Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL

Oleh:
Evi Sapinatul Bahriah, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Kimia


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015/2016

0
Bagaimanakah Balon Gas
Bekerja Mengangkat
Penumpang?

Gas memiliki sifat-sifat seperti struktur partikel berjauhan, memiliki bentuk dan
volum berubah-ubah, memenuhi wadahnya, dan kumpulan molekul dengan gerakan acak
berkesinambungan. Untuk mengetahui bagaimanakah cara balon gas bekerja dan memahami
sifat gas secara mendalam, Anda harus mempelajari parameter gas, gas ideal, hukum-hukum
gas ideal, penurunan persamaan keadaan gas ideal, hukum Dalton, teori efusi Graham,
isoterm, isobar, dan isometrik gas ideal. Berikut pemaparannya.

A. Parameter Gas

Parameter gas memiliki hubungan tertentu, yang biasa dinyatakan sebagai suatu
fungsi volume, yaitu:

𝑉 = 𝑉(𝑇, 𝑃, 𝑛)
Besarnya perubahan volume yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan
parameter tersebut secara matematika dituliskan sebagai berikut:
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝑉
𝑑𝑉 = (𝜕𝑇 ) 𝑑𝑇 + (𝜕𝑃 ) 𝑑𝑃 + (𝜕𝑛) 𝑑𝑛
𝑃,𝑛 𝑇,𝑛 𝑇,𝑃

1
Persamaan tersebut memiliki 3 kuosien, yaitu:
𝜕𝑉
1. (𝜕𝑇 )  perubahan volume yang diakibatkan oleh berubahnya suhu pada tekanan
𝑃,𝑛
dan jumlah mol yang sama
𝜕𝑉
2. (𝜕𝑃)  perubahan volume yang diakibatkan oleh berubahnya tekanan pada suhu
𝑇,𝑛
dan jumlah mol yang sama
𝜕𝑉
3. (𝜕𝑛)  perubahan volume yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah mol pada
𝑇,𝑃
tekanan dan suhu yang sama

B. Definisi Gas Ideal

Pengukuran gas pada tekanan rendah memperlihatkan bahwa tekanan, temperatur,


volume dan jumlah gas dihubungkan dengan pernyataan

𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇  Persamaan gas ideal

Gas pada suhu dan tekanan kamar (mendekati 25oC dan 1 atm). Semua gas semakin
mematuhi persamaan tersebut ketika tekanan berkurang. Gas yang mematuhi persamaan
diatas disebut gas ideal atau gas sempurna. Gas ideal tidak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Kriteria gas ideal:

1. Molekul-molekul gas tidak mempunyai volume;


2. Tidak ada interaksi diantara molekul-molekulnya, baik Tarik menarik maupun tolak
menolak

C. Hukum-hukum gas ideal


1. Hukum Boyle

Tekanan (P) berbanding terbalik dengan volume (V) pada temperatur tetap
dan untuk sejumlah tertentu gas, yaitu:
1
𝑃∞
𝑉
PV = konstan

𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2

Untuk mendapatkan kuosien pertama, persamaan PV = k diturunkan terhadap


P, pada temperatur dan jumlah mol yang tetap diperoleh:
𝜕𝑉 𝑘
(𝜕𝑃) = − 𝑃2
𝑇,𝑛

Setelah nilai K disubtitusikan diperoleh:


𝜕𝑉 𝑉
(𝜕𝑃) =-𝑃
𝑇,𝑛

Menurut hukum Boyle isoterm (kalor yang sama) gas-gas membentuk


hiperbola (kurva yang memenuhi xy = tetap), gas nyata hanya mempunyai isoterm
hiperbola pada limit P  0. Ketergantungan tekanan-volume sejumlah tertentu gas

2
ideal pada 3 temperatur yang berbeda. Setiap kurva berbentuk hiperbola (𝑃∞ 1⁄𝑉) dan
disebut isoterm.

Gambar 1. Hubungan Tekanan dengan Volume

Hukum Boyle digunakan untuk meramalkan tekanan gas jika volumenya


berubah (atau sebaliknya). Hukum Boyle bersifat universal, artinya berlaku terhadap
gas apapun tanpa melihat komposisi kimianya. Hukum Boyle dipenuhi oleh gas nyata
hanya pada tekanan yang mendekati nol dan suhu yang sangat tinggi. Hukum Boyle
dipahami sebagai gambaran dari gas yang terdiri atas sejumlah besar molekul yang
bergerak bebas, tidak ada antaraksi antar molekul-molekulnya. Tekanan yang
ditimbulkan oleh gas diakibatkan oleh tumbukan dari molekul gas terhadap dinding.
Penurunan volume mengakibatkan tumbukan molekul terhadap dinding menjadi
semakin sering, Sehingga meningkatkan tekanan.

Contoh Soal
Hitung tekanan yang diperlukan untuk menekan 4,24 dm3 gas pada 412 torr
menjadi 1,56 dm3 dalam keadaan isotermis. Ubahlah tekanan dalam satuan SI.

PENYELESAIAN:
Dik: P1 = 412 torr
V1 = 4,24 dm3
V2 = 1,56 dm3
Dit: P2 = …?
Jawab:
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
𝑃1 𝑉1 (412 𝑡𝑜𝑟𝑟)(4,24𝑑𝑚3 )
𝑃2 = 𝑉2
= (1,56𝑑𝑚3 )
= 1119,795 𝑡𝑜𝑟𝑟
= (1119,795 𝑡𝑜𝑟𝑟)(133,32 𝑁𝑚−2 𝑡𝑜𝑟𝑟 −1 )
= 1,493 × 105 𝑁𝑚−2

3
Latihan
1. Sejumlah tertentu gas diekspansi dari tekanan 760 torr menjadi 250 torr Hg pada
temperatur tetap. Bila volume mula-mula adalah 10 dm3, hitunglah volume
akhir?
Penyelesaian:

2. Sejumlah gas ideal pada tekanan 101,325 kPa memuai dari 11,2 dm3 menjadi 22,4
dm3 pada suhu tetap 25oC. Berapakah tekanan akhir gas tersebut?
Penyelesaian:

2. Hukum Gay-Lussac
Sejumlah tertentu gas pada tekanan tetap (dalam keadaan isobar), volume (V)
berbanding lurus dengan temperatur (T). Hubungannya adalah:
𝑉∞𝑇
𝑉
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇
Dimana T adalah temperatur pada skala absolut:
𝑉1 𝑉
= 𝑇2  (pada n, P tetap)
𝑇1 2
𝑃1 𝑇1
=  (pada n, V tetap)
𝑃2 𝑇2
𝑉
Untuk mendapatkan kuosien pertama, persamaan 𝑇 = 𝑘 diturunkan terhadap
T, pada tekanan dan jumlah mol yang tetap diperoleh:
𝜕𝑉
(𝜕𝑇 ) =k
𝑃,𝑛
Setelah disubtitusikan diperoleh:
𝜕𝑉 𝑉
( ) =
𝜕𝑇 𝑃,𝑛 𝑇

Contoh Soal
Gay-Lussac menemukan bahwa volume gas dalam keadaan isobar dapat
dinyatakan sebagai 𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛼0 𝑡) dimana 𝑉0 adalah volume pada 0oC, t adalah
temperatur pada skala derajat senti dan 𝛼0 adalah suatu konstanta. Hitung harga 𝛼0
dengan menggunakan persamaan Hukum Gay-Lussac?

PENYELESAIAN:
Dik: 𝑉0 = volume pada 0oC
t = temperatur pada skala derajat senti
𝛼0 = suatu konstanta
Dit: 𝛼0 = …?

4
Jawab:
𝑉0 (2730 +𝑡) 1
𝑉= × 𝑇 = 𝑉0 = 𝑉0 (1 + 𝑡)
𝑇0 2730 273
Bandingkan dengan 𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛼0 𝑡)
1
𝛼0 = =3,66× 10−3 𝑂 𝐶 −1
273

Latihan
1. 22,4 dm3 gas pada 50oC dibiarkan berekspansi menjadi 40,8 dm3 pada tekanan
tertentu. Hitunglah temperatur baru?
Penyelesaian:

2. Sejumlah gas ideal pada tekanan tertentu memuai dari volume awal V hingga
volumenya menjadi dua kali lipat. Apabila suhu awal gas tersebut 25oC,
berapakah suhu akhirnya?
Penyelesaian:

3. Asas Avogadro
Menurut Asas Avogadro, pada suhu dan tekanan tetap, volume sejumlah
tertentu gas berbanding lurus dengan jumlah molnya.
𝑉∞𝑛
𝑉∞𝑘𝑛
Artinya pada suhu dan tekanan yang tetap, jika jumlah mol berubah dari
keadaan 1 ke keadaan 2 maka volumenya akan berubah dengan perbandingan V/n
yang selalu tetap.
𝑉2 𝑉1
=
𝑛2 𝑛1
Turunan persamaan 𝑉∞𝑘𝑛 terhadap n, dan disubtitusikan dengan persamaan
semula akan diperoleh:
𝜕𝑉 𝑉
( ) =𝑘=
𝜕𝑛 𝑇,𝑃 𝑛

Asas Avogadro volume yang sama dari gas pada tekanan dan temperature
sama mengandung jumlah molekul yang sama => volume molar (Vm).
Volume STP (0oC dan 1 atm) : Vm = 22,414 L/mol
Volume RTP (250C dan 1 bar) : Vm = 24,790 L/mol

5
D. Penurunan Gas Ideal
Hukum Boyle dan hukum Charles atau hukum Gay-Lussac dapat digabungkan
bersama, yaitu untuk sejumlah massa tertentu dari gas.
𝑃𝑉
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇
Kondisi sejumlah massa tertentu dapat dibandingkan dengan bantuan hipotesis
Avogadro yang menyatakan bahwa pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama,
gas-gas dengan volume sama akan mengandung jumlah molekul yang sama. Maka
persamaan di atas menjadi:
𝑃𝑉
=𝑅
𝑛𝑇
Dimana n= banyaknya mol, R= konstanta gas. Banyaknya mol didefinisikan
sebagai perbandingan massa (w) gas dengan berat molekulnya (M), yaitu 𝑤⁄𝑀.

Untuk 1 mol gas, persamaan idealnya adalah:

𝑃𝑉̅ = 𝑅𝑇
̅
Dimana 𝑉 = volume 1 mol gas
Tabel 1. Harga R dalam Satuan Lain
Tipe Satuan Harga Satuan

Mekanik 0,082054 dm3 atom mol-1 K-1

Mekanik 82,054 ml atom mol-1 K-1

cgs 8,3144x107 erg mol-1 K-1

Listrik 8,3144 Joule mol-1 K-1

Panas 1,9872 Kal mol-1 K-1

Contoh Soal
Bila volume diukur dalam dm3, tekanan dalam atmosfer dan temperatur dalam derajat
kelvin, apakah satuan untuk R dan hitunglah harganya?

PENYELESAIAN:
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝑃𝑉
𝑅=
𝑛𝑇
𝑃0 𝑉0
𝑅= 𝑛𝑇
(1 𝑎𝑡𝑚)(22,414𝑑𝑚3 )
𝑅=
(1 𝑚𝑜𝑙)(273,15 𝐾)
𝑅 = 0,08205𝑑𝑚3 𝑎𝑡𝑚𝑚𝑜𝑙 −1 𝐾 −1

6
Latihan
𝑃 𝑉 𝑃 𝑉
1. Buktikan hubungan dari 1𝑇 1 = 2𝑇 2 dengan menggunakan hukum Boyle dan hukum
1 2
Charles!
Penyelesaian:

2. Sebuah silinder berisi 100 g gas ideal (berat molekul 40 g/mol) pada 27oC dan
tekanan 2 atm. Ketika dipindahkan, silindernya jatuh dan menimbulkan sebuah
lekukan Sehingga terjadi penurunan volume silinder. Tetapi katup silinder tidak
dapat menahan tekanan yang lebih besar dari 2 atm, Sehingga 10 g gas bocor keluar.
a) Hitung volume silinder sebelum dan sesudah melekuk?
b) Bila katup sedikit kuat menahan tekanan, berapakah tekanan sesudah lekukan?
Temperatur tetap konstan selama proses ini.
Penyelesaian:

3. Sejumlah tertentu gas ideal memiliki volume 2,56 dm3 pada tekanan 200 torr dan
temperatur 40oC. Gas itu dikompresi dengan tekanan 400 torr hingga volumenya
menjadi 1,6 dm3. hitunglah temperatur akhirnya?
Penyelesaian:

4. Sebanyak 4 g gas ideal dimasukkan kedalam suatu wadah dengan volume 10 dm3
pada tekanan P dan temperatur T. wadah ini diletakkan dalam thermostat dengan
temperatur yang dipertahankan pada (T +125) K. jika 0,8 g dari gas ini dikeluarkan
untuk menjaga tekanan tetap seperti mula-mula. Hitung P dan T berat molekul gas
40 g/mol?
Penyelesaian:

5. Sejumlah gas ideal yang tidak diketahui dengan volume 0,202 dm3 pada 625 torr dan
40oC mempunyai berat 0,2058x10-3 kg. Hitunglah berat molekulnya?
Penyelesaian:

7
6. Sejumlah gas ideal yang memiliki volume 11,2 dm3 pada suhu 25oC dan tekanan
101,325 kPa memuai hingga volumenya menjadi 22,4 dm3. andaikan suhu gas naik
menjadi 40oC, berapa tekanan akhir gas tersebut?
Penyelesaian:

E. Hukum Dalton

Hukum Dalton (Jhon Dalton, 1766-1844)  tekanan yang dilakukan oleh


campuran gas sempurna adalah jumlah tekanan yang dilakukan oleh masing-masing gas
tersebut yang secara sendiri menempati volume yang sama.
𝑅𝑇
𝑃𝐴 = 𝑛𝐴 ( )
𝑉

Hukum Dalton Tentang Tekanan Parsial


Tekanan total dari sebuah campuran gas ideal adalah sejumlah dari tekanan
parsial masing-masing gas, yaitu:
𝑃 = 𝑃1 + 𝑃2 + ⋯ + 𝑃𝑖 + ⋯ = ∑ 𝑃𝑖

Dimana 𝑃𝑖 = tekanan parsial gas ke-i dalam campuran. Tekanan parsial dari semua
komponen dalam suatu campuran gas ideal dapat dihubungkan dengan tekanan totalnya
dengan persamaan:

𝑃𝑖 = 𝑥𝑖 𝑃

Dimana 𝑥𝑖 = fraksi mol dari gas ke-I dan didefinisikan sebagai:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑒 − 𝑖


𝑥𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚

Contoh Soal 1
Sebuah bejana mempunyai kapasitas 4 dm3. bila 4 g O2 dan 10 g N2 pada 27oC
dimasukkan, hitung:
a) Fraksi mol dari masing-masing gas?
b) Tekanan parsial gas masing-masing?
c) Tekanan total campuran?

PENYELESAIAN:
𝑔𝑟 4
a) n.O2 =𝑀𝑟 = 32 = 0,125 𝑚𝑜𝑙

8
𝑔𝑟 10
n.N2 =𝑀𝑟 = 28 = 0, 357𝑚𝑜𝑙
0,125
𝑋. 𝑂2 = (0,125+0,357) = 0,259
0,357
𝑋. 𝑁2 = (0,125+0,357) = 0,741

c) 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇  n.tot
𝑛𝑅𝑇 (0,125+0,357)(0,082)(300)
𝑃= = = 2,966 𝑎𝑡𝑚 = 3,005 × 105 N/m2
𝑉 4

b) P.𝑂2 = 𝑋. 𝑂2 . 𝑃 = 0,259 × 2,966 = 0,768 𝑎𝑡𝑚 = 0,778 × 105 𝑁𝑚−2


P.𝑁2 = 𝑋. 𝑁2 . 𝑃 = 0,741 × 2,966 = 2,198 𝑎𝑡𝑚 = 2,227 × 105 𝑁𝑚−2

Latihan
1. Pada suhu 0oC dan tekanan 101,325 kPa, udara memiliki komposisi gas sebagai
berikut: N2=74,7%; O2=22,9%; Ar=1,3%; H2O=1,0%; dan CO2=0,1%. Tentukan massa
jenis (udara), jika dianggap gas bersifat ideal?
Penyelesaian:

F. Teori Efusi Graham

Menurut teori efusi Graham, laju efusi (keluarnya gas melalui suatu lubang) dari
gas-gas pada tekanan dan temperatur yang sama berbanding terbalik dengan akar
kuadrat kerapatannya, yaitu bila V1 dan V2 adalah laju efusi dari kedua macam gas, d1
dan d2 adalah kerapatan, maka:

𝑉1 𝑑1
=√
𝑉2 𝑑2
𝑑2 𝑀2
=
𝑑1 𝑀1
Persamaan umum ini diturunkan dengan bantuan persamaan di atas, yaitu pada
temperatur dan teanan yang sama, kerapatan masing-masing gas sebanding dengan berat
molekulnya. Sehingga:

𝑉1 𝑀2
=√
𝑉2 𝑀1

Persamaan umum untuk laju efusi bila kedua gas mempunyai tekanan yang
berlainan adalah:

𝑉1 𝑃1 𝑀2
= √
𝑉2 𝑃2 𝑀1

9
Contoh Soal 1
Gas oksigen (1 dm3 pada 1 atm) membutuhkan waktu 2 menit untuk berefusi melalui
sebuah lubang. Berapa waktu yang dibutuhkan gas N2, He dan uap SF6 untuk berefusi
pada kondisi yang sama?
PENYELESAIAN:
Waktu yang dibutuhkan oleh He:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1
𝑉1 = = = 0,5 𝑑𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 2
𝑉1 𝑀2
=√
𝑉2 𝑀1

0,5 4
= √ = 1,4140 𝑑𝑚3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 −1
𝑉2 32
𝑉 1𝑑𝑚3
= = 0,7 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑙𝑎𝑗𝑢 1,414𝑑𝑚3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 −1

Cara yang sama untuk menentukan waktu gas N2 dan uap SF6

G. Berat Molekul Gas Ideal

Persamaan gas ideal untuk n mol gas adalah:

PV = nRT
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤
Jumlah mol (n)= 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 = 𝑀
𝑤
𝑃𝑉 = 𝑅𝑇
𝑀
𝑅𝑇𝑤
𝑀=
𝑃𝑉
𝑤 𝑅𝑇
𝑃=( )
𝑉 𝑀
𝑅𝑇
𝑃=𝑑
𝑀
𝑑 𝑀
=
𝑃 𝑅𝑇
Dimana d= kerapatan gas dan d/P untuk gas ideal tidak tergantung dari tekanan

Contoh Soal 1
Jika 1 dm3 udara sampel pada tekanan 1 atm dan 27oC mempunyai berat 0,0012 kg.
hitunglah berat molekul efektif udara bila udara bersifat seperti gas ideal?
PENYELESAIAN:
𝑅𝑇𝑤
𝑀=
𝑃𝑉
1000𝑔
(0,0821 𝑎𝑡𝑚 𝑑𝑚3 𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1 )(300 𝐾) (0,0012𝑘𝑔 × 𝑘𝑔 )
=
(1 𝑎𝑡𝑚)(1𝑑𝑚3 )
= 29,6 𝑔/𝑚𝑜𝑙

10
H. Isoterm, Isobar, dan Isometrik Gas Ideal
Untuk memudahkan pembahasan, persamaan gas ideal yang telah dipaparkan
diawal variable volumenya (variable ekstensif, V) diubah menjadi variable intensif
(volume molar, 𝑉̅), yakni volume untuk setiap mol zat, Sehingga persamaannya menjadi:
𝑃𝑉̅ = 𝑅𝑇

Jika sembarang nilai diberikan terhadap setiap dua variable dari tiga variable P,
̅
𝑉,dan T, maka variable ketiga dapat dihitung dari persamaan gas ideal. Oleh karena itu,
dua variable tesebut merupakan variable bebas sedangkan variable ketiga merupakan
variable terikat.

Gambar 2: Kurva Isoterm, Isobar, dan Isometrik gas ideal

Isoterm gas ideal menyatakan pada suhu yang sama,


tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya artinya
semakin besar tekanan, maka volume gas akan menjadi semakin
kecil, dan sebaliknya. Kurva isotherm gas ideal berupa hiperbola
ditentukan oleh hubungan:
1
𝑃 = (𝑅𝑇)
𝑉̅
̅
P𝑉 = RT = k

Isobar gas ideal menyatakan pada tekanan tetap, volume


molar gas berbanding lurus dengan suhunya. Artinya, semakin
besar suhu gas maka volume molar akan semakin besar, dan
sebaliknya. Isobar merupakan keadaan gas ideal pada tekanan
sama. Kurva keadaan isobar gas nyata dijelaskan oleh hubungan:
𝑅
𝑉̅ = ( ) 𝑇
𝑃

Isometrik (Isokhor) gas ideal merupakan keadaan gas ideal


yang terjadi pada volume molar sama. Dalam keadaan Isometrik,
tekanan berbanding lurus dengan suhu. Artinya, semakin besar
suhu maka tekanan semakin besar, dan sebaliknya
𝑅
𝑃 = ( )𝑇
𝑉̅

Pemakaian persamaan gas ideal akan lebih akurat pada


suhu tinggi yaitu di atas suhu kritis zat dan tekanan serendah-rendahnya yaitu di bawah

11
tekanan kritis. Pada suhu yang rendah dan tekanan tinggi persamaan gas ideal sudah
tidak berlaku lagi, karena hasil perhitungannya akan mengalami penyimpangan.

I. Soal Latihan
1. Pada suhu tinggi, persamaan keadaan yang cukup bagus adalah 𝑃(𝑉̅ − 𝑏) = 𝑅𝑇,
dengan b adalah suatu tetapan. Carilah nilai (𝜕𝑉⁄𝜕 ) dan (𝜕𝑉⁄𝜕 ) untuk persamaan
𝑇 𝑃 𝑃 𝑇
ini!
2. Suatu sampel udara menempati 1,0 L pada 25oC dan 1 atm. Berapa tekanan yang
diperlukan untuk memampatkannya menjadi 100 cm3 pada temperature ini?
3. Gas ideal mengalami pemampatan isoterm, yang mengurangi volumenya sebesar 2,20
L. tekanan dan volume akhir gas adalah 3,78x103 torr dan 4,65 L. hitunglah tekanan
awal gas dalam (a) torr, (atm)?
4. Pada 20oC, tekanan pada ban scooter diukur alat pengukur tekanan besarnya 15 psi,
berapa tekanan dalam ban scooter bila setelah berjalan temperaturnya mencapai 45oC?
Berapa banyak udara harus dikeluarkan sehingga tekanan pada temperatur barunya
15 psi? (catatan: tekanan yang dibaca alat pengukur selalu adalah kelebihan di atas
tekanan atmosfer, yaitu 14,7 psi)
5. Labu dumas berukuran 2 L bersi n mol gas N2 pada tekanan 0,5 atm dan suhu T. pada
penambahan 0,01 mol O2, perlu penurunan suhu labu hingga suhu 10oC agar dapat
mempertahankan tekanan yang sama. Tentukan nilai n dan T?
6. Dua botol berisi gas saling dihubungkan dengan sebuah katup. Sebelum katup
dibuka, bila tekanan pada botol A dengan volume VA adalah PA dan pada botol B
dengan volume VB adalah PB, berapakah tekananya bila katup dibuka dan gas
dibiarkan dalam keadaan setimbang?
7. Pada ketinggian permukaan air laut, yaitu tekanan sama dengan 7,55 torr, gas di
dalam balon menempati 2,0 m3. Sampai volume berapa balon akan mengembang jika
balon itu naik sampai ketinggian yang tekanannya: (a) 100 torr, (b) 10 torr? Anggaplah
bahwa material balon dapat meluas tak terhingga
8. Tekanan di dalam ban mobil pada pagi hari (ketika belum dipakai) pada suhu 25oC
adalah 5 atm. Setelah mobil dipakai jarak jauh, suhu ban menjadi 80oC. Jika
diasumsikan volume ban tidak berubah, berapa tekanan yang terukur pada saat itu?
9. Sebuah tabung dengan volume 22,4 L berisi 2,0 mol H2 dan 1,0 mol N2 pada 273,15 K.
hitunglah: (a) fraksi mol setiap komponen, (b) tekanan parsialnya, (c) tekanan
totalnya?
10. Sebanyak 4 g gas A bila dimasukkan ke dalam wadah pada 25oC mempunyai tekanan
0,85 atm. Ke dalam wadah yang sama ditambahkan 6 g gas B, dan tekanan naik
menjadi 1,30 atm pada 25oC. Bila bobot molekul A adalah 40 g/mol, hitunglah bobot
molekul B?

J. Daftar Pustaka

Atkins. P.W. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. 1994. Jakarta: Erlangga
Castellan, G.W. 1983. Physical Chemistry. Third Edition. Addison-Wesley Publishing
Company: Amsterdam
Dogra, S.K, and Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Penerbit Universitas Indonesia
Rohman, I dan Mulyani S. 2002. Kimia Fisika I. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

12

Anda mungkin juga menyukai