▪ 1 mol (bukan massa atau volume) heptan akan bereaksi dengan 11 mol O2 untuk
menghasilkan 7 mol CO2 dan 8 mol air.
▪ 1 mol CO2 dibentuk dari 1/7 mol C7H16 ; 1 mol H2O terbentuk dengan masing-masing
7/8 mol CO2
▪ 1, 11, 7, 8 → Koefisien stoikiometri : bilangan-bilangan yang berada di depan
senyawa-senyawa dalam persamaan kimia.
▪ 1/7 , 7/8 → disebut sebagai rasio stoikiometri : rasio yang diperoleh dari dari koefisien
numerik dalam persamaan kimia.
Penyelesaian persamaan kimia
• Pastikan bahwa persaman kimia seimbang (balance): Jumlah total
masing-masing unsur pada sisi kiri dan kanan persamaan sama
• Gunakan berat molekul untuk menghitung jumlah mol senyawa yang
dipilih sebagai basis (mol = berat/berat molekul).
• Menghitung jumlah mol dari senyawa produk atau reaktan (selain
yang ditentukan sebagai basis) dengan perkalian menggunakan rasio
stoikiometri (koefisien reaksi) dalam persamaan kimia.
• Ubah mol produk atau reaktan menjadi satuan massa (berat).
Contoh soal 1
CO2 dihasilkan dalam pembakaran heptane (C7H16). Asumsi bahwa produk yang
diinginkan adalah 500 kg dry ice per jam dan 50% CO2 dapat dikonversi menjadi dry
ice. Berapa kilogram heptan yang dapat dibakar per jam ?
Contoh:
Aluminium sulfat dapat dibuat dengan mereaksikan bijih bauxite dengan
asam sulfat, dengan reaksi sebagai berikut:
Al2O3 + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2O
5.87 lb mol Al2O3 direaksikan dengan 19.88 mol H2SO4, tentukan reaktan
yang menjadi reaktan pembatas !
Penyelesaian soal:
Al2O3 + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2O
5.87 mol 19.88 mol
Maka dalam persamaan reaksi kimia diatas: Al2O3 adalah reaktan pembatas.
Reaktan Pembatas dan Reaktan Berlebih
▪ Jika terdapat lebih dari dua reaktan, harus digunakan satu reaktan sebagai zat
referensi, hitung rasio mol dari reaktan-reaktan lain dalam masukan relatif
terhadap referensi tersebut, buat perbandingan sepasang-sepasang dengan
rasio yang analog dalam persamaan kimia dan urutkan setiap senyawa
berdasarkan tingkatannya.
Contoh, reaksi:
A + 3B + 2C → produk
Jika 1,1 mol A, 3,2 mol B dan 2,4 mol C direaksikan dalam reaktor.
Tentukan reaktan mana sebagai reaktan pembatas!
Reaktan Pembatas dan Reaktan Berlebih
Contoh, reaksi:
A + 3B + 2C → produk
• Jika 1,1 mol A, 3,2 mol B dan 2,4 mol C dimasukkan sebagai reaktan dalam reaktor, dan
jika dipilih A (mol terkecil) sebagai referensi, maka:
Rasio mol reaktan rasio dalam persamaan kimia
B/A :3,2 / 1,1 = 2,91 < 3/1=3
C/A :2,4 / 1,1 = 2,18 > 2/1=2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa B adalah reaktan pembatas relatif terhadap A, dan
A adalah reaktan pembatas relatif terhadap C. Sehingga B adalah reaktan pembatas
diantara tiga reaktan tersebut. B < A , C > A ( A< C) sehingga B < A < C.
Reaktan Berlebih
• Reaktan berlebih adalah reaktan yang terdapat lebih daripada reaktan pembatas.
• Persen kelebihan dari sebuah reaktan didasarkan pada jumlah kelebihan reaktan
di atas yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan reaktan pembatas sesuai dengan
persamaan kimia.
𝑘𝑒𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑙
%𝑘𝑒𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠
• Kelebihan mol = total mol reaktan yang tersedia – mol yang diperlukan untuk
bereaksi dengan reaktan pembatas
• Contoh: udara berlebih pada proses pembakaran, di mana udara yang digunakan
lebih banyak (5 – 20%) dari kebutuhan udara secara teoritis untuk pembakaran
material secara sempurna.
Konversi, Selektivitas, Yield
• Dalam reaksi kimia, terdapat tiga istilah penting lainnya:
o Konversi : fraksi dalam umpan yang dikonversikan menjadi
produk atau disebut juga sebagai derajat kesempurnaan dari
sebuah reaksi
o Selektivitas : rasio mol reaktan A yang bereaksi membentuk
produk P terhadap mol reaktan A yang bereaksi
o Yield : rasio mol A yang bereaksi membentuk P terhadap mol A
awal
Konversi
• Konversi adalah fraksi umpan atau material yang ada dalam umpan yang
dikonversi menjadi produk. Konversi berhubungan dengan derajat
kesempurnaan reaksi, umumnya adalah dari limiting reaktan yang bereaksi
dan terkonversi menjadi produk.
Bijih bauxite mengandung 55.4% berat aluminium oxide dan sisanya adalah
zat pengotor. Asam sulfat mengandung 77.7% H2SO4 dan sisanya adalah air.
Untuk menghasilkan crude aluminium sulfat yang mengandung 1798 lb
aluminium sulfat murni, 1080 lb bijih bauxite dan 2510 lb asam sulfat
direaksikan.
(a) Identifikasi excess reaktan ?
(b) Berapa persen excess reaktan yang dikonsumsi ?
(c) Berapakan derajat kesempurnaan reaksi ?
Penyelesaian soal 3:
▪ Hitung lb-mol crude aluminium sulfat (Al2(SO4)3 ; Mr = 342.1 lb/lb-mol)
1798 𝑙𝑏 𝐴𝑙2 𝑆𝑂4
= 𝑙𝑏
3
= 5.26 lb-mol
342.1 𝐴𝑙 𝑆𝑂4
𝑙𝑏−𝑚𝑜𝑙 2 3
(a) Berapa lb calcium oxide (CaO) yang dapat dibuat dari 5 ton batu kapur ?
(b) Berapa lb CO2 yang dapat diperoleh per lb batu kapur ?
(c) Berapa lb batu kapur yang diperlukan untuk membuat 1 ton kapur ?
Reaksi:
CaCO3 → CaO + CO2
MgCO3 → MgO + CO2
(3) Tentukan basis : 100 lb batu kapur
Penyelesaian soal:
Mr CaCO3 = 100.0869 g/mol ; Mr CaO = 56.0774 g/mol ; Mr CO2 = 44.01 g/mol
Mr MgCO3 = 84.3139 g/mol ; Mr MgO = 40.3044 g/mol
Reaksi:
MgCO3 → MgO + CO2
5.41 lb
0.064 lb mol 0.064 lb mol 0.064 lb mol
2.58 lb 2.82 lb
Penyelesaian soal 2:
(a) Berapa lb calcium oxide (CaO) yang dapat dibuat dari 5 ton batu kapur ?
5 ton = 2204.62 lb
52.06 𝑙𝑏 𝐶𝑎𝑂 2204.62 𝑙𝑏
𝐶𝑎𝑂 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 𝑥 5 𝑡𝑜𝑛 = ….
100 𝑙𝑏 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑘𝑎𝑝𝑢𝑟 1 𝑡𝑜𝑛