Anda di halaman 1dari 37

TK141334 KIMIA FISIKA

KULIAH 1: WUJUD ZAT


Heru Setyawan
Jurusan Teknik Kimia – ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
Web: http://elkimkor.com
TUJUAN & MATERI POKOK

TUJUAN:
 Mahasiswa mamahami gejala perubahan fisika
yang meliputi perubahan fase, phenomena
permukaan dan peristiwa elektrolitik, mengenal
mekanisme reaksi kimia dan pembentukan zat
koloid.

MATERI POKOK:
 Review wujud zat, gas, cair dan padat; Fenomena
Permukaan (tegangan muka, tegangan antar
permukaan, adsorpsi); koloid (emulsi, foam,
suspensi, gel); transport properties; elektrokimia;
teori kinetika gas; Besaran koligatip larutan;
Larutan non elektrolit dan elektrolit
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
PUSTAKA

 H. Setyawan, Kimia Fisika, ITS Press, Surabaya,


2013.

 S. H. Maron and J. B. Lando, “Fundamentals of


Physical Chemistry”, Mac Millan Publishing Co.
Inc., New York.
 A. Bahl, B. S. Bahl, and G. D. Tuli, “Essensials of
Physical Chemistry”, S. Chand & Company Ltd.,
2014.
 Levine, I.N, “Physical Chemistry”, 5th edition,
Mc Graw-Hill, New York, 2002.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


BIDANG KIMIA FISIKA
 Thermodynamics: sains makroskopis yang
mempelajari hubungan antar berbagai macam sifat
kesetimbangan sistem dan perubahan sifat
kesetimbangan dalam proses.
 Quantum Chemistry: aplikasi quantum mechanics
terhadap struktur atom, ikatan molekuler, dan
spektroskopi dimana.
 Statistical Mechanics: ilmu yang mempelajari
hubungan antara tingkat molekuler dan
makroskopis. Cabang ilmu ini memberikan
pandangan tentang mengapa hukum
thermodinamika berlaku dan mengijinkan
perhitungan sifat thermodinamika makroskopis dari
sifat molekuler.
 Kinetics: studi tentang kecepatan proses seperti
reaksi kimia, difusi, dan aliran muatan dalam sel
elektrokimia.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
TUJUAN
Setelah menyelesaikan bagian kuliah ini, anda
harus:
1. Mampu memahami berbagai wujud zat dan
perubahannya.
2. Mampu memahami konsep kesetimbangan fasa.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


WUJUD ZAT

Air mendidih dalam


panci diatas kompor
Air mendidih dalam
ketel listrik

Gelembung air
di close-up
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
WUJUD ZAT

PADAT CAIR GAS


• Bentuk bertahan • Bentuk wadah • Bentuk wadah
• Volume tetap • Permukaan bebas • Volume wadah
• Volume tetap

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


WUJUD ZAT
Tinjauan molekuler:
Teori kinetika molekul zat:
• Atom & molekul penyusun zat memiliki energi yang besarnya dapat
dinyatakan sebagai suhu.

PADAT CAIR GAS


• Ikatan kuat • Ikatan lemah • Tanpa ikatan
• Energi atom rendah • Energi atom sedang • Energi atom tinggi

Fluida

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN WUJUD ZAT

Dingin atau
tekan Dingin

Panas atau
Panas
tekanan
turun

GAS CAIR PADAT


• Benar-benar tak • Tak beraturan • Susunan teratur
teratur • Partikel atau cluster • Partikel pada posisi
• Banyak ruang kosong partikel bergerak tetap
• Partikel bergerak bebas satu sama lain • Partikel berdekatan
bebas • Partikel berdekatan satu sama lain
• Partikel terpisah jauh satu sama lain

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN WUJUD ZAT (PERUBAHAN FASA)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN WUJUD ZAT (PERUBAHAN FASA)

140

120 Air berwujud gas (steam)


Air mengalami perubahan menjadi panas ketika
fasa cair/gas energi ditambahkan
100

80
Suhu ( C)
o

60 Air menjadi panas ketika


energi ditambahkan
40

20

0
0 200 400 600 800
Energi (kalori)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN FASA DI ALAM
 Pendidihan air dalam ketel
 Peleburan salju di Puncak Jaya Wijaya

 Penguapan keringat untuk mendinginkan tubuh

 Geologi: memengaruhi pembentukan mineral


dan mungkin gempa bumi.
 Pembuatan es krim (es krim padat mulai
terbentuk pada suhu 3 C).
 Siklus air (penguapan, pengembunan
membentuk awan, hujan)  peran kunci dalam
ekologi bumi.
 Aplikasi laboratorium & industri: distilasi,
presipitasi, kristalisasi, adsorpsi gas, dsb.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


KESETIMBANGAN FASA SATU KOMPONEN
Kaidah Fasa (J. Williard Gibbs, 1876)
 Dalam sebuah sistem, ada hubungan antara
jumlah derajat kebebasan f, jumlah komponen c
dan jumlah fasa p:
f c  p2

 f menggambarkan jumlah variabel intensif yang


dapat diubah secara bebas tanpa mengganggu
jumlah fasa dalam kesetimbangan.
 Variabel intensif : nilainya tidak tergantung
jumlah zat, mis.: suhu, tekanan, viskositas,
densitas, dll. (>< ekstensif, mis.: massa, energi,
dll)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


KESETIMBANGAN FASA SATU KOMPONEN
Komponen
 Jumlah spesies bebas min yang diperlukan untuk
mendefinisikan komposisi semua fasa dalam sistem.
 c tidak selalu sama dengan jumlah spesies, meskipun bisa
sama.
 Tanpa reaksi kimia: menghitung jumlah spesies kimia
yang ada dalam semua fasa dalam sistem.
 Air murni: c = 1

 Campuran ethanol & air: c = 2

 Ada reaksi kimia: spesies bebas yang diperlukan untuk


mendefinisikan komposisi semua fasa harus
diperhitungkan.
 NH4Cl(s) ⇌ NH3(g) + HCl(g)
 Kedua fasa memiliki komposisi formal NH4Cl, c = 1.
 Jika HCl berlebih, c = 2 (jumlah HCl & NH3
sembarang)
 CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)
 c = 2 karena setiap fasa adalah murni, CaO apat
dihitung dari stoichiometri reaksi.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


KESETIMBANGAN FASA SATU KOMPONEN
Langkah menetapkan c
1. Identifikasi jumlah s jenis spesies yang berbeda
(mis.: ion) yang ada dalam setiap fasa tunggal.
2. Identifikasi jumlah r persamaan antar spesies
(mis: reaksi pada kesetimbangan, netralitas
muatan listrik, dan lain-lain).
3. Jumlah komponen adalah jumlah spesies
dikurangkan dengan jumlah persamaan: c = s –
r.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 1: MENGHITUNG KOMPONEN
Hitung jumlah komponen yang ada dalam sistem berikut: (a) sukrosa
dalam air; (b) natrium khlorida dalam air; (c) larutan asam fosfat.

Penyelesaian:
(a) Spesies yang ada dalam sistem adalah molekul air dan molekul
sukrosa, s = 2. Tidak ada persamaan tambahan dalam sistem ini, r = 0.
Jadi, c = s – r = 2 – 0 = 2.
(b) Spesies yang ada dalam sistem adalah molekul air, ion Na+ dan ion
Cl sehingga s = 3. Karena dalam larutan elektrolit muatan listriknya
harus netral, jumlah ion Na+ harus sama dengan jumlah ion Cl. Jadi, r
= 1. Jadi, jumlah komponen, c = s – r = 3 – 1 = 2.
(c) Spesies yang ada dalam larutan air asam fosfat adalah H2O, H3PO4,
H2PO4, HPO42, PO43, H+ sehingga jumlah spesies, s = 6. Akan tetapi,
ionisasi asam selalu ada dalam kesetimbangan:
H3PO4(aq) ⇌ H2PO4(aq) + H+(aq)
H2PO4(aq) ⇌ HPO42(aq) + H+(aq)
HPO42(aq) ⇌ PO43(aq) + H+(aq)
Ada hubungan antar spesies dalam kesetimbangan diatas yang
dinyatakan dalam tetapan kesetimbangan (3 persamaan). Juga ada
netralitas muatan listrik total, sehingga jumlah ion positif harus sama
dengan jumlah ion negatif, apapun jenisnya (1 persamaan). Jadi secara
keseluruhan ada 4 persamaan yang menghubungkan 6 spesies diatas, r
= 4. Jadi, jumlah komponen, c = s – r = 6 – 4 = 2.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
CONTOH 2: KAIDAH FASA
Cari derajat kebebasan f untuk sistem yang terdiri
dari sukrosa padat yang berkesetimbangan dengan
larutan sukrosa dalam air.

Penyelesaian:
Sistem ini memiliki dua spesies kimia (air dan
sukrosa), sehingga c = 2. Sistem memiliki dua fasa
(larutan jenuh dan sukrosa padat), sehingga p = 2.
Dari sini
f=c–p+2=2–2+2=2
Dua derajat kebebasan masuk akal karena begitu
T dan P ditetapkan, konsentrasi sukrosa dalam
larutan jenuh adalah tetap.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 3: KAIDAH FASA
Untuk sebuah larutan dalam air asam lemah HCN,
tentukan jumlah komponen c dan derajat kebebasan f.

Penyelesaian:
Sistem mempunyai lima spesies kimia H2O, HCN, H+,
OH dan CN, sehingga s = 5. Sistem memiliki hanya
satu fasa, p = 1. Dua reaksi kesetimbangan bebas H2O
⇌ H+ + OH dan HCN ⇌ H+ + CN memberikan dua
kondisi kesetimbangan. Selain itu, ada kondisi
elektronetralitas dimana jumlah ion positif harus sama
dengan jumlah ion negatif, [H+] = [CN] + [OH]. Jadi, r
= 3 (2 reaksi kesetimbangan dan 1 elektronetralitas)
dan c = s – r = 5 – 3 = 2. Dengan demikian
f=c–p+2=2–1+2=3
Hasil f = 3 masuk akal karena begitu tiga variabel
intensif T, P dan konsentrasi HCN ditetapkan, semua
konsentrasi yang tersisa dapat dihitung menggunakan
tetapan peruraian kesetimbangan H2O dan HCN.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


SISTEM SATU KOMPONEN
Sistem air murni
 s = 1, r = 0, c = 1  f = 3 – p

 Jika hanya ada 1 fasa, mis: air cair, f = 2  T


dan P dapat diubah secara bebas 
kesetimbangan diwakili oleh luasan.
 Jika ada 2 fasa, mis.: uap-cair, f = 1  tekanan
bukan variabel bebas jika T telah ditetapkan 
kesetimbangan diwakili oleh titik, yang jika
dihubungkan membentuk garis.
 Jika ada 3 fasa, f = 0  hanya ada pada satu
harga T dan P (titik triple).

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


DIAGRAM FASA: AIR

T << Tc T  Tc T  Tc
Perubahan fasa yang
terjadi ketika cairan
yang dipanaskan dalam
wadah tertutup

• Garis, f = 1 (kecuali titik A)  kesetimbangan 2 fasa


• Titik didih: suhu dimana tekanan cairan = tekanan ambient
• Titik didih normal: suhu didih jika tekanan luar 1 atm
• Gari AC: tekanan uap cair sebagai fungsi suhu.
• Titik C = titik kritis, P = Pc & T = Tc.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
DIAGRAM FASA: CO2

80
Titik kritis
72,8
70

60

50
Padat Cair
P (atm)

40

30

20 Gas
10
5,11
Titik triple
0
-80 -60 -40 -20 0 20 40
-36,35 o
31,05
T ( C)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP

• Garis singgung dari garis


kesetimbangan dua fasa = dP/dT.
• dP/dT berbanding lurus dengan
enthalpy perubahan fasa dan
berbanding terbalik dengan suhu dan
perubahan volume.

dP H
 Persamaan Clapeyron (Clausius Clapeyron)
dT TV
• Untuk kesetimbangan gas-cair atau gas-padat: Vg >> Vl atau Vs  Vg – Vl atau
Vg – Vs  Vg.
• Jika gas dianggap ga ideal: Vg  RT/P dan V  RT/P 

dP PH d ln P H
 atau 
dT RT 2 dT RT 2
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP
Karena d(1/T) = –(1/T2) dT

d ln P H d ln P H
 
dT RT 2 d 1 T  R

6.0 • log P tidak dapat diambil dengan satuan.


• d ln P = d ln (P/P*), dimana P* adalah
5.5
sembarang tekanan tetap, mis.: 1 torr, 1
bar atau 1 atm.
• Jadi, bisa dibuat plot ln (P/P*) lawan 1/T.
ln P (torr)

5.0

4.5

4.0
3.15 3.20 3.25 3.30 3.35
3 -1
10 /T (K )
Plot ln P (tekanan uap) lawan 1/T untuk air
untuk suhu dari 45C sampai 25C.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP

Jika H dianggap konstan:

d ln P H P T 1
d 1 T 

R P* d ln P  H T * RT 2 dT
P H  1 1 
ln    
P* R T T *

H  1 1 
P  P * e B dengan B   
R T T *

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


DIAGRAM FASA AIR

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 4: PERUBAHAN P DENGAN T
Titik didih normal ethanol adalah 78,3 C, dan pada suhu ini Hvap =
38,9 kJ/mol. Sampai berapa P harus diturunkan jika diinginkan untuk
mendidihkan ethanol pada 25,0 C dalam distilasi vakum?

Penyelesaian:
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan
tekanan P yang diberikan pada cairan tersebut. Jadi, nilai P yang
diinginkan adalah tekanan uap ethanol pada 25,0 C. Tekanan uap
pada titik didih normal adalah 760 torr. Perubahan tekanan uap
dengan suhu diberikan oleh bentuk pendekatan persamaan 1.5 dari
persamaan Clapeyron. Jika perubahan Hvap terhadap suhu diabaikan,
dapat digunakan persamaan 1.6

Untuk titik yang tetap, diambil titik didih normal pada P* = 760 torr
dan T* = (78,3 + 273,2) K = 351,5 K. Jadi, T = (25,0 + 273,2) K = 298,2 K
dan
P/760 torr  0,093 dan P = 70,4 torr
Tekanan uap ethanol dari percobaan pada 25 C adalah 59 torr.
Kesalahan yang cukup besar dari hasil ini adalah karena ketidak-
idealan uap (yang terutama diakibatkan oleh gaya ikatan hidrogen
antar molekul uap) dan karena perubahan Hvap terhadap suhu. Pada
25 C, Hvap ethanol adalah 42,5 kJ/mol, lebih tinggi daripada nilainya
pada 78,3 C.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN FASA UAP-CAIR

35

30

25
1,0325x105
Pa 20
V (L)
15

10

0
0 100 200 300 400 500
CC44HH1010 T (K)
11 mol,
mol, 272,6
400 KK
300
1 mol butana pada 1 atm

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


KESETIMBANGAN PADAT-CAIR

• Untuk peleburan, V jauh lebih kecil daripada untuk sublimasi atau


penguapan.
• Persamaan Clapeyron menunjukkan bahwa garis kesetimbangan padat-
cair pada diagram fasa P lawan T akan memiliki gradien yang jauh lebih
tajam daripada garis padat-uap atau cair-uap.

dP H fus P H fus T dT

dT TV fus
P*
dP 
V fus T * T
H fus T
P  P*  ln
V fus T*
T  T T * T T *
 ln1   H fus T  T *
ln
T*  T*  T*
P  P* 
T * V fus

persamaan garis lurus yang tajam

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


CONTOH 5
Berapakah suhu lebur es pada tekanan 1,5 kbar jika
enthalpy peleburan es Hfus = +6,008 kJ/mol dan
perubahan volume peleburan Vfus = 1,7 cm3/mol?

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan ini, persamaan 1.10 disusun
ulang menjadi
 V fus P  P *
T  T * exp  
  H fus 

Untuk titik tetapnya diambil titik lebur normal pada P*


= 1,0 atm ( 1,0 bar) dan T* = 273,15 K. Dari sini,
  1,7 106 m 3 /mol  1500  1105 Pa 
T  273.15 K  exp  
 6,008103 J/mol 
 261,8 K
Maka, dengan P = 1,5 kbar, T = 261,8 K atau 10,2C.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PERUBAHAN FASA UAP-CAIR

70
1 mol, 1 atm
60 2 mol, 1 atm
1 mol, 2 atm
50

40
V (L)

30

20

10

0
0 100 200 300 400 500
T (K)

Butana

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


PENGARUH TEKANAN TERHADAP TITIK DIDIH

240
Ethanol
200 Butana
160 Phenol

120
Titik didih ( C)

80
o

40
0
-40
-80
-120
0 200 400 600 800
P (torr)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


TEKANAN UAP CAIRAN

C torr

1,0325x105
Pa
25 23,8
760

Air cair

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


TEKANAN UAP BERBAGAI CAIRAN

1000
Ethanol
Butana
Phenol
800 760
Titik didih
Air
600
P (torr)
400
0

200

0
-100 -50 0 50 100 150 200
o
T ( C)

Cairan mengalami perubahan fasa pada suhu dimana tekanan uap


sama dengan tekanan yang diberikan.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


DIAGRAM FASA

800

700

600

500
Cair
P (torr)

400
0

300
Gas
200

100

0
0 20 40 60 80 100 120
o
T ( C)

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


DIAGRAM FASA

P
218 atm D C

I Y

Padat Cair S

1 atm R

4,6 torr A Gas

O
0 torr
 273,15 0,0024 0,01 99,974 374

T (C)

Karikatur diagram fasa H2O pada tekanan rendah dan sedang.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


DIAGRAM FASA

Diagram fasa H2O yang digambar secara akurat.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan


DISKUSIKAN
1. Pada diagram fasa untuk air (tekanan uap air cair),
mulai pada titik dimana suhunya adalah 60 C dan
tekanan 400 torr. Secara perlahan-lahan naikkan
suhunya pada tekanan konstan sampai suhunya
100 C . Nyatakan apa yang terjadi secara fisik
terhadap air selama proses pemanasan ini.
2. Pada diagram fasa untuk air (tekanan uap air cair),
mulai pada titik dimana suhunya adalah 60 C dan
tekanan 400 torr. Secara perlahan-lahan turunkan
tekanannya pada suhu konstan sampai tekanannya
80 torr . Nyatakan apa yang terjadi secara fisik
terhadap air selama proses ini.
3. Jelaskan mengapa tekanan uap air cair keduanya
merupakan grafik titik didih air cair sebagai fungsi
tekanan yang diberikan dan grafik tekanan uap air
cair sebagai fungsi suhu.

KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan

Anda mungkin juga menyukai