Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

TEORI KINETIK GAS


Teori kinetik gas merupakan teori yang menjelaskan tentang sifat-sifat gas
yang berhubungan dengan gaya tarik antar molekul ataupun hukum mekanika atau
dapat pula di definisikan sebagai suatu teori yang menyelidiki sifat-sifat gas
berdasarkan tinjauan energi dan gaya antara partikel-partikel gas, misalnya seperti
hukum newton (biasanya Newton klasik, meskipun mekanika kuantum diperlukan
dalam beberapa kasus).
Beberapa anggapan dasar yang dibuat untuk gas ideal dalam teori kinetic
adalah sebagai berikut:
1. Gas terdri dari partikel yang disebut molekul.
2. Partikel-partikel gas bergerak dalam lintasan lurus dengan kelajuan tetap dan
geraknya adalah acak.
3. Gerak partikel hanya disebabkan oleh tumbukan dengan partikel lain ataupun
dengan dinding wadahnya. Ini berarti antarpartikel dianggap tidak ada gaya
tarik menarik.
4. Dalam semua tumbukan antarpartikel gas, baik antarpartikel ataupun dengan
dinding wadahnya tidak ada kehilangan energy (tumbukan lenting sempurna).
5. Selang waktu tumbukan antarpartikel berlangsung sangat singkat.
6. Volume partikel gas sangat kecil dibandingkan dengan wadah yang
ditempatinya sehingga dapat diabaikan.
7. Untuk semua partikel gas berlaku hokum-hukum Newton tentang gerak.
Pengertian satu molekul dan satu mol
Satu mol gas adalah sejumlah gas yang mengandung N A molekul. NA
adalah bilangan Avogadro, yang dalam ilmu kimia memiliki nilai,
NA= 6,02 x 1023 molekul/mol
Massa molekul dan massa satu molekul.
Massa molekul (M) adalah massa satu kilomol zat yang dinyatakan dalam
kg. Massa satu molekul zat (m0) adalah massa satu molekul zat yang dinyatakan
dalam kg. karena 1 mol setiap zat mengandung N A molekul , maka massa satu
molekul zat dinyatakan oleh :
mo

NA

Hubungan banyak mol dengan massa total gas

Misalkan masa total gas = m kg, maka banyak mol gas (n) adalah
n

m
M

GAS IDEAL
Persamaan wujud gas ideal dapat disimpulkan dengan menghitung tekanan
sebagai akibat dampak tumbukan molekul pada dinding wadah. Energi internal
dan hukum John Dalton tekanan parsial juga muncul dari perhitungan ini,
bersama dengan beberapa fenomena molekul bebas. Perhitungan ini penting
karena pada dasarnya digunakan untuk menjelaskan semua fenomena gas
encer.
1. Tekanan
Tekanan dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan dari
gaya yang dihasilkan oleh molekul-molekul gas yang menabrak dinding
wadah. Sebuah molekul mendekati dinding dengan momentum awal mvz,
dan setelah dampak bergerak menjauh dari dinding dengan momentum
yang sama dalam arah yang berlawanan,-mvz. Dengan demikian,
perubahan total dalam momentum mvz - (-mvz) = 2mvz, yang adalah
sama dengan jumlah impuls disampaikan ke dinding. Menurut Hukum
Newton II, gaya ialah perubahan momentum per satuan waktu , maka:
Perubahan momentum
waktu
2mv x
t F
2mvx
2l

(kerana t

2l
)
vx

=
mvx
l

F
mv x

A
l3

mv x
V =

P =

(A = luas dinding, V = volume kubus)


Pada 3 dimensi x,y,z maka:

2. Efusi
Efusi adalah lewatnya gas yang mendapat tekanan melalui lubanglubang kecil atau pori-pori. Atau dapat diartikan sebagai gerakan molekul
tanpa menabrak molekul yang lain. Menurut Graham :

Hal ini dapat digunakan untuk mengukur berat molekul, untuk


mengukur tekanan uap dari bahan dengan tekanan uap rendah, atau untuk
menghitung laju penguapan molekul dari permukaan cairan atau padatan
3. Transpirasi Thermal
Adalah gerakan partikel gas dari suhu rendah ke suhu tinggi pada
tekanan awal yang sama, sehingga tekanan pada suhu tinggi akan lebih
besar. Dari rumus efusi jika hukum gas ideal digunakan untuk
menggantikan N / V dengan p / t, maka:

4. Viskositas
Viskositas disebabkan oleh transfer momentum antara partikel
sejajar satu sama lain tetapi pada tingkat/lapisan yang berbeda. Viskositas
adalah gesekan dalam fluida untuk mengalir. Jika gesekan antara lapisan
fluida kecil, gaya sharing yang ada akan mengakibatkan gradien kecepatan
besar sehingga mengakibatkan fluida bergerak. Jika viskositas bertambah,
maka masing-masing lapisan fluida mempunyai gaya gesek yang besar
pada persinggungan lapisan, sehingga gradien kecepatan akan menurun
5. Konduktivitas termal
Konduktivitas atau keterhantaran termal, adalah suatu besaran
intensif bahan yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan
panas.

Perpindahan panas tergantung pada perbedaan suhu.


6. Persamaan Boltzmann
Merupakan tetapan yang merupakan suatu koefisien dari molekul gas
yang berpindah. Bolztman menganggap molekul berbentuk bulat padat.

Molekul yang saling bertumbukan dapat dihitung secara sistematis


matematis rata ratanya menggunakan rumus:
Vrms = (v2) 1/2 = (3kT / 2)

Hukum Gas ideal


1. Hukum Boyle
Boyle menyatakan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volume
gas jika gas tersebut mempunyai jumlah mol dan temperaturnya sama.
pV = konstan (n, T konstan) atau p1V1 = p2V2
2. Hukum Charles
Volume suatu gas akan berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya,
jika gas tersebut berada pada tekanan konstan.
3. Hukum Avogadro
Volume gas pada temperatur dan tekanan konstan berbanding lurus dengan
jumlah molnya. Volume dari suatu gas pada tekanan dan temperatur yang sama
mengandung jumlah molekul yang sama. Volume gas yang ditempati oleh setiap
mol molekul gas dinyatakan sebagai volume molar (Vm).
Pasangan keadaan standar pada tekanan dan temperatur kamar yang konstan
dinyatakan sebagai STP, yaitu pada 0oC (273,15 K) dan 1 atm. Jika pada keadaan
temperatur dan tekanan kamar standar (STAP) maka berada pada temperatur 25 oC
(298,15 K) dan 1 bar. Volume molar suatu gas pada STP = 22,414 L/mol dan pada
STAP = 24,790 L/mol.
4. Persamaan Gas Ideal
Hukum Boyle V 1/p
Hukum Charles V T
Hukum Avogadro V n
Kombinasi ketiga hukum gas tersebut adalah : pV = nRT
5. Hukum Dalton

Hukum gas ideal pV = nRT berlaku untuk setiap gas murni. Jika yang
dipelajari merupakan campuran suatu gas, maka persamaan tersebut dapat
digunakan dengan menggunakan Hukum Dalton. Hukum Dalton menjelaskan
bahwa tekanan yang dimiliki oleh suatu campuran gas ideal dalam suatu volume
tertentu merupakan jumlah tekanan dari komponen gas yang menempati wadah
dengan volume yang sama.
Energi dalam gas ideal
a. Gas monoatomik
EK = 3/2 NkT = 3/2 nRT
b. Gas diatomik
1) Pada suhu rendah:
U = NEK = 3/2 NkT = 3/2 nRT
2) Pada suhu sedang:
U = NEK = 5/2 NkT = 5/2 nRT
3) Pada suhu tinggi:
U = NEK = 7/2 NkT = 7/2 nRT

Anda mungkin juga menyukai