Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques Charles. Charles
menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
seimbang yang berbeda pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Keterangan:
Grafik hubungan volume dan suhu gas pada tekanan konstan (isobarik)
Apabila hubungan antara volume dan suhu pada hukum Charles kita lukiskan dalam grafik, maka
hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isobarik yang
artinya bertekanan sama.
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay
Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan
konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua
keadaan seimbang yang berbeda pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Keterangan:
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada hukum Gay Lussac dilukiskan dalam grafik,
maka hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isokhorik
yang artinya volume sama.
Apabila hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac digabungkan, maka diperoleh
persamaan sebagai berikut.
Persamaan di atas disebut hukum Boyle-Gay Lussac. Kita telah mempelajari hukum-hukum
tentang gas, yaitu hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac. Namun, dalam setiap penyelesaian
soal biasanya menggunakan hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini disebabkan hukum ini merupakan
gabungan setiap kondisi yang berlaku pada hukum-hukum gas ideal.
Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan
tetap yang menyatakan bahwa
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
dengan
Dimana p menunjukkan tekanan dan V menunjukkan volume gas. Dalam suhu dan ruang tetap,
jika tekanan naik maka volume akan turun, dan sebaliknya, jika tekanan turun maka volume akan
naik. Hal ini bisa dilihat pada pompa sepeda, jika kita mendorong pompa ke bawah, maka
volume udara dalam pompa akan mengecil dan tekanan udara dalam pompa akan naik sehingga
mampu meniupkan udara ke dalam ban sepeda.
Hukum Gay Lussac berbicara tentang hubungan antara volume gas dan suhu gas pada tekanan
yang sama. Hukum Gay Lussac berbunyi:
Volume gas sebanding dengan suhunya asalkan tekanannya tetap
Dalam bentuk persamaan, hukum Gay Lussac dapat dirumuskan dengan:
V/T = konstan, atau
V1/T1 = V2/T2
Dimana V menunjukkan Volume dan T menunjukkan suhu. Pada tekanan tetap, udara yang
dipanaskan akan mengembang, dan sebaliknya, udara yang didinginkan akan menyusut. Hal ini
dapat dilihat pada balon udara. Udara pada balon udara dibuat panas supaya udaranya
mengembang sehingga lebih ringan dari udara sekitar, oleh karena itu balon udara bisa terbang.
Untuk percobaan, silakan letakkan botol plastik kosong bekas air mineral yang tipis ke dalam
kulkas. Tutup rapat dan diamkan dalam beberapa jam. Jika sudah dingin, makan botol akan
menjadi penyok dan kisut. Kenapa? Karena udara dalam botol volumenya menyusut. Coba
letakkan botol tersebut di luar kulkas, maka lama-lama botol tersebut akan kembali normal.
Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan sintesis dari Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac,
sehingga kedua rumus tersebut dapat disatungan menjadi:
P.V/T = konstan, atau
P1.V1/T1 = P2.V2/T2
Sedangkan dalam kondisi ideal, rumus persaamaan gas ideal menurut Hukum Boyle-Gay Lussac
adalah:
p.V = N.k.T
Dimana:
k = konstanta Boltzmann (1,38 . 10-23 J.K-1)
N = jumlah partikel gas
Berdasarkan Hukum gas yang disampaikan dalam Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac, maka
didapatkan persamaan umum gas ideal sebagai berikut:
p.V = n.R.T
Dimana:
p = tekanan gas
V = volume gas
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas = 8,314 kJ.mol-1.K-1 = 0,08205 liter.atm.mol-1.K-1
T = suhu gas (K)
A. Hukum Boyle
Robert Boyle (1627-1691) mengamati sebuah fenomena dari sebuah gas yang terletak dalam
sebuah wadah. Robert Boyle mencoba menyelidiki hubungan antara tekanan dan volume gas
dalam wadah tetutup pada suhu tetap. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil yang menyatakan
bahwa “Jika suhu gas berada dalam wadah tertutup (tidak bocor) dijaga tetap, tekanan gas
berbanding terbalik dengan volumenya. Secara matematis, penyataan di atas dinyataka sebagai :
dimana :
Persamaan (1) memperlihatkan hubungan antara volume dan tekanan gas yang dikemukakan
oleh Boyle. Salah satu penerapan prinsip hukum Boyle dapat dilihat pada semprotan obat
nyamuk (lihat gambar 2.1). Pompa berfungsi untuk mengubah volume gas dalam tabung
semprotan. Saat pompa digerakkan ke kanan maka volume gas akan mengecil dan tekanan gas
meningkat. Tekanan gas yang besar keluar melalui ujung tabung dan membuat cairan pada pipa
tadon tersemprot keluar. Sedangkan ketika pompa ditarik kea rah kiri maka volume gas semakin
besar dan tekanan gas dalam tabung menjadi menurun.
Gambar 2.2 Grafik Hubungan antara Volume dan Tekanan gas pada Suhu tetap
Hubungan antara volume dan tekanan pada peristiwa tersebut dapat ditunjukkan melalui grafik
(lihat gambar 2.2). Grafik tersebut menunjukkan jika volume bertambah maka tekanan gas akan
berkurang.
B. Hukum Charles
Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Robert Boyle, Jacques Charles (1747-1823)
menggerakkan piston namun parameter yang dibuat konstan adalah tekanan gas. Dari hasil
percobaannya, Charles memperoleh kesimpulan bahwa “Jika gas dalam ruang tertutup
tekanannya dijaga konstan maka volume gas dalam jumlah tertentu berbanding lurus dengan
temperature mutlaknya. Selain itu Charles juga telah mampu menentukan hubungan antara suhu
dan volume secara kuantitaf. Berikut adalah persamaan matematis untuk menggambarkan
hubungan kedua variabel tersebut :
dimana :
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan volume gas jika tekanan
gas dijaga konstan.
Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara Suhu dan Volume gas pada Tekanan tetap
Peristiwa yang ditunjukkan pada grafik dan persamaan dapat dilihat secara langsung melalui
balon yang ditempatkan pada mulut botol yang direndam air panas, menunjukkan semakin tinggi
suhu gas dalam botol maka volume gas juga membesar.
Joseph gay-Lussac (1778-1850) menyatakan bahwa : “ Jika gas dalam wadah tertutup volumenya
dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya”. Peristiwa
yang berkaitan dengan pernyataan tersebut adalah botol pengharum ruangan yang dipanaskan.
Semakin tinggi suhu botol saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan gas dalam botol
sehingga menyebabkan botol akhirnya meledak. Secara matematis hubungan antara suhu dan
tekanan adalah:
dimana :
Berikut ini terdapat grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan tekanan pada volume
ruang yang tetap.
Gambar 2.5 Grafik Hubungan antara Suhu dan Tekanan gas pada Volume tetap
Berdasarkan 3 hukum yang telah dijelaskan di atas maka diperoleh Hukum Boyle-Gay Lussac
yang menyatakan hubungan antara suhu, tekanan dan volume gas yang secara matematis sebagai
berikut :
dimana :
Persamaan di atas hanya digunakan pada keadaan gas yang massanya tetap atau jumlah partikel
konstan dalam ruang tertutup rapat. Sedangkan pada peristiwa dimana jumlah partikel gas dalam
wadah berubah, persamaan tersebut tidak berlaku.
Misalkan saat seseorang meniup balon maka partikel gas dalam balon tersebut akan bertambah.
Persamaan yang digunakan dalam peristiwa ini adalah :
dimana :
N = banyak partikel