Anda di halaman 1dari 8

Teori kinetik adalah teori ilmiah tentang sifat gas.

Teori berjalan dengan banyak nama, termasuk teori


kinetik gas, teori kinetik-molekul, teori tabrakan, dan teori kinetik molekular gas. Ini menjelaskan sifat
diamati dan diukur, juga disebut makroskopik, dari gas dalam hal komposisi molekul dan aktivitas.
Sementara Isaac Newton berteori bahwa tekanan gas adalah karena tolakan statis antara molekul, teori
kinetik menyatakan bahwa tekanan adalah hasil dari tabrakan antara molekul.

Pengertian teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem-sistem fisis dengan menganggap
bahwa sejumlah besar molekul yang bergerak sangat cepat. Teori kinetik gas tidak mengutamakan
kelakuan sebuah partikel, tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan berbagai hasil rata-rata kelakuan
partikel tersebut. Teori kinetik gas menjelaskan sifat-sifat makroskopik gas, seperti tekanan, suhu, atau
volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini
menyatakan bahwa tekanan tidak disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-molekul, seperti
yang diduga Isaac Newton, melainkan tekanan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak
pada kecepatan yang berbeda-beda.

Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada
Gas. Teori kinetika gas membahas sifat-sifat gas yang berhubungan dengan gerakan translasi dari atom
dan molekul dalam bentuk gas, serta menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut dapat dibahas
berdasarkan pada gerakan translasi yang bebas dan kontinyu dari komponen-komponennya. Untuk
membahas sifat-sifat gas secara mendalam, maka dalam teori kinetika gas digunakan pendekatan gas
ideal berdasarkan atas tiga pengandaian:
1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa henti.

2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan, garis pusatnya lebih kecil
daripada jarak purata yang dilaluinya antara perlanggaran.
3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran sesama sendiri dan
dengan dinding bekas adalah kenyal iaitu jumlah tenaga kinetik molekulnya sama sebelum dan sesudah
perlanggaran.

a. Sifat gas umum

1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.

2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.

b. Sifat gas ideal


1. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang senantiasa bergerak dengan
arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang kecil.
2. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga ukuran partikel gas dapat
diabaikan.
3. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding tempatnya adalah elastis
sempurna.
4. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.

Gas terdiri atas molekul – molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Molekulmolekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul yang
lain atau dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya
tekanan. Volume dari molekul – molekul gas sangat kecil bila dibandingkan dengan volume yang
ditempati oleh gas tersebut, sehingga sebenarnya banyak ruang yang kosong antara molekul –
molekulnya. Hal ini yang menyebabkan gas mempuyai rapat yang lebih kecil dari pada cairan atau zat
padat. Hal ini juga yang menyebabkan gas bersifat kompresibel atau mudah ditekan karena molekul –
molekul gas selalu bergerak ke segala arah, maka gas yang satu mudah bercampur dengan gas yang lain
(diffusi), asal keduanya tidak bereaksi. Misalnya N2 dan O2 ;CO2 dan H2; dan sebagainya.

c. Persamaan gas turunan dari teori kinetik

Persamaan gas dapat dijabarkan menyatakan hubungan antara P,V,T dan n dari gas. Misalnya n’ molekul
gas , yang masing-masing mempunyai massa m terdapat dalam kubus dengan rusuk I. Pada temperatur
tertentu, kecepatan molekul – molekul gas sangat berbeda – beda, tetapi kecepatan rata-rata C pada
temperatur tersebut, tetap untuk tiap gas. C ini nanti disebut kecepatan akar rata-rata kuadrat .

d. Penurunan persamaan umum gas ideal

Misalkan kita memiliki sejumlah tertentu gas dalam dalam suatu tangki, kita boleh mengubah suhu
mutlak T atau volume gas .kita temukan bahwa untuk apa saja,tekanannya P berhubungan dengan suhu
mutlak T dan volum V yang dapat dinyatakan dengan suatu persamaan tertentu, gas yang memenuhi
persamaan ini disebut gas ideal, dan persamaannya tersebut persamaan gas ideal.

Perhatikan sejenis gas ideal yang terdapat dalam suatu bejana silider. volum gas ideal ini dapat diubah
dengan menggerakkan pisto ke atas dan ke bawah. Anggap bahwa bejana tidak bocor sehingga masa
atau banyak mol gas itu tetap. Persamaan gas ideal kita peroleh dengan dua cara berikut.

Cara pertama, suhu gas dijaga tetap dan volum di ubah-ubah dengan menggerakkan piston, misalnya
tekanan gas mula-mula P0 dan volum gas mula-mula V0. Jika pisto digerakkan ke bawah hingga volm gas
berkurang menjadi V0, ternyata tekanan gas bertambah menjadi 2p0. Jika piston terus digerakkan ke
bawah sehingga volume gas berkurang menjadi V0, ternyata tekanan gas bertambah menjadi 4p0. Hasil
inidapat disimpulkan oleh peryataan berikut:

Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap, maka tekanan gas
berbanding terbalik dengan volumnya.
Secara matematis, pernyataan diatas dinyatakan:
P~1v
pV= tetap
p1V1= p2V2

Persamaan gas ideal dapat juga ditulis


(mengingat n = N/NA)

sering dijumpai di fisika RNA

sebut saja sebagai konstanta Boltzmann: k=RNA

Secara matematis sebagai berikut :


k=RNA=8,314×1036,022×1026=1,381×10-23 molekul-1 K-1

Sehingga dalam konstanta Boltzmann:

PV = NkT

kalau kita bandingkan dengan hasil dari teori kinetika gas


PV=13Nmv2
VkT=13Nmv2

V2=3kTm

teori ini secara tidak sengaja telah memberikan interpretasi molekuler tentang konsep suhu mutlak yang
ternyata berbanding lurus dengan kecepatan kuadrat rata-rata.
Jadi energi kinetik rata-rata molekul
Ek=32 NkT

e. Jenis-jenis gas
berikut ini jenis - jenis gas

1. Gas Monotomik
Molekul-molekul yang hanya mempunyai gerak translasi (tidak ada struktur dakhil didalam teori
kinetik),sehingga U32 nRT.
2. Gas Diatomik

Setiap molekul seperti sebuah bentuk dumbel (dumbbell shape) (dua bola yang disambung oleh sebuah
tongjat tegar).mplekul seperti itu dapat berotasi terhadap salah satu dari tiga sumbu yang paling tegak –
lurus terhadap satu sama lain.akan tetapi,inarsia rotasi terhadap sebuah sumbu sepasang tongkat tegar
tersebut seharusnya dapat diabaikan dibandingkan kepada inersia rotasi terhadap sumbu-sumbu yang
tegak lurus pada tongkat,sehingga tenaga rotasi seharusnya hanya terdiri dari dua suku,seperti 12Iωy 2
dan 12Iωz2. Setiap derajat kebabasan rotasi diharuskan oleh ekipartisi untuk mengkontribusi tenaga
yang sama seperti setiap derajat translasi, sehingga untuk suatu gas diatomic yang mempunyai gerak
rotasi dan translasi, maka:

U =( 3n12 RT) + 2n(12RT)=52Nrt


atau Cv =dUn dt = 52R= 5 Cal/mol.k

dan Cp = Cp + R =12R,
atau Y = CpCv = 75 = 1,40

3. Gas poliatomik

Setiap molekul mempunyai tiga atau lebih bola (atom) yang disambung bersama-sama oleh tongkat-
tongkat didalam model kita, sehingga molekul tersebut mampu berotasi terhadap salah satu dari tiga
sumbu yang saling tegak lurus , dengan tenaga yang cukup besar. Maka untuk suatu gas poliatomik yang
mempunyai gerak rotasi dan gerak translasi,
maka:
U = 3n(12RT) + 3n(13RT) = 3Nrt,
atau Cv = dUn dT = 3R = 6 cal/mol.K,
dan Cp = 4R,
atau y = CpCp = 1,33

(Sukri, 2013)

Gas adalah salah satu dari tiga keadaan materi. Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang
sangat renggang pada suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat. Gas mempunyai sifat khusus yang
tidak dimiliki oleh zat cair maupun zat padat. Salah satu yang menarik dari gas adalah sifat-sifatnya yang
tidak tergantung dari komposisi kimianya. Semua gas memperlihatkan sifat-sifat yang hampir sama, bila
variabel seperti tekananya diubah.

Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap. Gas memuai jika dipanaskan dalam wadah
yang tidak kaku dan menyusut, jika diinginkan atau menerima tekanan gas mudah bercampur dengan
gas lain. Gerakannya menyebar ke semua arah. Berapapun jumlahnya gas akan menempati seluruh
volume wadahnya, tanpa dipengaruhi oleh ukuran wadah tertentu.

( David E.G, 2004)

f. Persamaan Gas Ideal


Beberapa hukum Fisika tentang Gas :

1. Hukum Boyle: hukum ini menyatakan bahwa pada suhu tetap volume gas berbanding terbalik dengan
tekanan yang diberikan. Atau perkalian antara volume dan tekanan gas selalu tetap jika suhu gas
dipertahankan tetap. Secara matematik hukum ini dituliskan:
P∝ 1/V
PV=konstan
P1V1=P2V2

dimana Pl dan P2 menyatakan tekanan pada keadaan mula-mula dan keadaan akhir sedangkan V1 dan
V2 menyatakan volume gas mulamula dan volume akhir.

Menurut rumus ini pada suhu tetap jika volume gas dijadikan setengahnya misalnya dengan menekan
piston penutup ruang gas maka tekanan gas dalam ruang akan menjadi dua kali lipat lebih besar.
2. Hukum Charles: hukum ini menyatakan bahwa ketika tekanan gas dipertahankan tetap maka volume
gas sebanding dengan suhu absolutnya.

V ∝T atau V/T =konstan

V1/T1 = V2/T2

dimana T1 dan T2 menyatakan suhu absolut mula-mula dan akhir sedangkan V1 dan V2 menyatakan
volume gas mula-mula dan volume akhir. Menurut rumus ini pada tekanan tetap jika suhu absolut gas
dinaikkan dua kali lipat misalnya dengan pemanasan maka volume gas akan menjadi dua kali lipat dari
volume semula. Suhu absolut dinyatakan dalam K (Kelvin). Jika t adalah suhu dalamderajat celcius dan T
adalah suhu dalam Kelvin maka hubungan antara keduanya dapat ditulis:
T = t + 273

3. Hukum Gay-Lussac: hukum ini menyatakan bahwa ketika gas dipanaskan dalam sebuah kontainer
(atau tabung) yang volumenya tidak berubah maka tekanan gas dalam kontainer itu sebanding dengan
suhu mutlaknya.
P∝T atau P/T=konstan
P1/T1 = P2/T2

dimana T1 dan T2 menyatakan suhu absolut mula-mula dan akhir sedangkan P1 dan P2 menyatakan
tekanan gas mula-mula dan tekanan akhir. Menurut rumus ini pada volume tetap jika suhu absolut gas
dinaikkan dua kali lipat misalnya dengan pemanasan maka tekanan gas akan menjadi dua kali lipat dari
tekanan semula.

4. Hukum Boyle Gay-Lussac: Hukum ini merupakan gabungan hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.
Hukum ini dituliskan sebagai berikut:
PV ∝T atau PV/T =konstan

P1V1/T1 = P2V2/T2

Keempat hukum gas diatas berlaku untuk semua gas yang kerapatannya cukup rendah. Gas dengan
kerapatan cukup rendah ini dinamakan gas ideal. Kebanyakan gas pada suhu ruang dantekanan sekitar 1
atmosfir dapat dianggap sebagai gas ideal.
Besaran-besaran seperti tekanan, voiume dan suhu gas pada keempat rumus diatas dinamakan besaran
makroskopis. Besaran makroskopis merupakan besaran yang dapat diukur Iangsung.
(Kasman, 2013:59-64)
kesimpulan sebagai berikut :
1. Gerak partikel-partikel gas

Partikel-partikel gas bergerak ke seluruh arah, ke seluruh ruangan, mengikuti ruangnya.


2. Factor-faktor yang menentukan kecepatan partikel gas
Temperature, tekanan dan energi kinetik
3. Tekanan yang ditimbulkan oleh partikel-partikel gas
Disebabkan oleh tumbukan partikel-patikel gas pada dinding wadahnya

4. Energy kinetic partikel gas


Berhubungan dengan tekanan yang diberikan, semakin besar tekanan yang diberikan, semakin besar
pula energi kinetiknya.

(Luthfiyatul, 2014)

Teori kinetik gas adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem-sistem fisis dengan menganggap bahwa
sejumlah besar molekul yang bergerak sangat cepat . Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan
sebuah partikel , tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan berbagai hasil rata-rata kelakuan partikel
tersebut.

Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti
tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya.
Intinya, teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-
molekul, seperti yang diduga Isac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang
bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda.

Hukum gas ideal yang dipelajari sebelumnya meringkas sifat-sifat fisis gas pada tekanan rendah.

(Esten Yazid, 2005)

Teori Dasar
David E. Goldberg. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga

Estien Yazid, 2005. Kimia Fisika untuk paramedis. Yogyakarta : Andi Offeset

Kasman, usep. 2013. Diktat Fisika SMA Kls XI. Depok : SMAN 6 Depok

Luthfiyatul, lulu. 2014. Laporan Fisika : Teori Kinetik Gas. Diakses dari
http://luthfiyatul.blogspot.co.id/2014/10/laporan-fisika-teori-kinetikgas.html.
Pada Minggu, 9 Maret 2021. Pukul 23.59 WIB.

Syukri, Muhammad. 2013. Makalah Teori Kinetik Gas. Diakses dari


http://syukriadizulkifli.blogspot.co.id/2013/04/makalah-teori-kinetikgas.html.
Pada Minggu, 9 Maret 2021. Pukul 22.47 WIB

Anda mungkin juga menyukai