Anda di halaman 1dari 25

TK141334 KIMIA FISIKA

KULIAH 2: GAS
Heru Setyawan
Jurusan Teknik Kimia – ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
Web: http://elkimkor.com
TUJUAN
Setelah menyelesaikan bagian kuliah ini, anda
harus:
1. Memahami perilaku gas ideal dan rentang
kebelakuannya
2. Memahami konsep kompresibilitas.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


Hukum Boyle

L atm 30
25

Volume (liter)
20
24,45
4,89
4,08
12,22
2,72
3,06
3,49
8,15
2,44
6,11 9
6
5
4
81
10
7
3
2 15
10
5
0
1 3 5 7 9
Tekanan (atm)
Robert Boyle (1662):
Volume suatu gas dengan jumlah tertentu, pada suhu konstan berbanding
terbalik dengan tekanan gas.

K1 P1 V2
V PV  K1 P1V1  K1  P2V2 
P P2 V1

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


Hukum Charles atau Gay-Lussac
35 70
1 mol, 1 atm
30 60 2 mol, 1 atm
1 mol, 2 atm
25 50

20 40
V  K 2T

V (L)
V (L)

15 30

10 20

5 10

0 0
0 100 200 300 400 500 0 100 200 300 400 500
T (K) T (K)

1 mol butana pada 1 atm Butana


Charles (1787):
Gas hidrogen, udara, karbon dioksida, dan oksigen mengembang dengan
jumlah yang sama ketika dipanaskan dari 0 sampai 80 C.

Gay-Lussac (1802):
Untuk semua gas, pertambahan volume untuk kenaikan suhu setiap derajad
Celsius kira-kira sama dengan 1/273 dari volume gas pada 0 C.

t  t   273,15  t  V T V2 T2
V  V0  V0  V0 1    V0    
273,15  273,15   273 ,15  V0 T0 V1 T1
Secara umum
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
Hukum Gas Gabungan

Gas Gas
Tekanan P1 Ditekan(atau Tekanan P2
Suhu T1 diekspansikan) Suhu T1
Volume V1 Volume Vx
V1 P1
Vx 
P2

Dipanaskan
VxT2
V2 
T1
P1V1T2
V2 
P2T1

P1V1 P2V2 Gas


  konstanta  K
T1 T2 Tekanan P2
Suhu T2
PV  KT Volume V2

(Hukum gas gabungan)


KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
Konstanta Gas

PV  KT

K=? K = nR
(n = jumlah mol gas yang menempati volume V pada P dan T.

PV  nRT (Persamaan gas ideal)

R=?
PV 1 22,413
R   0,08205liter  atm derajad -1mol-1
nT 1 273,15

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


Nilai R dalam berbagai satuan

Tekanan Volume Suhu n R


Atmosfer Liter K g-mol 0,08205 literatm/Kg-mol
Atmosfer cm3 K g-mol 82,05 cm3atm/Kg-mol
Dyne/cm2 cm3 K g-mol 8,314 × 107 erg/Kg-mol
Mm Hg cm3 K g-mol 62,360 cm3mm Hg/Kg-mol
R dalam joule K g-mol 8,314 joule/Kg-mol
R dalam kalori K g-mol 1,987 kal/Kg-mol

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 1.6
Dalam sebuah proses industri, nitrogen dipanaskan sampai
500 K dalam sebuah bejana yang volumenya tetap. Jika gas
masuk bejana pada tekanan 100 atm dan suhu 300 K,
berapakah tekanan yang diberikan gas pada suhu kerjanya?

Penyelesaian:
Anggap gas adalah ideal. Karena volume tetap, maka V1 = V2
dan persamaan 1.34 menjadi
P1 P2

T1 T2
Susun ulang persamaan diatas menjadi
P1T2 100 atm 500 K 
P2    167 atm
T1 300 K 
Percobaan menunjukkan bahwa tekanan sebenarnya adalah
183 atm pada kondisi ini sehingga anggapan bahwa gas
adalah ideal memberikan kesalahan 10%.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
CONTOH 1.7
Hitung densitas gas F2 pada 20,0 C dan 188 torr.

Penyelesaian:
Berat molekul F2 adalah 38,0 g/mol. Suhu absolut T =
20,0 + 273,15 = 293,2 K. Karena nilai R melibatkan
atm, satuan P dikonversi ke atm: P = (188 torr) (1
atm/760 torr) = 0,247 atm. Susun ulang persamaan 1.37
maka

PM


0,247 atm  38,0 g  mol
-1

RT  
82,06 cm3  atm  mol-1  K -1 293,2 K 
 3,90 104 g/cm3
Catat bahwa satuan suhu, tekanan dan jumlah zat
(mol) dihilangkan. Fakta bahwa kita berakhir dengan
satuan gram per centimeter kubik, yang merupakan
satuan yang benar untuk densitas, dapat dijadikan
sebagai uji pekerjaan yang dilakukan. Sangat
disarankan bahwa satuan setiap besaran fisika ditulis
ketika melakukan perhitungan.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
Hukum Dalton tentang Tekanan Parsial
Pada suhu konstan, tekanan total yang diberikan oleh campuran gas dalam
volume tertentu sama dengan jumlah tekanan masing-masing gas yang akan
diberikan jika gas menempati volume total yang sama sendirian.

Ptotal  P1  P2  P3  ...

P1, P2, P3, dst. = tekanan masing-masing gas


(tekanan parsial)

Tekanan total campuran gas sama dengan jumlah tekanan parsial


masing-masing komponen dari campuran.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 1.8
Sebuah wadah yang volumenya 10,0 L berisi 1,00 mol
N2 dan 3,00 mol H2 pada 298 K. Berapakah tekanan
totalnya?

Penyelesaian:
Anggap gas adalah ideal. Tekanan total adalah jumlah
tekanan yang diberikan oleh masing-masing gas. Pada
kondisi standar
RT 8,206  102 L atm K -1 mol-1  298 K
  2,445 atm mol-1
V 10,0 L

p(N2) = 1,00 mol  2,445 atm mol-1 = 2,445 atm


p(H2) = 3,00 mol  2,445 atm mol-1 = 7,335 atm

Jadi tekanan totalnya adalah (2,445 + 7,335) atm = 9,78


atm.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


TEKANAN PARSIAL CAMPURAN GAS BINER

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 1.9
Komposisi persen massa udara kering pada ketinggian laut kira-kira N2
75,5; O2 23,2; Ar 1,3. Berapa tekanan parsial masing-masing komponen
jika tekanan total adalah 1,000 atm?

Penyelesaian:
Pertama perlu dihitung fraksi mol komponen. Sebagai basis
perhitungan, ambil 100,0 g udara. Maka, jumlah mol masing-masing
komponen adalah

100,0 g  0,755 100,0 g  0,232


nN2  -1
 2,694 mol nO2   0,725 mol
28,02 g mol 32,00 g mol -1

100,0 g  0,013
nAr   0,032 mol
39,95 g mol-1
Jumlahkan semua jumlah mol diatas didapatkan jumlah mol total
udara, nt = (2,694 + 0,725 + 0,032) mol = 3,451 mol. Dari sini, fraksi mol
dan tekanan parsial adalah sebagai berikut:

Fraksi mol, xi = ni/nt N2 O2 Ar


Tekanan parsial, pi = xiP (atm) 0,781 0,210 0,0093

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


Hukum Amagat tentang Volume Parsial
Pada sembarang campuran gas, volume total dapat dianggap merupakan jumlah
volume parsial masing-masing komponen dalam campuran.

V  V1  V2  V3  ...

V1, V2, V3, dst. = volume parsial

Yang dimaksud volume parsial adalah volume dimana masing-masing gas akan
menempati jika ada sendirian pada suhu dan tekanan total yang diberikan.

Jika hukum gas ideal dapat diberlakukan:

V1  N1V , V2  N 2V , dst.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


Hukum Graham tentang Difusi (1829)
Pada suhu dan tekanan konstan, laju difusi berbagai macam gas berbanding
terbalik dengan akar kuadrat rapat jenisnya atau berat molekulnya.

u1 2

u2 1

u1  2Vm M2
 
u2 1Vm M1

• u1 dan u2 = laju difusi gas 1 dan gas 2


• 1 dan 2 = rapat jenis gas 1 dan gas 2
• M1 dan M2 = berat molekul gas 1 dan gas 2
• Vm = volume molar

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


Dapat Berlakunya Hukum Gas Ideal

PV  nRT
PV (liter atm/mol)

22,4

PV
z
nRT
(Compressibility factor)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN ENERGI POTENSIAL
• Penyimpangan disebabkan oleh adanya interaksi antar molekul yang
berupa gaya tolak antar molekul yang membantu ekspansi dan gaya
tarik yang membantu kompresi.
• Gaya tolak antar molekul netral penting hanya ketika molekul hampir
bersentuhan

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


FAKTOR KOMPRESIBILITAS

PV
z
nRT

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERSAMAAN VAN DER WAALS
Persamaan van der Waals berbeda dengan hukum gas ideal dalam hal
molekul memiliki volume dan gaya tarik antar mereka.

nRT
PV  nRT P
V  nb
Volume molekul Penurunan P
tidak nol berbanding lurus
dengan kuadrat
2 konsentrasi molekul
RT a nRT n
P  2 P  a 
Vm  b Vm V  nb V 
(Persamaan van der Waals)

 an2 
 P  2 V  nb  nRT
 V 

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 1.10
Perkirakan volume molar CO2 pada 500 K dan 100 atm dengan
memperlakukannya sebagai gas van der Waals.
Penyelesaian:
Susun ulang persamaan 1.47 untuk Vm:
 RT  2  a  ab
Vm3   b  Vm   Vm  0
 P   
P P

Dari Tabel 1.2, a = 3,592 L2 atm mol2 dan b = 4,267  102 L mol1. Kemudian
hitung koefisien setiap suku pada persamaan diatas. Pada koefisien suku kedua,
RT/P adalah 2
RT 8,20610 L atm K mol  500 K
-1 -1
  0,4103 L mol-1
P 100 atm
sehingga koefisien pada persamaan ini adalah
b + RT/P = 0,4530 L mol1
a/P = 3,592  102 (L mol2)2
ab/P = 1,533  103 (L mol2)3
Dengan menuliskan x = Vm dan masukkan koefisien diatas diperoleh persamaan:
   
x 3  0,4530x 2  3,592102 x  1,533103  0

x = 0,366, yang menunjukkan secara tidak langsung bahwa Vm = 0,366 L mol1.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PRINSIP KEADAAN TERKAIT
 Keadaan kritis untuk perubahan gas-cair adalah
himpunan kondisi dimana densitas dan sifat lain
dari cairan dan uap menjadi identik.
 Titik kritis komponen murni adalah suhu
tertinggi dimana cairan dan uap dapat berada
pada kesetimbangan  digunakan sebagai basis
untuk menyusun skala relatif untuk
memperkirakan perilaku gas.

Prinsip keadaan terkait

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PARAMETER TEREDUKSI

P “Semua fluida, ketika dibandingkan


Tekanan tereduksi: Pr 
Pc pada suhu tereduksi dan tekanan
tereduksi, memiliki faktor
Vm
Volume tereduksi: Vr  kompresibilitas yang hampir sama,
Vc dan semua peyimpangan dari
T perilaku gas ideal pada derajat
Suhu tereduksi Tr  yang hampir sama.”
Tc

Prinsip keadaan terkait

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH SOAL
Suatu cuplikan argon volume molarnya 17,2 L/mol dijaga pada
10,0 atm dan 280 K. Pada volume molar, tekanan dan suhu
berapakah cuplikan nitrogen akan berada pada keadaan terkait?

Penyelesaian:
Sifat Ar yang dinyatakan sebagai parameter tereduksi dapat
dicari menggunakan data pada Tabel 1.3:

Pr 
P 10,0 atm
  0,2083 Vm 17,2 dm 3 mol-1
Vr    228,4
Pc 48,0 atm 3
Vc 75,3 cm mol -1

T 280 K
Tr    1,858
Tc 150,7 K

Kemudian menggunakan tetapan kritis N2 (Tabel 1.3), variabel


dengan nilai tereduksi ini dapat dicari:
P = 0,2083  33,5 atm = 6,98 atm
Vm = 228,4  90,1 cm3/mol = 20,6 L/mol
T = 1,858  126,3 K = 235 K
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
PRINSIP KEADAAN TERKAIT
Diterangkan dengan persamaan van der Waals:

RT a RTrTc a
P  2 Pr Pc   2 2
Vm  b Vm VrVc  b Vr Vc
a 8a
Vc  3b Pc  Tc 
27b 2 27Rb

8Tr 3 aPr 8aTr a


Pr   2  
3Vr  1 Vr 27b 2 27b3bVr  b  9b 2Vr2

Persamaan ini memiliki bentuk yang sama seperti


aslinya, tetapi koefisien a dan b, yang berbeda dari gas
ke gas, telah hilang.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PRINSIP KEADAAN TERKAIT

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan

Anda mungkin juga menyukai