Anda di halaman 1dari 9

1. A.

Latar Belakang
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energy dengan
lingkungan diluar kalorimeter. Dengan demikian, senyawa kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang
terjadi di dalam kalorimeter, tidak ada yang terbuang ke luar calorimeter. Dengan mengukur kenaikan
suhu di dalam calorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang di serap oleh air serta perangkat
kalorimeter.

Oleh karena itu, kami melakukan praktikum “KALORIMETER” untuk mengetahui perubahan entalpi
serta menentukan jumlah kalor dalam suatu reaksi menggunakan kalorimeter.

1. B. Rumusan Masalah
A. Hitung mol NaOH dan HCl !
B. Hitung perubahan entalpi reaksi !
C. Hitung perubahan entalpi reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCl !
D. Tuliskan persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl !

1. Tujuan
 Menentukan perubahan entalpi reaksi penetralan NaOH dan HCl

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Ø Kalorimetri
Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan dengan kalorimeter. Proses pengukuran kalor reaksi
disebut kalorimetri. Data ΔH reaksi yang terdapat pada tabel-tabel umumnya ditentukan secara
kalorimetri. Kalorimetri sederhana ialah mengukur perubahan suhu dari sejumlah air atau larutan
sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi. Kalorimeter dapat disusun
seperti berikut :

Plastik merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke
lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya
akan diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm, maka kalor itu
diserap kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap
atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and
Janet Renshaw, 2000). Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka:
dengan: q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
Δt = kenaikan suhu (K)

dengan C = kapasitas kalor dari kalorimeter (JK–1)


JENIS-JENIS KALORIMETER
Beberapa jenis kalorimeter :

1) Kalorimeter Bom
 Merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi
pembakaran.
 Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom ( tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari
bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi
dengan wadah yang kedap panas.
 Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.
 Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :
qreaksi = – (qair + qbom )
 Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m x c x ΔT
dengan :

m = massa air dalam kalorimeter ( g )


c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
ΔT = perubahan suhu ( oC atau K )
 Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
qbom = Cbom x ΔT
dengan :

Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )


DT = perubahan suhu ( oC atau K )
 Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap ( DV = nol ). Oleh
karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya.
DE = q + w dimana w = – P. DV ( jika DV = nol maka w = nol )
maka

DE = qv
2) Kalorimeter Sederhana
 Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan
kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam.
 Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase
larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).
 Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor
yang diserap oleh gelas dan lingkungan; diabaikan.

qreaksi = – (qlarutan + qkalorimeter )
qkalorimeter = Ckalorimeter x ΔT
dengan :

Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )


ΔT = perubahan suhu ( oC atau K )
 Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat diabaikan sehingga perubahan kalor
dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.
qreaksi = – qlarutan
qlarutan = m x c x ΔT
dengan :

m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )


c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
ΔT = perubahan suhu ( oC atau K )
 Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (∆P = nol ) sehingga perubahan kalor yang
terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.
ΔH = qp
PERSAMAAN TERMOKIMIA

Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia. Nilai
ΔH yang dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya
jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Oleh karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu dengan
membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat gas. Perhatikan contoh
berikut . Contoh: Pada pembentukan 1a mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen
dibebaskan 286 kJ. Kata “dibebaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu
?H = -286 kJ Untuk setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah:

H2 (g) + 1/2 O2 (g) ——> H2O (l) ΔH = -286 kJ

Atau

2 H2 (g) + O2 (g) ——> 2 H2O (l) ΔH = -572 kJ

(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ΔH juga harus dikali dua).

Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, perubahan entalpi (ΔH) reaksidapat dikelompokkan menjadi
empat jenis, antara lain:
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH°f)
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses pembentukan satu mol senyawa melalui unsur-unsurnya.
Sebagai contoh, reaksi ½ H2(g) + ½ I2(s) HI(g) merupakan reaksi pembentukan 1 mol senyawa HI. Kalor
yang terlibat dalam reaksi ini disebut ΔH°f HI.
2. Perubahan entalpi penguraian standar (ΔH°d)
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses penguraian satu mol senyawa menjadi unsur-unsur
pembentuknya. Sebagai contoh, reaksi HI(g) ½ H2(g) + ½ I2(s) merupakan reaksi penguraian 1 mol
senyawa HI. Kalor yang terlibat dalam reaksi ini disebut ΔH°d HI. Reaksi penguraian merupakan
kebalikan dari reaksi pembentukan. Dengan demikian, tanda ΔH°d berkebalikan dengan tanda ΔH°f.
3. Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔH°c)
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses pembakaran satu mol unsur atau satu mol senyawa
dengan oksigen. Sebagai contoh, reaksi C(s) + O2(g) CO2(g) merupakan reaksi pembakaran 1 mol unsur
C. Kalor yang terlibat dalam reaksi ini disebut ΔH°c C. Contoh lain, reaksi pembakaran belerang
dioksida, SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g). Kalor yang terlibat dalam reaksi ini disebut ΔH°c SO2.
4. Perubahan entalpi netralisasi standar (ΔH°n)
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses reaksi satu mol senyawa asam (H +) dengan satu mol
senyawa basa (OH–). Sebagai contoh, reaksi HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) merupakan reaksi
netralisasi satu mol asam terhadap satu mol basa. Kalor yang terlibat dalam reaksi ini disebut ΔH°n.
Reaksi kimia umumnya berlangsung pada tekanan tetap. Perpindahan kalor yang terjadi saat reaktan
berubah menjadi produk disebutperubahan entalpi reaksi (ΔH) dan dapat dituliskan dalam persamaan
berikut:
ΔH = Hproduk – Hreaktan
Entalpi reaksi (ΔH) dapat bertanda positif maupun negatif, tergantung proses yang terjadi. Pada
reaksi endoterm, kalor berpindah dari lingkungan ke sistem, menyebabkan entalpi produk lebih tinggi
dibandingkan entalpi reaktan, sehingga ΔH bertanda positif (ΔH>0). Sebaliknya, pada
reaksi eksoterm, kalor berpindah dari sistem ke lingkungan, menyebabkan entalpi produk lebih rendah
dibandingkan entalpi reaktan, sehingga ΔH bertanda negatif (ΔH<0).
Pengertian Kalorimeter dan Kalorimetri

Kalorimetri adalah ilmu yang berhubungan dengan penentuan perubahan energi dari suatu sistem
dengan mengukur panas ditukar dengan lingkungan. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah panas yang ditransfer ke atau dari suatu benda. Sebagai salah satu perangkat yang
digunakan dalam ilmu kalorimetri, kalorimeter memainkan peran penting dalam mengukur kapasitas
panas di sejumlah lingkungan yang aman, serta perubahan fisik yang terjadi dengan kejadian reaksi
kimia tertentu. Kata ini berasal dari istilah Latin kalor, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi
“panas.” Sementara kebanyakan orang memahami konsep kalori yang berkaitan dengan kenaikan
atau penurunan berat badan, seseorang lebih sedikit sadar bahwa kandungan kalori ditentukan oleh
kemampuan zat untuk menghasilkan panas atau energi sebagai akibat dari konsumsi.

Pengertian Kalorimeter dan Kalorimetri

Sebuah kalorimeter mengukur jumlah panas yang dihasilkan oleh zat dalam kalori

Apa kalorimeter sebenarnya adalah mengidentifikasi tingkat dan skala produksi dari panas atau
energi dan menerjemahkannya ke dalam sebutan numerik yang dapat digunakan untuk mengukur
produksi dan asimilasi panas dan energi. Ketika berpikir dalam hal menghitung kalori, karena itu, apa
yang sebenarnya terjadi adalah terpikir dalam hal berapa banyak panas dan energi akan dihasilkan
dan dikeluarkan sebagai hasilnya.

Pengukuran Kalori memiliki beberapa aplikasi penting. Salah satu yang paling umum berkaitan
dengan masalah kesehatan. Karena kandungan kalori dari beberapa makanan yang dinilai cukup
tinggi, hasilnya adalah bahwa energi atau panas yang diciptakan oleh konsumsi makanan harus
membuat penggunaan terbaik dari yang dihasilkan energi. Jika tidak ada efisiensi penggunaan kalori,
maka hasilnya adalah energi yang tersimpan dalam bentuk lemak untuk konsumsi kemudian. Itulah
sebabnya kalorimeter sangat penting. Pengukuran yang tepat kalori memungkinkan orang untuk
lebih baik merencanakan asupan makanan mereka untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup
panas atau energi untuk berfungsi, namun tidak menyimpan kelebihan energi sebagai lemak.

Ada beberapa jenis alat ukur yang membantu untuk mengukur energi dan produksi panas, termasuk
diferensial scanning, dan kalorimeter isotermal. Masing-masing digunakan dalam beberapa cara
untuk mengukur kalori dalam lingkungan yang berbeda. Mereka dapat digunakan untuk mencatat
perubahan suhu secara substansi ketika cairan diperkenalkan, misalnya. Faktor-faktor lain, seperti
perubahan kondisi cuaca dalam lingkungan yang terkendali, juga menghasilkan data tentang
perubahan panas dan produksi energi. Semua jenis penelitian dan ilmiah eksperimen membantu
untuk memperbaiki cara konsep kalori yang digunakan dalam komunitas ilmiah serta dalam industri
dan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara kalorimeter bukan sebuah perangkat yang ditemukan di rumah, investigasi yang sedang
berlangsung ke dalam cara kapasitas panas spesifik ditentukan tidak membuat dampak pada cara
orang hidup, bekerja, dan makan. Penggunaan alat yang tepat membantu untuk membuat ilmu
energi dan produksi panas dan penggunaan yang lebih efisien, serta membuat penggunaan kalori
lebih produktif bagi masyarakat pada umumnya.
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dan reaksi kimia atau perubahan fisik. Pada
kalorimetri ini dapat melakukan pengukuran perubahan kalor yang bergantung pada pemahaman
tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Dengan demikian kita dapat mengetahui suhu pada
suatu ruangan atau benda-benda lainnya. pengukuran panas ini sangat bermanfaat diberbagai
bidang, salah satunya adalah kesehatan.

Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor


Kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat
sebesar satu derajat Celsius. Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat Celsius. Hubungan kapasitas kalor dan
kalor jenis suatu zat adalah C=ms dimana m adalah massa zat dalam gram.

Dalam sebuah percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor :

1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu

Dapat dirumuskan:

Q= m.c(t2-t1)

keterangan:

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)

m adalah massa banda (kg)

c adalah kalor jenis (J/kgC)

(t2-t1) adalah perubahan suhu

Rumus kapasitas kalor:

H=Q/(t2-t1)

Keterangan:

H adalah kapasitas kalor

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)

(t2-t1) adalah perubahan suhu

Kalorimetri Volume-Konstan

Kalor pembakaran biasanya diukur dengan menempatkan senyawa yang massanya diketahui
dalam wadah baja yang disebut kalori meter bom volume-konstan, yang diisi dengan oksigen
pada tekanan 30 atm. Bom tertutup dicelupkan kedalam air, sampel dihubungkan ke listrik, dan
kalor yang dihasilkan

oleh reaksi pembakaran dapat dihitung secara tepat dengan mencatat kenaikan suhu air. Kalor
yang dilepas oleh sampel di serap oleh air dan bom. Kalorimeter yang dirancang secara khusus
itu memungkinkan kita untuk mengasumsikan bahwa tidak ada kalor (atau massa) yang hilang
ke lingkungan selama waktu pengkuran. Dengan demikian kita dapat mengetahui kalor
pembakaran pada bom tersebut. Jadi kita dapat menyebut bom itu dan air tempat
pencelupannya sebagai sistem terisolasi. Karena tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan
sistem selama proses berlangsung,

perubahan kalor sistem (qsistem) harus nol dan kita dapat menulis

qsistem = qkal + qreaksi

=0

dimana qkal dan qreaksi berturut adalah perubahan kalor untuk kalorimeter dan reaksi.

Jadi, qreaksi = -qkal[3]

Kalorimetri Tekanan-Konstan

Peralatan yang lebih

sederhana dibanding kalorimeter volume-konstan adalah kalorimeter tekanan-konstan, yang


digunakan untuk menentukan perubahan kalor untuk reaksi selain pembakaran. Secara kasar,
kalorimeter tekanan-kanstan dapat dibuat dari dua cangkir kopi styrofoam. Hal tersebut
merupakan cara sederhana dari kalorimetri tekanan-konstan. Peralatan ini mengukur pe

ngaruh kalor pada berbagai reaksi, seperti penetralan asam basa, kalor pelarut, dan kalor
pengenceran.
Karena tekanannya konstan, perubahan kalor yang terjadi untuk proses (qreaksi) sama dengan
perubahan entalpi. Dari dua cangkir kopi styrofoam dapat

diketahui perubahan-perubahan kalor yang terjadi serta cara sederhana

yang dapat dilakukan untuk mengetahui perubahan kalor.

Anda mungkin juga menyukai