Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Kimia fisika II Pengaruh Massa Eletrolit Terhadap Waktu Titik Beku Es Krim

Dosen Pembimbing:
Dr. Maria Erna, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 1:


Dinda Restu Illahi Nasution NIM 1905155742
Gustri winda NIM 1905124955
Nia Khalisa NIM 1905156224
Okni Endaryati NIM 1905111006
Rafifah Ath Thahri NIM 1905112257
Rahma Jusmini NIM 1905110591
Tiara Swastika Putri NIM 1905112358

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019/2020

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kapada nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Maria Erna, M.Si selaku dosen
Kimia Fisika yang telah membimbing kami, serta pihak lain yang ikut membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa, manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga dalam
pembuatan laporan ini yang masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan untuk memperbaiki kesalahan dikemudian
hari.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap
orang yang membacanya.

Pekanbaru , 16 september 2021


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .................................................................................................


DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...............................................................................
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan ........................................................................................................
2.2 Garam...........................................................................................................
2.3 Sifat Koligatif Larutan.................................................................................
2.4 Kenaikan Titik Didih....................................................................................
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Percobaan......................................................................................................
3.2 Alat Percobaan...............................................................................................
3.3 Prosedur Kerja..............................................................................................
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN..........................................
4.1 Data Hasil Pengamatan..................................................................................
4.2 Pehitungan.....................................................................................................
4.3 Grafik Penurunan Titik Beku..........................................................................
4.4 Pembahasan...................................................................................................
BAB V PENUTUP...........................................................................................................
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
LAMPIRAN......................................................................................................................
• BAB I

• 1.1 Latar Belakang

• Es krim merupakan salah satu produk olahan susu bersifat semi padat yang biasa
dikonsumsi sebagai makanan selingan, teksturnya yang lembut banyak disukai oleh
segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Es krim dibuat melalui
proses pembekuan dan agitasi dengan prinsip membentuk rongga udara pada
campuran bahan es krim (Ice Cream Mix/ICM) sehingga dihasilkan pengembangan
volume es krim. ICM pada es krim dapat dibuat dari campuran susu, bahan pemanis,
bahan penstabil, pengemulsi dan flavour. Es krim memiliki nilai gizi yang tinggi
dibandingkan dengan jenis minuman lain, karena terbuat dari bahan dasar susu.
Komposisi gizi per 100 gram es krim yang menonjol adalah energi 207 kkal, protein 4
gram, dan lemak 12,5 gram (Susilorini, 2007).

• Es krim merupakan kudapan favorit setiap kalangan. Walau tak sedikit orang yang
menganggap bahwa es krim merupakan penyebab flu dan pilek. Biasanya es krim
terbuat dari susu, bisa menggunakan susu sapi maupun susu kambing, selain itu es
krim juga bisa terbuat dari santan dan margarin. Mengkonsumsi es krim dapat
memberi efek perasaan tenang dan lega. Hal ini dikarenakan es akan merangsang
thrombotonin, yang merupakan hormon yang bisa membuat kita merasa bahagia dan
mengurangi stress.

• Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan
dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat
dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan
globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm), kristal-
kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu. Berbagai
standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim
dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100
persen overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair
dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu
rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih
dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan
kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket.
Dahulu es krim sering dianggap kudapat mewah, dan hanya kaum elit saja yang dapat
menikmatinya. Proses pembuatannya pun sering kali dianggap rumit dan merepotkan.
Namun sekarang es krim dapat dinikmati semua orang, dan bisa dibuat oleh siapa saja.
Proses pembuatan es krim secara manual memerlukan garam untuk mempercepat adonan
es krim memadat. Garam dan es batu biasanya di letakkan diluar tabung adonan es krim,
kemudia tabung diputar-putar sampai es krim jadi. Fungsi penambahan garam adalah untuk
menurunkan titik beku larutan.

1.2 Tujuan

 Mengetahui cara pembuatan es krim dengan pengaplikasian dari sifat koligatif


larutan penurunan titik beku
 Mengetahui pengaruh jumlah garam terhadap penurunan titik beku larutan
elektrolit
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atas dua
komponen, komponen utama biasanya disebut larut, dan komponen minornya dinamakan zat
terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium bagi zat terlarut yang dapat berperan
serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena mengendap atau
penguapan.

( Oxtoby, 2001 )

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari banyaknya
partikel zat terlarut dalam suatu larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif dibedakan menjadi dua
macam yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Zat tersebut
pada larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit
jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion.

( Kusmawati , 1999 )

Bila suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut
murni. Terdapat empat sifat fisika yang penting yang berubah secara perbandingan lurus dengan
banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat yaitu tekanan uap, titik beku, titik didih dan tekanan
osmotik.

( Keenan, 1992 )

Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut cair akan menurunkan tekanan uap, menurunkan
titik beku dan kenaikan titik didih. Semua itu hanya tergantung dari banyaknya mol partikel dan
jumlah dari pelarut yang ada. Sifat ini disebut sebagai sifat koligatif pelarut dan dapat digunakan
untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut, contohnya suatu ukuran konsentrasi yang
menyatakan jumlah partikel zat terlarut yang terdapat dalam 1 kg pelarut disebut molal (m).

( Syukri, 1999 )

Larutan murni memiliki sifat titik beku titik didih dan tekanan uap. Bila zat nonelektrolit seperti gula
urea, dan gliserol dimasukkan kedalam pelarut murni maka akan mengubah sifat-sifat larutan
tersebut. Perubahan tersebut meliputi penurunan titik beku, kenaikan titik didih, penurunan tekanan
uap, dan menimbulkan tekanan osmosis. Jumlah partikel terlarut sebenarnya sebanding dengan
berat jenis larutannya maka akan terdapat hubungan, jika berat jenis bertambah maka akan
menurunkan titik beku dan kenaikan titik didih dari pelarut murninya.

( Nurdiana, 2015 )

2.2 Garam
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Garam (NaCl)
tidak dikonsumsi pada proses elektrokimia, oleh karena itu untuk membuat konsentrasi elektrolit
konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal ini adalah H2O atau aquades. Konsentrasi yang
semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan menyebabkan kadar hidrogen dan asam
yang terbentuk semakin tinggi.

( Budiman, A . 2012 )

2.3 Sifat Koligatif Larutan

Larutan non ideal mempunyai sifat fisika yang berubah dari keadaan idealnya. Sifat ini disebut
sebagai sifat koligatif larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel terlarut dan tidak
tergantung pada sifat dan keadaan partikel. Larutan yang memiliki sifat koligatif harus memenuhi
dua asumsi yaitu zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak memberikan kontribusi pada
uapnya. Asumsi yang kedua adalah zat terlarut tidak larut dalam pelarut padat. Sifat koligatif larutan
dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat.

( Laksono , 2004 )

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi
semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut. Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non
elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi
keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas
sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

( Oxtoby , 2001 )

2.4 kenaikan Titik Didih

Titik didih zat cair adalah temperatur tetap pada saat cairan mendidih. Pada temperatur ini tekanan
uap zat cair sama dengan tekanan udara disekitarnya.

( Hein at Al., 1993 )

Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada
tekanan 1 atm. Bila zat murni dipanaskan pada tekanan uap, maka air itu akan mendidih pada suhu
100°C, karena pada suhu itu tekanan uapnya sama dengan tekanan udara luar. Suatu larutan jika
konsentrasinya sama akan mendidih pada suhu yang sama pula. Jika pengaruh konsentrasi pada
kenaikan titik didih hanya bergantung pada jenis zat pelarutnya dan tidak pada jenis zat yang
dilarutkan.

( Petrucci dan Wismer, 1987 )

Pada temperatur dimana zat cair mendidih, yaitu pada tekanan uap zat cair sama atau sebanding
dengan tekanan atmosfer, memiliki tekanan uap yang cukup tinggi yang mampu menyebabkan
terjadinya penguapan di berbagai titik zat cair. Pendidihan ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung yang secara simultan yang merata di seluruh tempat dalam zat cair. Kenaikan titik didih
larutan adalah selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni

∆Tb = TB - Tb°

( Moechtar , 1989 )
Kenaikan titik didih tidak bergantung pada jenis zat pelarut. Kenaikan titik didih hanya bergantung
pada jumlah atau konsentrasi partikel dalam larutan. Kenaikan titik didih juga bergantung pada
kemolalan larutan, di mana kenaikan titik didih berbanding lurus dengan konsentrasi fraksi molnya.

( Petrucci dan Suminar, 1987 )

Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh massa zat pelarut. Semakin besar massa pelarut atau semakin
pekat, maka semakin tinggi kenaikan titik didihnya. Oleh karena itu, semakin banyak pelarut yang
ditambahkan, semakin tinggi kenaikan titik didihnya.

( Braddy, 1999 )

Hasil eksperimen Raoult menunjukkan bahwa kenaikan titik didih larutan akan semakin besar
apabila konsentrasi dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih
pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan
lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Kenaikan titik didih larutan merupakan salah satu sifat
koligatif larutan. Untuk menghitung kenaikan titik didih larutan maka kita bisa menggunakan
persamaan berikut :

∆Tb = Kb . m . i

Keterangan:

 ∆Tb = kenaikan titik didih larutan


 Td = titik didih larutan
 m = molalitas larutan
 Kb = konstanta titik didih pelarut
 i = faktor Van't Hoff

Di bidang termodinamika konstanta titik didih pelarut, Kb lebih dikenal dengan istilah konstanta
ebulioskopik. Faktor Van't Hoff (i) adalah parameter untuk mengukur beberapa zat terlarut
berpengaruh terhadap sifat koligatif. Faktor Van't Hoff dihitung dari besarnya konsentrasi
sesungguhnya setelah larut yang ada di dalam larutan dibanding dengan konsentrasi zat terlarut
hasil perhitungan dari massanya. Untuk zat non elektrolit maka faktor van't hoff nya adalah 1 dan
non elektrolit nya adalah sama dengan jumlah ion yang terbentuk dalam larutan. Faktor Van hoff
secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

i = 1 + (n - 1) α

( Suryani, 2011 )

Keterangan :

 i = faktor van't hoff


 n = jumlah
 α = derajat ionisasi

Dengan α adalah derajat ionisasi zat terlarut dan n jumlah ion yang terbentuk ketika 1 zat berada
dalam larutan. Untuk nonelektrolit maka Alfa = 0 dan n = 1. Hal yang berpengaruh pada kenaikan
titik didih adalah harga Kd dari zat pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut,
tapi oleh jumlah partikel/ mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya.
( Suryani , 2011 )

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan


1. Susu
2. Es Batu
3. Garam halus dan garam kasar
3.2 Alat Percobaan
1. Plastik ukuran kecil
2. Plastik ukuran besar
3. Mangkok
4. Sendok
5. Gelas
3.3 Prosedur Kerja
1. Siapkan plastik kecil dan masukan susu kedalam plastik tersebut lalu ikat dengan kuat
2. siapkan plastik besar dan masukan es batu kedalam plastik besar
3. masukan garam kedalam plastik besar lalu ikat dengan kuat
4. Masukan plastik yang telah berisi susu, es batu dan juga garam kedalam plastik yang
berukuran lebih besar lalu ikat dengan kuat
5. Kocok plastik tersebut sampai susu didalamnya membeku
6. Catat waktunya
7. Jika es krim sudah jadi, tuangkan kedalam gelas
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan garam (garam halus dan garam kasar ) berpengaruh terhadap waktu,
suhu serta tekstur es krim. Suhu larutan pada garam halus lebih rendah
dibandingkan garam kasar. Waktu yang digunakan untuk membuat es krim pada
media garam halus lebih cepat dibanding garam kasar. Perbedaan suhu, waktu dan
tekstur pada es krim ini disebabkan karena perbedaan partikel kedua garam
tersebut. Partikel garam halus cenderung lebih kecil dan lebih cepat melebur
bersama es batu. Sedangkan partikel pada garam kasar cenderung banyak dan
besar, sehingga proses peleburan bersma es batu membutuhkan waktu yang
sedikit lama.
2. Didalam proses pergeseran aatu pembekuan es tersebut terjadi reaksi kimia antara
garam dan air serta perpindahan kalor antara adonan es krim larutan garam dan es
batu. Makin banyak kadar garam yang ditambahkan pada es, makin besar pula
penurunaan suhu yang terjadi dan begitu juga sebaliknya.
B. Saran
1. Perhatikan jumlah waktu selama pengocokan.
2. Bahan utama untuk membuat adonan es krim tidak harus bahan adonan es krim
pada umumnya, karena kami memilih dengan menggunakan minuman kemasan
dengan harga yang lebih murah sebagai bahan adonan es krimnya.

Anda mungkin juga menyukai