Untitled
Untitled
PENDAHULUAN
Proses pemisahan di mana sifat-sifat yang berbeda digunakan dalam pemisahan campuran
dengan komposisi yang berbeda adalah beberapa proses teknik kimia yang paling penting.
Campuran yang akan dipisahkan dapat berupa campuran isotop, molekul, polimer, atau sel.
Sifat-sifat yang berbeda yang mendasari proses pemisahan dapat berupa kimia atau fisika
termasuk sifat-sifat seperti reaktivitas kimia, kelarutan, ukuran molekul, muatan listrik, dan
suhu perubahan fase seperti titik didih dan titik beku.
Ada banyak teknik pemisahan yang berbeda yang dapat diklasifikasikan secara luas ke dalam
proses pemisahan mekanis dan pemisahan melalui difusi. Teknik pemisahan mekanis dapat
didasarkan pada ukuran partikel, densitas, dan mobilitas listrik atau magnetik. Pemisahan
dengan difusi meliputi pemisahan kromatografi, ekstraksi dan fraksinasi. Dari sekian banyak
proses pemisahan yang tersedia, fraksinasi memainkan peran utama, dan investasi modal
dalam peralatan dan proses fraksinasi dapat membentuk sebagian besar investasi pengolahan
industri. Fraksinasi, dalam pengertian yang paling umum, dapat berarti proses apa pun di
mana campuran dipisahkan menjadi komponen atau fraksi yang berbeda. Namun, fraksinasi
dalam pengertian umum ini akan mencakup beragam metode dan teknik yang mungkin
memiliki sedikit kesamaan. Metode dan teknik tersebut dapat dikelompokkan secara luas
dalam empat kelas, yaitu fraksinasi yang tepat, pemisahan umum, pemisahan analitik, dan
pemurnian.
I.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Fraksinasi
Fraksinasi, dalam pengertian yang paling umum, dapat berarti proses apa pun di mana
campuran dipisahkan menjadi komponen atau fraksi yang berbeda. Fraksinasi adalah suatu cara
untuk memisahkan senyawa berdasarkan sifat kepolarannya. Senyawa polar akan masuk akan masuk
ke polar, begitupula senyawa non polar akan masuk pada pelarut non polar . Fraksinasi yang tepat
dalam pengertian terbatas yang diterima secara umum, kadang-kadang disebut sebagai
pemisahan termal, dapat didefinisikan sebagai proses fraksional atau pemisahan fisik yang
melibatkan transisi fase di mana campuran dipisahkan dalam satu kali proses menjadi dua
atau lebih fraksi dengan komposisi yang bervariasi. Campuran yang akan dipisahkan dapat
berupa campuran homogen seperti larutan atau campuran heterogen seperti campuran padat
dan cair. Campuran yang akan dipisahkan juga dapat berupa gas, cair atau padat. Fraksi-fraksi
dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat spesifik dari masing-masing komponen seperti titik
didih, titik beku atau titik leleh. Perubahan fase yang terlibat dapat berupa kondensasi untuk
uap dan gas (dephlegmation), pendidihan dan penguapan (distilasi) atau pembekuan dan
kristalisasi (distilasi beku dan kristalisasi larutan) untuk cairan, dan peleburan atau sublimasi
untuk padatan
Dengan demikian, karakteristik umum dari proses fraksinasi dapat diringkas sebagai berikut:
1. Proses fraksinasi adalah proses pemisahan campuran cairan, gas, atau padatan menjadi
komponen-komponennya.
2. Distilasi fraksional, di mana campuran cairan dan gas dipisahkan berdasarkan perbedaan
titik didihnya.
3. Pembekuan fraksional, di mana campuran cairan dipisahkan oleh perbedaan titik beku.
4 . Peleburan fraksional, di mana campuran padatan dipisahkan oleh perbedaan titik leleh.
5. Fraksinasi isotop, di mana campuran isotop dipisahkan oleh perbedaan densitas selama
transisi fase.
Fraksinasi (cair-cair adalah menarik senyawa pada suatu ekstrak menggunakan dua pelarut yang
tidak bercampur seperti air (polar) dengan kloroform (non polar). fraksinasi cair cair merupakan
metode pemisahan senyawa yang didasarkan pada distribusi satu atau lebih senyawa antar dua
pelarut yang tidak saling bercampur karena polaritas. Prinsip fraksinasi cair-cair adalah pemisahan
senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya dengan prinsip “Like dissolve like", artinya pelarut akan
melarutkan senyawa yang tingkat kepolarannya sama dengan pelarut tersebut (novitasari,2020)
Pelarut polar memiliki momen dipol yang besar (alias "muatan parsial"); pelarut ini
mengandung ikatan antara atom dengan elektronegatifitas yang sangat berbeda, seperti
oksigen dan hidrogen. -Pelarut polar mengandung ikatan antara atom-atom dengan
keelektronegatifan yang sangat berbeda, seperti oksigen dan hidrogen, dan memiliki momen
dipol yang besar. Pelarut non-polar mengandung ikatan antara atom-atom dengan
elektronegatifitas yang sama, seperti karbon dan hidrogen. Pelarut polar ini dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan air untuk larut dalam air sedangkan pelarut non-polar tidak mampu
membentuk ikatan hidrogen yang kuat.
Pelarut non polar mengandung ikatan antara atom-atom dengan elektronegativitas yang sama,
seperti karbon dan hidrogen (bayangkan hidrokarbon, seperti bensin). Ikatan antara atom-
atom dengan elektronegativitas yang sama akan kekurangan muatan parsial; ketiadaan
muatan inilah yang membuat molekul-molekul ini menjadi "non polar". Pelarut ini memiliki
konstanta dielektrik yang rendah (<5) dan bukan pelarut yang baik untuk spesies bermuatan
seperti anion. - Muatan listrik dalam molekul pelarut non-polar terdistribusi secara merata,
oleh karena itu molekul memiliki konstanta dielektrik yang rendah. Pelarut non-polar bersifat
hidrofobik (tidak dapat bercampur dengan air). Pelarut non-polar bersifat lipofilik karena
dapat melarutkan zat non-polar seperti minyak, lemak, dan gemuk.
Novitasari, P. R., Astuti, N. T., Pramono, S., Tjandrawinata, R., & Nugroho, A. E. (2020). A Simple Liquid-Liquid
Fractionation (LLF) Method for Isolating Deoxyandrographolide dan Andrographolide from Herbs of Andrographis
paniculata (Burm., F) Ness and Its Cytotoxic Activity on 3T3-L1 Preadipocyte Cells. Journal of Food and Pharmaceutical
Sciences, 8(3), 306-314.
DAPUS