BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat zat lain dalam
suatu bejana inert, yang menjadi pusat perhatian dalam mengamati pengaruh
perubahan temperature, tekanan serta konsentrasi zat tersebut. Sedangkan
komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam
senyawa biner (Gina, 2010).
Dalam sistem tiga komponen, varian adalah F = 3 P + 2 = 5 P. Jika
sistem hanya mengandung satu fase, dibutuhkan empat variabel untuk
menyatakan keadaansistem; ini mungkin lebih menguntungkan jika diambil
variabel T,p,x1,x2. Adalah tidak mungkin memberikan suatu representasi grafis
lengkap mengenai sistem ini dalam tiga dimensi,apalagi dalam dua dimensi.
Konsekuensinya, cara untuk merepresentasikan sistem ini adalah pada tekanan
dan suhu konstan. Maka varian menjadi F = 3 P, sehingga sistem memiliki,
paling tidak, 2 varian, dan dapat direpresentasikan pada bidang datar. Setelah
menetapkan suhu dan tekanan, variabel yang tinggal adalah variabel
komposisi,x1,x2,x3, yang dihubungkan oleh x1 + x2 + x3 = 1. Sehingga dengan
mengetahui dua nilai maka yang ketiga dapat dihitung. Metoda Gibbs dan
Roozeboom menggunakan suatu segitiga sama sisi untuk representasi grafis.
Gambar 6.15 menunjukkan prinsip metoda ini. Titik A, B, C pada titik sudut
segitiga menyatakan 100% A, 100% B, 100% C. Garis yang paralel dengan AB
merupakan berbagai prosentasi dari C. Titik P pada gambar 6.13 menyatakan
sistem mengandung 30% C. Panjang PM menyatakan persen C, panjang PN
menyatakan persen A, panjang PL menyatakan persen B. Jumlah ketiga panjang
ini selalu sama dengan panjang sisi segitiga yaitu menyatakan 100%. Dengan
metoda ini setiap komposisi dari sistem tiga komponen dapat dinyatakan oleh
titik dalam segitiga (Tim Dosen Kimia Fisik UNS, 2003).
4
Gambar 6.15
Segitiga Terner
Pada titik H2O = 100% air, 0% CH3COOH, 0% butanol
5
Dua sifat yang lain dari diagram ini juga penting. Yang pertama
diilustrasikan dalam gambar 6.14(a). Jika dua sistem dengan komposisi seperti
dinyatakan oleh P dan Q dicampur bersama sama, komposisi campuran yang
diperoleh akan dinyatakan oleh titik x di suatu tempat pada garis yang
menghubungkan titik P dan Q.
Hal ini dapat diikuti dengan mudah yaitu jika tiga sistem yang dinyatakan
oleh titik P,Q,R dicampur, komposisi campuran akan terletak di dalam segitiga
PQR. Sifat penting kedua yaitu bahwa semua sistem dinyatakan oleh titik titik
pada garis yang melalui puncak yang mengandung dua komponen lain dalam
perbandingan yang sama. Contoh, semua sistem yang dinyatakan oleh titik pada
CM mengandung A dan B dalam jumlah yang sama. Pada ganbar 6.14 (c),
dengan menegakkan garis tegak lurus dari dua titik P dan P dan menggunakan
sifat sifat segitiga, kita peroleh :
Sehingga
6
Karena garis dasi tidak paralel, titik yang disitu dua larutan konjugat memiliki
komposisi yang sama tidak terletak pada puncak dari kurva binodal tetapi keluar
ke satu sisi pada titik k, yaitu titik sambung. Jika sistem berkomposisi d dan
ditambahkan asam asetat ke dalamnya, komposisi akan berubah sepanjang dk;
hanya di bawah k dua lapisan akan ada dalam jumlah yang komparabel; pada k,
batas antara dua larutan lenyap sehingga sistem menjadi homogen. Bandingkan
perilaku ini dengan yang ada di titik c yang disitu hanya ada sedikit dari satu
lapisan konjugat yang tinggal(Tim Dosen Kimia Fisik UNS,2003).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sistem tiga komponen, varian adalah F = 3 P + 2 = 5 P. Jika sistem
hanya mengandung satu fase, dibutuhkan empat variabel untuk menyatakan
keadaan system. Cara untuk merepresentasikan sistem ini adalah pada tekanan
dan suhu konstan. Maka varian menjadi F = 3 P.
Gambar segitiga terner :
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Fisik. 2003. Kimia Fisik II. Semarang : Universitas Negeri
Semarang