PENDAHULUAN
Gas merupakan suatu zat yang molekul atau partikelnya bergerak bebas. pada
makalah ini akan dipelajari mengenai sifat mikroskopik dari suatu gas dengan meninjau dari
tekanan, volum dan suhu yang sering disebut dengan teori kinetik gas.
Selain itu akan dipelajari juga ilmu tentang energi yang sering disebut termodinamika,
yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. energi
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan
atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk
lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. hal ini erat hubungannya dengan hukum –
hukum dasar pada termodinamika.
Suhu suatu gas monatomik ideal adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan rata-
rata energi kinetik atom-atomnya ketika mereka bergerak. Di dalam animasi
ini, ukuran atom-atom helium relatif terhadap jarak mereka ditunjukkan berdasarkan skala
tekanan di bawah 1950 atmosfer. Atom-atom bersuhu kamar ini memiliki laju rata-rata yang
pasti (di sini diperlambat dua triliun (10^{12}) kali lipat).
Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat
makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi
molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah
disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac
1
Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan
yang berbeda-beda.
Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena rumusan masalah
ini memberikan arahan yang penting dalam membahas masalah yang diteliti . Berdasarkan
uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam
makalah ini yaitu sebagai berikut:
Bertitik tolak dari permasalahan yang diketengahkan tersebut, maka tujuan dari
penulisan masalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Teori Kinetik Gas.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang dibahas dalam Teori Kinetik Gas.
3. Untuk megetahui dan memahami hukum apa saja yang berhubungan dengan Teori
Kinetik Gas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan
atau Teori Kinetik pada Gas. Dengan demikian, teroi kinetika gas membahas sifat-sifat gas
yang berhubungan dengan gerakan translasi dari atom dan molekul dalam bentuk gas, serta
menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut dapat dibahas berdasarkan pada gerakan translasi
yang bebas dan kontinyu dari komponen-komponennya. Untuk dapat membahas sifat-sifat
gas dengan lebih sempurna, maka dalam teori kinetika gas digunakan pendekatan gas ideal
Pendekatan terhadap gas ideal ini didasarkan atas asumsi-asumsi berikut ini:
3
Gambar 1. Tumbukan elastis molekul-molekul gas
3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran sesama
sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal iaitu jumlah tenaga kinetik molekulnya sama
sebelum dan sesudah perlanggaran.
4
4. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
5
ke bawah hingga volm gas berkurang menjadi 12 V0 ,ternyata tekanan gas bertambah
menjadi 2p0 . Jika piston terus digerakkan ke bawah sehingga volume gas berkurang menjadi
14V0, ternyata tekanan gas bertambah menjadi 4p0. Hasil inidapat disimpulkan oleh
peryataan berikut:
Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap , maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumnya.
Secara matematis ,pernyataan diatas dinyatakan:
P~1v
pV=tetap
p1V1=p2V2
Persamaan gas ideal dapat juga ditulis
(mengingat n = N/NA)
sering dijumpai di fisika RNA
sebut saja sebagai konstanta Boltzmann: k=RNA
Secara numeric
k=RNA=8,314×1036,022×1026=1,381×10-23 molekul-1 K-1
Ek=32 NkT
6
b. Gas Diatomik
Setiap molekul seperti sebuah bentuk dumbel (dumbbell shape) (dua bola yang
disambung oleh sebuah tongjat tegar).mplekul seperti itu dapat berotasi terhadap salah satu
dari tiga sumbu yang paling tegak –lurus terhadap satu sama lain.akan tetapi,inarsia rotasi
terhadap sebuah sumbu sepasang tongkat tegar tersebut seharusnya dapat diabaikan
dibandingkan kepada inersia rotasi terhadap sumbu-sumbu yang tegak lurus pada
tongkat,sehingga tenaga rotasi seharusnya hanya terdiri dari dua suku,seperti 12Iωy2 dan
12Iωz2. Setiap derajat kebabasan rotasi diharuskan oleh ekipartisi untuk mengkontribusi
tenaga yang sama seperti setiap derajat translasi, sehingga untuk suatu gas diatomic yang
mempunyai gerak rotasi dan translasi, maka:
U =( 3n12RT) + 2n(12RT)=52Nrt
atau Cv =dUn dt = 52R= 5 Cal/mol.k
dan Cp = Cp + R =12R,
atau Y = CpCv = 75 = 1,40
c. Gas Poliatomik
Setiap molekul mempunyai tiga atau lebih bola (atom) yang disambung bersama-sama
oleh tongkat-tongkat didalam model kita,sehingga molekul tersebut mampu berotasi terhadap
salah satu dari tiga sumbu yang saling tegak lurus , dengan tenaga yang cukup besar.
Maka,untuk suatu gas poliatomik yang mempunyai gerak rotasi dan gerak translasi,
maka:
U = 3n(12RT) + 3n(13RT) = 3Nrt,
atau Cv = dUn dT = 3R = 6 cal/mol.K,
dan Cp = 4R,
atau y = CpCp = 1,33.
1. Hukum Boyle
Robert Boyle (1627-1691) menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat
berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai
hukum Boyle: ”bila massa dan suhu suatu gas dalam ruangan tertutup dijaga tetap, maka
volume gas berbanding terbalik dengan tekananya mutlaknya”
7
Secara matematis, pernyataan di atas dinyatakan sebagai berikut :
𝟏
𝑷
𝑽
Pernyataan lain dari hukum boyle adalah bahwa hasil kali antara tekanan dan volume
akan bernilai konstan selama massa dan suhu gas dijaga konstan. Proses seperti ini disebut
juga dengan proses isotermal (temperatur tetap). Secara matematis dapat di tulis :
P
1
P
V
2 V V
Grafik
1 Hukum2Boyle
Kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami perubahan volume dan suhu
dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat tekanan dan massa dijaga konstan, dapat dirumuskan
berikut :
= Konstan
Keterangan : V1 = Volum gas mula-mula (m3)
V2 = Volum gas akhir (m3)
=
T1 = Suhu gas mula-mula (K)
T2 = Suhu gas akhir (K)
8
P
V
V1 V2
Grafik Hukum Gay
Lussac
3. Hukum Charles
Jacques Charles (1787), menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas
berbanding lurus dengan suhu mutlak. Dengan kata lain, hasil bagi tekanan (P) dengan
temperatur (T) gas pada volume tertentu adalah tetap. Proses seperti ini disebut dengan
isokhorik (volume tetap). Secara matematis kesebandingan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami perubahan tekanan dan
suhu dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat volume dan massa dijaga konstan, dapat
dirumuskan berikut :
P2
P1
V
Grafik Hukum Charles
9
4. Persamaan Boyle-Gay Lussac
Suatu rumus turunan dari perkembangan dari hukum boyle dan gay lussac yaitu
persamaan keadaan gas yang lebih umum yang menghubungkan besaran tekanan, volum,
dan suhu dalam berbagai keadaaan, sehingga memperoleh persamaan berikut :
= Konstan
Mol merupakan satuan jumlah. Satu mol sendiri merupakan jumlah atom dalam 12
gram karbon yaitu sebanyak 6,02 x 1023 butir. Bilangan 6,02 x 1023 dinamakan sebagai
bilangan Avogadro (NA).
Bilangan Avogadro(NA) = 6,02 x 1023 molekul/mol
Dalam SI menjadi Bilangan Avogadro(NA) = 6,02 x 1026 molekul/kmol
Satu mol zat adalah banyaknya zat yang mengandung 𝑁𝐴 molekul (partikel)
Massa molekul merupakan jumlah seluruh massa atom dari atom-atom penyusun
unsure atau senyawa.Massa molekul atau massa atom ditampilkan dalam lambang M, sebagai
contoh 12 kg karbon C-12 didefinisikan mengandung 𝑁𝐴 atom, maka 1 kmol C-12 memiliki
massa atom 12 kg/kmol.
Dari uraian diatas diperoleh hubungan mol (n), massa (m), jumlah parikel (N) sebagai berikut
:
10
Hukum boyle-Gay Lussac berlaku untuk gas ideal dalam bejana tertutup (tidak bocor)
sehingga massa atau jumlah mol gas adalah tetap. Jika massa atau mol gas diubah ternyata
volume gas gas berubah walaupun tekanan dan suhu dijaga tetap. Volume gas sebanding
dengan jumlah mol (n) gas pada tekanan dan suhu tetap sehingga diperoleh
Persamaan keadaan gas ideal :
Tetapan umum gas ideal besarnya tergantung pada satuan-satuan yang digunakan, jika
tekanan (P) dalam atm, jumlah mol(n) dalam kmol, volume (V) dalamm3 , dan suhu (T)
dalam K maka besarnya R = 8,314 J/kmolK, dan jika P dalam atm, n dalam mol, V dalam L
dan T dalam K maka besarnya R = 0,082 Latm/mol K
𝑅
Jika 𝑁 = k, dan k merupaka tetapan Boltzman maka persamaan keadaan gas idealnya :
𝐴
11
2.6 Tekanan Gas dalam Ruang Tertutup
Untuk mempelajari keadaan molekul atau (partikel) gas, digunakan prinsip mekanika
Newton dimana suatu gas ideal terkurung di dalam sebuah ruang kubus dengan rusuk L.
L
L
L
Dinding T
X
Dinding S
Beberapa buah partikel gas terkurung dalam ruang yang berbentuk kubus dengan
panjang rusuk L. Dengan meninjau sebuah molekul gas bermassa mo yang bergerak menuju
dinding X dengan kecepatan terhadap sumbu X adalah v1x. Molekul ini mempunyai komponen
momentum terhadap X sebesar mov1x kearah dinding. Karena tumbukan bersifat lenting
sempurna, maka setelah terjadi tumbukan kecepatan molekul menjadi –v1x dan
momentumnya –mov1x. Sehingga perubahan momentum gas:
Laju perubahan momentum molekul pada suatu dinding yang sama sesuai dengan
hukum kedua Newton tidak lain adalah gaya, yaitu :
12
∆𝑝 2𝑚 𝑣 𝑚𝑜 𝑣 2
F= ∆𝑡 = 2𝑑𝑙𝑜𝑣 𝑥 =
𝑥 𝑑
𝑓 𝑚𝑜 𝑣 2 1 𝑚𝑜 𝑣 2
P=𝑎 = ( ) (𝑑2 )=
𝑑 𝑑3
Jika ada sejumlah N molekul gas dalam waddah tertutup dengan komponen kecepatan
pada sumbu x adalah 𝑣1𝑥, 𝑣2𝑥 ,....,𝑣𝑛𝑥 , tekanan total gas pada suatu dinding adalah
𝑚0 2 2 2
P= 𝑑3 =(𝑣1𝑥 , +𝑣2𝑥, + ⋯ , 𝑣𝑛𝑥 )
2 ,+𝑣 2 +⋯,𝑣 2
𝑣1𝑥
Karena nilai rata-rata 𝑣𝑥2 = 2𝑥, 𝑁𝑥
𝑁
𝑚0 2 2 2
P= 𝑑3 =(𝑣1𝑥 , +𝑣2𝑥, + ⋯ , 𝑣𝑛𝑥 )
P=
Sesuai dengan anggapan bahwa setiap molekul bergerak ke segala arah secara acak
dengankelajuan tetap, maka rata-rata kuardat kecepatan pada arah x, y , dan z adalah sama
besar,
Sehingga ,
,
Dengan
13
P = Tekanan gas ( 𝑝𝑎 )
V = Volume gas
Dengan ̅̅̅̅
𝐸𝐾 adalah energi kinetik rata-rata satu partikel gas
2
̅̅̅̅ = 3𝑘𝑇
̅̅̅̅ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝐾
T=3𝑘 𝐸𝐾 2
Dengan k= 1,38 x 10−23 J/K yang disebut tetapan Boltzman. Karena ̅̅̅̅
𝐸𝐾 adalah energi
kinetik
translasi rata-rata per molekul, maka suhu merupakan suatu ukuran
Karena molekul-molekul gas tidak seluruhnya bergerak dengan kecepatan yang sama,
maka kita perlu mendefinisikan arti v 2 . Misalkan dalam wadah tertutup terdapat N molekul
gas bergerak ke segala arah (acak) dengan kecepatan yang berbeda , Misalkan :
N1 molekul gas a bergerak v1;
N2 molekul gas b bergerak v2;
14
N3 molekul gas a bergerak v3, dst.
Maka kelajuan partikel gas, v 2 , dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
N v N 2 v 2 N 3 v3 ..........
2 2 2
v 2
1 1
N1 N 2 N 3 ........
N v
2
v 2
i i
N i
Dengan :
Kelajuan efektif vrms (root mean square) didefinisikan sebagai akar dari kuadrat kelajuan
rata-rata, v 2 .
Definisi vrms
vrms v 2
Hubungan kecepatan efektif gas dengan suhu mutlaknya
Kecepatan efektif gas sebanding dengan suhunya dan berbanding terbalik dengan
massa total gas, sehingga dapat kita nyatakan persamaan sebagai berikut :
3KT
vrms
m
Kelajuan efektif
1
EK mv 2
2
1
E K mvrms
2
2
3 1
KT mvrms
2
2 2
3KT mvrms
2
3KT
vrms
m
15
• Berdasarkan persamaan di atas berlaku untuk 1 mol gas, karena di dalam wadah
terdapat N gas , maka :
R M
k dan m
Na Na
R
3 T
vrms
Na
M
Na
3RT
Kelajuan efektif vrms
M
Note :
Untuk suatu gas ideal tertentu (M konstan) kelajuan efektif vrms hanya bergantung
pada suhu mutlaknya (bukan pada tekanannya).
Untuk berbagai gas ideal pada suhu sama (T konstan), kelajuan efektif vrms hanya
bergantung pada massa molekulnya (M).
3RT
vrms
M
3P
v rms
Energi kinetik rata-rata molekul suatu gas pada suhu mutlak T dinyatakan oleh
1 1
𝐸𝑘 = 2
𝑚0 𝑣 2 = 3 (2 𝑘𝑇)
16
Faktor pengali 3 pada persamaan diatas muncul pada persamaan : 𝑣 2 = 3𝑣𝑥2 . Ini
muncul karena ekivalensi dari rata-rata kuadrat komponen-komponen kecepatan:
𝑣 2 = 𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2 = 3𝑣𝑥2
Ekivalensi ini menunjukkan fakta bahwa kelakuan gas tidak bergantung pada
pemilihan orientasi system koordinat XYZ, dan dapat ditulis :
1 1 1 1
𝑚0 𝑣𝑥2 = 𝑚0 𝑣𝑦2 = 𝑚0 𝑣𝑧2 = 𝑘𝑇
2 2 2 2
2 3
Jumlah ketiga kontribusi ini memberikan persamaan 𝑇 = 𝐸 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝑘 = 𝑘𝑇.
3𝑘 𝑘 2
dapat bergerak, maka gas ideal monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan, dan energi
mekanik rata-rata per molekul sama dengan energi kinetik rata-rata per-molekul (energi
1
potensial = 0): 𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 = 3 (2 𝑘𝑇)
Pernyataan umum diatas dikenal sebagai teorema ekipartisi energi, yang dinyatakan
sebagai berikut:
"Untuk suatu sistem molekul-molekul gas pada suhu mutlak T dengan tiap molekul
memiliki f derajat kebebasan (degree of freedom), rata-rata energi mekanik per-molekul
𝑬𝒎 adalah"
1
𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 = 𝑣 (2 𝑘𝑇)
Secara eksperimental hanya diperoleh lima derajat kebebasan saja pada gas diatomik
bertemperatur kamar yang memberi kontribusi pada energi mekanik atau energi kinetik tiap
17
molekul yaitu tiga translasi dan dua rotasi. Karena gas diatomik memiliki lima derajat
kebebasan (v = 5), maka energi mekanik rata-rata permolekul 𝐸𝑚 adalah:
1
𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 = 5 (2 𝑘𝑇)
gas diatomik dapat memiliki sampai tujuh derajat kebebasan. Gas yang memiliki lebih dari
dua atom (poliatomik), memiliki derajat kebebasan yang lebih besar, dan vibrasinya juga
lebih komplek.
Energi dalam suatu gas ideal adalah jumlah energi kinetik translasi, rotasi dan vibrasi
seluruh molekul gas yang terdapat di dalam suatu wadah tertentu. Maka energi kinetik rata-
rata EK tiap molekul sesuai dengan persamaan berikut.
Dengan f adalah derajat kebebasan molekul gas. Berdasarkan persamaan diatas, dapat
ditulis rumus energi dalam gas berdasarkan derajat kebebasannya, sebagai berikut:
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori kinetik gas adalah yang menjelaskan perilaku system-sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar molekul yang
bergarak sangat cepat.
Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa henti.
2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan,
maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang dilaluinya antara
perlanggaran.
Dapat kita ketahui bahwa sifat gas itu terdiri atas partikel dalam jumlah banyak yang
disebut molekul. Partikelnya bergerak secara acak atau sembarang tidak ada gaya tarik-
menarik antara partikel yang satu dengan partikel yang lain, selang waktu tumbukan antara
satu partikel dengan partikel yang lain berlangsung sangat singkat. Macam-macam gas yaitu
monatomik,diatomik,dan poliatomik.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
oleh kurangnya Referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman demi kesempurnaan dimasa yang
akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W., 2006. “Physical Chemistry”, 8th Ed. Oxford University Press. New York.
Rachmat.Dkk, 1999, Sains Fisika 3a SMA,Jakarta: Bumi Aksara.
Roymond A.Serway dan Jhon W. Jewett. . 2010 ,Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Salemba
Teknika: Jakarta
Siswanto ,2007, kempetensi Fisika, Yogyakarta:Citra Aji parama.
20