Disusun Oleh:
Santa Hasian Floren A1C1150
Hermaliza Sarah A1C1150
Mauli Canisa Dora A1C1150
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. rer. nat. Asrial M.Si
Penyusun
DAFTAR ISI
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian radiasi dan apa saja jenis-jenis radiasi?
2. Bagaimana sifat radiasi dan dari mana radiasi berasal?
3. Bagaimana efek radiasi terhadap bahan dan tubuh?
4. Apa itu satuan radiasi?
5. Bagaimana cara perlindungan dan standar keselamatan terhadap radiasi?
Partikel beta (), partikel alfa (), dan neutron dapat menimbulkan ionisasi
secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar
gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat
menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Jenis-jenis radiasi ini memiliki
karakteristik khusus.
a. Partikel Alpha ()
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar dan
tersusun dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom
helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya
ionisasi partikel beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gamma. Karena
mempunyai muatan listrik yang besar maka partikel alpha mudah dipengaruhi
oleh medan listrik yang ada disekitarnya. Partikel alpha tidak mampu
menembus pori-pori kulit pada lapisan yang paling luar sekalipun karena
mempunyai ukuran yang besar.
b. Partikel Beta ()
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha. Daya
ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha. Partikel beta
mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel alpha karena ukurannya
lebih kecil.
c. Sinar Gamma ()
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga
dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya di
dalam medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada
disekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan
daya tembus partikel alpha atau beta.
d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya jangkau
pada suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan
antara keduanya adalah proses terjadinya, sinar gamma dihasilkan dari proses
peluruhan zat radioaktif yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X
dihasilkan pada waktu elektron berenergi tinggi yang menumbuk suatu target
logan.
e. Partikel Neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik,
serta memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari
reaksi nuklir antara satu unsur tertentu dengan unsur lainnya.
2. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi
non-pengion antara lain antara lain:
a. Gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan
televisi)
b. Gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi
seluler handphone)
c. Sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas), cahaya
tampak (yang biasa terlihat)
d. Sinar ultraviolet (yang diipancarkan matahari).
b. Sumber Radiasi
Menurut Latar Muhamad Arief . (2013 : 1-3) Tanpa kita sadari, sebenarnya
kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi. Radiasi telah menjadi
bagian dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak
ditemukan tenaga nuklir setengah abad yang lalu,yang mana terdapat lebih dari 60
radionuklida . Berdasarkan asalnya radiasi yang dapat dibedakan pada dua garis
besarnya :
a) Sumber Radiasi Alam
Radiasi alam dapat berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi,
hasil peluruhan radon dan thorium di udara, serta berbagai Radionuklida
alamiah: radionuklida yang terbentuk secara alami, terbagi menjadi dua
yaitu:
Primordial: radionuklida ini telah ada sejak bumi diciptakan. Umumnya
waktu paruh yang panjang
Radionuklida primordial telah ada sejak alam semesta terbentuk. Pada
umumnya, radionuklida ini mempunyai umur-paro yang panjang. Tabel
berikut memperlihatkan beberapa radio nuklida primordial.
Setiap hari kita terkena radiasi, baik dari udara yang kita hirup, dari
makanan yang kita konsumsi maupun dari air yang kita minum. Tidak ada
satupun tempat di bumi ini yang bebas dari radiasi,karena manusia telah
menggunakan bahan radioaktif selama lebih dari 100 tahun
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.
Menurut Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 194 ) Pada efek somatic , yang di
timbulkan oleh radiasi pengionan terutama terlihat kelainan pada tubuh , yaitu :
1. Terhadap kulit : timbul dermatitis kulit , dermatitis khronika dan late effect
dari pada dermatitis akuta.
2. Terhadap mata : menimbulkan konjungtivitas dan keratitis , lensa mata sangat
radiosensitive , sehingga penyinaran 400 500 rad menimbulkan katarak.
3. Terhadap alat kelamin : dosis 600 rad menimbulkan sterilisasi (testis lebih
sensitive dari pada ovum). Pada dosisi rendah dapat menimbulkan mutasi gen
dan kelainan pada keturunan. Sedangkan pada wanita hamil akan terjadi
kematian foetus atau menimbulkan anomaly / kelainan.
4. Terhadap paru paru : menimbulkan batuk sesak nafas dan nyeri dada serta
fibrosis paru paru.
5. Terhadap tulang : menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta
osteoporosis.
6. Terhadap saraf : timbul myelitis dan degenerasi jaringan otak.
7. Penyakit radiasi : demam ,rasa lemah , kurang nafsu makan , mual (nausea) ,
nyeri kepala dan mudah sakit perut.
8. Efek genetic : terjadi mutasi gen diperkirakan pada dosis 25 150 rem .
2. Dosis Radiasi
Menurut Latar Muhamad Arief (2012:15-16) Bila ditinjau dari dosis radiasi
(untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik
dan efek deterministic (non-stokastik).
Dalam masalah proteksi radiasi, efek radiasi juga dibedakan atas efek stokastik
dan efek non stokastik atau deterministik. Efek stokastik adalah efek yang belum
tentu terjadi (probabilistik) sedangkan efek deterministik pasti akan terjadi bila
terkena radiasi dengan dosis yang melebihi batas ambang.
1. Efek stokastik
Efek Stokastik Adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi
dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan
untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat
molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh
sel tetapi mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang
berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh
yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses
modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara
acak.
Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul
setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak
ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami
perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan
diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan.
Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu
yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat
toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau
kanker. Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik :
Tidak mengenal dosis ambang
Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
Tidak ada penyembuhan spontan
Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit
keturunan (efek genetik).
Dalam warintek (2013:4-6) Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel
genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada
turunannya sehingga timbul efek genetik atau efek pewarisan. Apabila sel
terubah ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang
relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik
lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.
Beberapa contoh efek deterministik adalah eritema atau kulit yang menjadi
merah, pelepuhan dan terkelupas; katarak pada lensa mata; peradangan akut paru;
gangguan proses pembentukan sel sperma, bahkan sampai sterilitas; gangguan
proses pembentukan sel-sel darah; dan gangguan perkembangan janin dalam
kandungan.
Satuan radiasi menunjukkan besarnya paparan atau pancaran radiasi dari suatu sumber
radiasi maupun banyaknya dosis radiasi yang diberikan atau diterima oleh suatu medium
yang terkena radiasi. Radiasi nuklir memiliki satuan karena juga membawa atau mentransfer
energi dari sumber radiasi yang diteruskan ke medium yang menerima radiasi. Sumber
radiasi dapat berasal dari zat radioaktif, sinar-X, dan lain-lain
A. Satuan Radiasi Nuklir
Satuan radiasi tergantung pada kriteria penggunaannya:
1. Satuan untuk paparan radiasi
Menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat
menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini 1 Rontgen
adalah intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di
udara sebanyak 1,61 x 1015 pasangan ion per kilogram udara.
Rontgen (R) Satuan Internasional (SI)
1 R = 2,58 x 10-4 C/kg
Bila medium yang dikenai radiasi adalah jaringan kulit manusia, harga 1 R = 0,0096
Joule/kg. jaringan, sehingga dosis serap untuk jaringan kulit dengan paparan radiasi
sebesar 1 R = 0,96 Rad. Namun secara praktisnya 1 R = 1 Rad.
Gray (Gy) Satuan Internasional (SI)
1 Gy = energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg.
1 Gy = 100 Rad
1R = 0,00869 Gy
Untuk menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis
yang diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu diperlukan tindakan perlindungan (proteksi)
terhadap radiasi.Efek kronis dari radiasi dapat timbul beberapa tahun kemudian akibat suatu
occupational exposure (pekerjaan penyinaran).Salah satu usaha yang dilakukan oleh
International Commission on Radiological Protection (ICRP) untuk menghindari bahaya
radiasi maka di tentukan suatu dosis maksimum yang dapat diperkenankan sebagai pedoman
dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible Dose (MPD).Nilai MPD ini telah
beberapa kali mengalami perubahan.Oleh karena proteksi radiasi tidak saja ditinjau dari sudut
efek somatis saja, tetapi juga efek genetis.
Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan sumber pengion
dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi.
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan sehat
sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaik-baiknya.Pada penyinaran sekitar mata,
mata harus mendapat perlindungan dengan menggunakan timah hitam lead eye shield
agar lensa mata terhindar dari kerusakan.Pada penyinaran tumor yang tidak ganas dan
terhadap anak-anak perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang diberikan, tidak
diperkenankan dilakukan berulang kali penyiranan oleh karena radiasi bersifat
karsinogen.
Sedangkan terapi pada penderita dilakukan dengan terapi internal radiation yaitu
yang menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh yang sakit. Tindakan
yang perlu dilakukan antara lain meliputi :
1) Penderita harus tinggal dalam satu ruangan khusus
2) Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
3) Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan sumber radiasi
4) Mengenakan pakaian pelindung
5) Pasien-pasien yang secara permanen ditanamkan bahan radioaktif ke dalam
tubuhnya atau yang menerima dosis terapi harus berada dirumah sakit sampai
intensitas radiasi di sekitar pasien tersebut mencapai tingkat keselamatan.
6) Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang pada tempat
tertentu.
Tindakan pengendalian untuk radiasi eksternal pada manusia dapat dilakukan dengan salah
satu atau lebih dari tiga teknik berikut:
a. mengurangi waktu penyinaran,
b. membuat jarak sejauh mungkin dari sumber radiasi, dan
c. membuat perisai untuk sumber radiasi.
A. Faktor Waktu
Meskipun banyak dari efek bahaya radiasi bergantung pada laju dosis, namun untuk
tujuan pengawasan lingkungan dapat dianggap hubungan "laju dosis x waktu penyinaran
= dosis total" selalu berlaku. Dengan kata lain, makin lama seseorang berada dalam
medan radiasi, makin besar pemaparan dan dosis serap yang diterima.
Dt = Do x t (dosis = laju dosis mula-mula x waktu)
Hubungan antara pemaparan dan waktu, bila kecepatan pemaparan adalah QR/jam dan
berada dalam medan radiadi itu selama waktu t jam, maka pemaparan yang diterima
adalah sebesar : Q x t Roentgen. Faktor waktu ini memegang peranan dalam hal terjadi
kecelakaan atau keadaan darurat di dalam medan radiasi yang kuat. Agar hal tersebut
dapat tercapai, maka pekerjaan harus dilakukan dengan cepat dan tepat serta cermat
sekali.
B. Faktor Jarak
Dengan jelas dapat dirasakan bahwa penyinaran radiasi makin berkurang dengan makin
bertambah jauh dari sumber radiasi. Kenyataan ini merupakan alat yang tangguh dalam
keselamatan radiasi. Bila ukuran sumber radiasi dibandingkan dengan jarak adalah kecil
hingga sumber radiasi dapat dianggap sebagai titik sumber, maka pemaparan akan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak terhadap sumber.
Dr = K/r2 (K = tetapan yang besarnya bergantung pada sumber)
atau:
Dr x r2 =K
sehingga dapat ditulis:
Dr1 x r12 = Dr2 x r22 = Dr3 x r32= ... = K, tetap
dengan,
Dr1 = laju dosis pada jarak r1 dari sumber,
Dr2 = laju dosis pada jarak r2 dari sumber,
Dr3 = laju dosis pada jarak r3 dari sumber.
C. Faktor Perisai
Bila harus bekerja pada jarak yang dekat dengan sumber radiasi dan dalam waktu yang
lama, perisai dapat mereduksi pemaparan hingga serendah-rendahnya. Keefektifan
perisai ditentukan oleh interaksi radiasi dengan atom-atom perisai yang juga tergantung
pada macam energi radiasi dan nomor atom materi perisai.
Radiasi alpha dapat diserap oleh kertas yang tebalnya lebih kecil dari 1/64 inci dan juga
oleh lapisan aluminium. Radiasi beta mempunyai jangicau yang lebih panjang
dibandingkan dengan radiasi alpha. Dengan menggunakan perspex setebal 10 mm tenaga
radiasi beta sudah terserap secara keseluruhan. Materi perisai yang digunakan dalam
radiasi elektromagnetik (radiasi sinar-X dan sinar gamma) ialah bahan-bahan yang
mempunyai rapat massa yang tingggi misalnya Pb, U, Au, Fe, Cr, dan Ni. Sementara itu
bahan yang mengandung boron, misalnya boral atau campuran Al dan B4C, biasa
digunakan sebagai perisai neutron.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi
memiliki dampak negatif untuk berbagai material maupun makhluk hidup
Sumber radiasi dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu yang berasal dari
alam dan yang buatan manusia.
3.2 Saran
Materi ini merupakan salah satu bagian yang sangat bermanfaat untuk dipahami
dengan baikdalam pembelajaran kimia inti.Maka, disarankan agar mempelajari serta
memahaminya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Ruslan Hani. 2010. Teori Dan Aplikasi Fisika Kesehatan . Yogyakarta :
Nuha Medika
Warintek. Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi. Kementerian Negara Riset dan
Teknologi. http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/efek_radiasi_proteksi.pdf,
28 November 2013 Diakses pada tanggal 12 April 2017