Anda di halaman 1dari 16

MODUL III

Judul
Pemisahan dan Pemurnian
B Tujuan
1 Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan.
2 Memurnikan melalui proses destilasi.
C Dasar Teori
Dalam praktikum kimia sering kali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat
murni. Cara pemisahan tersebut dapat digolongkan dalam :
1
2

Pemisahan zat padat dari zat cair


Memurnikan zat cair melalui proses destilasi
(Team Teaching.penuntun praktikum kimia dasar
1 2013)
Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilkukan untuk memisahakan

atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahakan dua zat atau lebih yang
saling bercampur. Sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu
zat yang telah tercampur oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian campuran memiliki manfaat yang sangat penting untuk ilmu
kimia,industri mauoun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam banyak kasus,kita dapat
meggunakan material tanpa pemurnian. Baik material itu dari alam (misalnya minyak tanah)
atau yang disintesis dilaboratorium. Pemisahan atau pemurnian dengan metode tertentu perlu
dilakukan. Demikian pua dengan pekerjaan dilaboratorium maupun dalam proses industri
banyak yang melibatkan pemisahan dan pemurnian. Misalnya, pengolahan bijih dari
pertambangan, pemisaha logam dari mineralnya, pengolahan minyak bumi, pengolahan air
minum dan lain-lain. Sedangkan contoh sederhana pemisahan dan pemurnian yang sering
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pemisahan ampas kelapa dengan santannya
yang dilakukan dengan metode penyaringan.
Dalam melakukan pemisahan dan

pemurnian

diperlukan

pengatahuan

dan

keterampilan. Terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar yang sangat kecil.
Untuk tujuan itu, dalam ilmu kimia telah dikembangkan berbagai cara pemisahan dari
pemisahan sederhana yang sering dilakukan sehari-hari sampai metode pemisahan dan
pemurnian yang kompleks atau tidak sederhana.
Zat atau materi dapat dipisah dari campurannya karena campuran tersebut memiliki
perbedaan sifat, inilah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan.

Dalam kenyataannya, pemisahan dan pemurnian tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kita akan melihat bahwa ketika metode pemisahan dan pemurnian baru dikembangkan, ilmu
kimia akan mendapatkan kemajuan yang besar.
(http://ceengineermu.webly.com/pemisahan-dan-pemurnian.html)
Kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni, tetapi dari campuran berbagai
komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa dan berbagai unsur, baik dalam
wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam
unsur dan senyawa. Seperti oksigen, nitrogen, uap air dan sebagainya. Demikian juga air
yang kita pakai setiap hari bukanlah air murni, melainkan mengandung zat-zat lain dalam
bentuk gas, cair atau padatan.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Contohya,
untuk mendpatkan air suling (aquades) kita harus menyuling dari air sumur atau sungai.
Untuk memperoleh minyak goreng, kita harus memisahkannya dari buah kelapa atau biji
jagung.
Campuran dapat dipisahkan melalui sifat fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika
tidak mengubah zat selama pemisahan. Sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Disini yang akan dibahas hanya
pemisahan secara fisika.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya
pasir dan air dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari
porinya yang besar sampai yang sangat halus contohnya kertas saring dan selaput
semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut.
Selaput semipermeabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
Campuran homogen seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan
karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran
seperti itu dapat dipisahkan secara fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan
kromatografi.
1 Destilasi
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dan cairan atau lebih.
Jika campuran dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah aka menguap
terlebih danzhulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan
kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi
dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya, memisahkan campuran air dengan
alkohol. Titik didih air dan alkohol masing-masing100 oC dan 78oC. Jika campuran

dipanaskan (dalam labu destilasi), dan suhu sekitar 78oC maka alkohol akan menguap sedikit
demi sedikit. Uap itu menguap dalam pendingin dan akhirnya didapat cairan alkohol murni.
Bila campuran mengandung komponen lebih dari dua, maka penguapan dan
pengenbunan dilakukan bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didih
yang paling rendah. Akan tetapi, pemisahan campuran ini sulit dan biasanya hasil yang
didapat sedikit tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan.
(Syukri,S.1999. kimia dasar 1 hal. 15-16)
Destilasi juga dapat diartikan sebagai proses pemisahan campuran yang didasarkan atas
perbedaan titik didih atau tekanan uap komponennya. Ada beberapa macam destilasi, yaitu :
a Destilasi sederhana (perbedaan titik didih tinggi)
b Destilasi terfraksi (peredaan titik didih rendah)
c Destilasi uap (perbedaan tekanan uap)
d Destilasi vakum (titik didih sebagai fungsi dari tekanan)
e Destilasi azeotrop (terbentuk sistem azeotrop antar komponennya)
(http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/09/percobaan.II.pdf)
2 Rekristalisai
Metode ini cukup sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang cocok
pada suhu tinggi (pada atau dekat dengan titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan larutan
jenuh. Ketika larutan panas perlahn didinginkan, kristal akan mengedap karena kelarutn
padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan, pengotor tidak akan
mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalutinggi untuk mencapai jenuh.
Saran untuk membentuk kristalisasi :
Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar
pada suhu. Kristal tidak harus dari larutan jenuh. Untuk mencegah reaksi kimia antara zat
pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut polar lebih disarankan. Namun, pelarut non polar
cenderung merupakan larutan yang buruk untuk senyawa polar, kita harus hati-hati dalam
menggunakan pelarut polat.
(http://ceengineermu.webly.com/pemisahan-dan-pemurnian.html)
3 Ekstraksi
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan
komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen (misalkan a dan b huruf
besar) dimasukkan kedalam pelarut x dan y. Syaratnya,kedua pelarut ini tidak dapat
becampur. Seprti air dengan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong pisah dan
dikocok agar bercmpur sempurna dan kemudian didiamkan sampai pelarut x dan y memisah
kembali kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut x dan y. Tetapi perbandinagnnya tidak
sama.
Mislakan A kebih banyak larut d x sedangkan b lebih banyak di y. Akhirnya, A dan B
telah terpisah walaupun tidak sempurna. Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan membuka
keran coorng perlahan-lahan dan ditampung dalam bejana yang bersih.

Jumlan B dalam pelarut x dapat dikurangi dengan mengulangi syarat datas yaitu dengan
menambahkan pelarut y sehingga B ditarik lebih banyaak ke y. Demikian juga dengan
menarik A dari pelarut y dengan menambahkan pelarut x. Setiap penambahan pelarut yang
baru,kemudian dikocok dan diakhiri dengan pemishan kedua pelarut. Jikah hal ini dilakukan
berulang, maka A dan B akan terpisah makin sempurna. Kemudian, A dalam pelarut x dan B
dalam pelarut y dapat dipisahkan dengan teknik yang lain,seperti destilasi atau rekristalisasi.
4 Kromtografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud baik padat,cair
dan gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar
kromatografi adalah perbedaan daya serap atau zat dengan zat lainnya. Jika komponen
campuran (misalnya a,b dan c) dialirkan dengan suatu pelarut melalui padatan tertentu maka
a,b dan c akan bergerak dengan kecepatan berbeda. Karena daya serap padatan itu terhadap
komponen tidak sama. Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen
atau fasa bergerak, sedangkan padatan yang menyerap komponen atau disebut adsorben atau
fasa tetap. Syarat eluen harus dapat melarutkan semua komponen dan dapat mengalir, maka
harus berupa cairan atau gas. Eluen dapat merupakan zat murni atau campuran, misalnya eter
murni atau alkohol 50%.
Komponen dapat dipisahkan dari komponen lain dnegan mendorong adsorben keluar
dan dipiting berdasakan komponennya. Tiap potongan dimasukkan kedalam pelarut dan
disaring untuk memisahkan adsorben dan larutan akan mengandung satu komponen.
Komponen dapat dipisahkan dari pelarut dengan teknik destilasi atau rekristalisasi seperti
yang telah dibicarakan.
Berdasarkan jenis eluen dan adsorbennya kromatografi dapat dipisahkan menjadi 4 cara
: kromatografi kolom,kertas,lempeng tipis dan gas.
a Kromatografi kolom
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang adsorbennya dimasukkan kedalam
lubang (pipa) kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk tepung contohnya
alamina. Setelah pemisahan, masing-masing komponen terdapat didaerah tertentu dalam
lubang.
b Kromatografi kertas
Kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi yang menggunakan kertas sebagai
adsorbennya dan zat cair sebagai eluennya. Campuran komponen ditetskan pada kertas (yang
dipakai adalah kertas kromatografi) dengan pipet kecil, misalkan pada dua totok p dan q.
c Kromatografi lempeng tipis
Menggunakan lempeng tipis (seperti kaca atau lempeng logam) yang dilumuri padatan
sebagai adsorbennya. Caranya, dengan mencelupkan lempeng kedalam bubur adsorben dan

dikeringkan. Setelah itu lempeng ditetesi campuran yang akan dipisahkan dan dimasukkan
kedalam bejana yang berisi eluen, seperti pada kromatografi kertas.
d Kromatografi kertas
Kromatografi kertas merupakan kromatografi yang menggunakan kertas sebagai
eluennya, sedangkan komponen didalam alat akan diubah jadi gas dan mengalir bersama
eluen. Kecepatan mengalir komponen akan berbeda dan mengakibatkan terpisahkan
komponen yang satu dengan yang lain.
(Syukri,S.1999. kimia dasar 1 hal. 15-16)
5 Dekantasi
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada nassa jenis yang lebih kecil akan berada
pada lapisan bagiab bawah (mengendap) contonya pasir dan air. Selain itu, zat terlarut (yang
akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut. Lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan :
Suhu
Ph
Efek garam
Kompleksasi
Drajat supersaturasi
Sifat pelarut
(husein.H.Bahti.1999.teknik pemisahan kimia dan fisika)
Pemisahan berhubungan dengan campuran. Campuran adalah satu contoh materi yang
tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak
sama dengan sebuah zat. Dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen.
(Ralph H petrucci-seminar.1996.kimia dasar jilid 1)
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu. Tetapi berbeda susunan dari contoh lain,
selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebuh yang semua partikelnya
berubah merata sehinnga mmebentuk satu fase. Yang disebut fasa adalah zat dan sifat
komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran
dapat dikatakan campuran homogen jika antar komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu, campuran
homogen mempunyai komposiis yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki
sifatsifat yang sama diseluruh cairan.
Campuran heterohgen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat
memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifanya dan penggabungan yang tidak merata
antar dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lain tidak sama

dibebagau bejana. Campuran daat dikatakan heterogen, jika antara

komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa

menggunakan mikroskop. Hanya dengan mata telanjang,serta campuran memiliki dua fase,
sehingga sifat-sifatnya tidak seragam.
(Ralph H petrucci-seminar.1987.kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui oeristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara
fisika tidak mengibah zat selama pemisahan. Sednagkan secara kimia, satu komponen atau
lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis,wujud dan sifat komponen
yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air,
dapat dipisahkan dengan saringan.
(Syukri,S.1999. kimia dasar 1 hal. 15-16)

D
1.Alat
No
1

Nama alat
Gelas kimia

Alat dan Bahan

Gambar

Fungsi
Sebagai wadah untuk
mengaduk atau
melarutkan suatu
padatan atau larutan.

Corong dan

Sebagai wadah untuk

kertas saring

memasukkan larutan
dan sebagai penyaring

Cawan

Sebagai wadah

penguapan

penguapan larutan
berdasarkan titik
didihnya

Gelas ukur

Untuk mengukur
larutan dengan volume
tertentu,sesuai yang
diinginkan

Heater mentel

Sebagai alat pemanasan


pada saat memanaskan
larutan

Kaca arloji

Untuk mengukur berat


larutan

Labu destilasi

Sebagai wadah saat


melakukan destilasi
atau wadah penguapan
saat proses destilasi
berupa cairan yang
telah didinginkan

Pendingin

Sebagai pendingin uap

liebing

larutan yang terjadi


pada saat pemanasan

Termometer

Untuk mengukur suhu

10

Statif dan klem

Sebagai alat untuk


memegang atau
menjepit bahan kimia
sat melakukan
percobaan

2
No
1.

2.

Bahan

Nama bahan

Sifat kimia

Sifat fisik

CuSO4.5H2O
- Larut dalam a-mudah larutal jika terkena tangan
dalam air dan g

- berbentuk kristal

NaCl

- Phnya netral

- mudah hancur

- merupakan elektron karena


terionisasi pada air

- larut dalam air

- Berwarna biru

- tidak bisa
melewati selaput
semipermeabel

Kapur tulis

- tidak larut dalam air

- tidak mudah
hancur

Aquades

- tidak mudah terbakar

- cairan tak
berwarna

- pelarut banya jenis zat kimia

- titik didih 100 oC


- titik leleh 0 oC
5

Air teh

- larut dalam air

- berwarna merah
kecoklatan

Pasir

- tidak dapat larut dalam air

- berbentuk butiran
butiran kasar

E Prosedur Kerja
1

percobaan 1

1 sendok pasir
Memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air
Mengaduk
Membiarkan mengendap
Membiarkan larutan di bagian atas

Filtrat
(air)

Residu
(pasir)
2

Percobaan II
-

Memasukkan bubukBubuk
kapur tulis
kapurkedalam gelas kimia yang berisi air
Mengaduk
tulis
Menyiapkan corong dan kertas saring
Menyaring
Residu (bubuk
kapur tulis)

Filtrat
(air)

Percobaan III
-

Melarutkan garamGaram
dapurDapur
kedalam
gelas kimia yang berisi air
Menyaring dengan kertas saring
Menguapkan dalam cawan penguapan

4. Percobaan IV

Kristal Garam

5 gr CuSO4. 5H2O

25 ml

Larutan 5 gram CuSOs4. 5H2O

air

dalam 25 ml air
-

Menguapkannya sehingga volumenya


menjadi 10 ml

Mendinginkannya
Memperhatikan bentuk kristal yang terjadi

5. Percobaan V
Kristas CuSO4
100 ml air teh

Menuangkannya kedalam labu destlilasi 250 ml


Menambahkan 3 buah batu didih
Merangkai alat destilasi dan mengusahakan agar air pendingin

mengalir dengan lambat dan teratur dari bawah ke atas


- Merangkai alat
Mengusahakan agar air dalam pendingin mengalir dengan
lambat dan merata dari bawah keatas.
- Memanaskannya

Mencatat temperaturnya
-

Menghentikan destilasi sehingga voleme mencapai 10 ml

Filtrasi (Air)

Residu
(teh)

F Hasi Pengamatan
N

Perlakuan

No.
1.

Pengamatan

Memasukkan
1 sendok pasir

perubahan warna (jernih) dan ada

dalam gelas kimia

sebagian kecil butiran pasir

yang berisi 25 Ml

dipermukaan air.

air.
Mengaduk
pasir dalam gelas
-

Air tidak mengalami

kimia
Membiarkan pasir
mengendap
Menuangkan
larutan bagian atas.

- Air berubah menjadi keruh


- Terbentuk dua lapisan bagian atas air dan
bagian bawah terdapat endapan.
-

filtrat air tetap keruh, residu : pasir tidak


mengalami perubahan bentuk.

2.

Memasukkan

warna air tidak mengalami perubahan

bubuk kapur 1
sendok ke dalam
gelas kimia yang
berisi 20 ml air.
Mengaduk
kapur tulis dalam
gelas kimia.
Membiarkan
kapur mengendap.
Menyaring

- warna air mengalami perubahan menjadi


warna putih.
- Terbentuk dua lapisan bagian atas air dan
bagian bawah endapan kapur.
- Filtrat : air berubah menjadi bening
- Residu : kapur mengalami endapan basah.

larutan kapur
Memasukkan

3.

Air bening berubah menjadi

garam dapur

keruh.

kedalam gelas kimia


yang berisi 20 ml air.
Mengaduk

- Garam larut dalam air


Air berubah menjadi keruh

garam dapur

Air berubah menjadi jernih


Tidak memiliki residu

Menyaring
dengan
menggunakan kertas

- berubah menjadi kristal NaCl berwarna


putih

saring
Menguapkan
larutan garam yang
telah disaring dalam
cawan penguapan.
Melarutkan

4.

CuSO4 5H2O ke

larutan CuSO4 setelah ditambahkan

dalam 25 ml air.
Menguapkan

air

nya sehingga
volume menjadi 10
ml.
5.

Tidak terjadi perubahan pada

Mendinginkan
Menuangkan

Larutan mulai mendidih dan terjadi


ledakan-ledakan kecil selama

pemanasan.
- Terbentuk endapan berwarna biru CuSO4
- Terbentuk kristal biru CuSO4.
- warna larutan merah kehitam-hitaman.

100 ml air teh ke


dalam labu destilasi
250 ml dan
menambahkan 3
buah batu didih.
Merangkai

- sudah terangkai.
- larutan mendidih

alat destilasi
Memanaskan

- terdapat gelombang.

pada labu destilasi

- pada suhu 99

temperaturnya konstan.

- pada suhu 99

temperaturbya konstan

dengan hati-hati
Memperhatik
an suhu yang
ditunjukanoleh
termometer
Mencatat
temperatur dan
menghentikan

dan

mendapat destilasi.

- destilasi murni dan berbau teh.

destilasi
G Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
saling bercampur atau pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar oleh zat lain.
Proses pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai car. Cara-cara ini
1

dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, penguapan, kristalisasi dan destilasi.
Dekantasi
Pada percobaan pertama adalah memasukkan campuran air dengan pasir. Pemisahan ini
dilakukan dengan cara dekantasi. Dekantasi adalah cara memisahkan zat padat yang tidak
larut dalam zat cair dengan cara di endapakan. Kita memasukkan pasir (solute) pada air
(solvent) lalu diaduk. Pengadukan ini berfungsi untuk menghomogenkan kedua zat tersebut.
Setelah diaduk lalu didiamkan, selanjutnya didiamkan terbentuk dua fase, fase atas aquades
dan fase bawah adalah endapan pasir. Prinsip pada percobaan ini adalah massa jenis. Massa
jenis pasir lebih besar daripada massa jenis air, sehinnga pasir berada dibawah dan air berada
diatas. Setelah pasir benar-benar mengendap tuang cairan bagian atas, lakukan penuangan
dengan hati-hati , karena jika tidak hati-hati maka endapan pasir yang mengendap akan ikut
tertuang. Dan didapatkan hasil filtrat (air tetap keruh) dan residu (pasir tidak mengalami
perubahan bentuk).

Filtrasi
Pada percobaan kedua adalah pemisahan kapur tulis dengan aquades dilakukan dengan
cara filtrasi. Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat yang tidak larut dalam zat cair dengan
cara penyaringan. Kapur tulis (solute) yang telah dihaluskan dicampur dengan aquades
(solvent) lalu disaring dengan kertas saring yang diletakan diatas corong kaca. Kertas saring
berfungsi untuk penyaring (filter) dan didapatkan hasilnya kapur tulis sebagai residu yang
tertahan pada kertas saring dan aquades sebgai filtrate percobaan ini menggunakan prinsip
ukuran partikel. Ukuran partikel kapur tulis lebih besar daripada ukuran partikel aquades

sehingga kapur tulis tertahan pada kertas saring.


Penguapan
Pada percobaan ketiga adalah garam dapur (NaCl) dan aquades. Pada proses ini
memasukkan garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi aquades

20 ml setelah

dicampurkan air bening berubah menjadi keruh. Selanjutnya campuran ini diaduk kemudian
disaring dengan menggunakan kertas saring dan menghasilkan air berubah menjadi jernih dan
tidak memiliki residu. Kemudian menguapkan larutan garam yang telah disaring dalam
cawan penguapan dan didapatkan hasil dari penguapan yaitu berubah menjadi kristal NaCl
4

berwarna putih.
Kristalisasi
Pada percobaan keempat adalah CUSO4 yang dilarutkan dengan aquades memiliki
warna biru. Kemudian larutan tersebut dipanaskan atau diuapkan sehingga volume menjadi
10 ml yang awalnya 25 ml air. Pada saat penguapan larutan mulai mendidih dan terjadi
ledakan-ledakan kacil selama pemanasan., dan terbentuk endapan berwarna biru CUSO 4
kemudian terbentuk kristal biru CUSO4 . pada percobaan ini yaitu kristalisasi adalah cara

pemisahan campuran dengan cara mengkristalkan.


Destilasi
Pada percobaan kelima adalah air teh dan aquades . Percobaan ini terjadi destilasi
adalah titik didih dua cairan atau lebih,jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dahulu. Pada langkah pertama menuangkan 100
ml air teh kelabu destilasi 250 ml dan menambahkan 3 buah batu didih dan dihasilkan warna
larutan merah kehitam-hitaman . Selanjutnya merangkai alat dan memanaskan pada labu
destilasi dengan hati-hati. Kemudian diperhatikan suhu yang ditunjukan termometer
kemudian mencatat temperatur dan menghentikan destilasi. Pada suhu 99

temperatur

konstan dan mendapat destilasi yaitu destilasi murni dan berbau teh.
H Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pemisahan dan pemurnian dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu, dekantasi, filtrasi, penguapan, kristalisasi dan destilasi.

Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan

2
3
4
5

menggunkan metode pemisahan dan pemurnian.


Filtrasi adalah teknik pemisahan biasa dengan menggunakan kertas
saring.
Teknik pemisahan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen.
Teknik pemisahan destilasi adalah berdasrkan perbedaan titik didih.
Dekantasi adalah pemisahan zat padat dan zat cair yang tidak saling larut dengan

car

pengendapan.
Kemungkinan kesalahan
Kurang teliti praktikan dalam mengamati perubahan yang terjadi pada setip
percobaan yang dilakukan.

J. Pertanyaan
SOAL
1 Mengapa pada destilasi letak termometer harus berada pada persimpangan

pipa

labu

destilasi ?
2 Apa sebabnya aliran air harus ada dalam kondensor dibuat berlawanan arah
destilasi ?
JAWABAN.
1 Agar termometer mudah membaca suhu dengan baik. Karna dalam percobaan ini,suhu sangat
2

berpengaruh.
Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanan juga menjadi
tinggi,sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan diubah
menjadi sedtilat. Jika upa ynag dihasilkan banyak, maka jumlah destilat yang duhasilkan juga
akan banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2012. Tersedia di : http://ceeingeneermu.webly.com/pemisahandan-pemurnian.html (diakses tanggal 21 desember pukul 14.20
WITA
Anonim.2012.tersediadi:http://pramono.staff.uns.ac.id/files/2012/09/perco
baan II.pdf (diakses tanggal 21 desember pukul 14.20 WITA)
Petrucci,Ralph H dan seminar.1987.kimia dasar jiid 1.Jakarta : Erlangga
Petrucci.1996.kimia dasar jiid 1.Jakarta : Erlangga
Syukri, S. Kimia Dasar I . ITB
Team Teaching. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Gorontalo :
Universitas Negeri Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai