Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KIMIA INTI

PERLINDUNGAN TERHADAP RADIASI

Disusun Oleh:
Santa Hasian Floren A1C1150
Hermaliza Sarah A1C1150
Mauli Canisa Dora A1C1150

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. rer. nat. Asrial M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt.karena berkat rahmat dan
karuniaNya lah penyusun dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul Perlindungan
terhadap Radiasi. Makalah ini disusun sebagai bahan persentasi sebagai tugas mata kuliah
Kimia Inti. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad saw., beserta para keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa yang karuniaNya selalu tercurahkan kepada semua
makhlukNya
2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Inti
yang telah membimbing penyusun dalam penyusunan makalah ini.
3. Kedua orang tua penyusun yang selalu menjadi motivasi terbesar dalam pembelajaran
4. Rekan-rekan dan segala pihak yang telah membantu dalam hal moril maupun materiil
sehingga makalah ini dapat tersusun.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.Oleh
karenanya, penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sehingga dapat dijadikan batu loncatan agar karya-karya berikutnya dapat terselesaikan
dengan lebih baik lagi.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Jambi, April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6


2.1 Definisi Radiasi .............................................................................................................. 6

2.2 Jenis-jenis Radiasi .......................................................................................................... 6

2.3 Sifat dan Sumber Radiasi .............................................................................................. 8

2.4 Efek Radiasi .................................................................................................................. 10

2.5 Satuan Radiasi .............................................................................................................. 16

2.6 Perlindungan terhadap Radiasi ................................................................................... 18


2.7 Standar Keselamatan terhadap Radiasi ..................................................................... 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 22

3.2 Saran .............................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923),


seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-
sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu
kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia
membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia
mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai
berpendar di dalam kegelapan.Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap
berpendar.Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen
berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda
dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya
adalah radiasi yang belum diketahui.
Semenjak penemuan sinar-X oleh Roentgen, telah ditemukan banyak sumber radiasi
yang bersifat unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan bumi; Karbon
dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air. Bahkan juga telah
diketahui sumber-sumber radiasi di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi
memiliki dampak negatif untuk berbagai material maupun makhluk hidup. Untuk
menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis yang
diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu diperlukan tindakan perlindungan (proteksi) terhadap
radiasi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian radiasi, jenis, sifat, sumber, dan
efek radiasi, serta satuan radiasi dan perlindungan terhadap radiasi.
1.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian radiasi dan apa saja jenis-jenis radiasi?
2. Bagaimana sifat radiasi dan dari mana radiasi berasal?
3. Bagaimana efek radiasi terhadap bahan dan tubuh?
4. Apa itu satuan radiasi?
5. Bagaimana cara perlindungan dan standar keselamatan terhadap radiasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis radiasi
2. Mengetahui sifat dan sumber radiasi
3. Mengetahui efek radiasi terhadap bahan dan tubuh
4. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis satuan radiasi
5. Mengetahui cara perlindungan dan standar keselamatan terhadap radiasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Radiasi


Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi.Ada beberapa
sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah
dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan bumi.Beberapa di antaranya
adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan bumi; Karbon dan Radon di udara serta
Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.
Radiasi dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang mempunyai massa terukur.
Sebagai contoh adalah radiasi alpha dengan simbol: 24 angka 4 pada simbol radiasi
menunjukkan jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 4 satuan massa atom (sma) dan angka
2 menunjukkan jumlah muatan radiasi tersebut adalah positif 2, serta radiasi beta dengan
-1
0
simbol: menunjukkan bahwa jumlah massa dari jenis radiasi tersebut adalah 0 dan
jumlah muatannya adalah 1 negatif.
Sedangkan radiasi neutron dengan simbol: 10 menunjukkan bahwa jumlah massa dari
neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0. Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai
massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi
tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.

2.2 Jenis-jenis Radiasi


1. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu,
akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion
ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada
bahan, termasuk benda hidup.
Termasuk ke dalam radiasi pengion yaitu :
a. partikel alfa ()
b. partikel beta ()
c. sinar gamma ()
d. sinar-X
e. partikel neutron,

Partikel beta (), partikel alfa (), dan neutron dapat menimbulkan ionisasi
secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar
gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat
menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Jenis-jenis radiasi ini memiliki
karakteristik khusus.
a. Partikel Alpha ()
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar dan
tersusun dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom
helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya
ionisasi partikel beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gamma. Karena
mempunyai muatan listrik yang besar maka partikel alpha mudah dipengaruhi
oleh medan listrik yang ada disekitarnya. Partikel alpha tidak mampu
menembus pori-pori kulit pada lapisan yang paling luar sekalipun karena
mempunyai ukuran yang besar.
b. Partikel Beta ()
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha. Daya
ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha. Partikel beta
mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel alpha karena ukurannya
lebih kecil.
c. Sinar Gamma ()
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga
dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya di
dalam medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada
disekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan
daya tembus partikel alpha atau beta.
d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya jangkau
pada suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan
antara keduanya adalah proses terjadinya, sinar gamma dihasilkan dari proses
peluruhan zat radioaktif yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X
dihasilkan pada waktu elektron berenergi tinggi yang menumbuk suatu target
logan.
e. Partikel Neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik,
serta memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari
reaksi nuklir antara satu unsur tertentu dengan unsur lainnya.

2. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi
non-pengion antara lain antara lain:
a. Gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan
televisi)
b. Gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi
seluler handphone)
c. Sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas), cahaya
tampak (yang biasa terlihat)
d. Sinar ultraviolet (yang diipancarkan matahari).

2.3 Sifat dan Sumber Radiasi


a. Sifat Radiasi
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan
sumber radiasi pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut :
a) Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk
mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan
detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai
kemampuan untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor
alpha, detektor gamma, detektor neutron, dll.
b) Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses
ionisasi, eksitasi dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.

b. Sumber Radiasi
Menurut Latar Muhamad Arief . (2013 : 1-3) Tanpa kita sadari, sebenarnya
kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi. Radiasi telah menjadi
bagian dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak
ditemukan tenaga nuklir setengah abad yang lalu,yang mana terdapat lebih dari 60
radionuklida . Berdasarkan asalnya radiasi yang dapat dibedakan pada dua garis
besarnya :
a) Sumber Radiasi Alam
Radiasi alam dapat berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi,
hasil peluruhan radon dan thorium di udara, serta berbagai Radionuklida
alamiah: radionuklida yang terbentuk secara alami, terbagi menjadi dua
yaitu:
Primordial: radionuklida ini telah ada sejak bumi diciptakan. Umumnya
waktu paruh yang panjang
Radionuklida primordial telah ada sejak alam semesta terbentuk. Pada
umumnya, radionuklida ini mempunyai umur-paro yang panjang. Tabel
berikut memperlihatkan beberapa radio nuklida primordial.

Kosmogenik: radionuklida ini terbentuk sebagai akibat dari interaksi sinar


kosmik dan waktu paruh yang pendek.
Radionuklida alamiah dalam tubuh manusia terdiri atas bahan kimia,
beberapa diantaranya adalah radionuklida yang berasal dari makanan dan air
yang dikonsumsi tiap harinya. Dipekiraan bahwa Jumlah radionuklida yang
terdapat pada tubuh manusia dengan berat 70 kg.

b) Sumber Radiasi Buatan Manusia.


Radiasi buatan (Radionuklida) adalah radiasi yang timbul karena atau
berhubungan dengan kegiatan manusia; seperti penyinaran di bidang medic,
jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh pekerja radiasi di fasilitas nuklir,
radiasi yang berasal dari kegiatan di bidang industri : radiografi, logging,
pabrik lampu.
Tabel -2, berikut memperlihatkan beberapa radionuklida buatan
manusia.

Setiap hari kita terkena radiasi, baik dari udara yang kita hirup, dari
makanan yang kita konsumsi maupun dari air yang kita minum. Tidak ada
satupun tempat di bumi ini yang bebas dari radiasi,karena manusia telah
menggunakan bahan radioaktif selama lebih dari 100 tahun

2.4 Efek Radiasi


Dalam warintek (2013:1- 4) Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh
manusia, dari taraf yang paling ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada
beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
o Radiasi eksternal: merupakan radiasi yang berasal dari luar tubuh manusia yang
dapat memberikan radiasi total pada tubuh atau partial/sebagian. Radiasi dari
sumber alpha dan beta yang berkekuatan kurang dari 65 KeV, tidak cukup kuat
untuk menembus kulit manusia, sehingga tidak berbahaya. Radiasi dari sumber
sinar-X dan gamma serta neutron lain yang lebih besar dari 65 KeV, cukup kuat
untuk menembus kulit manusia sehingga cukup berbahaya.

o Radiasi internal, adalah masuknya radionuklida pada tubuh manusia melalui


saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka pada kulit.

2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.

1. Klasifikasi Efek Radiasi


1. Jenis Sel
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel
genetik adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,
sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan
efek somatik:
a. Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisan adalah efek yang
dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
b. Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek
somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas :
Efek somatik jangka pendek
Dalam tasripin (2002 : 35 ) Efek ini timbul dalam waktu beberapa
menit, jam, atau minggu sejak penyinaran radiasi. Efek dari dosis yang
tinggi terlihat dengan gejala: mual, lemas, eritema (kemerahan abnormal
di kulit), epilasi (rontoknya rambut), gangguan darah, gangguan
entistimal, demam dan terkelupasnya lapisan luar kulit, berkurangnya
jumlah sperma pada pria, kemandulan tetap atau sementara dari wanita
dan pria, serta kerusakan sistem syaraf pusat (pada dosis radiasi yang
sangat tinggi).
Efek somatik jangka panjang
Efek ini timbul beberapa bulan atau tahun setelah terkena radiasi.
Efek ini timbul akibat dosis radiasi yang tinggi atau dosis rendah yang
kronis selama bertahun-tahun terhadap seluruh atau sebagian tubuh. Ada 4
tipe efek somatik jangka panjang:
a. Karsinogenesis
Kanker pada manusia karena radiasi dapat timbul setelah 5 tahun atau
lebih. Namun, sulit membedakan antara karena radiasi atau penyebab
yang lain, karena keadaan fisiknya tidak berbeda. Contoh kanker
karena radiasi antara lain:
Beberapa pekerja industri-industri pembuatan jarum radium di
beberapa pabrik
Pekerja tambang uranium
Pekerja radiasi medis yang ceroboh dalam pekerjaannya.
b. Nodola dan karsinoma tiroid
Terjadi setelah 20 tahun kemudian, akibat radiasi sinar-X yang harus
diterima dengan dosis terapeutik (1,2-60 Gray).
c. Katarogenesis
Dosis radiasi ionisasi yang mengenai tubuh sebesar 1 Gray (100 rad)
atau lebih dapat mendorong pembentukan katarak (opositas lensa
mata). Hal ini berakibat kebutaan.
d. Embriologi
Semua makhluk hidup sangat sensitif terhadap radiasi selama tahap
embrionik. Periode pembuahan, di mana embrio atau fetus terkena
radiasi, dapat menimbulkan kematian atau gangguan kongenital
tertentu.

Menurut Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 194 ) Pada efek somatic , yang di
timbulkan oleh radiasi pengionan terutama terlihat kelainan pada tubuh , yaitu :

1. Terhadap kulit : timbul dermatitis kulit , dermatitis khronika dan late effect
dari pada dermatitis akuta.
2. Terhadap mata : menimbulkan konjungtivitas dan keratitis , lensa mata sangat
radiosensitive , sehingga penyinaran 400 500 rad menimbulkan katarak.
3. Terhadap alat kelamin : dosis 600 rad menimbulkan sterilisasi (testis lebih
sensitive dari pada ovum). Pada dosisi rendah dapat menimbulkan mutasi gen
dan kelainan pada keturunan. Sedangkan pada wanita hamil akan terjadi
kematian foetus atau menimbulkan anomaly / kelainan.
4. Terhadap paru paru : menimbulkan batuk sesak nafas dan nyeri dada serta
fibrosis paru paru.
5. Terhadap tulang : menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta
osteoporosis.
6. Terhadap saraf : timbul myelitis dan degenerasi jaringan otak.
7. Penyakit radiasi : demam ,rasa lemah , kurang nafsu makan , mual (nausea) ,
nyeri kepala dan mudah sakit perut.
8. Efek genetic : terjadi mutasi gen diperkirakan pada dosis 25 150 rem .

2. Dosis Radiasi
Menurut Latar Muhamad Arief (2012:15-16) Bila ditinjau dari dosis radiasi
(untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik
dan efek deterministic (non-stokastik).
Dalam masalah proteksi radiasi, efek radiasi juga dibedakan atas efek stokastik
dan efek non stokastik atau deterministik. Efek stokastik adalah efek yang belum
tentu terjadi (probabilistik) sedangkan efek deterministik pasti akan terjadi bila
terkena radiasi dengan dosis yang melebihi batas ambang.
1. Efek stokastik
Efek Stokastik Adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi
dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan
untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat
molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh
sel tetapi mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang
berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh
yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses
modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara
acak.
Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul
setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak
ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami
perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan
diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan.
Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu
yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat
toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau
kanker. Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik :
Tidak mengenal dosis ambang
Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
Tidak ada penyembuhan spontan
Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit
keturunan (efek genetik).

Dalam warintek (2013:4-6) Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel
genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada
turunannya sehingga timbul efek genetik atau efek pewarisan. Apabila sel
terubah ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang
relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik
lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.

Gambar : hubungan antara dosis radiasi terhadap kemungkinan terjadinya efek


stokastik.
Paparan radiasi dosis rendah dapat meningkatkan risiko kanker dan
efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi,
namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu. Berdasarkan
studi epidemiologi, kanker kulit di daerah wajah banyak dijumpai pada para
penambang uranium akibat paparan radiasi dari debu uranium yang menempel
pada wajah. Selain itu, karena selama melakukan aktivitasnya para pekerja
tambang juga menghirup gas radon sebagai hasil luruh dari uranium, banyak
pula yang mengalami kanker paru. Kanker tulang banyak terjadi pada pekerja
pabrik jam sebagai akibat dari penggunaan bahan berpendar.
Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di Hiroshima
dan Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama yang
terjadi setelah paparan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun
dengan puncaknya setelah 6 ~ 7 tahun. Perubahan kode genetik yang terjadi
akibat paparan radiasi akan diwariskan pada keturunan individu terpapar.
Penelitian pada hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efek pewarisan
dapat terjadi bervariasi dari ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan
anatomik yang parah bahkan kematian prematur.

2. Efek Deterministik (non-stokastik)


Efek Deterministik Adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi
menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi
karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari
paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya
timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek
deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis
ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah
dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik
dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang
terjadinya efek ini menjadi 100%. Adapun ciri-ciri efek non-stokastik, antara
lain ;
Mempunyai dosis ambang
Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
Tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi
Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas / kemandulan, katarak (efek
somatik)
Efek ini terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat dari paparan
radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. Efek deterministik timbul bila
dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya
timbul dengan waktu tunda yang relatif singkat dibandandingkan dengan efek
stokastik. Keparahan efek ini akan meningkat bila dosis yang diterima semakin
besar. Dosis radiasi yang masih lebih rendah daripada dosis ambang tidak
menyebabkan efek deterministik, sedangkan bila dosisnya di atas dosis
ambang maka akan terjadinya efek ini.

Gambar hubungan antara dosis radiasi terhadap keparahan efek Deterministik

Beberapa contoh efek deterministik adalah eritema atau kulit yang menjadi
merah, pelepuhan dan terkelupas; katarak pada lensa mata; peradangan akut paru;
gangguan proses pembentukan sel sperma, bahkan sampai sterilitas; gangguan
proses pembentukan sel-sel darah; dan gangguan perkembangan janin dalam
kandungan.

2.5 Satuan Radiasi

Satuan radiasi menunjukkan besarnya paparan atau pancaran radiasi dari suatu sumber
radiasi maupun banyaknya dosis radiasi yang diberikan atau diterima oleh suatu medium
yang terkena radiasi. Radiasi nuklir memiliki satuan karena juga membawa atau mentransfer
energi dari sumber radiasi yang diteruskan ke medium yang menerima radiasi. Sumber
radiasi dapat berasal dari zat radioaktif, sinar-X, dan lain-lain
A. Satuan Radiasi Nuklir
Satuan radiasi tergantung pada kriteria penggunaannya:
1. Satuan untuk paparan radiasi
Menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat
menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini 1 Rontgen
adalah intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di
udara sebanyak 1,61 x 1015 pasangan ion per kilogram udara.
Rontgen (R) Satuan Internasional (SI)
1 R = 2,58 x 10-4 C/kg

2. Satuan untuk dosis absorbsi medium


Ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium. Dosis
absorbsi sebesar 1 Rad sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar
0,01 Joule/kg.
Radiation Absorbe Dose (Rad)
1 R = 0,869 Rad

Bila medium yang dikenai radiasi adalah jaringan kulit manusia, harga 1 R = 0,0096
Joule/kg. jaringan, sehingga dosis serap untuk jaringan kulit dengan paparan radiasi
sebesar 1 R = 0,96 Rad. Namun secara praktisnya 1 R = 1 Rad.
Gray (Gy) Satuan Internasional (SI)
1 Gy = energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg.
1 Gy = 100 Rad
1R = 0,00869 Gy

3. Satuan untuk dosis ekuivalen


Lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia
atau sistem biologis lainnya. Tingkat kerusakan sistem biologis yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu radiasi tidak hanya tergantung pada dosis serapnya saja (Rad)
akan tetapi tergantung juga pada jenis radiasinya.
Rontgen equivalen of man (Rem)
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) x Q
Q = bilangan (faktor) yang tergantung pada jenis radiasinya (faktor yang ikut
menentukan perhitungan dosis ekuivalen). Ditentukan oleh kemampuan jenis radiasi
dalam mengionisasikan zarah yang ada pada jaringan kulit.
Sievert (Sv) Satuan Internasional (SI)
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) x Q x N
N = faktor modifikasi, faktor koreksi terhadap adanya laju dosis serap dan lain
sebagainya. nilainya mendekati 1. Sehingga :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
1 Gy = 100 Rad 1 Sv = 100 Rem.

4. Satuan untuk aktivitas sumber radiasi


Ukuran aktivitas (intensitas) = banyaknya partikel yang dipancarkan per satuan
waktu (peluruhan per satuan waktu) dari suatu sumber radiasi. Apabila suatu sumber
radiasi memancarkan 1 partikel per detik maka aktivitas sumber radiasi tersebut
adalah 1 Bacquerel
Bacquerel (Bq) Satuan Internasional (SI)
1 Becquerel (Bq) = 1 peluruhan per detik
Curie (Ci)
Pada umumnya untuk intensitas radiasi yang tinggi digunakan satuan Curie,
sedangkan untuk intensitas rendah digunakan satuan Bequerel.

B. Satuan Radiasi Tegangan Tinggi (Sutet)


Weber/meter2
l Weber/meter2 = 104 gauss, sedangkan satuan untuk induksi magnetik telah ditentukan
dengan satuan Tesla yang besarnya = 104 gauss, maka satuan radiasi tegangan tinggi
dapat juga menggunakan satuan Tesla yang identik dengan Weber/m2
Weber/meter2 = Tesla

2.6 Perlindungan terhadap Radiasi

Untuk menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis
yang diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu diperlukan tindakan perlindungan (proteksi)
terhadap radiasi.Efek kronis dari radiasi dapat timbul beberapa tahun kemudian akibat suatu
occupational exposure (pekerjaan penyinaran).Salah satu usaha yang dilakukan oleh
International Commission on Radiological Protection (ICRP) untuk menghindari bahaya
radiasi maka di tentukan suatu dosis maksimum yang dapat diperkenankan sebagai pedoman
dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible Dose (MPD).Nilai MPD ini telah
beberapa kali mengalami perubahan.Oleh karena proteksi radiasi tidak saja ditinjau dari sudut
efek somatis saja, tetapi juga efek genetis.
Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan sumber pengion
dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi.
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan sehat
sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaik-baiknya.Pada penyinaran sekitar mata,
mata harus mendapat perlindungan dengan menggunakan timah hitam lead eye shield
agar lensa mata terhindar dari kerusakan.Pada penyinaran tumor yang tidak ganas dan
terhadap anak-anak perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang diberikan, tidak
diperkenankan dilakukan berulang kali penyiranan oleh karena radiasi bersifat
karsinogen.
Sedangkan terapi pada penderita dilakukan dengan terapi internal radiation yaitu
yang menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh yang sakit. Tindakan
yang perlu dilakukan antara lain meliputi :
1) Penderita harus tinggal dalam satu ruangan khusus
2) Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
3) Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan sumber radiasi
4) Mengenakan pakaian pelindung
5) Pasien-pasien yang secara permanen ditanamkan bahan radioaktif ke dalam
tubuhnya atau yang menerima dosis terapi harus berada dirumah sakit sampai
intensitas radiasi di sekitar pasien tersebut mencapai tingkat keselamatan.
6) Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang pada tempat
tertentu.

b. Proteksi terhadap pekerja diagnostik radiologi

Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung sinar-X.Untuk


menghindari radiasi dari sinar-X dapat dibuat sekecil mungkin 50% tanpa mengganggu
informasi medis yang diperlukan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam proteksi
terhadap pekerja adalah :
Filter/filtration
Kollimator
Kualitas film
Distribusi dari hasil luas penyinaran

2.7 Standar Keselamatan terhadap Radiasi

Tindakan pengendalian untuk radiasi eksternal pada manusia dapat dilakukan dengan salah
satu atau lebih dari tiga teknik berikut:
a. mengurangi waktu penyinaran,
b. membuat jarak sejauh mungkin dari sumber radiasi, dan
c. membuat perisai untuk sumber radiasi.

A. Faktor Waktu
Meskipun banyak dari efek bahaya radiasi bergantung pada laju dosis, namun untuk
tujuan pengawasan lingkungan dapat dianggap hubungan "laju dosis x waktu penyinaran
= dosis total" selalu berlaku. Dengan kata lain, makin lama seseorang berada dalam
medan radiasi, makin besar pemaparan dan dosis serap yang diterima.
Dt = Do x t (dosis = laju dosis mula-mula x waktu)
Hubungan antara pemaparan dan waktu, bila kecepatan pemaparan adalah QR/jam dan
berada dalam medan radiadi itu selama waktu t jam, maka pemaparan yang diterima
adalah sebesar : Q x t Roentgen. Faktor waktu ini memegang peranan dalam hal terjadi
kecelakaan atau keadaan darurat di dalam medan radiasi yang kuat. Agar hal tersebut
dapat tercapai, maka pekerjaan harus dilakukan dengan cepat dan tepat serta cermat
sekali.

B. Faktor Jarak
Dengan jelas dapat dirasakan bahwa penyinaran radiasi makin berkurang dengan makin
bertambah jauh dari sumber radiasi. Kenyataan ini merupakan alat yang tangguh dalam
keselamatan radiasi. Bila ukuran sumber radiasi dibandingkan dengan jarak adalah kecil
hingga sumber radiasi dapat dianggap sebagai titik sumber, maka pemaparan akan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak terhadap sumber.
Dr = K/r2 (K = tetapan yang besarnya bergantung pada sumber)
atau:
Dr x r2 =K
sehingga dapat ditulis:
Dr1 x r12 = Dr2 x r22 = Dr3 x r32= ... = K, tetap
dengan,
Dr1 = laju dosis pada jarak r1 dari sumber,
Dr2 = laju dosis pada jarak r2 dari sumber,
Dr3 = laju dosis pada jarak r3 dari sumber.

C. Faktor Perisai
Bila harus bekerja pada jarak yang dekat dengan sumber radiasi dan dalam waktu yang
lama, perisai dapat mereduksi pemaparan hingga serendah-rendahnya. Keefektifan
perisai ditentukan oleh interaksi radiasi dengan atom-atom perisai yang juga tergantung
pada macam energi radiasi dan nomor atom materi perisai.
Radiasi alpha dapat diserap oleh kertas yang tebalnya lebih kecil dari 1/64 inci dan juga
oleh lapisan aluminium. Radiasi beta mempunyai jangicau yang lebih panjang
dibandingkan dengan radiasi alpha. Dengan menggunakan perspex setebal 10 mm tenaga
radiasi beta sudah terserap secara keseluruhan. Materi perisai yang digunakan dalam
radiasi elektromagnetik (radiasi sinar-X dan sinar gamma) ialah bahan-bahan yang
mempunyai rapat massa yang tingggi misalnya Pb, U, Au, Fe, Cr, dan Ni. Sementara itu
bahan yang mengandung boron, misalnya boral atau campuran Al dan B4C, biasa
digunakan sebagai perisai neutron.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi
memiliki dampak negatif untuk berbagai material maupun makhluk hidup

Sumber radiasi dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu yang berasal dari
alam dan yang buatan manusia.

3.2 Saran

Materi ini merupakan salah satu bagian yang sangat bermanfaat untuk dipahami
dengan baikdalam pembelajaran kimia inti.Maka, disarankan agar mempelajari serta
memahaminya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Ruslan Hani. 2010. Teori Dan Aplikasi Fisika Kesehatan . Yogyakarta :
Nuha Medika

Latar Muhamad Arief, Ir.MSc. http://ikk354.weblog.esaunggul.ac.id/wp-


content/uploads/sites/310/2012/12/PENGENDALIAN-BAHAYA-RADIASI.pdf
Diakses pada tanggal 12 April 2017

Sutikno. 2009. Satuan-satuan dalam Radiasi. http://sutikno.blog.uns.ac.id/2009/


04/28/satuan-satuan-dalam-radiasi/ Diakses tanggal 12 April 2017

Tasripin. 2002. Ketentuan Keselamatan Kerja Dengan Radiasi. Jakarta : Pusat


Keselamatan Kerja Badan Tenaga Atom Nasional

Warintek. Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi. Kementerian Negara Riset dan
Teknologi. http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/efek_radiasi_proteksi.pdf,
28 November 2013 Diakses pada tanggal 12 April 2017

Anda mungkin juga menyukai