Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gas merupakan suatu zat yang molekul atau partikelnya bergerak bebas. pada
makalah ini akan dipelajari mengenai sifat mikroskopik dari suatu gas dengan meninjau dari
tekanan, volum dan suhu yang sering disebut dengan teori kinetik gas.

Selain itu akan dipelajari juga ilmu tentang energi yang sering disebut termodinamika,
yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. energi
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan
atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk
lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. hal ini erat hubungannya dengan hukum –
hukum dasar pada termodinamika.

Suhu suatu gas monatomik ideal adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan rata-
rata energi kinetik atom-atomnya ketika mereka bergerak. Di dalam animasi
ini, ukuran atom-atom helium relatif terhadap jarak mereka ditunjukkan berdasarkan skala
tekanan di bawah 1950 atmosfer. Atom-atom bersuhu kamar ini memiliki laju rata-rata yang
pasti (di sini diperlambat dua triliun (10^{12}) kali lipat).

Di pertengahan abad ke-19, ilmuwan mengembangkan suatu teori baru untuk


menggantikan teori kalorik. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa zat disusun oleh
partikel-partikel sangat kecil yang selalu bergerak. Bunyi teori kinetik adalah sebagai berikut:
Dalam benda yang panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat dan karena itu memiliki
energi yang lebih besar daripada partikel-partikel dalam benda yang lebih dingin. (Wikipedia,
2011)

Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat
makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi
molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah
disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac

1
Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan
yang berbeda-beda.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena rumusan masalah
ini memberikan arahan yang penting dalam membahas masalah yang diteliti . Berdasarkan
uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam
makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Kinetik Gas?


2. Apa saja yang dibahas dalam Teori Kinetik Gas?
3. Hukum apa saja yang berhubungan dengan Teori Kinetik Gas?

1.3 Tujuan Penulisan

Bertitik tolak dari permasalahan yang diketengahkan tersebut, maka tujuan dari
penulisan masalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Teori Kinetik Gas.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang dibahas dalam Teori Kinetik Gas.
3. Untuk megetahui dan memahami hukum apa saja yang berhubungan dengan Teori
Kinetik Gas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Kinetik Gas

Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan
atau Teori Kinetik pada Gas. Dengan demikian, teroi kinetika gas membahas sifat-sifat gas
yang berhubungan dengan gerakan translasi dari atom dan molekul dalam bentuk gas, serta
menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut dapat dibahas berdasarkan pada gerakan translasi
yang bebas dan kontinyu dari komponen-komponennya. Untuk dapat membahas sifat-sifat
gas dengan lebih sempurna, maka dalam teori kinetika gas digunakan pendekatan gas ideal

Pendekatan terhadap gas ideal ini didasarkan atas asumsi-asumsi berikut ini:

1. Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, dengan massa tertentu.


2. Molekul-molekul ini bergerak secara acak. Partikel-partikel yang bergerak sangat
cepat itu secara konstan bertumbukan dengan dinding-dinding wadah.
3. Tumbukan-tumbukan partikel gas terhadap dinding wadah bersifat lenting (elastis)
sempurna.
4. Interaksi antarmolekul dapat diabaikan (negligible). Mereka tidak mengeluarkan gaya
satu sama lain, karenanya tidak ada perubahan energi (artinya tidak ada energi
translasi yangdiubah menjadi energi rotasi, vibrasi maupun energi lainnya).
5. Keseluruhan volume molekul-molekul gas individual dapat diabaikan bila
dibandingkan dengan volume wadah. Ini setara dengan menyatakan bahwa jarak rata-
rata antarpartikel gas cukuplah besar bila dibandingkan dengan ukuran molekul gas
itu sendiri.
6. Molekul-molekul berbentuk bulat (bola) sempurna, dan bersifat lentur (elastic).
7. Energi kinetik rata-rata partikel-partikel gas hanya bergantung kepada suhu sistem.
8. Efek-efek relativistik dapat diabaikan dan efek-efek mekanika kuantum dapat
diabaikan. Artinya bahwa jarak antarpartikel lebih besar daripada panjang gelombang
panas de Broglie dan molekul-molekul dapat diperlakukan sebagai objek klasik.

3
Gambar 1. Tumbukan elastis molekul-molekul gas

Tumbukan-tumbukan yang terjadi hanyalah mengubah arah kecepatan dari partikel.


Jumlah rata-rata tumbukan yang terjadi persatuan waktu yang dibuat oleh partikel tunggal
disebut frekwensi tumbukan. Frekwensi tumbukan memegang peranan penting dalam
membahas sifat-sifat transport gas dan reaksi-reaksi kimia dalam fasa gas. Jarak rata-rata
gerakan partikel antara tumbukan yang satu dengan tumbukan yang lain disebut jalan bebas
rata-rata, yang memegang peranan penting dalam membahas fenomena transport, karena
menunjukkan berapa jauh molekul mempunyai sifat tertentu sebelum tumbukan.

Teori kinetik gas didasarkan atas 3 pengandaian:


1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa henti.
2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan, maksudnya
garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang dilaluinya antara perlanggaran.

3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran sesama
sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal iaitu jumlah tenaga kinetik molekulnya sama
sebelum dan sesudah perlanggaran.

Sifat gas umum :


1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.

Sifat gas ideal :


1. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang senantiasa
bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang kecil.
2. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga ukuran
partikel gas dapat diabaikan.
3. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding tempatnya
adalah elastis sempurna.

4
4. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.

2.2 Sifat-sifat Teori Kinetik Gas


Gas terdiri atas molekul –molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke
segala arah ,dengan kecepatan yang sangat tinggi .Molekul-molekul gas ini selalu
bertumbukan dengan molekul-molekul yang lain atau dengan dinding bejana. Tumbukan
terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan.
Volume dari molekul –molekul gas sangat kecil bila dibandingkan dengan volume yang
ditempati oleh gas tersebut ,sehingga sebenarnya banyak ruang yang kosong antara molekul
–molekulnya. Hal ini yang menyebabkan gas mempuyai rapat yang lebih kecil dari pada
cairan atau zat padat. Hal ini juga yang menyebabkan gas bersifat kompresibel atau mudah
ditekan.
Karena molekul –molekul gas selalu bergerak ke segala arah,maka gas yang satu
mudah bercampur dengan gas yang lain (diffusi) ,asal keduanya tidak bereaksi. Misalnya
N2dan O2 ;CO2 dan H2; dan sebagainya.
 Persamaan gas turunan dari teori kinetik
Dari anggapan –anggapan diatas dapat dijabarkan persamaan gas yang menyatakan
hubungan antara P,V,T dan n dari gas.
Misalnya n’ molekul gas , yang masing-masing mempunyai massa m terdapat dalam
kubus dengan rusuk I. Pada temperature tertentu , kecepatan molekul –molekul gas sangat
berbeda –beda ,tetapi kecepatan rata-rata C pada temperatur tersebut, tetap untuk tiap gas. C
ini nanti disebut kecepatan akar rata-rata kuadrat .
 Penurunan persamaan umum gas ideal
Misalkan kita memiliki sejumlah tertentu gas dalam dalam suatu tangki.kita boleh saja
mengubah suhu mutlak T atau volum gas .kita temukan bahwa untuk apa saja,tekanannya P
berhubungan dengan suhu mutlak T dan volum V yang dapat dinyatakan dengan suatu
persamaan tertentu.gas yang memenuhi persamaan ini disebut gas ideal, dan persamaannya
tersebut persamaan gas ideal.
Perhatikan sejenis gas ideal yang terdapat dalam suatu bejana silider. volum gas ideal
ini dapat diubah dengan menggerakkan pisto ke atas dan ke bawah. Anggap bahwa benjana
tidak bocor sehingga masa atau banyak mol gas itu tetap. Persamaan gas ideal kita peroleh
dengan dua cara berikut.
Cara pertama,suhu gas dijaga tetap dan volum di ubah-ubah dengan menggerakkan
pisto.misalnya tekanan gas mula-mula P0 dan volum gas mula-mula V0.jika pisto digerakkan

5
ke bawah hingga volm gas berkurang menjadi 12 V0 ,ternyata tekanan gas bertambah
menjadi 2p0 . Jika piston terus digerakkan ke bawah sehingga volume gas berkurang menjadi
14V0, ternyata tekanan gas bertambah menjadi 4p0. Hasil inidapat disimpulkan oleh
peryataan berikut:
Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap , maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumnya.
Secara matematis ,pernyataan diatas dinyatakan:
P~1v
pV=tetap
p1V1=p2V2
Persamaan gas ideal dapat juga ditulis

(mengingat n = N/NA)
sering dijumpai di fisika RNA
sebut saja sebagai konstanta Boltzmann: k=RNA
Secara numeric
k=RNA=8,314×1036,022×1026=1,381×10-23 molekul-1 K-1

Sehingga dalam konstanta Boltzmann:


PV = NkT
Kalau kita bandingkan dengan hasil dari teori kinetika gas
PV=13Nmv2
VkT=13Nmv2
V2=3kTm
Teori ini secara tidak sengaja telah memberikan interpretasi molekuler tentang konsep suhu
mutlak yang ternyata berbanding lurus dengan kecepatan kuadrat rata-rata.

Jadi energy kinetic rata-rata molekul

Ek=32 NkT

2.3 Jenis-jenis gas


a. Gas Monotomik
Molekul-molekul yang hanya mempunyai gerak translasi ( tidak ada struktur dakhil
didalam teori kinetik),sehingga U32nRT.

6
b. Gas Diatomik
Setiap molekul seperti sebuah bentuk dumbel (dumbbell shape) (dua bola yang
disambung oleh sebuah tongjat tegar).mplekul seperti itu dapat berotasi terhadap salah satu
dari tiga sumbu yang paling tegak –lurus terhadap satu sama lain.akan tetapi,inarsia rotasi
terhadap sebuah sumbu sepasang tongkat tegar tersebut seharusnya dapat diabaikan
dibandingkan kepada inersia rotasi terhadap sumbu-sumbu yang tegak lurus pada
tongkat,sehingga tenaga rotasi seharusnya hanya terdiri dari dua suku,seperti 12Iωy2 dan
12Iωz2. Setiap derajat kebabasan rotasi diharuskan oleh ekipartisi untuk mengkontribusi
tenaga yang sama seperti setiap derajat translasi, sehingga untuk suatu gas diatomic yang
mempunyai gerak rotasi dan translasi, maka:
U =( 3n12RT) + 2n(12RT)=52Nrt
atau Cv =dUn dt = 52R= 5 Cal/mol.k
dan Cp = Cp + R =12R,
atau Y = CpCv = 75 = 1,40

c. Gas Poliatomik
Setiap molekul mempunyai tiga atau lebih bola (atom) yang disambung bersama-sama
oleh tongkat-tongkat didalam model kita,sehingga molekul tersebut mampu berotasi terhadap
salah satu dari tiga sumbu yang saling tegak lurus , dengan tenaga yang cukup besar.
Maka,untuk suatu gas poliatomik yang mempunyai gerak rotasi dan gerak translasi,
maka:
U = 3n(12RT) + 3n(13RT) = 3Nrt,
atau Cv = dUn dT = 3R = 6 cal/mol.K,
dan Cp = 4R,
atau y = CpCp = 1,33.

2.4 Hukum yang Berhubungan dengan Teori Kinetik Gas

1. Hukum Boyle
Robert Boyle (1627-1691) menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat
berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai
hukum Boyle: ”bila massa dan suhu suatu gas dalam ruangan tertutup dijaga tetap, maka
volume gas berbanding terbalik dengan tekananya mutlaknya”

7
Secara matematis, pernyataan di atas dinyatakan sebagai berikut :

𝟏
𝑷 
𝑽
Pernyataan lain dari hukum boyle adalah bahwa hasil kali antara tekanan dan volume
akan bernilai konstan selama massa dan suhu gas dijaga konstan. Proses seperti ini disebut
juga dengan proses isotermal (temperatur tetap). Secara matematis dapat di tulis :

Keterangan : P = Tekanan gas (N/ m2 atau Pa)


= Tetap
V = Volum gas (m3)
=

P
1

P
V
2 V V
Grafik
1 Hukum2Boyle

2. Hukum Gay Lussac


Joseph Gay Lussac (1778-1850), mengemukakan bahwa volume gas berbanding
lurus dengan suhu mutlak, selama massa dan tekanan gas dijaga konstan. Dengan
demikian volume dan suhu suatu gas pada tekanan konstan adalah berbanding lurus.
Proses ini disebut juga isobarik (tekanan tetap). Secara matematis kesebandingan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

Kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami perubahan volume dan suhu
dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat tekanan dan massa dijaga konstan, dapat dirumuskan
berikut :
= Konstan
Keterangan : V1 = Volum gas mula-mula (m3)
V2 = Volum gas akhir (m3)
=
T1 = Suhu gas mula-mula (K)
T2 = Suhu gas akhir (K)

8
P

V
V1 V2
Grafik Hukum Gay
Lussac
3. Hukum Charles
Jacques Charles (1787), menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas
berbanding lurus dengan suhu mutlak. Dengan kata lain, hasil bagi tekanan (P) dengan
temperatur (T) gas pada volume tertentu adalah tetap. Proses seperti ini disebut dengan
isokhorik (volume tetap). Secara matematis kesebandingan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :

Kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami perubahan tekanan dan
suhu dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat volume dan massa dijaga konstan, dapat
dirumuskan berikut :

Keterangan :P1 = Tekanan gas mula-mula (N/m2)


= Konstan
P2 = Tekanan gas akhir (N/m2)
T1 = suhu gas mula-mula (K)
= T2 = suhu gas akhir (K)

P2

P1

V
Grafik Hukum Charles

9
4. Persamaan Boyle-Gay Lussac
Suatu rumus turunan dari perkembangan dari hukum boyle dan gay lussac yaitu
persamaan keadaan gas yang lebih umum yang menghubungkan besaran tekanan, volum,
dan suhu dalam berbagai keadaaan, sehingga memperoleh persamaan berikut :

= Konstan

2.5 Pengertian Mol dan Massa Molekul

Mol merupakan satuan jumlah. Satu mol sendiri merupakan jumlah atom dalam 12
gram karbon yaitu sebanyak 6,02 x 1023 butir. Bilangan 6,02 x 1023 dinamakan sebagai
bilangan Avogadro (NA).
Bilangan Avogadro(NA) = 6,02 x 1023 molekul/mol
Dalam SI menjadi Bilangan Avogadro(NA) = 6,02 x 1026 molekul/kmol
Satu mol zat adalah banyaknya zat yang mengandung 𝑁𝐴 molekul (partikel)
Massa molekul merupakan jumlah seluruh massa atom dari atom-atom penyusun
unsure atau senyawa.Massa molekul atau massa atom ditampilkan dalam lambang M, sebagai
contoh 12 kg karbon C-12 didefinisikan mengandung 𝑁𝐴 atom, maka 1 kmol C-12 memiliki
massa atom 12 kg/kmol.

Dari uraian diatas diperoleh hubungan mol (n), massa (m), jumlah parikel (N) sebagai berikut
:

10
Hukum boyle-Gay Lussac berlaku untuk gas ideal dalam bejana tertutup (tidak bocor)
sehingga massa atau jumlah mol gas adalah tetap. Jika massa atau mol gas diubah ternyata
volume gas gas berubah walaupun tekanan dan suhu dijaga tetap. Volume gas sebanding
dengan jumlah mol (n) gas pada tekanan dan suhu tetap sehingga diperoleh
Persamaan keadaan gas ideal :

Keterangan : 𝑃 = tekanan (atm/ N/m²)


𝑉 = volume (m3 )
𝑛 = jumlah mol (mol)
𝑅 = tetapan umum gas ( J/kmolK atau J/molK atau L atm/mol K)
𝑇 = suhu mutlak ( K )
𝑚 = massa satu molekul (gr)
𝑀𝑟 = massa molekul relative ( gr/mol)
NA = bilangan avogadro (molekul/mol)

Tetapan umum gas ideal besarnya tergantung pada satuan-satuan yang digunakan, jika
tekanan (P) dalam atm, jumlah mol(n) dalam kmol, volume (V) dalamm3 , dan suhu (T)
dalam K maka besarnya R = 8,314 J/kmolK, dan jika P dalam atm, n dalam mol, V dalam L
dan T dalam K maka besarnya R = 0,082 Latm/mol K
𝑅
Jika 𝑁 = k, dan k merupaka tetapan Boltzman maka persamaan keadaan gas idealnya :
𝐴

Dengan nilai k sebagai berikut:


𝑅 8,314 𝑥103 J/kmolK
𝑘= = = 1,38 𝑥 10−23 𝐽⁄𝐾
𝑁𝐴 6,022 𝑥 1026 molekul/kmol

11
2.6 Tekanan Gas dalam Ruang Tertutup
Untuk mempelajari keadaan molekul atau (partikel) gas, digunakan prinsip mekanika
Newton dimana suatu gas ideal terkurung di dalam sebuah ruang kubus dengan rusuk L.

L
L

L
Dinding T
X
Dinding S

Gambar 6.7. Kubus tertutup berisi gas ideal

Beberapa buah partikel gas terkurung dalam ruang yang berbentuk kubus dengan
panjang rusuk L. Dengan meninjau sebuah molekul gas bermassa mo yang bergerak menuju
dinding X dengan kecepatan terhadap sumbu X adalah v1x. Molekul ini mempunyai komponen
momentum terhadap X sebesar mov1x kearah dinding. Karena tumbukan bersifat lenting
sempurna, maka setelah terjadi tumbukan kecepatan molekul menjadi –v1x dan
momentumnya –mov1x. Sehingga perubahan momentum gas:

Perubahan momentum gas dapat dinyatakan sebesar :


∆𝑝 = momentum akhir-momentum awal
= −𝑚𝑜 𝑣𝑥 − 𝑚𝑜 𝑣𝑥
= −2𝑚𝑜 𝑣𝑥
Selang waktu dalam perjalanan

Laju perubahan momentum molekul pada suatu dinding yang sama sesuai dengan
hukum kedua Newton tidak lain adalah gaya, yaitu :

12
∆𝑝 2𝑚 𝑣 𝑚𝑜 𝑣 2
F= ∆𝑡 = 2𝑑𝑙𝑜𝑣 𝑥 =
𝑥 𝑑

Tekanan 𝑝 adalah per satuan luas, sehingga :

𝑓 𝑚𝑜 𝑣 2 1 𝑚𝑜 𝑣 2
P=𝑎 = ( ) (𝑑2 )=
𝑑 𝑑3

Jika ada sejumlah N molekul gas dalam waddah tertutup dengan komponen kecepatan
pada sumbu x adalah 𝑣1𝑥, 𝑣2𝑥 ,....,𝑣𝑛𝑥 , tekanan total gas pada suatu dinding adalah

𝑚0 2 2 2
P= 𝑑3 =(𝑣1𝑥 , +𝑣2𝑥, + ⋯ , 𝑣𝑛𝑥 )

2 ,+𝑣 2 +⋯,𝑣 2
𝑣1𝑥
Karena nilai rata-rata 𝑣𝑥2 = 2𝑥, 𝑁𝑥
𝑁

𝑚0 2 2 2
P= 𝑑3 =(𝑣1𝑥 , +𝑣2𝑥, + ⋯ , 𝑣𝑛𝑥 )

Karena nilai rata – rata , dan volumnya wadah V=𝑑 3 , maka


=

Maka dapat dapat di tulis

P=

Kuadrat kelajuan setiap molekul gas adalah

𝑣 2 = 𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2

Sesuai dengan anggapan bahwa setiap molekul bergerak ke segala arah secara acak
dengankelajuan tetap, maka rata-rata kuardat kecepatan pada arah x, y , dan z adalah sama
besar,

𝑣𝑥2 = 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2

Sehingga ,
,

Jika nilai 𝑉𝑥 2 dapat dimasukkan ke persamaan tekanan, sehingga


1 𝑁𝑚𝑜 𝑣 2 𝑥
P=3 𝑉

Dengan

13
P = Tekanan gas ( 𝑝𝑎 )

𝑚𝑜 = Masa sebuah partikel ( molekul ) gas ( kg)

𝑣2 = Rata- rata kuadrat kecepatan

N = Banyak molekul ( partikel )gas ( butir )

V = Volume gas

Selain itu , besar 𝑚𝑜 𝑣 2 𝑥 bisa diganti dengan 2 ̅̅̅̅


𝐸𝐾 sehingga

Dengan ̅̅̅̅
𝐸𝐾 adalah energi kinetik rata-rata satu partikel gas

2.7 Suhu Gas Ideal

Perhatikan persamaan berikut


̅̅̅̅
2 𝑁 𝐸𝐾
𝒑𝑽 = 3 𝑦

Sesuai dengan persamaan keadaan gas idea 𝑃𝑉=𝑁𝑘𝑇


2
̅̅̅̅
𝑁𝑘𝑇= 3 𝑁 𝐸𝐾

2
̅̅̅̅ = 3𝑘𝑇
̅̅̅̅ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝐾
T=3𝑘 𝐸𝐾 2

Dengan k= 1,38 x 10−23 J/K yang disebut tetapan Boltzman. Karena ̅̅̅̅
𝐸𝐾 adalah energi
kinetik
translasi rata-rata per molekul, maka suhu merupakan suatu ukuran

2.8 Kelajuan Efektif Gas Ideal

Karena molekul-molekul gas tidak seluruhnya bergerak dengan kecepatan yang sama,
maka kita perlu mendefinisikan arti v 2 . Misalkan dalam wadah tertutup terdapat N molekul
gas bergerak ke segala arah (acak) dengan kecepatan yang berbeda , Misalkan :
N1 molekul gas a bergerak v1;
N2 molekul gas b bergerak v2;

14
N3 molekul gas a bergerak v3, dst.

Maka kelajuan partikel gas, v 2 , dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

N v  N 2 v 2  N 3 v3  ..........
2 2 2

v 2
 1 1
N1  N 2  N 3  ........

 N v 
2

v 2
 i i

N i

Dengan :
Kelajuan efektif vrms (root mean square) didefinisikan sebagai akar dari kuadrat kelajuan
rata-rata, v 2 .

Definisi vrms
vrms  v 2
Hubungan kecepatan efektif gas dengan suhu mutlaknya

Kecepatan efektif gas sebanding dengan suhunya dan berbanding terbalik dengan
massa total gas, sehingga dapat kita nyatakan persamaan sebagai berikut :

3KT
vrms 
m
Kelajuan efektif

Perbandingan kelajuan efektif berbagai gas

1
EK  mv 2
2
1
E K  mvrms
2

2
3 1
KT  mvrms
2

2 2
3KT  mvrms
2

3KT
vrms 
m

15
• Berdasarkan persamaan di atas berlaku untuk 1 mol gas, karena di dalam wadah
terdapat N gas , maka :
R M
k dan m 
Na Na

 R 
3 T
vrms   
Na
M
Na

3RT
Kelajuan efektif vrms 
M
Note :

 Untuk suatu gas ideal tertentu (M konstan) kelajuan efektif vrms hanya bergantung
pada suhu mutlaknya (bukan pada tekanannya).
 Untuk berbagai gas ideal pada suhu sama (T konstan), kelajuan efektif vrms hanya
bergantung pada massa molekulnya (M).

Hubungan kelajuan efektif gas dengan tekanan


RT P PM
 
M  RT

3RT
vrms 
M

3P
v rms 

2.9 Teorema Ekipartisi Energi

Energi kinetik rata-rata molekul suatu gas pada suhu mutlak T dinyatakan oleh

1 1
𝐸𝑘 = 2
𝑚0 𝑣 2 = 3 (2 𝑘𝑇)

16
Faktor pengali 3 pada persamaan diatas muncul pada persamaan : 𝑣 2 = 3𝑣𝑥2 . Ini
muncul karena ekivalensi dari rata-rata kuadrat komponen-komponen kecepatan:
𝑣 2 = 𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2 = 3𝑣𝑥2
Ekivalensi ini menunjukkan fakta bahwa kelakuan gas tidak bergantung pada
pemilihan orientasi system koordinat XYZ, dan dapat ditulis :

1 1 1 1
𝑚0 𝑣𝑥2 = 𝑚0 𝑣𝑦2 = 𝑚0 𝑣𝑧2 = 𝑘𝑇
2 2 2 2
2 3
Jumlah ketiga kontribusi ini memberikan persamaan 𝑇 = 𝐸 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝑘 = 𝑘𝑇.
3𝑘 𝑘 2

Faktor pengali 3 ternyata berhubungan dengan ketiga derajat kebebasan suatu


molekul gas monoatomik. Tiap derajat kebebasan berhubungan dengan kemampuan suatu
molekul untuk berpartisipasi dalam suatu gerakan satu dimensi yang memberi kontribusi ke
energi mekanik molekul tersebut. Ini diilustrasikan dengan sangat baik oleh derajat
kebebasan suatu gerakan translasi : sebuah molekul dapat memiliki suatu komponen
1
kecepatan dalam arah X yang memberi kontribusi energi mekanik 2 . 𝑚0 . 𝑣𝑥2 . Energi kinetik
1
sebuah molekul adalah 2 𝑚0 (𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2 ), karena ada tiga arah berbeda dimana molekul

dapat bergerak, maka gas ideal monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan, dan energi
mekanik rata-rata per molekul sama dengan energi kinetik rata-rata per-molekul (energi
1
potensial = 0): 𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 = 3 (2 𝑘𝑇)

Pernyataan umum diatas dikenal sebagai teorema ekipartisi energi, yang dinyatakan
sebagai berikut:
"Untuk suatu sistem molekul-molekul gas pada suhu mutlak T dengan tiap molekul
memiliki f derajat kebebasan (degree of freedom), rata-rata energi mekanik per-molekul
𝑬𝒎 adalah"

1
𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 = 𝑣 (2 𝑘𝑇)

2.10 Derajat Kebebasan Molekul Gas Diatomik

Secara eksperimental hanya diperoleh lima derajat kebebasan saja pada gas diatomik
bertemperatur kamar yang memberi kontribusi pada energi mekanik atau energi kinetik tiap

17
molekul yaitu tiga translasi dan dua rotasi. Karena gas diatomik memiliki lima derajat
kebebasan (v = 5), maka energi mekanik rata-rata permolekul 𝐸𝑚 adalah:
1
𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 = 5 (2 𝑘𝑇)

gas diatomik dapat memiliki sampai tujuh derajat kebebasan. Gas yang memiliki lebih dari
dua atom (poliatomik), memiliki derajat kebebasan yang lebih besar, dan vibrasinya juga
lebih komplek.

2.11 Energi Dalam Gas Ideal

Energi dalam suatu gas ideal adalah jumlah energi kinetik translasi, rotasi dan vibrasi
seluruh molekul gas yang terdapat di dalam suatu wadah tertentu. Maka energi kinetik rata-
rata EK tiap molekul sesuai dengan persamaan berikut.

Dengan f adalah derajat kebebasan molekul gas. Berdasarkan persamaan diatas, dapat
ditulis rumus energi dalam gas berdasarkan derajat kebebasannya, sebagai berikut:

1) Gas monoatomik (f = 3) , contohnya: He, Ne, Ar

2) Gas diatomik seperti 𝐻2 , 𝑁2 , dan 𝑂2


 Pada suhu rendah (± 250 K) : f =3

 Pada suhu sedang (±500 K) : f = 5

 Pada suhu tinggi (±1000 K) : f =7

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori kinetik gas adalah yang menjelaskan perilaku system-sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar molekul yang
bergarak sangat cepat.
Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa henti.
2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan,
maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang dilaluinya antara
perlanggaran.

3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran


sesama sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal yaitu jumlah tenaga kinetik
molekulnya sama sebelum dan sesudah perlanggaran.

Dapat kita ketahui bahwa sifat gas itu terdiri atas partikel dalam jumlah banyak yang
disebut molekul. Partikelnya bergerak secara acak atau sembarang tidak ada gaya tarik-
menarik antara partikel yang satu dengan partikel yang lain, selang waktu tumbukan antara
satu partikel dengan partikel yang lain berlangsung sangat singkat. Macam-macam gas yaitu
monatomik,diatomik,dan poliatomik.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
oleh kurangnya Referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman demi kesempurnaan dimasa yang
akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W., 2006. “Physical Chemistry”, 8th Ed. Oxford University Press. New York.
Rachmat.Dkk, 1999, Sains Fisika 3a SMA,Jakarta: Bumi Aksara.

Roymond A.Serway dan Jhon W. Jewett. . 2010 ,Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Salemba
Teknika: Jakarta
Siswanto ,2007, kempetensi Fisika, Yogyakarta:Citra Aji parama.

Sukardjo, 2002, Kimia Fisika, Jakarta: Rineka Cipta.


Sukardjo,1990,Kimia Organik,Jakarta: Rineka cipta.

Wikipedia, 2018. “Teori Kinetik”. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kinetik.


Diakses pada tanggal: 20 Januari 2018.

20

Anda mungkin juga menyukai