Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN

TEMPERATUR,VOLUME,DAN
TEKANAN DALAM HUKUM
GAS IDEAL
Nama kelompok:
DAMHURI (2204161073)
RIO ZEFANYA H (2204161074)
ARIS TOTELES (2204161075)
SEBRI YENALDI (2204161076)
Hubungan Temperatur-Volume Pada Tekanan Konstan

Hubungan temperatur- volume pada tekanan konstan atau lebih dikenal


pada Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques
Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Apabila hubungan antara volume dan suhu
pada hukum Charles kita lukiskan dalam
grafik, maka hasilnya tampak seperti pada
gambar disamping. Kurva yang terjadi
disebut kurva isobarik yang artinya
bertekanan sama.

Grafik hubungan volume dan suhu gas pada


tekanan konstan (isobarik)
Hukum Charles Untuk proses Tekanan Konstan

Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan tetap
yang menyatakan bahwa :
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:

Dengan:
V: volume gas (m3),
T: temperatur gas (K), dan
k: konstanta
Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun
1802, namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques Charles dari
sekitar tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut dinamai
hukum Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac merupakan hukum
gas gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum Avogadro dapat
digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.
Hubungan Tekanan-Volume Pada Temperatur Konstan
Hubungan tekanan-volume pada temperatur konstan yang mana hubungan ini lebih
dikenal di dalam Hukum Boyle yang dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang
bernama Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas
yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas
berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh persamaan sebagai
berikut.

Keterangan:
p1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada suhu
konstan (isotermal).

Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan sebuah kurva yang


disebut kurva isotermal. Perhatikan gambar diatas. Kurva isotermal
merupakan kurva yang bersuhu sama.
Hubungan Temperatur-Tekanan Pada Volume Konstan
Hubungan temperatur-tekanan pada volume konstan yang mana hungungan ini terdapat dalam
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay Lussac
menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang
yang berbeda pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K) Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada
hukum Gay Lussac dilukiskan dalam grafik, maka
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
hasilnya tampak seperti pada gambar disamping.
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2) Kurva yang terjadi disebut kurva isokhorik yang
artinya volume sama.

Grafik hubungan tekanan dan suhu gas


pada volume konstan (isokhorik)
Hukum Charles Untuk Proses Volume Konstan
Hukum Charles (p dan v konstan): “Pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu
berbanding lurus ter hadap temperaturnya”
Volume ∝ Suhu → Tekanan konstan
V ∝ T → P konstan
Hukum Charles juga bisa ditulis seperti ini :

Arti dari persamaan 1 adalah pada tekanan (P) konstan, apabila suhu mutlak (T) gas berubah maka
volume (V) gas juga berubah sehingga hasil perbandingan antara suhu mutlak dan volume selalu
konstan. Jika suhu mutlak gas bertambah, maka volume gas juga bertambah atau sebaliknya jika
suhu mutlak gas berkurang maka volume gas juga berkurang, sehingga hasil perbandingan antara
suhu dan volume selalu konstan. Yang dimaksudkan dengan suhu mutlak gas adalah suhu gas
yang dinyatakan dalam skala Kelvin. Apabila suhu masih dalam skala Celcius, maka ubah terlebih
dahulu ke dalam skala Kelvin.
Hukum Gas Umum
Hukum-hukum gas dikembangkan pada akhir abad ke-18, ketika para ilmuwan mulai menyadari
bahwa hubungan antara tekanan, volume dan suhu dari sampel gas dapat diperoleh, yang menjadi dasar bagi
pendekatan untuk semua gas. Gas berperilaku dengan cara yang sama dalam berbagai kondisi karena
semuanya memiliki molekul yang sangat luas, dan persamaan keadaan untuk gas ideal berasal dari teori
kinetik. Hukum gas sebelumnya saat ini dianggap sebagai kasus khusus persamaan gas ideal, dengan satu atau
lebih variabel tetap dijaga konstan.
Hukum gas gabungan adalah suatu hukum gas yang menggabungkan hukum Charles, hukum Boyle,
dan hukum Gay-Lussac. “Perbandingan antara hasil kali tekanan-volume dan suhu pada suatu sistem
bernilai konstan.”
atau Persamaan Gas Umum didapat dengan menggabungkan Hukum Boyle, Hukum Charles, dan
Hukum Gay-Lussac. Persamaan ini menunjukkan hubungan antara tekanan, volume, dan suhu bagi gas
dengan massa (kuantitas) tetap:
Persamaan ini dapat pula ditulis sebagai:

Dengan penambahan hukum Avogadro, hukum gas gabungan dikembangkan menjadi hukum gas ideal:
pV=nRT
di mana:
p = tekanan
V = volume
n = jumlah mol
R = adalah konstanta gas universal
T =adalah suhu (K)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai