Anda di halaman 1dari 13

Apa itu Teori Kinetik Gas?

Teori kinetik gas merupakan konsep dasar yang menjadi landasan untuk
memahami fenomena terkait gas.

Teori kinetik gas didasarkan pada asumsi bahwa gas terdiri dari partikel-
partikel kecil, seperti atom atau molekul, yang bergerak secara acak.

Partikel-partikel ini memiliki energi kinetik (energi gerak) yang dapat


diukur.

Teori kinetik gas membantu menjelaskan berbagai sifat gas, seperti


tekanan, volume, suhu, dan jumlah gas (n), berdasarkan pergerakan
partikel-partikel gas.

Misalnya, tekanan gas dapat dijelaskan sebagai hasil dari tumbukan


berulang antara partikel-partikel gas dengan dinding wadah.

Apa itu Gas Ideal?

Gas ideal merupakan prinsip utama dalam teori kinetik gas. Contoh yang
sering kita temui di kehidupan sehari-hari adalah ban kempes.

Salah satu penyebab ban kempes adalah adanya penyusutan karena


pengaruh dari suhu. Ketika suhu di dalam ban naik, tekanannya juga akan
naik.

Karena peningkatan tekanan itulah volume udara di dalam ban jadi


semakin berkurang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada baiknya kamu tidak meletakkan
sepeda di bawah sinar matahari langsung dalam jangka waktu yang lama.

Gas ideal memiliki beberapa sifat utama yang menjelaskan perilakunya di


bawah kondisi tertentu, antara lain:

1. Partikel gas ideal dianggap sebagai titik tanpa volume dan tidak
memiliki interaksi tarik-menarik satu sama lain (tidak ada gaya tarik-
menarik antara partikel gas).

2. Partikel-partikel gas ideal bergerak secara acak dan berkecepatan


tinggi.

3. Tumbukan antara partikel-partikel gas ideal dianggap elastis (tidak


ada kehilangan energi kinetik selama tumbukan).

4. Volume partikel gas ideal diabaikan dibandingkan dengan volume


total gas dalam sistem.

5. Tidak ada daya tarik atau tekanan di antara partikel-partikel gas


ideal.

Persamaan Umum Gas Ideal

Persamaan Umum Gas Ideal, juga dikenal sebagai Persamaan Gas Ideal
atau Persamaan Gas Umum, adalah persamaan yang menghubungkan
tekanan (P), volume (V), jumlah gas dalam mol (n), suhu (T), dan tetapan
gas (R) dalam suatu sistem gas.
Persamaan ini digunakan untuk menggambarkan perilaku gas ideal dalam
berbagai kondisi.

Persamaan Umum Gas Ideal dinyatakan sebagai berikut:

a.

b.

c.

d.

e.

f.

Keterangan:
P = tekanan gas (Pa);
Mr = massa molekul relatif (kg/mol);
V = volume gas (m3);
Na = bilangan Avogadro;
m = massa 1 partikel gas (kg);
R = tetapan gas ideal;
k = konstanta Boltzman;
N = jumlah partikel gas;
n = jumlah mol (mol);
ρ = massa jenis gas (kg/m3);
T = suhu gas (K).

Hukum-hukum Gas Ideal


Hukum-hukum gas ideal adalah serangkaian hukum fisika yang
menggambarkan perilaku gas ideal dalam berbagai kondisi.

Hukum-hukum ini berlaku pada gas ideal, yang merupakan gas yang
mematuhi persamaan gas ideal dan berperilaku sesuai dengan asumsi-
asumsi dasar gas ideal, seperti tidak adanya tarikan atau tekanan
antarpartikel gas.

1. Hukum Boyle

Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu tetap, tekanan gas (P)
berbanding terbalik dengan volume gas (V), asalkan jumlah gas (n) dan
suhu (T) tetap konstan.

Jadi, jika tekanan gas meningkat, maka volumenya akan berkurang, dan
sebaliknya, pada suhu dan jumlah gas yang sama.

Secara matematis, Hukum Boyle bisa ditulis dengan cara sebagai berikut:

PV = konstan

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).
2. Hukum Charles

Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan konstan, volume gas (V)
berbanding lurus dengan suhu gas (T), asalkan jumlah gas (n) tetap
konstan.

Ini berarti bahwa ketika suhu gas meningkat, volumenya juga akan
meningkat, dan sebaliknya, pada tekanan dan jumlah gas yang sama.

Secara matematis, hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

= konstan

Keterangan:
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).

3. Hukum Gay-Lussac

Hukum Gay-Lussac adalah salah satu hukum dasar dalam ilmu fisika yang
menggambarkan hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume
tetap.

Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa tekanan suatu gas berbanding


lurus dengan suhu absolutnya (dalam kelvin) pada volume tetap.
Secara matematis, hukum ini dapat dirumuskan sebagai:

= konstan

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).

4. Hukum Boyle-Gay Lussac

Hukum Boyle-Gay Lussac adalah dua hukum terpisah yang


menggambarkan hubungan antara tekanan dan volume gas pada suhu tetap
serta tekanan dan suhu gas pada volume tetap.

Secara matematis, hukum ini bisa ditulis dengan cara berikut:

= konstan

Materi Teori Kinetik Gas SMA


Kelas 11 dan Penjelasannya
Teori kinetik gas merupakan salah satu materi dalam ilmu fisika. Yuk, pelajari bersama!
03 November 2023Evita

Bagikan

Secara matematis, hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

= konstan

Keterangan:
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).

3. Hukum Gay-Lussac

Hukum Gay-Lussac adalah salah satu hukum dasar dalam ilmu fisika yang
menggambarkan hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume
tetap.
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa tekanan suatu gas berbanding
lurus dengan suhu absolutnya (dalam kelvin) pada volume tetap.

Secara matematis, hukum ini dapat dirumuskan sebagai:

Baca Juga :

Rangkuman Materi Suhu dan Kalor SMA Kelas 11 Beserta Pengertiannya

Advertisement

= konstan

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).

4. Hukum Boyle-Gay Lussac

Hukum Boyle-Gay Lussac adalah dua hukum terpisah yang


menggambarkan hubungan antara tekanan dan volume gas pada suhu tetap
serta tekanan dan suhu gas pada volume tetap.

Secara matematis, hukum ini bisa ditulis dengan cara berikut:


= konstan

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);

T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);


P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K); serta
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).

Faktor dan Rumus Teori Kinetik Gas

Teori kinetik gas adalah kerangka kerja konseptual yang digunakan untuk
menjelaskan perilaku gas berdasarkan gerakan partikel-partikel gas yang
konstituen.

Teori ini memandang gas sebagai kumpulan partikel yang bergerak secara
acak dan mengikuti prinsip-prinsip fisika klasik.

Terdapat beberapa faktor kunci dan rumus dalam teori kinetik gas, antara
lain:
1. Gerakan Acak Partikel Gas

Teori Kinetik Gas mendasarkan pemahamannya pada asumsi bahwa


partikel-partikel gas (atom atau molekul) bergerak secara acak dan terus-
menerus dalam berbagai arah.

Gerakan ini mencakup perubahan arah dan kecepatan yang disebabkan


oleh tumbukan dengan partikel lain dan dengan dinding wadah.

2. Suhu dan Energi Kinetik

Suhu suatu gas dalam teori kinetik dihubungkan dengan rata-rata energi
kinetik partikel-partikel gasnya.

Semakin tinggi suhu, semakin besar energi kinetik rata-rata partikel gas.

Hubungan antara suhu (T) dan energi kinetik rata-rata (KE) dapat
dijelaskan dengan rumus berikut:

KE = (3/2) kT

Di mana k adalah tetapan Boltzmann, dan (3/2)k adalah faktor konversi


untuk menghubungkan suhu dalam kelvin ke energi kinetik dalam joule.

3. Tekanan Gas

Tekanan gas dalam teori kinetik disebabkan oleh tumbukan berulang


antara partikel-partikel gas dengan dinding wadah.
Tekanan (P) gas dihubungkan dengan frekuensi tumbukan dan gaya
tumbukan menggunakan rumus:

P = (1/3)ρv²

Di mana ρ adalah kerapatan partikel gas, dan v adalah kecepatan rata-rata


partikel gas.

4. Rumus Kecepatan Rata-rata

Kecepatan rata-rata partikel gas dalam teori kinetik dapat dihitung


menggunakan rumus berikut:

Di mana v adalah kecepatan rata-rata, k adalah tetapan Boltzmann, T


adalah suhu dalam kelvin, dan m adalah massa molar partikel gas.

Contoh Soal Teori Kinetik Gas

Di dalam sebuah wadah, terdapat 3 liter gas dengan suhu 27℃ dan
bertekanan 3 atm.

Hitunglah besar suhu gas jika tekanan ditambah 3 atm pada kondisi
isokhorik!

Diketahui:
V = 3 liter
T1 = 27℃ = 300°K
P1 = 3 atm
P2 = (3+3) atm = 6 atm

Besaran suhu setelah adanya kondisi isokhorik:

T2 = 600°K = 327℃

Sebuah tabung memiliki volume 0,6 m3 berisi 4 mol helium pada 24℃,
dengan helium sebagai gas ideal.

Hitunglah energi kinetik gas heliumnya! (R = 8.314 J/molK)

Pembahasan

Diketahui:
V = 0,6 m3
n = 4 mol
T = 24℃ = 297°K

Energi kinetik gasnya adalah:

Anda mungkin juga menyukai