanya pada kaedaan awal dan akhir (Syukri,1999:86).

Perubahan entalp dan reaksi-reaksi kimia dapat ditentuka secara laboratorium menggunakan alat
calorimeter.Namun demikian, banyak reaksi kimia yang ukar, bahkan tidak mungkin diukur secara
laboratorium.Contohnya reaksi pembentukan etanol dari unsure-unsurnya. Persamaan kimianya:

C(s) + 2H2(g) + ½ O2(g) CH3OH(l)

Berdasarkan sejumlah percobaan yang dilakukan dan sifat-sifat entalpi, Hess mengajukan
temuannya yaitu, oleh karena entalpi adalah suatu fungsi keadaan, maka perubahan entalpi yang
berlangsung dari keadaan awal ke keadaan akhir tidak bergantung pada jalannya reaksi. Dengan kata
lain, perubahan kalor dalam suatu reaksi hanya bergantung pada keadaan awal (pereaksi) dan
keadaan akhir (hasil reaksi). Besarnya perubahan kalor selalu tetap walaupun reaksi itu
dilangsungkan dalam satu tahap atau sederet tahap.Prinsip ini dikenal sebagai Hukum Hess.

Kalor pembentukan standar

Suatu senyawa dapat dibuat langsung dari unsure-unsurnya.Kalornya disebut kalor pembentukan
standar dan dapat ditentukan dengan percobaan.Kalor ini merupakan entalpi senyawa dan unsur-
unsur pembentuknya. Jika kita misalkan kalor pembentukan unsure tersebut nol, maka kita dapat
mengetahui kalor pembentukan relativ senyawa yang terbentuk (Sunarya,2010:138).

8. Energi ikatan

Kalor reaksi juga dapat diperkirakan dari data energy ikatan pereaksi dan hail reaksi. Energi ikatan
adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk menentukan ikatan antara dua atom dalam
senyawa.Oleh sebab itu, kalor reaksi (ΔH) adalah perubahan energi yang dibutuhkan dengan yang
dilepaskan.ΔHâ‚Œ Energi pengatoman pereaksi-Energi pengatoman produk.

Energi pengatoman unsur adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antara atom-
atom dalam unsur sehingga menjadi atom-atom bebas (Syukri,1999:93).

Menurut Hukum termodinamika perubahan energy yang menyertai wujud dinyatakan dalam rumus:
ΔE: Q-W. Dengan Qâ‚Œ kalor yang diserap oleh sistem, Wâ‚Œ kerja yang dilakukan oleh sistem,
kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap kerja dirumuskan dengan persamaan:
Wâ‚ŒP X ΔV dengan Pâ‚Œ tekanan gas, ΔVâ‚Œ perubahan volume untuk sistem gas oleh karena
pada tekanan tetap. ΔEâ‚Œ Q-P x ΔV. Bila ΔVâ‚Œ0, maka ΔEâ‚Œ Q kuantitas kalor yang diserap pada
tekanan tetap disebut entalpi (Epinur,dkk,2011:36).

9. Termometer laboratorium

Bentuknya panjang dengan skala dari -10°C sampai 110°C menggunakan raksa, atau alkohol seperti
ditunjukkan pada Gambar berikut

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer dapat digunakan untuk mengukur suhu
terhadap benda padat seperti makanan, benda cair seperti air, atau gas seperti udara.

Termometer kerap digunakan masyarakat untuk mengukur suhu tubuh saat demam melanda.
Satuan pengukur suhu yang umum digunakan adalah celcius, farenheit, dan kelvin, demikian dilansir
National Geographic.

Anda mungkin juga menyukai