TUJUAN:
Mahasiswa mamahami gejala perubahan fisika
yang meliputi perubahan fase, phenomena
permukaan dan peristiwa elektrolitik, mengenal
mekanisme reaksi kimia dan pembentukan zat
koloid.
MATERI POKOK:
Review wujud zat, gas, cair dan padat; Fenomena
Permukaan (tegangan muka, tegangan antar
permukaan, adsorpsi); koloid (emulsi, foam,
suspensi, gel); transport properties; elektrokimia;
teori kinetika gas; Besaran koligatip larutan;
Larutan non elektrolit dan elektrolit
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
PUSTAKA
Gelembung air
di close-up
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
WUJUD ZAT
Fluida
Dingin atau
tekan Dingin
Panas atau
Panas
tekanan
turun
140
80
Suhu ( C)
o
20
0
0 200 400 600 800
Energi (kalori)
Penyelesaian:
(a) Spesies yang ada dalam sistem adalah molekul air dan molekul
sukrosa, s = 2. Tidak ada persamaan tambahan dalam sistem ini, r = 0.
Jadi, c = s – r = 2 – 0 = 2.
(b) Spesies yang ada dalam sistem adalah molekul air, ion Na+ dan ion
Cl sehingga s = 3. Karena dalam larutan elektrolit muatan listriknya
harus netral, jumlah ion Na+ harus sama dengan jumlah ion Cl. Jadi, r
= 1. Jadi, jumlah komponen, c = s – r = 3 – 1 = 2.
(c) Spesies yang ada dalam larutan air asam fosfat adalah H2O, H3PO4,
H2PO4, HPO42, PO43, H+ sehingga jumlah spesies, s = 6. Akan tetapi,
ionisasi asam selalu ada dalam kesetimbangan:
H3PO4(aq) ⇌ H2PO4(aq) + H+(aq)
H2PO4(aq) ⇌ HPO42(aq) + H+(aq)
HPO42(aq) ⇌ PO43(aq) + H+(aq)
Ada hubungan antar spesies dalam kesetimbangan diatas yang
dinyatakan dalam tetapan kesetimbangan (3 persamaan). Juga ada
netralitas muatan listrik total, sehingga jumlah ion positif harus sama
dengan jumlah ion negatif, apapun jenisnya (1 persamaan). Jadi secara
keseluruhan ada 4 persamaan yang menghubungkan 6 spesies diatas, r
= 4. Jadi, jumlah komponen, c = s – r = 6 – 4 = 2.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
CONTOH 2: KAIDAH FASA
Cari derajat kebebasan f untuk sistem yang terdiri
dari sukrosa padat yang berkesetimbangan dengan
larutan sukrosa dalam air.
Penyelesaian:
Sistem ini memiliki dua spesies kimia (air dan
sukrosa), sehingga c = 2. Sistem memiliki dua fasa
(larutan jenuh dan sukrosa padat), sehingga p = 2.
Dari sini
f=c–p+2=2–2+2=2
Dua derajat kebebasan masuk akal karena begitu
T dan P ditetapkan, konsentrasi sukrosa dalam
larutan jenuh adalah tetap.
Penyelesaian:
Sistem mempunyai lima spesies kimia H2O, HCN, H+,
OH dan CN, sehingga s = 5. Sistem memiliki hanya
satu fasa, p = 1. Dua reaksi kesetimbangan bebas H2O
⇌ H+ + OH dan HCN ⇌ H+ + CN memberikan dua
kondisi kesetimbangan. Selain itu, ada kondisi
elektronetralitas dimana jumlah ion positif harus sama
dengan jumlah ion negatif, [H+] = [CN] + [OH]. Jadi, r
= 3 (2 reaksi kesetimbangan dan 1 elektronetralitas)
dan c = s – r = 5 – 3 = 2. Dengan demikian
f=c–p+2=2–1+2=3
Hasil f = 3 masuk akal karena begitu tiga variabel
intensif T, P dan konsentrasi HCN ditetapkan, semua
konsentrasi yang tersisa dapat dihitung menggunakan
tetapan peruraian kesetimbangan H2O dan HCN.
T << Tc T Tc T Tc
Perubahan fasa yang
terjadi ketika cairan
yang dipanaskan dalam
wadah tertutup
80
Titik kritis
72,8
70
60
50
Padat Cair
P (atm)
40
30
20 Gas
10
5,11
Titik triple
0
-80 -60 -40 -20 0 20 40
-36,35 o
31,05
T ( C)
dP H
Persamaan Clapeyron (Clausius Clapeyron)
dT TV
• Untuk kesetimbangan gas-cair atau gas-padat: Vg >> Vl atau Vs Vg – Vl atau
Vg – Vs Vg.
• Jika gas dianggap ga ideal: Vg RT/P dan V RT/P
dP PH d ln P H
atau
dT RT 2 dT RT 2
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP
Karena d(1/T) = –(1/T2) dT
d ln P H d ln P H
dT RT 2 d 1 T R
5.0
4.5
4.0
3.15 3.20 3.25 3.30 3.35
3 -1
10 /T (K )
Plot ln P (tekanan uap) lawan 1/T untuk air
untuk suhu dari 45C sampai 25C.
KIMIA FISIKA (c) Heru Setyawan
KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP
d ln P H P T 1
d 1 T
R P* d ln P H T * RT 2 dT
P H 1 1
ln
P* R T T *
H 1 1
P P * e B dengan B
R T T *
Penyelesaian:
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan
tekanan P yang diberikan pada cairan tersebut. Jadi, nilai P yang
diinginkan adalah tekanan uap ethanol pada 25,0 C. Tekanan uap
pada titik didih normal adalah 760 torr. Perubahan tekanan uap
dengan suhu diberikan oleh bentuk pendekatan persamaan 1.5 dari
persamaan Clapeyron. Jika perubahan Hvap terhadap suhu diabaikan,
dapat digunakan persamaan 1.6
Untuk titik yang tetap, diambil titik didih normal pada P* = 760 torr
dan T* = (78,3 + 273,2) K = 351,5 K. Jadi, T = (25,0 + 273,2) K = 298,2 K
dan
P/760 torr 0,093 dan P = 70,4 torr
Tekanan uap ethanol dari percobaan pada 25 C adalah 59 torr.
Kesalahan yang cukup besar dari hasil ini adalah karena ketidak-
idealan uap (yang terutama diakibatkan oleh gaya ikatan hidrogen
antar molekul uap) dan karena perubahan Hvap terhadap suhu. Pada
25 C, Hvap ethanol adalah 42,5 kJ/mol, lebih tinggi daripada nilainya
pada 78,3 C.
35
30
25
1,0325x105
Pa 20
V (L)
15
10
0
0 100 200 300 400 500
CC44HH1010 T (K)
11 mol,
mol, 272,6
400 KK
300
1 mol butana pada 1 atm
dP H fus P H fus T dT
dT TV fus
P*
dP
V fus T * T
H fus T
P P* ln
V fus T*
T T T * T T *
ln1 H fus T T *
ln
T* T* T*
P P*
T * V fus
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan ini, persamaan 1.10 disusun
ulang menjadi
V fus P P *
T T * exp
H fus
70
1 mol, 1 atm
60 2 mol, 1 atm
1 mol, 2 atm
50
40
V (L)
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500
T (K)
Butana
240
Ethanol
200 Butana
160 Phenol
120
Titik didih ( C)
80
o
40
0
-40
-80
-120
0 200 400 600 800
P (torr)
C torr
1,0325x105
Pa
25 23,8
760
Air cair
1000
Ethanol
Butana
Phenol
800 760
Titik didih
Air
600
P (torr)
400
0
200
0
-100 -50 0 50 100 150 200
o
T ( C)
800
700
600
500
Cair
P (torr)
400
0
300
Gas
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120
o
T ( C)
P
218 atm D C
I Y
Padat Cair S
1 atm R
O
0 torr
273,15 0,0024 0,01 99,974 374
T (C)