PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang terdapat dari bagian sistem lainnya oleh adanya bidang batas disebut fasa.
Perilaku fasa yang dimiliki oleh suatu zat murni adalah sangat beragam dan
sangat rumit, akan tetapi data-datanya dapat dikumpulkan dan kemudian dengan
berkembang dengan adanya aturan fasa gibbs. Hokum fasa gibbs, jumlah terkecil
variable bebas yang dilakukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan
digambarkan sebagai segitiga sama sisi dapat berupa % mol atau fraksi mol
karena tidak mungkin membuat diagram dengan 4 variabel, mak sistem tersebut
dibuat pada tekanan dan suhu tetap. Sehingga diagram hanya merupakan fungsi
fasa yang meliputi 2 pasang misibel. Hasil dari sistem fasa komponen tersebut
dalam satu bidang bidang datar berupa segitiga sama sisi dan dapat
menggambarkan sistem tiga kompenen zat dalam berbagai fasa. Diagram fasa
terner sistem tiga komponen umumnya berbentuk prisma standar, dengan dasar
segitiga ekilateral ABC, dan tiga”dinging” sistem biiner (AB, B-C, C-A). Dalam
1
2
bentuk tiga dimensi ini, dapat dispesifikasi tiga variabel independen, misalnya dua
komponen murni dari sistem metalik atau keramik. Garis kontur isotermal
permukaan likuidus dan solidus (Soraya, 2014: 3). Berdasarkan uraian diatas
dilakukan percobaan tentang sistem tiga komponen diagram fasa sistem terner
yang bertujuan untuk menggambarkan diagram fase sistem terner atau sistem
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
2. Memperhatikan atau menentukan letak "plate poin" atau titik jalin pada
diagram fasenya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem
Menurut Suardana (2017: 34-35) bahwa sistem adalah sejumlah zat atau
lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. Suatu sistem terpisah dari
Antara sistem dan lingkungan dapat terjadi antaraksi yang dapat menyebabkan
terjadinya pertukaran energi dan materi. Berdasarkan antaraksi antara sistem dan
a. Sistem tersekat (terisolasi), pada sistem ini antara sistem dan lingkungan tidak
b. Sistem tertutup, yaitu suatu sistem yang dengan lingkungannya hanya dapat
wadah terbuka.
misalnya suhu, tekanan, volume, massa, dan konsentrasi. Variabel sistem disebut
variabel keadaan yang dapat bersifat intensif dan ekstensif. Variabel intensif
adalah variabel sistem yang tidak bergantung pada ukuran sistem. (contoh: suhu,
massa jenis, dan lain-lain), sedangkan variabel ekstensif adalah variabel sistem
yang bergantung pada ukuran sistem (contoh: massa,volume, panas, dan lain lain).
3
4
Setiap variabel yang hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak bergantung
pada bagaimana keadaan itu tercapai disebut fungsi keadaan. Contoh dari fungsi
keadaan antara lain suhu atau temperatur , tekanan, volume, energi dalam, entalpi,
B. Fasa
Fasa adalah daerah materi dari suatu sistem yang secara fisis dapat
dibedakan dari daerah materi yang lain dalam sistem tersebut. Fasa memiliki
struktur atom dan sifat, sifat sendiri yang apabila terjadi perubahan temperatur,
komposisi, atau perubah thermodinamik yang lain, akan berubah secara kontinyu
(tidak berubah mendadak). Pada dasarnya berbagai fasa yang hadir dalam sistem
dapat dipisahkan secara mekanis seperti fasa sigma. Fasa sigma merupakan fasa
yang memiliki kandungan unsur Cr dan Mo yang tinggi. Fasa ini terbentuk pada
(perubahan menjadi bentuk yang lebih sederhana) (Noer dan Dayana, 2021: 73).
Komposisi menjadi fasa sigma dan fasa austenit sekunder. Fasa ini
merupakan fasa yang menggetaskan. Selain itu, fasa ini dapat menurunkan sifat
ketahanan korosi dan impak. Karena dampak yang ditimbulkan, fasa ini perlu
cara, salah satunya adalah melalui perlakuan panas berupa solution annealing.
melalui tahap quenching dengan media air agar fasa sigma tidak kembali
suatu keadaan awal (fasa pertama) menjadi struktur yang berbeda (fasa
Transformasi fasa padat adalah proses perubahan berbagai fase ke fase padat, bisa
dengan sistem multi-fasa ataupun sistem satu fasa. Posisi ketimbangan yang
dicapai pada proses pemanasan atau pendinginan sesuai dengan diagram fasa bisa
dicapai dengan laju yang lambat. Cara lain yang dipakai adalah supercooling yaitu
pada temperatur yang lebih tinggi (Noer dan Dayana, 2021: 73-74).
Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab
ada hambatan yang menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap waktu.
mempunyai komposisi atau struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk
proses difusi. Secara struktur mikro, proses pertama yang terjadi pada
transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel sangat kecil atau
nuklei dari fase baru. Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar membentuk fasa
baru. Pertumbuhan fase ini akan selesai jika pertumbuhan tersebut berjalan
C. Diagram Terner
komponen (sistem terner) adalah diagram fasa yang menggambarkan dalam satu
bidang bidang datar berupa segitiga sama sisi dan dapat menggambarkan sistem
tiga kompenen zat dalam berbagai fasa. Untuk lebih memperjelas cara
1. Setiap sudut segitiga menunjukkan bobot 100% satu komponen (A, B, atau
menunjukkan 09%.
6
kemungkinan kombinasi A, B, dan C. Jadi garis (sisi) AB, BC, dan CA,
dan A. Dengan membagi tiap garis menjadi 100 unit skala, maka lokasi
tiap titik pada garis tersebut akan menunjukkan persen satu komponen
tengah sisi AB, menunjukkan sistem yang terdiri dari 50% B (tentunya
50% A pula). Titik z pada tiga per empat garis BC menujukkan bahwa
0 (pada garis AC) menjadi 100 (pada titik B). Garis sejajar AC yang
memotong titik x adalah setara dengan 15% B, sehingga sistem pada titik
tersebut terdiri dari 15% B dan 85% campuran A dengan C. Seperti halnya
adalah 85% - 30% = 55%; atau dengan melihat diagram dan cara yang
sama seperti di atas terlihat bahwa titik x dipotong oleh garis sejajar BC
4. Bilamana satu garis ditarik dari titik sudut ke sisi dihadapkannya (garis
DC), maka seluruh sistem yang terdapat pada garis tersebut akan
mempunyai ratio tetap dari dua komponen, dalam hal ini adalah A dan B.
7
komponen C). Efek ini dilukiskan dalam Tabel 10, yang memperlihatkan
5. Setiap garis yang ditarik sejajar terhadap salah satu sisisegitiga, misalnya
satu komponen proporsinya (persen atau bobot) tetap. Pada contoh ini,
seluruh sistem yang dibuat pada garis HI akan terdiri dari 20% C dan
ungkapan perubahan keadaan dasar fasa suatu zat dalam bentuk dingran. Diagram
fasa dapat dinyatakan berdasarkan perubahan suhu (C) dan tekanan (atm),
Seperti yang telah ketahui, air dapat berada dalam fasa gas, cair, dan padat
bergantung pada suhu dan tekanan. Ketiga fasa tersebut dapat diungkapkan dalam
bentuk diagram P-T. Pada diagram fasa tersebut terdapat tiga kurva yang
membagi diagram ke dalam daerah padat, cair, dan gas. Pada seriap daerah,
menunjukkan keadaan wujud zat yang stabil. Setiap titik pada kurva menunjukkan
a. Kurva AB yang membagi wilayah padat dan cair, menyatakan keadaan padat
informasi tentang titik leleh padatan atau titik beku cairan pada suhu dan
tekanan tertentu. Umumnya peleburan (padat > cair) atau pembekuan (cair >
membentuk garis lurus. Kurva AB untuk air agak miring ke kiri karena
pembentukan es pada tekanan tinggi suhunya turun sebesar 1°C dari keadaan
normal (1 atm). Hal ini disebabkan pada keadaan cair kurang rapat
b. Kurva AC yang membagi wilayah cair dan gas memberikan informasi tentang
tekanan uap air pada berbagai suhu. Kurva tersebut menunjukkan garis
kesetimbangan fasa antara cair dan gas. Titik leleh dan titik didih air pada
tekanan 1 atm ditunjukkan dengan garis putus-putus, berada pada suhu OPC
dan 10°C.
tentang tekanan uap padatan pada berbagai suhu. Kurva tersebut menunjukkan
garis kesetimbangan fasa antara padat dan gas. Kurva ini berpotongan dengan
kurva yang lain pada ticik A. Ticik A dinamakan titik tripel, yaitu titik di mana
pada suhu dan tekanam tersebut terjadi kesetimbangan fasa antara gas, cai, dan
padat secara bersama-sama. Titik tripel untuk air terjadi pada suhu 0,01°C dan
Dengan diagram fasa, dapat memperkirakan wujud suatu zat pada suhu
dan tekanan tertentu. Pada tekanan 1 atm dan suhu 25°C, air akan berwujud cair,
sedangkan pada suhu 0°C air berwujud padat (es). Diagram fasa yang lain
misalnya diagram fasa CO. Titik tripel Co, berada pada-56,4°C dan 5,11 atm.
Oleh sebab itu, CO, padat (dry ice) akan menyublim jika dipanaskan di bawah
tekanan 5,11 atm. Di atas 5,11 atm, dry ice akan mencair jika dipanaskan. Pada
suhu kamar dan tekanan udara normal dry ice menyublim sehinga sifat ini sering
seperti berkabut. Dengan sedikit pemanasan, dry ice langsung menguap seperti
asap.
9
seperti kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan penurunan tekanan uap. Jika
ke dalam air ditambahkan zat nonvolatil, larutan yang terbentuk akan memiliki
titik didih lebih tinggi dibandingkan pelarut murninya. Adapun titik beku larutan
akan lebih rendah dibandingkan titik beku pelarut murninya. Pada tekanan normal
(atm), pelarut murni air memiliki titik beku O°C (titik C), titik didih 10°C (titik
B), dan tekanan uap (kurva A- B) yang bergantung padasuhu. Adanya zat terlarut
Titik beku larutan lebih rendah dari titcik beku pelarutnya (citik C) titik didih
larutan lebih tinggi dibandingkan ditik didih pelarutnya (titik B), dan tekanan uap
turun, ditunjukkan oleh kurva (A' - B). Demikian pula titik tripel larutan lebih
rendah dari eitik tripel air murni. Nilai AT, dan AT, ditunjukkan oleh selisih
pergeseran kesetimbangan antara pelarut murni dan larutannya, yaitu: AT,C-C dan
ATB-B. Penurunan tekanan uap larutan ditunjukkan oleh selisih garis ABAB.
kesetimbangan fasa campuran terner yang salah satu sistim binernya hanya dapat
saling melarutkan sebagian (memiliki miscibility gap), sedangkan dua sistim biner
lainnya dapat saling larut sempurna. Dalam hal ini, komponen A dan S hanya
kesetimbangan fasa campuran terner dengan dua sistim binernya bersifat hanya
sistim biner sisanya bersifat saling bercampur sempurna. Dalam hal ini,
miscibility gap).
dibidang medis. Selain itu, Zr memiliki ketahanan korosi yang baik karena
menyebabkan alergi. Namun, jika Zr tidak dipadukan dengan unsur lain, maka
sifat mekanis yang dihasilkan akan lebih rendah dibandingkan titanium dengan
sebagai unsur penguat sistem mekanis. Selain itu, Nb dan Mo juga memiliki sifat
sitotoksitas yang rendah dan kerentanan magnetik yang rendah, sehingga dapat
ketahanan korosi, tahan lama, dan biokompatibel untuk komponen ortopedi yang
terutama ditujukan sebagai implan pinggul dan lutut. Proses perlakuan pelarutan
mekanis dan ukuran butirnya, transformasi martensit dapat terjadi pada paduan Zr
yang didinginkan dengan cepat dari temperatur tinggi fasa hcp menjadi bcc
11
martensit, ada dua jenis yaitu lath martensite dan plate martensite dan digunakan
komponen penyusun mikroemulsi dengan membuat segitiga sama kaki pada area
implan pada tulang orthopaedic implant dan material yang sering digunakan
implan adalah SUS 316L stainless steel, paduan Co-Cr, dan paduan titanium.
menerima beban) yang baik dan bahkan tingkat yang lebih tinggi dari implan
E. Bahan
1. Akuades (H2O)
hampir semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di
12
gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya
hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus karbonil aldehida
dan keton. Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah
suatu senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa
asam yang tajam dan larut didalam air, alkohol, gliserol, eter. Pada tekanan
atmosferik, titik didihnya 118,oC. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat
luas di bidang industri dan pangan. Kebutuhan asam asetat masih harus diimport,
memilki aplikasi yaitu sintesis monomer vinil asetat (Hardoyo dkk., 2007: 17).
3. Kloroform (CHCl3)
Kloroform (CHCl3) adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan tidak
mudah terbakar serta senyawa yang mempunyai bau yang khas. Kloroform
merusak liver dan ginjal. Kloroform digunakan sebagai pelarut lemak pembuatan
fluotokarbon dan plastik serta digunakan sebagai obat bius. Kloroform merupakan
senyawa yang bersifat iritan pada kulit dan termaksud dalam anestetik yang kuat.
Kloroform termaksud pelarut semipolar dan juga dapat di ekstrak dari daun sirsak
13
Kloroform dapat ekstrak dari daun sirsak yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli yaitu pada konsentrasi 1 ppm denganzona hambat sebesar
3,23 mm. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak kloroform daun sirsak
menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, steroid, saponin dan tanin. Hasil
sirsak memiliki gugus fungsi OH, C-H alifatik, C=O, C=C aromatik, CH3, C-O
F. Integrasi Ayat
mukmin beserta sifat mereka, Allah lalu menyusulinya dengan uraian tentang
proses kejadian manusia yang amat mengagumkan; suatu proses yang semestinya
mendorong setiap manusia untuk beriman. Dan sungguh, Kami telah menciptakan
manusia bermula dari suatu saripati yang berasal dari tanah. Kemudian Kami
menjadikannya, yaitu saripati itu, air mani yang disimpan dalam tempat yang
kokoh, yakni rahim. Kemudian Kami (Allah) tempatkan saripati air mani itu
dalam tulang rusuk sang suami yang dalam persetubuhan dengan istrinya
janin sampai saat kelahirannya. Hubungan ayat dengan percobaan ini adalah pada
awal manusia berasal air mani yang berbentuk cair kemudian terbentuk menjadi
embrio ketika pembuahan hal tersebut perubahan antara fase cair ke padat.
Kemudian semakin lama embrio itu berkembang yang bertesktur lunak menjadi
Teknologi
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah buret asam 50 mL,
erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 5 mL, pipet skala 5 mL, corong, bulp, statif dan
klem.
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
Sediakan dua buah buret yang bersih dan kering. Isi masing-masing
membentuk dua lapis. Titrasi dengan asam asetat glacial sampai kedua lapisan
membentuk satu fase. Mencatat volume asam asetat glacial yang ditambahkan.
Ulangi untuk labu Erlenmeyer kedua sampai kelima. Buat diagram fase terner
14