Anda di halaman 1dari 43

PEMISAHAN MEKANIK (TK-

3232)
PENDAHULUAN
PROSES PEMISAHAN / PEMURNIAN
PEMISAHAN dilakukan pada campuran heterogen
MEKANIK dan memanfaatkan perbedaan sifat
fisik, misalnya rapat massa (densitas),
atau sifat mekanik (misalnya ukuran
atau kekerasan).
dilakukan pada campuran homogen
PROSES
(larutan) dengan memanfaatkan
PEMISAHAN
PEMISAHAN perbedaan kimia-fisik zat-zat kimia
DIFUSIONAL penyusun larutan.
Cth: struktur/ukuran molekul, daya
larut, volatilitas (titik didih), titik leleh,
titik beku, kohesifitas (daya lekat)
Pemisahan alcohol-air

Pemisahan Difusional nitrogen

Pemisahan udara liquid oksigen

Argon
1. Distilasi 
Crude petroleum gasoline

2. Kristalisasi Pabrik gula nira gula kerosene

Fuel oil
3. Absorbsi Absorpsi gas Vapor soluble
lubricant
Vapor less soluble
4. Adsorpsi
Penghilangan gas NH3 dikontakan
5. dehumidifikasi
Air
6. Ekstraksi Cair-Cair (ekstraksi)
NH4OH recovery
7. Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)
Pemisahan Difusional

4. Adsorpsi Adsorbent – kontak – liquid atau gas

Menghilangkan
gas menjadi liquid
kadar air di udara
5. dehumidifikasi
kondensasi

Menghilangkan kadar
Liquid menjadi gas air di padatan/liquid

ekstrak
rafinat distilasi Pengeringan, evaporasi

ekstrak diluent

6. Ekstraksi Cair-Cair (ekstraksi)


Dasar-dasar pemisahan secara mekanik

1. Pemisahan karena gaya gravitasi

2. Pemisahan karena gaya sentrifugasi

3. Pemisahan karena kemampuan melewati suatu medium

4. Pemisahan karena daya tekan


Dasar-dasar pemisahan secara mekanik
1. Pemisahan karena gaya gravitasi
Pemisahan partikel bedasarkan pergerakannya di
Settling tank
dalam fluida dari mediumnya berupa gas/liquid

Fluid velocity-nya harus rendah

Clarifier Classifier
Pemisahan partikel dari liquid Pemisahan solid menjadi dua fraksi

Basis-nya adalah berdasarkan ukuran, membedakan


Flocculasi atau sedimentasi Settling velocity
partikel kecil dengan yang lebih besar
agglomerasi

Sorting Classifier

Sink and float methods, Differential settling


(densitas, light and heavy material) (settling velocity dan terminal velocity)
1. Pemisahan karena gaya gravitasi
Dasar-dasar pemisahan secara mekanik

2. Pemisahan karena gaya sentrifugal


Pemisahan solid dari gas Pemisahan solid dari liquid

Cyclones Centrifugal Tubular Disk


decanter Centrifuge Centrifuge
Dasar-dasar pemisahan secara mekanik

3. Pemisahan karena kemampuan melewati suatu medium

Screening / ayakan Filtrasi

Pemisahan berdasarkan Clarifying Cake filter Centrifugal filtrasi


ukuran partikel

Gyrating Screens Centrifugal sifter

Vibrating Screen
Dasar-dasar pemisahan secara mekanik

4. Pemisahan karena daya tekan

Size reduction

Coarse and fine Intermediate and fine Ultrafine grinder Ultrafine grinder

Jaw Crushers Hammer mills Agitated mills Knife cutter

Gyratory Crusher Rolling compression mills Fluid-energy mills

Crushing Rolls Atritition mills

Tumbling mills
Yang perlu dipelajari dalam pemisahan mekanik
Operasi yang melibatkan Partikel Padatan meliputi :
a. Sifat, Penanganan, Pencampuran Partikel
b.Pengecilan ukuran
c. Analisis ayakan
d.Filtrasi
e. Sedimentasi
f. Dekantasi
Dasar-dasar pemisahan secara mekanik
Aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pemisahan secara mekanik
1. Prinsip dari masing-masing proses
2. pemilihan proses pemisahan
3. Sifat, bentuk, tekstur dan karakteristik dari bahan yang ingin
dipisahkan
4. Neraca massa
5. Kapasitas
6. keefektifan (kecepatan, ketepatan, konsentrasi dll)
Karakteristik Pemisahan
Secara makro, proses-proses yang terjadi secara alamiah dapat diartikan sebagai
proses pencampuan yang terjadi secara spontan dan tidak dapat balik. Berarti untuk
memisahkan suatu konstituen dari campurannya diperlukan suatu usaha yang besar
yaitu usaha termodinamika sehingga terjadi proses berlawanan terhadap proses alam.
Maka dalam operasi pemisahan campuran perlu dimasukkan sejumlah “separating
agent” tertentu.

Separating agent yang biasa digunakan :


1. Tenaga panas, seperti Steam (uap-air), bahan bakar, contoh untuk alat : distilasi,
evaporasi, pengeringan dllnya
2. Sejumlah massa bahan, seperti pelarut atau penjerap. Contoh alat : ekstraksi,
absorbsi, adsorpsi dllnya
3. Tenaga mekanik, contoh alat filtrasi, sedimentasi, sentrifugasi, dekantasi
Pemilihan Metoda Pemisahan
 
 Pemilihan metoda pemisahan dibatasi oleh :
 Sifat fisik bahan
 Karakteristik bahan-bahan yang dipisahkan
 Penggunanaan metoda pemisahan dapat berdasarkan :
 Operasi perpindahan massa secara difusional
 Pemisahan mekanik
 Kombinasi dari cara-cara pemisahan yang disebutkan
sebelumnya
Pemisahan padatan
Operasi Yang Melibatkan Partikel Padatan
Secara umum menangani padatan lebih sulit dibandingkan cairan dan gas.
Di dalam proses padatan ini muncul dalam berbagai bentuk :
 Bentuk bongkahan
 Lembaran
 Serbuk
 
Padatan-padatan tersebut mungkin :
 Keras
 Kasar
 Liat dan mulur
 Lunak atau mudah pecah
 Kotor
 Lengket/mudah menempel
 Free flowing
 Kohesiv
Karakteristik Partikel Padat

Partikel padat terdefinisikan dengan berbagai parameter antara lain :


 Ukuran
 Bentuk dan
 Densitas

Partikel padat yang homogen apabila mempunyai densitas yang sama dengan bongkahannya.
Partikel yang diperoleh dari pecahan komposit, seperti bantalan bijih logam mempunyai
densitas yang bervariasi biasanya berbeda dari densitas massa bongkahannya.

Ukuran dan bentuk pada umumnya mudah untuk partikel tertentu seperti dalam bentuk bola
dan kubus, tetapi untuk partikel yang tidak teratur seperti butiran pasir dan pecahan atau
serpihan mika ukuran dan bentuknya tidak begitu jelas sehingga perlu didefinisikan dengan
jelas.
Bentuk Partikel
Bentuk partikel dinyatakan pada tingkat sperisitas atau tingkat bentuk mendekati bola
(kebolaan) atau faktor kebolaan, yang mempunyai notasi ФS, dimana sferitas ini tidak
menunjukkan ukuran partikel.

Misal untuk partikel dengan diameter Dp, ФS = 1 maka DP = dP karena DP ФS = dP.

Diameter ekivalen partikel yang tidak berbentuk bola didefinisikan sebagai diameter bola yang
volumenya sama dengan partikel tersebut. Sperisitas adalah rasio antara luas permukaan bola
itu dan luas permukaan sebenarnya dari partikel.

Untuk partikel yang tidak berbentuk bola sempurna, maka speritasnya dinyatakan :
6 VP
S 
D P SP
DP = diameter nominal atau diameter ekivalen partikel
SP = luas permukaan 1 partikel
VP = volume 1 partikel
KOMPONEN PENILAIAN
Diketahui : volume satu partikel  VP ; luas permukaan satu partikel  SP ; equivalen diameter dari satu partikel  D P
Ditanyakan : Faktor kebolaan partikel ФS.

Jawab : 3
4 3 4  dp  4 d 3P  d 3P 𝑆𝑝
volume partikel  VP   rP       3  =
6
3 3 Rasio antara :
 2 3 2 2 6 𝑉 𝑝 Φ𝑠 𝑑𝑝
 dp 
luas permukaan partikel  S P  4  rP  4      d 2P
2
6 VP
 2  S 
hubungan diameter nominal :  S D P  d P D P SP
 d 3P  D 3P  S3 Untuk bola, s = 1, maka rasio Sp/Vp = 6/Dp
ekivalen volume partikel  
6 6
luas permukaan ekivalen partikel   d P   D 2P  S2
2

 D 3P  S3 S D 
Jadi ekivalen volume partikel   P P S
6 V 6 6
Jadi faktor kebolaan   S  P

SP D P
jika faktor kebolaan   S  1  D P  d P
KOMPONEN PENILAIAN
DP untuk partikel halus, DP ini biasanya sulit diukur maka ukurannya bisa diketahui
dengan cara mengayak/analisa ayakan atau dengan pengujian makroskopik.
Surface area/luas permukaan (SP) biasanya dilakukan dengan pengukuran adsorpsi atau
pressure droped dalam unggun partikel.

Dari berbagai partikel hasil penghacuran, ФS ini berkisar antara 0,6 s/d 0,8. Tetapi
partikel bulat hasil abrasi, nilai ФS bisa lebih besar yaitu sekitar 0,95.
Untuk partikel bentuk silinder atau kubus dimana panjang (L) sama dengan diameter
(D), maka diameter ekivalen lebih besar dari L
ФS untuk granular padat : 0,6 - 0,95
ФS untuk kubus 0,81
ФS untuk silinder 0,87
Ukuran Partikel

Secara umum diameter, adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran dari suatu benda
yang berbentuk bulat sempurna. Bentuk bulat sempurna ini disebut equidimensional.
Tetapi pada kondisi nyata, yang disebut partikel bulat bentuknya tidak bulat sempurna
ada kalanya ada suatu arah yang lebih panjang dari arah lainnya, bentuk ini disebut tidak
equidimensional.

Maka untuk partikel yang tidak equidimensional tersebut, ukuran yang diambil adalah
pada second longest major dimension (ukuran terpanjang kedua yang terbanyak).
Untuk “needle like particle” maka DP didefinisikan dengan tebal partikelnya, bukan
panjangnya.
Ukuran Partikel

Karena pada kenyataan ukuran partikel sangat bervariasi, maka dengan konvensi
atau perjanjian ukuran partikel dinyatakan dalam sistem yang berbeda tergantung
pada range ukuran yang ada.
Misal untuk partikel kasar diukur dalam inchi atau mm :
 Partikel kasar diukur dalam inci atau milimeter
 Partikel halus diukur dengan analisa ayakan : GULA
 Partikel sangat halus diukur dalam mesh atau micrometer atau nanometer :
TEPUNG TERIGU
 Partikel ultra halus diukur dengan luas permukaan per gram (m2/gr). misal:
KERTAS, SEMEN, CAT
Ukuran Partikel Campuran Dan Analisa Ukuran Partikel (1)
Bila diketahui sampel, dengan diameter partikel yang seragam DP, volume total partikel m (1)
P
m  :massa
dimana total partikel dan  P  densitas partikel

Jika volume satu partikel VP maka jumlah partikel di dalam sampel N adalah

m m 1 1 Vseluruh partikel (2)


N    Vseluruh partikel 
 P VP  P VP VP VP

Luas permukaan partikel keseluruhan :

m 6 VP 6m (3)
A  N SP  
 P VP S DP P S DP
Ukuran Partikel Campran Dan Analisa Ukuran Partikel (2)
Untuk dapat menggunakan persamaan diatas pada suatu partikel yang memiliki ukuran dan
densitas yang seragam, terlebih dahulu campuran dipilah-pilah menjadi fraksi-fraksi yang masing-
masing memiliki densitas yang konstan dan ukurannya kurang lebih sama.

Setiap fraksi kemudian ditimbang atau banyaknya massa pertikel dihitung/diukur dengan
menggunakan beberapa metoda. Selanjutnya gunakan persamaan (2) dan (3) untuk menghitung
jumlah partikel dan luas permukaan partikel tiap fraksi.

Hasil perhitungan tiap fraksi tersebut selanjutnya dijumlahkan untuk mengetahui jumlah partikel
dan luas partikel dari sampel tersebut.
Ukuran Partikel Campran Dan Analisa Ukuran Partikel (2)
Informasi yang diperoleh dari analisa ukuran partikel selanjutnya ditabulasikan guna
memperlihatkan massa atau fraksi massa pada setiap ukuran partikel rata-rata. Analisa dengan
mentabulasikan hasil perhitungan disebut analisa deferensial.

Cara lain untuk memperlihatkan hasil analisa adalah analisa kumulatif yaitu dengan
menjumlahkan fraksi massa untuk setiap ukuran partikel, dimulai dari ukuran terkecil dan
mengalurkannya terhadap ukuran partikel.
Analisis Ayakan
Ayakan standard umumnya digunakan untuk mengukur partikel dengan rentang ukuran antara 3 hingga
0,0015 inchi (76,2 mm s/d 38 µm).
Analisa ayakan umumnya digunakan untuk analisa ukuran partikel. Ayakan ini dibuat dari anyaman kawat
yang mesh dan dimensinya mengikuti standard yang ditetapkan. Tiap lubang atau bukaan berbentuk
PERSEGI. Beberapa istilah yang harus dipahami adalah :
 Screen opening :
Besarnya lubang ayakan (screen size), diidentifikasikan sebagai diameter partikel (D P)
 Nomer Mesh :
Banyaknya lubang ayakan per SATU INCHI PANJANG, artinya Mesh besar maka DP kecil
 Screen Interval :
Perbandingan ukuran dua ayakan yang berdekatan, dan umum ditulis misal : Ukuran Partikel 4/6
pengertiannya adalah partikel tersebut lolos pada ayakan dengan nomer Mesh 4 dan tertahan oleh
ayakan dengan nomer Mesh 6.
 
Tujuan dilakukan analisa ayakan antara lain :
 Untuk mengetahui distribusi ukuran partikel
 Untuk mengetahui ukuran partikel rata-rata
Analisis Ayakan
Analisis Ayakan
Analisis Ayakan
Luas permukaan keseluruhan spesifik campuran
Ukuran Partikel Rata-rata
Ukuran Partikel Rata-rata
Ukuran Partikel Rata-rata
JUMLAH PARTIKEL DALAM CAMPURAN PADATAN

Untuk menghitung jumlah partikel dalam campuran padatan, dengan menggunakan analisis
deferensial, persamaan (2) digunakan untuk menghitung jumlah partikel pada tiap fraksi.
Jumlah partikel dalam campuran NW dengan menjumlahkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan tersebut.

Untuk partikel dengan


bentuk tertentu, volume
tiap partikel sebanding
dengan diameter kubik :
Contoh Soal (1)
Contoh Soal (1)

Jawab :
• Volume surface mean diameter (DS)
1
DS  i  n
xi

i  1 D P, i

•Mass Mean Diameter, DwΣ •Volume Mean Diameter, DV


1/3
in  
DW  x i D P, i 
1

i 1
DV   in 
 xi 
  (D )3 
 i 1 P, i 
Contoh Soal (1)
                  Jumlah ()
DP,i (mm) 12.5 7.5 5 2.5 1.5 0.75 0.4 0.2 30.35
Berat
5 7.5 45 19 16 8 3 1 104.5
(kg)
Fraksi
xi 0.048 0.072 0.431 0.182 0.153 0.077 0.029 0.010 1.000
xi/Dpi 0.004 0.010 0.086 0.073 0.102 0.102 0.072 0.048 0.496
xi Dpi 0.598 0.538 2.153 0.455 0.230 0.057 0.011 0.002 4.044
(Dpi)3 1953.125 421.875 125 15.625 3.375 0.421875 0.064 0.008 2519.494
xi/(Dpi)3 2.450E-05 1.701E-04 3.445E-03 1.164E-02 4.537E-02 1.815E-01 4.486E-01 1.196E+00 1.887

Ds = 2.016
Dv= 0.809
Dw = 0.496
Contoh soal 2
Diketahui :
Spesifik Graviti = SG = 2,65

DP (µm) 0-2 2-4 4-8 8-12 12-16 16-20 20-24


Jumlah 2000 600 140 110 15 5 2
partikel (Ni)

Hitung : a. Diameter campuran (DN)


b. volume-surface mean diameter (DS)
Contoh soal 2

DP,i (µm) 1 3 6 10 14 18 22  
Jumlah               Σ
partikel (Ni)
Ni Dp,i               Σ
Ni (Dp,i)3 ρ a               Σ
xi                
xi                

in
 N i D P, i 1
(a) DN  i 1
(b) DS  in
in xi
 Ni 
i  1 D P, i
i 1
Contoh soal 2

1 m 1 in
mi
N 
P a 3
DP

P a

i 1 (D ) 3
P, i

1 mi
Ni 
P a D 3P, i

m i  N i D 3P, i  P a ; a adalah konstanta


Contoh soal 2

i 7
3 3
x T   x i  (2000) (1) (0,3773) a  ......  2 (22) (0,3773) a
i 1

xi (2000) (1)3 (0,3773) a


xi  
x T (2000) (1)3 (0,3773) a  ......  (2) (22)3 (0,3773) a
PELAJARI McCABE CHAPTER 28

Anda mungkin juga menyukai