Teori kinetik gas merupakan konsep dasar yang menjadi landasan untuk
memahami fenomena terkait gas.
Teori kinetik gas didasarkan pada asumsi bahwa gas terdiri dari partikel-
partikel kecil, seperti atom atau molekul, yang bergerak secara acak.
Gas ideal merupakan prinsip utama dalam teori kinetik gas. Contoh yang
sering kita temui di kehidupan sehari-hari adalah ban kempes.
1. Partikel gas ideal dianggap sebagai titik tanpa volume dan tidak
memiliki interaksi tarik-menarik satu sama lain (tidak ada gaya tarik-
menarik antara partikel gas).
Persamaan Umum Gas Ideal, juga dikenal sebagai Persamaan Gas Ideal
atau Persamaan Gas Umum, adalah persamaan yang menghubungkan
tekanan (P), volume (V), jumlah gas dalam mol (n), suhu (T), dan tetapan
gas (R) dalam suatu sistem gas.
Persamaan ini digunakan untuk menggambarkan perilaku gas ideal dalam
berbagai kondisi.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keterangan:
P = tekanan gas (Pa);
Mr = massa molekul relatif (kg/mol);
V = volume gas (m3);
Na = bilangan Avogadro;
m = massa 1 partikel gas (kg);
R = tetapan gas ideal;
k = konstanta Boltzman;
N = jumlah partikel gas;
n = jumlah mol (mol);
ρ = massa jenis gas (kg/m3);
T = suhu gas (K).
Hukum-hukum ini berlaku pada gas ideal, yang merupakan gas yang
mematuhi persamaan gas ideal dan berperilaku sesuai dengan asumsi-
asumsi dasar gas ideal, seperti tidak adanya tarikan atau tekanan
antarpartikel gas.
1. Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu tetap, tekanan gas (P)
berbanding terbalik dengan volume gas (V), asalkan jumlah gas (n) dan
suhu (T) tetap konstan.
Jadi, jika tekanan gas meningkat, maka volumenya akan berkurang, dan
sebaliknya, pada suhu dan jumlah gas yang sama.
Secara matematis, Hukum Boyle bisa ditulis dengan cara sebagai berikut:
PV = konstan
Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).
2. Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan konstan, volume gas (V)
berbanding lurus dengan suhu gas (T), asalkan jumlah gas (n) tetap
konstan.
Ini berarti bahwa ketika suhu gas meningkat, volumenya juga akan
meningkat, dan sebaliknya, pada tekanan dan jumlah gas yang sama.
= konstan
Keterangan:
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).
3. Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac adalah salah satu hukum dasar dalam ilmu fisika yang
menggambarkan hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume
tetap.
= konstan
Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).
= konstan
Bagikan
= konstan
Keterangan:
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3).
3. Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac adalah salah satu hukum dasar dalam ilmu fisika yang
menggambarkan hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume
tetap.
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa tekanan suatu gas berbanding
lurus dengan suhu absolutnya (dalam kelvin) pada volume tetap.
Baca Juga :
Advertisement
= konstan
Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).
Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
Teori kinetik gas adalah kerangka kerja konseptual yang digunakan untuk
menjelaskan perilaku gas berdasarkan gerakan partikel-partikel gas yang
konstituen.
Teori ini memandang gas sebagai kumpulan partikel yang bergerak secara
acak dan mengikuti prinsip-prinsip fisika klasik.
Terdapat beberapa faktor kunci dan rumus dalam teori kinetik gas, antara
lain:
1. Gerakan Acak Partikel Gas
Suhu suatu gas dalam teori kinetik dihubungkan dengan rata-rata energi
kinetik partikel-partikel gasnya.
Semakin tinggi suhu, semakin besar energi kinetik rata-rata partikel gas.
Hubungan antara suhu (T) dan energi kinetik rata-rata (KE) dapat
dijelaskan dengan rumus berikut:
KE = (3/2) kT
3. Tekanan Gas
P = (1/3)ρv²
Di dalam sebuah wadah, terdapat 3 liter gas dengan suhu 27℃ dan
bertekanan 3 atm.
Hitunglah besar suhu gas jika tekanan ditambah 3 atm pada kondisi
isokhorik!
Diketahui:
V = 3 liter
T1 = 27℃ = 300°K
P1 = 3 atm
P2 = (3+3) atm = 6 atm
T2 = 600°K = 327℃
Sebuah tabung memiliki volume 0,6 m3 berisi 4 mol helium pada 24℃,
dengan helium sebagai gas ideal.
Pembahasan
Diketahui:
V = 0,6 m3
n = 4 mol
T = 24℃ = 297°K