Anda di halaman 1dari 24

Topik-1

Gas Ideal
Eka Kurniasih, ST.,MT
Politeknik Negeri Lhokseumawe
Gas Ideal
Gas Ideal adalah gas yang tidak nyata (hipotesis)
yang mengikuti secara sempurna hukum-hukum
gas
Kumpulan molekul dengan gerakan acak yang
berkesinambungan dengan kecepatan bertambah
jika temperatur di naikkan.
Tidak mengalami tarik menarik, atau tolak
menolak karena molekul-molekul gas terpisah
jauh satu sama lain
Hipotesa Gas Ideal
1. Gas tersebut terdiri dari molekul gas yang identik
2. Gas terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah
antar molekul jauh lebih besar dari ukurannya. Ini berarti bahwa molekul-
molekul menempati volume yang dapat diabaikan terhadap wadahnya
3. Molekul-molekul memenuhi hukum gerak Newton, tetapi secara
keseluruhan molekul bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.
Gerak secara acak maksudnya bahwa tiap molekul dapat bergerak sama
dalam setiap arah
4. Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempura satu sama lain
dan dengan dinding wadahnya. Jadi, dalam tumbukan energi kinetik
adalah konstan
5. Gaya-gaya antar molekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan
yang berlangsung sangat singkat
Lanjutan
Sifat gas ideal sangat dipengaruhi oleh tekanan, volume dan suhu
meskipun secara umum suatu gas dikatakan sebagai gas ideal bila pada
tekanan yang rendah dan tidak dekat dengan titik dimana ada campuran
gas dan zat cairnya (liquifaction)

Keadaan gas banyak dipengaruhi oleh tiga buah besaran fisika yaitu
tekanan, volume dan suhu

Persamaan yang menghubungkan ketiga besaran ini dinamakan


Persamaan Keadaan Gas
Disebut demikian karena ketiga besaran inilah yang menentukan
keadaan gas
Lanjutan
Bila satu besaran berubah maka besaran yang lain akan mengikuti
hingga akan tercapai keadaan seimbang, dimana besaran tidak akan
berubah terhadap waktu
Keadaan demikian disebut keadaan keseimbangan (equilibrium state)

Sejak awal para ilmuwan berusaha untuk mengetahui sifat gas


Robert Boyle telah melakukan percobaan dengan mengubah tekanan
gas pada suhu tetap
Keadaan tekanan dijadikan dua kali dengan cara memampatkan gas
dalam wadah secara perlahan agar suhu tidak berubah dan volume gas
menjadi setengah volume awal
Hukum Boyle
Pada saat dikurangi tekanannya menjadi setengah tekanan semula,
volume gas bertambah menjadi dua kali volume semula
Dengan kata lain

volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang


diberikan padanya, apabila temperatur dibuat konstan
atau Proses Isotermal

Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Boyle

PV Konstan
Lanjutan
Selain tekanan dan volume,
suhu juga turut
mempengaruhi keadaan gas

Hal ini diselidiki oleh Jaques


Charles, yang memberikan
hubungan antara volume
dan tekanan pada kondisi
tekanan tetap atau Proses
Isobaris
Lanjutan
Ternyata, volume gas sebanding dengan suhu gas tersebut
Tetapi percobaan ini tidak mungkin dilakukan pada volume
yang kecil karena gas akan mencair
Meskipun demikian, karena semua gas akan menghasilkan
grafik yang sama dan bila grafik tersebut diperpanjang akan
memotong sumbu mendatar pada nilai -273o C
Grafik ini dapat diartikan sebagai suhu terendah yang paling
mungkin
Suhu ini dikenal sebagai Suhu Nol Mutlak
Lanjutan
Suhu mutlak menjadi dasar skala pengukuran suhu selain
pengukuran suhu yang sudah ada yaitu Celcius, Farenheit,
dan Reamur
Skala pengukuran suhu yang didasarkan pada suhu mutlak
dinamakan skala mutlak atau Skala Kelvin

Cara penulisannya adala K, tanpa menggunakan tanda


derajat (o)
Nilai interval skala suhu ini sama dengan nilai interval skala
suhu Celcius, tetapi nilai nol, skala ini (0 K) berada pada -
273,15oC
Lanjutan
Berdasarkan kondisi diatas,
dapat dikatakan bahwa bila
suhu meningkat volume gas
juga meningkat dengan
perbandingan perubahan yang
sama

Bila grafik hubungan antara


volume dan suhu digambarkan
ulang dengan satuan Kelvin,
akan diperoleh grafik seperti
berikut
Hukum Charles
Dari grafik itu diperoleh bahwa perbandingan antara volume dengan
suhu bernilai konstan
Dapat dikatakan

tekanan tetap (proses isobaris) volume gas


sebanding dengan suhu mutlak gas

Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Charles

V
Konstan
T
Hukum Gay Lussac
Hukum ketiga yang berlaku pada gas ideal adalah Hukum Gay Lussac
yang dikemukakan oleh
Joseph Gay Lussac
Hukum ini menjelaskan hubungan antara tekanan gas dengan suhu gas
dan dinyatakan bahwa

Pada saat volume konstan (proses isovolume) atau


Proses Isovolume, tekanan gas sebanding dengan
suhu mutlak gas

P
Konstan
T
Hukum Gas Ideal
Hukum mengenai gas ideal yang dikemukakan oleh Boyle, Charles
dan Gay Lussac berasal dari kegiatan eksperimen fisika, yang
dilakukan untuk mengetahui dua besaran yang membuat besaran
lain konstan

Penggabungan ketiga persamaan tentang gas ideal tersebut dapat


ditulis

PV T dengan :
R konstanta jenis gas
0,0821liter atm/mol K
PV n.R.T ...(*)
8,315 J/mol K
Lanjutan
Persamaan (*) disebut sebagai Persamaan Keadaan Gas Ideal
atau Hukum Gas Ideal
Persamaan ini tidak berlaku untuk semua keadaan gas, karena
kondisi ideal hanya dipenuhi untuk beberapa keadaan saja
Selama gas mempunyai tekanan yang tidak terlalu tinggi dan
tidak berada pada keadaan antara campuran gas dan zat cairnya
(liquifaction)
Pada tekanan 1 atm atau kurang persamaan Keadaan Gas Ideal
cukup akurat untuk digunakan pada berbagai jenis gas
Boyle-Gay Lussac
Bila terjadi kondisi gas dengan besaran keadaan yang berbeda,
misalnya suatu gas berada pada kondisi P1, V1, dan T1 berubah menjadi
P2, V2 dan T2

Bila jumlah mol tidak berubah akan mengikuti persamaan Hukum


Boyle-Gay Lussac

P1 x V1 P2 x V2

T1 T2
Apabila lima dari besaran diatas sudah diketahui, besaran lain dapat
dihitung
Lanjutan
Seorang ilmuwan Italia bernama Amadeus Avogadro
mengemukakan teorinya bahwa pada tekanan dan suhu
yang sama, setiap satu mol gas akan mempunyai volume
yang sama

Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Avogadro


Karena tiap 1 mol gas mempunyai jumlah molekul yang
sama, maka menurut Hukum Avogadro setiap gas pada
tekanan dan suhu yang sama akan mempunyai jumlah
molekul yang sama untuk volume yang sama
Bilangan Avogadro
Terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
satu mol zat mempunyai jumlah atom sebanyak 6,022.1023
molekul

Bilangan ini dinyatakan sebagai bilangan Avogadro dan


diberi simbol NA

N A 6,022 x 10 23

Jumlah molekul atau atom dalam satu mol gas tidak


bergantung jenis gas
Lanjutan
Oleh sebab itu, persamaan (*) dapat dinyatakan dalam jumlah molekul
atau atom
N
Bila N adalah jumlah molekul gas, maka n
NA
Sehingga, Persamaan (*) dapat ditulis ulang sebagai berikut

P.V n.R.T
N
P.V .RT
NA
R
P.V N T
NA
P.V N.k .T
Dengan k adalah konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K
Hukum Avogadro
V yang sama dari gas pada P dan T sama mengandung n yang sama.
Volume molar (Vm) suatu gas adalah volume yang ditempati per mol
molekul.

Vm = V/n
V1/n1=V2/n2
Vm = RT/p

Volume molar (Vm) pada P dan T standar (1 atm, 0oC) =22,4 L/ mol
Pada P,T kamar standar (1 bar, 25 oC) =24,790 L/mol
Hukum Dalton
(Hukum Tekanan Parsial)
Tekanan yang dilakukan oleh campuran gas ideal adalah
jumlah tekanan yang dilakukan oleh masing-masing gas
tersebut yang masing-masing menempati volume yang
sama
T
A nA.R
V
T
B nA.R
V
Camp A B

nA nB
RT
V
Contoh 1
1. Hitunglah volume 1 mol gas ideal yang berada pada tekanan 1 atm
dan suhu 0oC
2. Sejumlah gas oksigen menempati ruang yang volumenya 0,02 m3
dan tekanan 101 kPa pada suhu 5oC. Hitunglah volume gas tersebut
bila tekanannya dinaikkan menjadi 108 kPa dan suhunya diubah
menjadi 30oC
3. Massa jenis gas nitrogen pada STP adalah 1,25 kg/m3. Hitunglah
massa jenis gas nitrogen pada suhu 42oC dan tekanan 730 mmHg
4. Tentukan massa jenis udara (BM = 28,8 kg/kmol) pada suhu 20oC
dan tekanan atmosfer normal (1 atm)
Latihan
1. Pada keadaan normal (T = 0oC, p = 1 atm), berapakah volume 4 gram gas oksigen
(bila BM O2 = 32 kg/mol, R=8314 J/kmol K, 1 atm = 105 N/m2)
2. Sebuah tangki silinder yang mengandung 19 kg udara pada tekanan 9,5 atm
disimpan pada tempat bersuhu 7oC. Ketika dipindahkan ke bengkel bersuhu
27oC, sebuah katup pengaman pada tangki bekerja, membebaskan (meloloskan)
sejumlah udara. Jika katup meloloskan udara ketika tekanannya melebihi 10 kali
tekanan atmosfer, hitunglah massa udara yang lolos
3. 2 liter gas pada suhu 27oC dan tekanan 1 atm dimampatkan hingga volumenya
menjadi 1 liter dan dipanaskan hingga suhunya menjadi 127oC.Tentukan tekanan
akhir gas
4. Volume suatu gelembung udara pada dasar sebuah danau adalah 1,5 cm3.
kedalaman danau itu adalah 102 m. Berapakah volume gelembung udara
tersebut ketika berada tepat dibawah permukaan air (bila tekanan udara luar =
75 cmHg, massa jenis raksa = 13,6 g/cm3, massa jenis air = 1 g/cm3)
5. Tentukan massa jenis udara (BM = 28,8 kg/kmol) pada suhu 20oC dan tekanan
atmosfer normal (1 atm)

Anda mungkin juga menyukai