PENDAHULUAN
Sering istilah fasa diidentikkan dengan wujud atau keadaan suatu materi,
misalnya es berwujud padat, air berwujud cair atau uap air yang berwujud gas.
Konsep ini tidak benar karena sistem padatan dan sistem cairan dapat terdiri dari
beberapa fasa. Sedangkan gas cenderung bercampur sempurna sehingga dalam sistem
gas hanya terdapat satu fasa. Fasa dapat didefinisikan sebagai setiap bagian sistem
yang :
a) homogen dan dipisahkan oleh batas yang jelas.
b) sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian sistem lain.
c) dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain sistem itu.
Contoh:
sistem satu fasa : Dua cairan yang bercampur homogeny
sistem 2 fasa : cairan polar (misal air) dan non polar (misal:minyak) sistem
belerang padat (monoklin dan rombik)
sistem 3 fasa : es, uap air dan air
Fasa materi terdiri dari tiga wujud yaitu cair,padat, dan gas. Setiap wujud ini
disebut fasa, yang merupakan bagian homogen suatu system yang bersentuhan
dengan bagian system yang lain dengan batas yang jelas. Perubahan fasa yaitu
peralihan dari satu fasa kefasa lain,terjadi apabila energy ditambahkan atau
dilepaskan. Perubahan fasa merupakan fisis yang di tandai dengan perubahan dalam
keteraturan tertinggi, dan molekul-molekul dalam fasa gas memiliki keacakan
tertinggi (Chang, 2003).
Perubahan fasa terjadi pada temperature dan tekanan. es adalah fasa stabil dari
air pada temperature di bawah 0-c dan tekanan 1 bar , tetapi pada temperature di atas
0-c dan tekanan 1 bar , air cair lebih stabil , hal ini menunjukkan bahwa potensial
kimia es lebih rendah dari pada potensial kimia cairan pada temperature di bawah 0-c
( Atkins , 1996 )
Komponen adalah spesies yang ada dalam system , seperti zat terlarut dan
pelarut dalam biner . banyaknya fasa dalam system di beri notasi p . gas ,atau
campuran gas adalah fasa tunggal , Kristal violet adalah fasa tunggal dan dua cairan
yang dapat di campur secara total membentuk fasa tunggal , es adalah fasa tunggal ( p
= 1 ) walaupun es itu dapat di potong potong menjadi bagian bagian kecil . campuran
es dan air adalah system dua fasa ( p = 2) walaupun sulit untuk menentukan batas
antara fasa fasa nya . system biner terdiri atas pasangan cairan campur sebagian yaitu
cairan yang tidak bercampur dalam semua proporsi pada asemua temperature. System
biner fenol-akuades merupakan system salah yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbale balik antara fenol dan akuades pada temperature tertentu dan tekanan uap.
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu
pelarut. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. System disebut biner karena terdiri atas dua komponen yaitu fenol
dan akuades. System biner fenol-akuades tergolong fasa padat-cair, fenol berupa
padatan dan akuades berupa cairan. Kelarutan system ini akan berubah apabila dalam
campuran itu ditambahkan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol dan
akuades. Temperature mempengaruhi komposisi kedua fasa pada kesetimbangan.
Kemampuan bercampur fenol-akuades akan bertambah apabila tercampur dinaikkan
(Atkins, 1998).
Hubungan keseluruhan diantara fasa padat, cair dan gas disajikan paling baik
dalam satu grafik yang dikenal sebagai diagram fasa. Diagram fasa (phase diagram)
meringkaskan kondisi kondisi saat suatu zat berada pada wujud padat, cair, atau gas
(Raymond Chang, 2004). Kondisi kesetimbangan untuk sembarang sistem yaitu
bahwa potensial kimia dari tiap konstituen pada seluruh sistem harus sama. Bila ada
beberapa fase dari tia[ konstituen, maka potensial kimia setiap konstituen pada tiap
fasae harus mempunyai nilai yang sama. Suatu fase didefinisikan sebagai bagian
sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan submakroskopisnya, tetapi
benar-benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik.
Campuran padatan atau dua cairan yang tidak dapat bercampur dapat membentuk
fase terpisah, sedangkan campuran gas-gas adalah satu fase karena sistemnya yang
homogen. Menurut aturan fase, derajat kebebasan diberikan oleh:
F=C–P+2
=5–P
Dan bila tekanan dan temperature ditetapkan, persamaan diatas menjadi:
F=3–P (Dogra, 2009).
3.1 SOAL
1. Tekanan Uap etanol pada suhu 40°C dan 70°C adalah 133 torr dan 467 torr. Maka
entalpi penguapan etanol?
2. 5 mol propanon dan 3 mol kloroform dicampur pada suhu 35°C . Tekanan uap
jenuh aseton dan kloroform pada suhu tersebut adalah 330 dan 240 torr
a. Bila larutan tersebut dianggap ideal, hitung tekanan uap larutan tersebut
b. Bila larutan tersebut mempunyai tekanan uap sebesar 290 torr,
bagaimanakah komposisi cairan awal campuran tersebut
3. Tentukan komponen, fasa dan derajad kebebasan sistem berikut :
a. Campuran minyak dan air
b. CaCO 3 ( s ) ↔ CO 2 ( g ) +CaO(s)
4. Dalam larutan encer, 0,001 M gula dalam air dipisahkan dari air murni dengan
menggunakan membran osmosis. Berapakah tekanan osmotik dalam torr pada suhu
25oC?
5. Tekanan uap air pada 100ºC adalah 760 mmHg. nerapakah tekanan uap larutan glukosa
180 % pada 100ºC(Ar H =1 , Ar C = 12 , Ar O = 16 ) ?
7. Suatu larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga
nonelektolit dan 200 gram air mendidih pada 100,130°C pada 1 atmosfer. Berapakah
berat molekul zat telarut ? Kd molal air adalah 0,51?
8. Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata
menurunkan titik beku sebesar 0,24°C. Jika Kf air = 1,86oC maka Mr zat
tersebut adalah . . . .
9. Tentukan titik didih dan titik beku larutan glukosa (C6H12O6) 18 gram dalam 10
gram air. (Kf air = 1,86 °C/m)
10. Dalam larutan encer 0,001 M gula dalam air dipisahkan dari air murni dengan
menggunakan membrane osmosis. Berapakah tekanan osmotic dalam torr pada suhu
25°C?
p 1 −∆ H 1 1
ln
P2
=
R ( −
T1 T2)
122 −∆ H 1 1
456 8,314 313 343 )
(
ln = −
−∆ H
-1,32= ( 0,0032−0,0029 )
8,314
−10,97=−∆ H ( 0,0003 )
J
∆ H =36566,67
K
2. Jawab:
5
a. Xaseton= =0,625 mol
8
3
Xkloroform= =0,375 mol
8
Ptotal=Xpropanon . P° propanon+ Xkloform . P ° kloroform
Ptotal=0,625 .330+ 0,375. 240
Ptotal=296,25 torr
b. Ptotal=Xpropanon . P° propanon+ Xkloform . P ° kloroform
290=X .330+ ( 1−X ) .240
290=330 X + ( 240−240 X )
290=330 X + ( 240−240 X )
50=90 X
Xpropanon=0,56 mol Xkloroform=1−0,56=0,44 mol
3. a. Komponen : 1
Fasa : 2 fasa
F : 1-2+2 = 1
b. Komponen : gas dan padat
Fasa : 2 fasa
F : 3-2+2=3
4.
F= C – P + 2
F=3–P
Karena fasa tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan masimum adalah 2 artinya
sistem 1 komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif untuk menyatakan
keadaan sistem yaitu P (tekanan) dan T (suhu)
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W., 1996, Physical Chemistry (diterjemahkan oleh Irma, I.K), Jilid 2, Edisi
keempat,Erlangga, Jakarta.
Atkins, P. W. 1997. Kimia Fisika 2. Erlangga. Jakarta.
Chang, Raymond., 2003, “Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti,” Jilid 1/Edisi ketiga,
Erlangga,Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Ed. ke-3. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Dogra,SK dan Dogra,S. (2009). Kimia Fisika dan Soal-Soal (Umar Mansyur.Trans).
Jakarta:Universitas Indonesia.
Endang Widjajantu, 2008. Kesetimbangan Fasa.
(http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms
dr/kesetimbangan-fasa.pdf) diakses tanggal 21 Maret 2018.