Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FISIKA

Deskripsikan hasil percobaan yang dilakukan oleh ilmuwan berikut dalam menghasilkan teori
mengenai gas:

1. Robert Boyle ( 1627-1691 )


Pada tahun 1662 Robert Boyle mempelajari hubungan Antara volume dan tekanan gas pada suhu
konstan. Untuk percobaannya dilakukan dengan memasukkan sejumlah gas tertentu ke dalam sebuah
wadah tertutup, Dia mengamati bahwa volume massa gas yang diberikan berbanding terbalik dengan
tekanannya asal suhu tetap konstan seperti ketika tekanan gas bertambah maka volume gas berkurang,
demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang maka volume gas bertambah. Dan dikenal sebagai
HUKUM BOYLE “ Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas “
Rumus Hukum Boyle:

P.V=C
P : Tekanan gas pada suhu tetap ( Pa )
V : Volume gas pada suhu tetap ( m3 )
C : Bilangan ( Konstanta )
Apabila tekanan diubah maka volume pada gas tersebut akan berubah juga:

P1 . V1 = P2 . V2

P1 = tekanan gas mula-mula (atm.cm Hg, N/m2, Pa)


P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)
Hukum Boyle hanya bisa berlaku pada:
 Suhu gas tetap atau konstan
 Gas terdapat dalam ruangan tertutup
 Tidak adanya reaksi kimia
 Tidak adanya perubahan wujud gas

Jika digambarkan dengan grafik Hukum Boyle akan membentuk kurva isoternal
Grafik yang menyatakan hubungan antara volume dan tekanan. Berdasarkan hasil percobaannya,
Robert Boyle menemukan bahwa volume gas mengalami perubahan secara tidak teratur sehingga garis
pada grafik kelihatan melengkung. Tekanan yang diganbarkan pada grafik merupakan adalah tekanan
absolut, bukan tekanan ukur.

Penerapan Hukum Boyle:

Pada prinsip kerja tersebut pompa dikelompokkan menjadi 2 yakni pompa hisap dan pompa
tekan. Ketika penghisap ditarik, maka volume udara yang ada dalam sebuah pompa tersebut membesar
dan udara tidak dapat masuk ke sebuah ban karena harus masuk melewati katup (ventil) dari karet.

Jika pengisap ditekan maka volume udara didalam sebuah pompa akan mengecil dan udara dapat
masuk ke sebuah ban melewati ventil karena tekanannya membesar. Alat sejenis yang memakai prinsip
hukum boyle adalah alat suntik, pipet, pompa tekan dan pompa hisap.

2. Jacques Charles ( 1746 – 1823 )


Setelah Robert Boyle menemukan hubungan Antara volume dan tekanan, ilmuwan
berkebangsaan Perancis menyelidiki hubungan antara suhu dan volme gas. Berdasarkan hasil
percobaannya, ia menemukan apabila tekanan gas selalu konstan maka ketika suhu gas bertambah volume
gas juga akan bertambah, Sebaliknya ketika suhu gas berkurang volume gas juga akan berkurang.
Dalam termodinamika dan kimia fisik, Hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan
tetap yang menyatakan bahwa “ Pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu
berbanding lurus terhadap temperaturnya ( dalam Kelvin ) “

Rumus Hukum Charles:


V : Volume gas ( m3 )
T : Temperatur gas ( K )
K : Konstanta

Apabila hubungan antara volume gas dan suhu pada tekanan konstan akan membentuk kurva
isobaric yang artinya bertekanan sama.

Namun, perubahan volume gas akibat adanya perubahan suhu terjadi secara teratur maka garis
pada grafik akan tampak lurus. Apabila garis pada grafik digambarkan sampai suhu yang lebih rendah
maka garis akan memotong sumbu di sekitar -273o C yang merupakan suhu terendah namun karena
adanya kesepakatan bersama maka suhu terendah menjadi -273,15 oC. Jika suhu dalam skala Celcius dapat
diubah menjadi Kelvin dengan menambahkan 273,15oC namun jika suhu dalam Kelvin diubah menjadi
Celcius dengan mengurangi 273,15oC

Penerapan Hukum Charles dalam kehidupan sehari-hari


Penerbangan balon udara hidrogen dengan Gas hidrogen dimasukkan ke dalam balon melalui
pipa, tetapi karena tidak melewati air dingin maka kesulitan besar dialami saat mengisi balon.

3. Joseph Louis Gay-Lussac ( 1778 – 1850 )


Pada tahun 1809 Joseph Louis Gay-Lussac melakukan percobaan dan menemukan bahwa apabila
volume gas diatur konstan, ketika tekanan gas bertambah maka suhu mutlak gas pun akan bertambah.
Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang maka suhu mutlak gas pun akan berkurang,
hubungan ini kemudian dikenal sebagai Hukum Gay-Lussac yang menyatakan bahwa “ Pada volume
konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlak gas “
Rumus Hukum Gay-Lussac:

P 1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m 2 )


T 1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P 2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m 2 )
T 2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Yang dimaksudkan dengan suhu mutlak gas adalah suhu gas yang dinyatakan dalam skala
Kelvin. Apabila suhu masih dalam skala Celcius, maka ubah terlebih dahulu ke dalam skala Kelvin.
Hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume konstan dapat dilukiskan dengan grafik
seperti yang tampak pada Gambar berikut:

Proses yang terjadi pada volume konstan disebut proses isokhoris.

Penerapan Hukum Gay-Lussac dalam kehidupan sehari-hari:

Ketika peluru ditembakkan, pengapian mesiu menghasilkan gas panas yang meningkatkan
tekanan sehingga peluru bergerak dengan kecepatan tinggi.

Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac merupakan hukum gas gabungan. Ketiga
hukum gas tersebut bersama dengan hukum Avogadro dapat digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.

Anda mungkin juga menyukai