PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar
yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini
tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari 300
tanaman yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi secara reguler.
WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa 68% penduduk dunia masih
menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas melibatkan
tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia
menggunakan obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka.
Untuk mendukung hal tersebut dilakukan pengembangan obat tradisional
melalui penelitian-penelitian ilmiah terbaru dan diproduksi secara modern agar
bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Proses saintifikasi tersebut sangat penting agar penggunaan obat
tradisional tidak berdasarkan pengalaman saja tetapi memiliki bukti ilmiah
sehingga bisa digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan formal yang modern.
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional
adalah metode ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan
dan senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi
perlu ditentukan terlebih dahulu. (Mukhriani, 2014)
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah:
Ekstraksi
Pemilihan pelarut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekstraksi
Secara alamiah,bahan aktif selalu brada bersama-sama dengan senyawa
lain di dalam jaringan dan sel tanaman. Senyawa bahan aktif dapat diidentifikasi
dan
dikarakterisasi
dari
berbagai
bagian
tanaman
,seperti
Semua senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu sumber tetapi
tidak dihasilkan oleh sumber lain dengan kontrol yang berbeda, misalnya dua
jenis dalam marga yang sama atau jenis yang sama tetapi berada dalam kondisi
yang ber-beda. Identifikasi seluruh metabolit sekunder yang ada pada suatu
organisme untuk studi sidik jari kimiawi dan studi metabolomik. (Mukhriani,
2014)
Metode ekstraksi berdasarkan ada tidaknya proses pemanasan dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu ekstraksi cara dingin dan ekstrasi cara panas .
a. Ekstraksi cara dingin
Pada metode ini tidak dilakukan pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung dengan tujuan agar senyawa yang diinginkan tidak menjadi
rusakJenis metode ekstraksi cara dingin, yaitu maserasi dan perkolasi.
b. Ekstraksi cara panas
Pada metode ini melibatkan pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung. Adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses ekstraksi
dibandingkan dengan cara Dingin. Jenis metode ekstraksi cara panas,
yaitu:sokletasi,refluks,destilasi uap air.
Pemilihan tehnik ekstraksi tergantung pada bagian tanaman yang akan
diekstraksi dan bahan aktif yang diinginkan. Tujuan dari proses ekstraksi adalah :
Tehnik ekstraksi ideal adalah tehnik ekstraksi yang mampu mengekstraksi bahan
aktif yang diinginkan sebanyak mungkin,cepat,mudah dilakukan,murah,ramah
lingkungan,dan hasil yang diperoleh selalu konsisten jika dilakukan berulangulang. (Kumoro, 2015)
B.Pelarut
Prinsip dasar ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut
polar dan senyawa non-polar dalam pelarut non-polar. Serbuk simplisia
diekstraksi berturut-turut dengan pelarut yang berbeda polaritasnya. Pengekstrak
organik berdasarkan konstanta dielektrikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pelarut polar dan pelarut non-polar. Konstanta dielektrikum dinyatakan sebagai
gaya tolak menolak antara dua partikel yang bermuatan listrik dalam suatu
molekul.Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka pelarut semakin bersifat
polar.
Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses
ekstraksi.Jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi mempengaruhi
jenis komponen aktifbahan yang terekstrak karena masing-masing pelarut
mempunyai selektifitas yang berbeda untuk melarutkan komponen aktif dalam
bahan. Berbagai syarat pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi, yaitu
sebagai berikut:
Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut
harus dapat melarutkan komponen yang diinginkan sebanyak mungkin dan
Beberapa jenis pelarut yang sering digunakan dalam proses ekstraksi yaitu :
1. Metanol
Metanol (CH3OH) juga dikenal dengan nama hidrat, alkohol kayu atau
spiritus merupakan alkohol alifatik paling sederhana.tekanan atmosfer, metanol
berbentuk cairan yang ringan tidak berwarna, mudah menguap,mudah terbakar,
bersifat racun dengan aroma yang khas, dan larut sempurna dalam air,alkohol,
serta eter. Metanol mempunyai berat molekul 32,04 gr/mol, titik didih 64,7,berat
jenis pada 20 oC sebesar 0,792 gr/cm. Metanol tergolong pelarut polar dengan
konstanta dielektrik sebesar 33,26 pada 25 oC dan momen dipol sebesar 1,69 D
(gas) .
2. Etanol
suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, maka
molekul-molekul zat tersebut tidak dapat larut dalam air. Zat yang dapat
bercampur dengan baik atau larut dalam air (misalnya asam, alkohol, dan garam)
disebut sebagai zat hidrofilik, sedangkan zat-zat yang tidak mudah tercampur atau
larut dalam air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat hidrofobik.
Senyawa polar dapat larut dalam air dan membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Ikatan hidrogen dapat terjadi karena elektron bebas pada atom yang memiliki
elektronegatifan tinggi seperti N, O, F menarik proton yang dimiliki oleh atom H.
Air memiliki berat molekul 18 gr/mol, titik didih 100 oC, viskositas 1,005 cP, dan
konstanta dielektrik sebesar 80,37 pada 2 0oC.
Kelebihan metode refluks adalah padatan yang memiliki tekstur kasar dan
tahan terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak dengan metode ini.
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan jumlah pelarut yang banyak.
Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu
yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik
didih. Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu.
PRINSIP KERJA
Refluks
adalah
penyarian
yang
termasuk
dalam
metode
selesai.
(Depkes, 1986)
Pemanasan dimaksudkan untuk mempermudah cairan penyari menembus
dinding sel simplisia,karena dengan pemanasan sel simplisia mengalami
pengembangan sehingga rongga-rongga selnya terbuka dengan demikian pelarut
mudah mencapai zat aktif di dalam sel dan melarutkannnya sehingga
keseimbangan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel cepat tercapai dan
menyebabkan proses ekstraksi cepat selesai. Selain itu pemanasan dapat kembali
memurnikan cairan penyari kembali melalui proses kondensasi. Pada penguapan
10
terjadi perubahan wujud fase cair menjadi fase gas/uap dan selanjutnya setelah
mencapai kondensor berubah menjadi fase cair kembali. Pada fase uap zat aktif
tidak ikut menguap karena titik didihnya belum tercapai,kecuali pada minyak
menguap akan ikut pula menguap,sedangkan fase uap tersebut akan mengembun
karena adanya pengaruh ekstrim dengan suhu yang rendah sehingga terjadi
perubahan wujud dari uap menjadi cair. (penyusun, 2016)
Simplisia yang dapat diekstraksi dengan cara ini adalah yang mempunyai
komponen kimia yang tahan pemanasan dan mempunyai tekstur yang keras
seperti akar,batang,kulit batang,buah,biji,dan herba.
CARA KERJA
11
Labu alas bulat dan kondensor dicuci dengan sabun ,dikeringkan kemudian di
bilas dengan metanol. Selanjutnya kondensor di pasang pada statif dengan
kuat,kemudian sampel ditimbang dan dimasukkan ke labu als bulat dan
ditambahkan cairan penyari metanol sebanyak 2/3 bagian dari labu alas
bulat,kemudian ditutp dengan gabus yang berlubang dan dipasang pada kondensor
di atas tangas air atau heating manthel. Setelah terpasang kuat,aliran air
dijalankan hingga 4 jam. Setelah itu ekstrak disaring,ekstrak dan ampas
ditampung dalam wadah berbeda . ampas dimasukkan kembali ke dalam labu als
bulat dan ditambahkan cairan penyari metanol dan dikerjakan seperti semula.
Ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali. Setelah proses ekstraksi selesai ,ekstrak
metanol yang diperoleh disatukan dan diuapkan hingga kering kemudian
diidentifikasi komponen kimianya dengan pereksi kimia dan kromatografi lapis
tipis.( (penyusun, 2016)
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Ekstraksi merupakan pemisahan bahan bioaktif dalam jaringan tanaman
atau hewan dari bagian lainnya yang tidak aktif/inert menggunakan pelarut
yang sesuai menurut standar yang berlaku.
2. Refluks
adalah
penyarian
yang
termasuk
dalam
metode
13
DAFTAR PUSTAKA
14