METODE EKSTRAKSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Fitokimia
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kimia dan teknik kimia, proses
pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau
lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia
ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak
murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada
dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain.
Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa
kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia
dalam keadaan murni atau proses produksi suatu
senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat
diterangkan sebagai proses perpindahan massa.
Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi proses pemisahan secara mekanis atau
kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang
digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.
Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun
memungkinkan karena biaya operasinya lebih
murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk
campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui
proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan
minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus
dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa
komponen penyusun campuran. Suatu campuran
dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau
campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu
campuran heterogen dapat mengandung dua atau
lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-
cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,
dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau
lebih proses pemisahan harus dikombinasikan
untuk mendapatkan hasil pemisahan yang
diinginkan.
B. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah
ini antara lain :
1. Mengetahui cara pembuatan ekstrak.
2. Mengetahui berbagai metode ekstraksi.
C. Tujuan
Adapun tujuan pada penulisan makalah ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui pengertian ekstraksi
2. Agar dapat mengetahui prinsip ekstraksi
secara umum
3. Agar dapat mengeyahui pelarut apa yang
sebaiknya digunakan dalam ekstraksi
4. Agar dapat mengetahui jenis-jenis ekstraksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut
antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur
untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu
pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran
bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis yang telah
dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya
saling bercampur sangat erat, peka terhadap panas,
beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia
dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi
adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan
atau yang mungkin paling ekonomis. Ekstaksi /
penyarian adalah kegiatan penarikan zat aktif yang
dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan
pelarut cair. Hasil dari ekstraksi adalah ekstrak
yang merupakan sediaan kental yang diperoleh
dengan mengekstraksi senyawa aktif dan simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan.
Jenis ekstraksi dan cairan mana yang sebaiknya
digunakan, sangat tergantung dari kelarutan bahan
kandungan serta stabilitasnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat
berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air
dan yang lainnya pelarut organik. Jika kedua fasa
merupakan cairan yang tidak saling bercampur,
disebut ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair
suatu senyawa dipartisipasikan diantara dua pelarut
atau fasa.
B. Tahapan-tahapan Ekstraksi
Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan
tahap-tahap berikut ini :
1. Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan
pelarut dan dibiarkan saling. Dalam hal ini terjadi
perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang
antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut (terjadi
ekstraksi).
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat,
kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan
mendapatkan kembali pelarut,umumnya dilakukan
dengan menguapkan pelarut.
Prinsip maserasi
Penyaringan zat aktif yang dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyaring yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyaring akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel
dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya
tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyaring dengan konsentrasi rendah ( proses
difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel
dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan
filtratnya dipekatkan.
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan
cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana
silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori,
cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan
zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas
dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke
bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam
klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke
dalam klonsong menyari zat aktif di dalam
simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun
kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna
ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak
tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah
mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas
bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu
dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi
pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan
penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat
oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari
dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih
pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa
vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang
ditampung dalam labu alas bulat penampung.
E. Jenis-Jenis Ekstraksi
Adapun jenis ekstraksi ada dua macam yaitu,
ekstraksi secara panas dan secara dingin:
1. Ekstraksi secara dingin
Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian
sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari selama beberapa hari pada temperatur
kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk
menyari simplisia yang mengandung
komonen kimia yang mudah larut dalam
cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah
peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya
antara lain waktu yang diperlukan untuk
mengekstraksi sampel cukup lama, cairan
penyari yang digunakan lebih banyak, tidak
dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin,
tiraks dan lilin.
Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan
mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini
adalah tidak memerlukan langkah tambahan
yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari
ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara
sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan
pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien.
Salah satu alat untuk metode perkolasi
yang sudah mengalami sedikit modifikasi
yang terdiri dari sebuah labu alas bulat yang
dilengkapi dengan suatu kolom kosong di
mana sampel ditempatkan.
pelarut
sampel bahan tanaman
Di atas kolom diletakkan sebuah
pendingin. Dengan cara ini perkolasi menjadi
lebih sempurna karena proses ekstraksi
dilakukan dengan pemanasan/pendidihan.
Sejumlah pelarut (5-10 kali jumlah sampel)
dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan
dipanaskan sampai mendidih. Pendingin akan
mengkondensasi uap pelarut yang selanjutnya
akan jatuh dan melewati sampel. Saat pelarut
kontak dengan sampel inilah proses ekstraksi
senyawa dalam sampel terjadi. Pelarut yang
telah mengadakan kontak dengan sampel dan
telah mengekstrak sampel akan jatuh kembali
ke dalam labu alas bulat. Demikian proses
berlangsung berulang-ulang sampai proses
ekstraksi selesai.
G. Penguapan
Penguapan hasil ekstraksi yang masih
mengandung banyak pelarut, dimaksudkan untuk
memperoleh ekstrak yang lebih pekat dengan
tujuan agar konsentrasi senyawa lebih besar dan
memudahkan penyimpanan. Proses ini sering
disebut dengan pemekatan. Penguapan dapat
bersifat persial sehingga diproleh ekstrak cair atau
kental. Dalam proses pemekatan, suhu yang
digunakan sebaiknya tidak terlalu tinggi untuk
mencegah peruraian senyawa dalam ekstrak.
Penguapan sering dilakukan sebelum ekstrak
diproses lebih lanjut, seperti pemishan atau
fraksinasi. Proses pemekatan data dilakukan
dengan sederhana dengan menggunakan penangas
air. Cara ini amat mudah dan cocok untuk ekstrak
dengan pelarut yang memiliki titik didih tidak
terlalu tinggi. Ekstrak dalam wadah yang
diletakkan diatas penangas air memerlukan waktu
cukup lama sehingga kemungkinan ada senyawa
yang terurai. Penggunaan oven untuk penguapan
memiliki kelebihan karena suhu dapat diatur dan
disesuaikan dengan titik didih cairan penyari. Oven
lebih sering digunakan untuk penguapan yang
kadar cairannya tidak terlalu banyak . alat ini dapat
dilengkapi dengan alat vakum yang membuat ruang
dalam oven menjadi hampa udara sehingga
penguapan dapat lebih cepat daripada oven biasa.
Sekarang, penguapan banyak menggunakan
penguap putar (rotary evaporator), dilakukan pada
suhu rendah sekitar 40-50oC dan dibantu dengan
alat vakum udara sehingga titik didih pelarut lebih
rendah. Penguapan berlangsung cepat sehingga
kemungkinan terjadinya penguraian senyawa yang
termolabil dapat dihindari.
I. Pengeringan
Ekstrak kental yang diperoleh dari proses
penguapan dapat dilanjutkan dengan proses
pengeringan. Ekstrak kering dimaksdukan agar
stabilitas senyawa lebih terjamin. Pengeringan
dapat menggunakan alat yang sederhana yaitu
pengeing vakum, atau alat yang lebih modern yaitu
pengering baku (freeze dryer) pada suhu rendah
atau beku, pengering semprot (spray dryer) pada
suhu tinggi. Pengering beku membutuhkan waktu
yang relative lama, sedangkan pengering semprot
digunakan untuk senyawa yang stabil pada suhu
tinggi. Cara pengeringan yang sederhan dapat
menggunakan penangas air dan aliran uara panas,
tetapi cara ini sulit dilakukan apabila larutan
penyarinya adalah air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: