Anda di halaman 1dari 3

Hukum-Hukum Gas

1. Hubungan Tekanan-Volume: Hukum Boyle

Pada abad ke-17, Robert Boyle mempelajari perilaku gas secara


sistematis dan kuantitatif. Penyelidikan Boyle tentang hubungan
tekanan-volume dari sampel gas, menggunakan peralatan seperti
gambar di samping dimana tekanan yang dikenakan pada gas oleh
merkuri yang ditambahkan ke dalam tabung, sama dengan tekanan
atmosfer. Kemudian, ketika merkuri ditambahkan, terjadi
kenaikan tekanan sehingga menghasilkan penurunan volume gas
dan penurunan ketinggian merkuri yang tidak sama di dalam
tabung. Boyle memperhatikan bahwa jika suhu dijaga konstan,
volume (V) dari sejumlah tertentu gas menurun, sejalan dengan
kenaikan tekanan totalnya (P), yaitu tekanan atmosfer ditambah
dengan tekanan yang disebabkan oleh penambahan merkuri. Jadi,
bila tekanan yang diterapkan menurun, maka volume gas akan meningkat. Pernyataan
matematis : P ≈ 1/V dimana lambing ≈ berarti sebanding dengan. Untuk mengubah ≈
menjadi tanda sama dengan, maka pernyataan tadi harus ditulis : P = k1 x 1/V dimana k1
adalah konstanta yang disebut konstanta kesebandingan. Pernyataan tadi merupakan
pernyataan hukum Boyle, yang menyatakan bahwa tekanan dari sejumlah tetap suatu gas
pada suhu yang dijaga konstan adalah berbanding terbalik dengan volumenya. Pernyataan
matematisnya menjadi : PV = k1 dimana bentuk hokum Boyle ini mengatakan bahwa hasil
kali antara tekanan dan volume suatu gas pada suhu dan jumlah gas yang konstan adalah
konstanta. Walaupun nilai dari masing-masing tekanan dan volume dapat sangat bervariasi
untuk suatu sampel gas yang ditentukan, sepanjang suhu dijaga konstan dan jumlah gas tidak
berubah, maka P dikalikan V sama dengan suatu konstanta. Sehingga, untuk suatu sampel gas
tertentu dibawah dua kondisi yang berbeda pada suhu konstan, maka diperoleh : P1V1 = k1 =
P2V2 atau P1V1 = P2V2 dengan V1 dan V2 masing-masing adalah volume pada tekanan P1 dan
P2.

2. Hubungan Suhu-Volume: Hukum Charles dan Gay-Lussac

Bagaimanakah perubahan suhu berpengaruh terhadap volume dan tekanan gas? Kita
lihat pengaruh suhu terhadap volume gas. Peneliti pertama mengenai hubungan ini adalah
Jacques Charles dan Joseph Gay-Lussac. Penelitian mereka memperlihatkan bahwa, pada
tekanan konstan, volume sampel gas akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika
didinginkan seperti pada gambar diatas.

Jika kita mempelajari hubungan suhu-volume


pada berbagai tekanan dimana pada suatu nilai
tekanan yang ditentukan, plot dari volume
terhadap suhu menghasilkan garis lurus. Dengan
memperpanjang garis ke volume nol, diperoleh
perpotongan pada sumbu suhu dengan nilai
-273,150C. Pada tekanan lainnya, diperoleh garis
lurus yang berbeda dari plot antara volume suhu,
namun diperoleh pula perpotongan pada sumbu
suhu yang sama. -273,150C didefinisikan oleh fisikawan Lord Kelvin sebagai nol mutlak,
yang merupakan suhu terendah yang bisa dicapai. Lalu, ia menetapkan skala suhu mutlak
atau biasa disebut skala suhu Kelvin. Konversi antara oC dan K yaitu : K = (oC + 273,15oC).
Dalam sebagian besar perhitungan, digunakan 273 dan bukan 273,15 sebagai konstanta.
Ketergantungan volume gas terhadap suhu dinyatakan dalam persamaan : V ≈ T jika diubah
menjadi sama dengan, V=k2T atau V/T = k2 dimana k2 adalah konstanta kesebandingan.
Persamaan tadi dikenal sebagai hokum Charles dan Gay-Lussac, yang menyatakan bahwa
volume dari sejumlah tetap gas pada tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu
mutlak gas itu. Bentuk lain dari hokum Charles menyatakan bahwa, pada jumlah dan volume
gas yang konstan, tekanan gas sebanding dengan suhu, P ≈ T atau P = k3T atau P/T = k3.

Kita dapat membandingkan 2 keadaan volume-suhu untuk sampel gas tertentu pada
tekanan konstan. Jadinya persamaanya: V1/T1 = k2 = V2/T2 atau V1/T1 = V2/T2 dimana V1
dan V2 adalah volume gas masing-masing pada suhu T1 dan T2 (keduanya dalam Kelvin).

3. Hubungan Volume-Jumlah Gas: Hukum Avogadro

Pada tahun 1811, Amedeo Avagadro mempublikasikan suatu hipotesis bahwa pada
suhu dan tekanan yang sama, sejumlah volume yang sama dari gas-gas yang berbeda
mengandung jumlah molekul yang sama pula. Lalu, dinyatakan pula bahwa volume gas apa
pun harus sebanding dengan jumlah mol dari molekul yang ada, sehingga, persamaannya
yaitu V ≈ n atau V = k4n dimana n menyatakan jumlah mol dan k4 adalah konstanta
kesebandingan. Persamaan tadi adalah pernyataan matematis dari hukum Avogadro, yang
menyatakan bahwa pada tekanan dan suhu konstan, volume suatu gas berbanding langsung
dengan jumlah mol gas yang ada. Berdasarkan hukum Avogadro, jika 2 gas bereaksi satu
dengan yang lainnya, maka volume gas yang bereaksi memiliki perbandingan yang
sederhana. Jika hasilnya adalah gas, maka volumenya terkait dengan volume pereaksinya
dalam perbandingan yang sederhana.

Anda mungkin juga menyukai