Disusun Oleh
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas Mata Kuliah pengantar pengawetan kimia.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
pengampun mata kuliah kimia larutan Bapak Dr. Effendi Nawawi, M.Si yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………...2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………3
Bab I Pendahuluan…….....………………………………………………………………...4
Bab IV Penutup…..…………...……………………………………………………………11
BAB l
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hokum Charles, disebut gas ideal. Namun,
didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak secara ketat mengikuti hukum
gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur tetap, semakin kecil deviasinya dari
perilaku ideal. Semakin tinggi tekanan gas, atau dengan dengan kata lain, semakin kecil jarak
intermolekulnya, semakin besar deviasinya. Paling tidak, ada dua alasan yang menjelaskan
hal ini. Pertama, definisi temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat
kecil sehingga bisa diabaikan.Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin
sangat kecil. Selain itu, ketika jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi
antarmolekul akan muncul. Fisikawan Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923)
mengusulkan persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan
keadaan van der Waals atau persamaan van der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas
ideal dengan cara sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada p untuk
mengkompensasi interaksi antarmolekul; mengurango dari suku V yang menjelaskan volume
real molekul gas.
Persamaan van der Waals didasarkan pada tiga perbedaan yang telah disebutkan
diatas dengan memodifikasi persamaan gas ideal yang sudah berlaku secara umum. Pertama,
van der Waals menambahkan koreksi pada P dengan mengasumsikan bahwa jika terdapat
interaksi antara molekul gas dalam suatu wadah, maka tekanan riil akan berkurang dari
tekanan ideal (Pi) sebesar nilai nilai P’.Nilai P’ merupakan hasil kali tetapan besar daya tarik
molekul pada suatu jenis jenis gas (a) dan kuadrat jumlah mol gas yang berbanding terbalik
terhadap volume gas tersebut.Kedua, van der Waals mengurangi volume total suatu gas
dengan volume molekul gas tersebut, yang mana volume molekul gas dapat diartikan sebagai
perkalian antara jumlah mol gas dengan tetapan volume molar gas tersebut yang berbeda
untuk masing-masing gas (V – nb).t
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Videal = Veks – nb
Videal =volume gas`ideal
Veks = volume yang terukur pada waktu percobaan
n = jumlah mol gas
Pada gambar tersebut terlihat perbedaan sifat antara sebuah molekul gas
yang terdapat di dalam gas (A) dengan sebuah molekul lain yang hampir
bertumbukan dengan dinding wadah. Gaya tarik menarik molekul A sama
untuk ke segala arah sehingga akan saling menghilangkan. Sedangkan
molekul B hampir bertumbukkan dengan dinding sehingga gaya tarik menarik
antar molekul gas tersebut dengan molekul lain cenderung dapat menurunkan
momentum molekul gas tersebut ketika bertumbukkan dengan dinding dan
akibatnya akan mengurangi tekanan gas tersebut. Oleh karena itu, tekanan
gas tersebut akan lebih kecil daripada tekanan gas ideal karena pada gas
ideal dianggap tidak terjadi gaya tarik menarik antar molekul (Ardy, 2012).
besar jumlah molekul persatuan volume, makin besar jumlah tumbukan yang
dialami oleh dinding wadah serta makin besar pula gaya tarik menarik yang
dialami oleh molekul-molekul gas yang hampir menumbuk dinding wadaMakin
h. Karena itu, faktor koreksi untuk tekanan adalah a(n 2/V2) dimana a =
konstanta dan n = jumlah mol gas. Dengan memasukkan kedua faktor koreksi
tersebut ke dalam persamaan gas ideal, maka diperoleh persamaan Van der
Waals (Ardy, 2012) :
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT
Persamaan van der Waals dapat juga ditulis sebagai (Ardy, 2012) :
Untuk sembarang P dan T yang diketahui terdapat tiga harga riil dari V.
Jika temperatur dinaikkan, maka nilai maksimum dan minimum akan
semakin mendekat, akhirnya berimpit pada titik kritis, Tcr.
Pada titik kritis ini (T = Tcr, P = Pcr, dan V = Vcr), persamaan van der
Waals menjadi :
Tabel beberapa nilai konstanta Van der Waals a dan b:
a b
gas (atm dm6 mol- (atm dm6 mol-
2 2
) )
He 0,0341 0,0237
Ne 0,2107 0,0171
H2 0,244 0,0266
N2 1,39 0,0391
CO 1,49 0,0399
Hg 8,09 0,0170
O2 1,36 0,0318
Persamaan Van der Waals dapat digunakan pada gas nyata denga besaran
suhu dan tekanan yang lebih besar. Persamaan Van der Waals juga dapat
menjelaskan penyimpangan gas nyata dari gas ideal.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu persamaan keadaan yang didasarkan pada alasan yang dapat diterima bahwa gas nyata tidak
mengikuti hukum gas ideal.[1][2] Hukum gas yang ideal memperlakukan molekul gas sebagai partikel
titik yang tidak berinteraksi kecuali dalam tumbukan elastis. Dengan kata lain, mereka tidak
mengambil ruang apa pun, dan tidak tertarik atau ditolak oleh molekul gas lainnya.[
Besar jumlah molekul persatuan volume, makin besar jumlah tumbukan yang dialami oleh dinding
wadah serta makin besar pula gaya tarik menarik yang dialami oleh molekul-molekul gas yang
hampir menumbuk dinding wadaMakin h. Karena itu, faktor koreksi untuk tekanan adalah a(n2/V2)
dimana a = konstanta dan n = jumlah mol gas.
DAFTAR PUSTAKA
https://akimia16.wordpress.com/2017/12/10/persamaan-keadaan-van-der-
waals-windy-dewintari-m-14630012-2/Ardy, Husaini. Diktat Kuliah
Termodinamika. ITB. 2012