KIMIA FISIKA
Wujud zat & kesetimbangan fasa komponen murni
Tujuan
• Mahasiswa mamahami gejala perubahan fisika yang meliputi perubahan
fase, fenomena permukaan dan peristiwa elektrolitik, dan pembentukan
zat koloid.
Materi Pokok
• Review wujud zat, gas, cair dan padat;
• Fenomena Permukaan (tegangan muka, tegangan antar permukaan,
adsorpsi);
• Koloid (emulsi, busa, suspensi, gel);
• Sifat perpindahan;
• Elektrokimia;
• Teori kinetika gas;
• Besaran koligatip larutan;
• Larutan non elektrolit dan elektrolit
PUSTAKA
Thermodinamika
•Sains makroskopis yang mempelajari hubungan antar berbagai macam sifat
kesetimbangan sistem dan perubahan sifat kesetimbangan dalam proses.
Kimia kuantum
•Aplikasi mekanika kuantum pada struktur atom, ikatan molekuler, dan
spektroskopi dimana hukum-hukum mekanika klasik tidak berlaku.
Mekanika statistik
•Ilmu yang mempelajari hubungan antara tingkat molekuler dan makroskopis.
Cabang ilmu ini memberikan pandangan tentang mengapa hukum
thermodinamika berlaku dan mengijinkan perhitungan sifat thermodinamika
makroskopis dari sifat molekuler.
Kinetika
•Studi tentang kecepatan proses seperti reaksi kimia, difusi, dan aliran muatan
dalam sel elektrokimia.
Capaian pembelajaran
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC
Didinginkan
atau ditekan Didiinginkan
Dipanaskan Dipanaskan
atau tekanan
diturunkan
CAIR
(air)
ku
en
be
M ge
em
en m
r
bu
gu bu
M
n
ele
ap
M
Menyublim
Menyublim
GAS atau UAP
PADAT (uap air)
(es)
140
80
Suhu ( C)
o 60 Air menjadi panas ketika
energi ditambahkan
40
20
0
0 200 400 600 800
Energi (kalori)
Perubahan Fasa
Fenomena Perubahan Fasa di Alam
Pembuatan es krim (es krim padat mulai terbentuk pada suhu −3 °C).
f =c - p+2
• f menggambarkan jumlah variabel intensif yang dapat diubah secara bebas tanpa
mengganggu jumlah fasa dalam kesetimbangan.
• Variabel intensif : nilainya tidak tergantung jumlah zat, mis.: suhu, tekanan,
viskositas, densitas, dll. (>< ekstensif, mis.: massa, energi, dll)
Jumlah spesies bebas minimal yang diperlukan untuk
Jumlah Komponen
•
mendefinisikan komposisi semua fasa dalam sistem.
• c tidak selalu sama dengan jumlah spesies, meskipun bisa
sama.
• Tanpa reaksi kimia: menghitung jumlah spesies kimia yang
ada dalam semua fasa dalam sistem.
Air murni: c = 1
Campuran ethanol & air: c = 2
• Ada reaksi kimia: spesies bebas yang diperlukan untuk
mendefinisikan komposisi semua fasa harus diperhitungkan.
Penyelesaian:
(a) Spesies yang ada dalam sistem adalah molekul air dan molekul sukrosa, s = 2. Tidak ada
persamaan tambahan dalam sistem ini, r = 0. Jadi, c = s – r = 2 – 0 = 2.
(b) Spesies yang ada dalam sistem adalah molekul air, ion Na+ dan ion Cl- sehingga s = 3.
Karena dalam larutan elektrolit muatan listriknya harus netral, jumlah ion Na+ harus sama
dengan jumlah ion Cl-. Jadi, r = 1. Jadi, jumlah komponen, c = s – r = 3 – 1 = 2.
(c) Spesies yang ada dalam larutan air asam fosfat adalah H2O, H3PO4, H2PO4-, HPO42-, PO43-, H+
sehingga jumlah spesies, s = 6. Akan tetapi, ionisasi asam selalu ada dalam kesetimbangan:
Ada hubungan antar spesies dalam kesetimbangan diatas yang dinyatakan dalam tetapan
kesetimbangan (3 persamaan). Juga ada netralitas muatan listrik total, sehingga jumlah ion
positif harus sama dengan jumlah ion negatif, apapun jenisnya (1 persamaan). Jadi secara
keseluruhan ada 4 persamaan yang menghubungkan 6 spesies diatas, r = 4. Jadi, jumlah
komponen, c = s – r = 6 – 4 = 2.
Cari derajat kebebasan f untuk sistem yang terdiri dari
Penyelesaian:
Sistem ini memiliki dua spesies kimia (air dan
sukrosa), sehingga c = 2. Sistem memiliki dua fasa
(larutan jenuh dan sukrosa padat), sehingga p = 2.
Dari sini
f=c–p+2=2–2+2=2
Dua derajat kebebasan masuk akal karena begitu T
dan P ditetapkan, konsentrasi sukrosa dalam larutan
jenuh adalah tetap.
Untuk sebuah larutan dalam air asam lemah HCN, tentukan
60
50
Padat Cair
P (atm)
40
30
20 Gas
Diagram
5,11
10
Titik triple
Fasa: CO2
0
-80 -60 -40 -20 0 20 40
-36,35 o
31,05
T ( C)
Kesetimbangan cair-uap & padat-uap
𝑑𝑃 ∆𝐻 Persamaan Clapeyron
= (Clausius Clapeyron)
𝑑𝑇 𝑇∆𝑉
5.5
𝑑 ln 𝑃 𝑃∆𝐻 𝑑 ln 𝑃 ∆𝐻
= =−
𝑑𝑇 𝑅𝑇 ! 𝑑 1⁄𝑇 𝑅
ln P (torr)
5.0
4.5
• log P tidak dapat diambil dengan satuan.
• d ln P = d ln (P/P*), dimana P* adalah
sembarang tekanan tetap, mis.: 1 torr, 1 bar
4.0 atau 1 atm.
3.15 3.20 3.25 3.30 3.35
3 -1
• Jadi, bisa dibuat plot ln (P/P*) lawan 1/T.
10 /T (K )
𝑃 ∆𝐻 1 1
ln ∗ ≈ − −
𝑃 𝑅 𝑇 𝑇∗
𝑃 = 𝑃∗ 𝑒 %&
∆𝐻 1 1
𝐵= −
𝑅 𝑇 𝑇∗
Contoh 4: Perubahan P dengan T
Titik didih normal ethanol adalah 78,3 °C, dan pada suhu ini DHvap = 38,9 kJ/mol. Sampai
berapa P harus diturunkan jika diinginkan untuk mendidihkan ethanol pada 25,0 °C dalam
distilasi vakum?
Penyelesaian:
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan P yang diberikan
pada cairan tersebut. Jadi, nilai P yang diinginkan adalah tekanan uap ethanol pada 25,0 °C.
Tekanan uap pada titik didih normal adalah 760 torr. Perubahan tekanan uap dengan suhu
diberikan oleh bentuk pendekatan persamaan 1.5 dari persamaan Clapeyron. Jika perubahan
DHvap terhadap suhu diabaikan, dapat digunakan persamaan 1.6
Untuk titik yang tetap, diambil titik didih normal pada P* = 760 torr dan T* = (78,3 + 273,2) K
= 351,5 K. Jadi, T = (25,0 + 273,2) K = 298,2 K dan
P/760 torr » 0,093 dan P = 70,4 torr
Tekanan uap ethanol dari percobaan pada 25 °C adalah 59 torr. Kesalahan yang cukup besar
dari hasil ini adalah karena ketidak-idealan uap (yang terutama diakibatkan oleh gaya ikatan
hidrogen antar molekul uap) dan karena perubahan DHvap terhadap suhu. Pada 25 °C, DHvap
ethanol adalah 42,5 kJ/mol, lebih tinggi daripada nilainya pada 78,3 °C.
Kesetimbangan padat-cair
• Untuk peleburan, DV jauh lebih kecil daripada untuk sublimasi atau penguapan.
• Persamaan Clapeyron menunjukkan bahwa garis kesetimbangan padat-cair
pada diagram fasa P lawan T akan memiliki gradien yang jauh lebih tajam
daripada garis padat-uap atau cair-uap.
∆𝐻!"# $ ∆𝐻!"# % 𝑑𝑇
𝑑𝑃
= ⇒ * 𝑑𝑃 = *
𝑑𝑇 𝑇∆𝑉!"# $∗ ∆𝑉!"# % ∗ 𝑇
∆𝐻!"# 𝑇
𝑃 − 𝑃∗ = ln
∆𝑉!"# 𝑇 ∗
𝑇 𝑇 − 𝑇∗
Pendekatan: ln ∗ = ln 1 +
𝑇 𝑇∗
∆𝐻 𝑇 − 𝑇 ∗
!"#
𝑃 − 𝑃∗ = (persamaan garis lurus tajam)
𝑇 ∗ ∆𝑉!"#
CONTOH 5
Berapakah suhu lebur es pada tekanan 1,5 kbar jika enthalpy peleburan es
DHfus = +6,008 kJ/mol dan perubahan volume peleburan DVfus = -1,7
cm3/mol?
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan ini, persamaan 1.10 disusun ulang menjadi
∆𝑉 𝑃 − 𝑃 ∗
"#$
𝑇 = 𝑇 ∗ exp
∆𝐻"#$
Untuk titik tetapnya diambil titik lebur normal pada P* = 1,0 atm (» 1,0 bar)
dan T* = 273,15 K. Dari sini,
−1,7×10%& m' ⁄mol 1500 − 1 ×10& Pa
𝑇 = 273,15 exp = 261,8 K
6,008×10' J⁄mol
Maka, dengan P = 1,5 kbar, T = 261,8 K atau -10,2°C.
70
1 mol, 1 atm
60 2 mol, 1 atm
1 mol, 2 atm
50
40
V (L)
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500
T (K)
Butana
240
Ethanol
200 Butana
160 Phenol
120
Titik didih ( C)
80
o
40
0
-40
-80
-120
0 200 400 600 800
P (torr)
TEKANAN UAP BERBAGAI CAIRAN
1000
Ethanol
Butana
800 760 torr
Phenol Titik didih normal
Air
600
P (torr)
400
0
200
0
-100 -50 0 50 100 150 200
o
T ( C)
Cairan mengalami perubahan fasa pada suhu dimana tekanan uap sama
dengan tekanan yang diberikan.
Pekan depan:
Gas Ideal & Nyata