Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN STRATEGI PEMASARAN

PT. KIMIA FARMA DAN CV. GREEN ZONE HERBAL

MATA KULIAH:

MANAJEMEN PEMASARAN FARMASI

A4-17

KELOMPOK 2

Siti Aisyah 1351710286 Angkatan 2017

Ainindya Firdausy U.J 1351710289 Angkatan 2017

Magdalena Oktavia K 1351710290 Angkatan 2017

Dwi Ratna Wulan Sari 1351710292 Angkatan 2017

AKADEMI FARMASI SURABAYA

SURABAYA

2019
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………..... 6

1.3 Tujuan Usaha .................................................................................................... 6

1.4 Manfaat Usaha .................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8

2.1 Profil Perusahaan …………………………………………………………….. 8

2.2 Analisis Perusahaan ........................................................................................ 10

2.2.1 Analisis SWOT ............................................................................................ 10

2.2.2 Matriks SWOT ............................................................................................. 10

2.3 Strategi Perusahaan ........................................................................................ 11

2.3.1 Strategi Pemasaran ....................................................................................... 11

2.3.2 Unsur Strategi Pemasaran ........................................................................... 10

2.4 Prospek ............................................................................................................ 13

2.5 Risiko ............................................................................................................. 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 15

3.1 Lokasi dan Waktu ........................................................................................... 15

3.2 Rancangan Penelitian ..................................................................................... 15

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 15

ii
iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 16

4.1 Analisis Perusahaan ....................................................................................... 16

4.1.1 Analisis SWOT ............................................................................................ 16

4.1.2 Analisis Strenght dan Opportunity ............................................................... 16

4.1.3 Analisis Threat dan Weakness ..................................................................... 22

4.1.4 Matriks SWOT ............................................................................................. 32

4.2 Analisis Strategi Perusahaan ........................................................................... 32

4.2.1 PT. Kimia Farma .......................................................................................... 32

4.2.2 CV. Green Zone Herbal ............................................................................... 33

4.3 Prospek ............................................................................................................ 34

4.3.1 PT. Kimia Farma .......................................................................................... 34

4.3.2 CV. Green Zone Herbal .............................................................................. 35

4.4 Risiko ............................................................................................................. 35

4.4.1 PT. Kimia Farma .......................................................................................... 35

4.4.2 CV. Green Zone Herbal .............................................................................. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan industri yang semakin pesat seiring dengan perkembangan zaman

menuntut banyak perusahaan baik di bidang manufaktur maupun jasa untuk terus

meningkatkan produktivitas demi eksistensi dan kemajuan perusahaan tersebut.

Persaingan di dunia industri tersebut hampir terjadi pada seluruh bidang industri

manufaktur dan jasa, tidak terkecuali pada industri farmasi. Industri farmasi memiliki

peranan penting bagi kehidupan masyarakat karena berkaitan dengan aspek yang

sangat penting yaitu kesehatan. lndustri farmasi merupakan suatu industri dengan

tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan

yang dihasilkannya sudah merupakan suatu kebutuhan manusia dalam menjaga

kesehatan. Perlunya menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit, telah

mendorong berdirinya banyak perusahaan-perusahaan farmasi. Industri farmasi di

Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat dan merupakan

pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN. Berdasarkan data Badan Pengawas Obat

dan Makanan pada tahun 2005 pertumbuhan industri farmasi Indonesia rata-rata

mencapai 14,10% per tahun lebih tinggi dari angka pertumbuhan nasional yang hanya

mencapai 5-6% per tahun. Total angka penjualan tahun 2004 mencapai lebih kurang

Rp 20 triliun (untuk tahun 2005 sebesar Rp 22,8 triliun, dan tahun 2006 sebesar Rp 26

triliun) (Sarmoko, 2009). Produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan farmasi

terbagi atas dua yaitu produk ethical atau produk yang harus menggunakan resep dokter

1
2

atau produk non-ethical, yang biasa disebut produk over the counter (OTC) yang dapat

dijual bebas tanpa menggunakan resep dokter. Produk OTC merupakan produk bebas

yang dapat diklankan di media cetak, televisi dan radio, berbeda dengan produk non-

ethical. Produk ethical harus dipromosikan secara langsung sesuai dengan ketentuan

kode etik profesi kesehatan yang ditetapkan oleh WHO. Produk non-ethical

dipromosikan dengan melakukan tatap langsung dengan pelanggan yaitu dokter dan

praktisi kesehatan.

Persaingan industri di bidang farmasi saat ini salah satunya dapat terlihat dari

semakin banyaknya produk obat-obatan dalam berbagai jenis yang beredar di pasar,

baik yang diproduksi di dalam negeri maupun produk impor dari luar negeri. Selain itu

maraknya iklan obat bebas (OTC/Over The Counter) yang terlihat di berbagai media

cetak maupun elektronik menunjukkan semakin ketatnya persaingan dalam

merebutkan dan mempertahankan pasar obat di Indonesia. Persaingan industri di

bidang farmasi ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap strategi perusahaan

terutama dalam memutuskan strategi pemasaran yang tepat. Selain ditunjukkan oleh

adanya berbagai produk dengan beragam jenis dan merek yang berbeda di pasar,

persaingan dalam bidang farmasi juga didorong oleh adanya kesadaran masyarakat

yang terus berkembang di bidang kesehatan. Kondisi ini merupakan salah satu

pendorong bagi setiap pemasar yang bergerak di bidang farmasi untuk terus berupaya

menyediakan berbagai produk obat atau alat kesehatan lainnya yang dapat memberikan

kepuasan terhadap kebutuhan dasar akan kesehatan bagi konsumen atau masyarakat

secara umum. Hal ini akan berimplikasi pada strategi dan bentuk kegiatan pemasar

dalam rangka mencapai tingkat keuntungan yang besar serta kepuasan terhadap
3

konsumen. Perusahaan pemasar obat-obatan harus mampu mengantisipasi persaingan

yang cukup besar dengan melakukan berbagai kegiatan atau strategi pemasaran yang

terintegrasi dan salah satu diantaranya dengan lebih memahami kondisi serta

karakteristik target market dari produk- produknya. Salah satu jalan bagi perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi adalah dengan mengetahui informasi

pasar yang dapat memberikan informasi tentang sejauh mana penerimaan konsumen

terhadap produk yang dihasilkannya. Konsumen yang menjadi tujuan akhir dari suatu

produk di pasar, memiliki sifat yang dinamis dalam ha1 perilakunya, sehingga setiap

perusahaan akan lebih baik jika dapat memanfaatkan kondisi ini untuk lebih menarik

minat mereka dalam keputusan pembeliannya. Disamping itu, kepercayaan konsumen

terhadap suatu produk akan menimbulkan suatu loyalitas mereka terhadap suatu merek

produk. Demikian pula halnya dengan produk obat-obatan atau farmasi diharapkan

akan mampu menimbulkan sikap positif dan loyalitas yang tinggi dari konsumennya.

PT. Kimia Farma sebagai salah satu pabrik farmasi telah berdiri sejak tahun 1817

dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang kemudian berganti nama

menjadi PT. Kimia Farma pada tanggal 16 Agustus 1971. PT. Kimia Farma

mempunyai berbagai macam unit usaha yang mmeliputi bahan baku, obat jadi, dan

pelayanan distribusi farmasi. PT. Kimia Farma telah berhasil melakukan aktovitas

pemasaran dan distribusi sendiri melalu Pedagang Besar Farmasi (PBF) maupun

apotek di seluruh Indonesia. PT. Kimia Farma mempunyai produk unggulan seperti

produk ethical yang penjualannya melalui apotek dan rumah sakit, produk OTC yang

dijual bebas, produk lisensi yang merupakan hasil kerjasama dengan beberapa pabrik
4

terkemuka di luar negeri, produk bahan baku, maupun produk kontrasepsi, dan obat

narkotika.

Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma adalah produk obat

OTC untuk pengobatan sariawan dari bahan herbal yaitu Enkasari. Secara umum,

produk Enkasari telah dikenal masyarakat dan digunakan oleh berbagai kalangan untuk

pegobatan sariawan. Namun demikian, persaingan produk sejenis mengalami

peningkatan. Kondisi ini ditandai dengan semakin banyak merek lain yang sejenis yang

beredar di pasaran. Produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan pesaing juga

menawarkan keunggulan produk yang sama dengan produk Enkasari yaitu

memberikan kelebihan pada bahan baku dari bahan herbal dengan harga yang relatif

berasing. Hal tersebut akan menjadi salah satu kendala bagi perusahaan terutama dalam

ha1 mempertahankan market-share yang telah diperoleh sebelumnya. Kondisi

persaingan yang cukup berat di bidang farmasi terutama dalam ha1 produk obat

sariawan Enkasari ini, berimplikasi pada strategi pemasaran yang dilakukan PT. Kimia

Farma terutama dalam segmentasi, targeting dan positioning dari produknya. Berbagai

bentuk strategi pemasaran telah banyak dilakukan oleh perusahaan disamping kegiatan

lainnya yang memakan waktu, biaya serta konsekuensi lain bagi perusahaan. Salah satu

usaha yang telah dilakukan perusahaan adalah tetap membuat atau memberikan kegitan

promosi dan iklan dalam berbagai media. Namun demikian, keadaan ini belum

menjamin adanya ketertarikan konsumen untuk melakukan pembelian disamping dapat

mempertahankan loyalitas bagi konsumen yang telah menggunakan produk Enkasari

lebih dahulu. Di satu pihak, perusahaan menginginkan adanya sikap yang positif dan

loyalitas konsumen terhadap produk yang dihasilkannya, tetapi di lain pihak konsumen
5

memiliki keterbatasan dalam ha1 mengingat merek produk dan memiliki preferensi

yang berbeda-beda pula dalam melihat dan memutusakan pembelian suatu produk.

Selain itu, perilaku konsumen memiliki sifat dinamis sehingga setiap waktu akan

berubah sesuai dengan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Oleh

karena itu, perusahaan perlu untuk mengadakan analisis terhadap perilaku konsumen

terhadap produk Enkasari untuk mengetahui kedinamisan mereka. Selain itu, juga

diperlukan informasi mengenai keunggulan-keunggulan produk Enkasari dan

kedudukan relatifnya dibandingkan dengan pesaingnya ditinjau dari perilaku dan

preferensi konsumennya. Kondisi konsumen yang senantiasa berubah akan

berpengaruh secara langsung terhadap strategi pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan. Sehingga dengan mengetahui perilaku konsumen, perusahaan akan dapat

menentukan strategi segmentasi, targeting dan positioning yang tepat sesuai dengan

pasar sasarannya, serta memperbaiki kegiatan pemasaran yang telah dilakukannya.

CV. Green Zone Herbal merupakan salah satu industri obat herbal yang berdiri

sejak tahun 2004. Industri Green Zone Herbal merupakan industri obat tradisional

berskala nasional yang sudah mendapat jaminan halal dari MUI. Green Zone Herbal

mempunyai produk unggulan seperti kapsul, cairan obat dalam, cairan obat luar,

maupun teh herbal. Green Zone Herbal mulai merambah ke sektor lain untuk

meningkatkan citra baik di masyarakat yaitu ke sektor klinik herbal, herbalis cilik,

maupun pelatihan dan kursus herbal.

Penetapan strategi pemasaran yang tepat merupakan kunci bagi perusahaan

farmasi agar bisa menang dan terus tumbuh di pasar obat-obatan. Strategi pernasaran

sejak awal harus melakukan pemetaan atau segmentasi yang bukan sekedar demografis
6

dan geografis saja, tetapi juga harus perilaku konsumen agar bisa mendapatkan

garnbaran pasar yang benar-benar berbeda dari pesaing. Perusahaan farmasi harus

rnencari informasi tentang kebiasaan, kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga

perusahaan bisa mempunyai gambaran dari perilaku mereka serta menetapkan pasar

mana yang akan dijadikan pasar sasaran. Strategi pemasaran dengan penentuan segmen

yang lebih terinci serta target pasar sasaran yang jelas selanjutnya diikuti dengan

membangun positioning produk obat yang sesuai pasar sasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian produk obat sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga?

2. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk produk obat

sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga?

1.3 Tujuan

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengkaji perilaku konsumen produk

obat herbal sariawan. Tujuan secara terperinci dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian produk obat sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga.

2. Mengevaluasi strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk produk obat

sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga.


7

1.4 Manfaat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya

bagi peneliti dan perusahaan.

a. Bagi perusahaan

Melalui penelitian ini, perusahaan memperoleh informasi tentang perilaku

konsumen produk obat herbal sariawan yang bermanfaat memformulasikan strategi

bauran promosi produk obat herbal sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga yang

dihasilkannya.

b. Bagi Peneliti

Sebagai sarana dan pengembangan wawasan bagi penulis serta lebih

memahami dan mendalami ilmu yang diperoleh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

2.1.1 PT. Kimia Farma

PT. Kimia Farma merupakan industri farmasi pertama di Indonesia yang

didirikan oleh Hindia Belanda pada tahun 1817. Pada awalnya, PT. Kimia Farma

bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan keputusan nasionalis

eks perusahaan Hindia Belanda pada masa awal kemerdekaan pada tahun 1958,

pemerintah republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi

menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada

tanggal 16 Agustus 1971, bentuk perusahaan PNF berubah menjadi PT (Perseroan

Terbatas) Kimia Farma.

2.1.2 CV. Green Zone Herbal

Lebih dari satu dekade, Green Zone Herbal telah menjadi bagian dari mitra

kesehatan nasional di Indonesia. Dibangun diatas lahan 5000 m2, Green Zone Herbal

merupakan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) berskala nasional yang telah

8
9

terdaftar di Badan Pengawas Obat Tradisional Republik Indonesia (BPOM RI) dan

mendapatkan sertifikasi jaminan halal dari MUI.

Usaha obat tradisional Green Zone Herbal berdiri sejak tahun 2004 oleh Bapak

H. Avip Vivarullah Wiharta S.E beserta istri, dimulai dari ruangan kecil di rumah. Saat

itu Bapak Avip sendiri berprofesi sebagai penterapis Akupunktur, seiring berjalannya

waktu beliau membutuhkan obat/herbal sebagai penyeimbang terapinya, darisitulah

bergerak ke bidang herbal untuk disinergikan dengan terapi Akupunktur, dan

pemasarannyapun masih dikalangan pasien sendiri.

Green Zone Herbal semakin berkembang dari tahun ke tahun, pada tahun 2007

dibuatkanlah akte, SIUP dan sebagainya untuk memenuhi persyaratan IKOT,

kemudian ditahun yang sama Green Zone Herbal mendapatkan izin IKOT dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang. Semakin berkembang, ditahun 2011 Green Zone

Herbal mendapatkan izin dari BPOM sampai 5 produk.

Pada tahun 2012 produksi Green Zone Herbal dipindahkan ke Desa Pangadengan

Kec. Pasarkemis Kab. Tangerang, ditahun yang sama pemerintah melakukan revisi izin

menjadi UMOT, UKOT, dan IOT. Ditahun 2014 Green Zone Herbal mendapatkan izin

UKOT grade I dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Usaha obat tradisional Green Zone Herbal telah mendapatkan izin resmi dari

Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan mendapatkan rekomondasi CPOTB dari BPOM

serta sertifikasi halal MUI, produk obat Green Zone Herbal telah memiliki izin edar

BPOM dan telah dipasarkan melalui toko-toko herbal dan apotik-apotik.


10

2.2 Analisis Perusahaan

2.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats) adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

pemasaran. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan dan peluang, namun secara simultan dapat meminimalkan kelemahan

dan ancaman (Rangkuti, 2001).

2.2.2 Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu

mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut:

a. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-

peluang yang ada di luar perusahaan.

b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan

dengan memanfaatkan peluang-peluang perusahaan.

c. Strategi ST (Strength-Threat)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman eksternal.

d. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman.


11

2.3 Strategi Perusahaan

2.3.1 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik eksplisit maupun implisit)

mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuan (Syakir, 2006).

2.3.2 Unsur Strategi Pemasaran

Strategi pasar perlu dipersiapkan sejak dini agar tujuan pemasaran tepat

sasaran. Unsur- unsur strategi pemasaran menurut Fredy Rangkuti (2001) adalah

sebagai berikut:

a. Unsur Strategi Pemasaran

1. Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok

pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing konsumen dibedakan

menurut karakteristik kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

2. Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki

3. Positioning, yaitu menetapkan posisi pasar, tujuannya adalah untuk

membangun dan mengkomunikasikan keunggulan produk yang ada di pasar

kepada konsumen.

b. Unsur Taktik Persaingan

1. Differensiasi, yaitu pembeda antara produk sendiri dengan produk lain.

2. Bauran pemasaran (marketing mix), yaitu meliputi produk (produk), harga

(price), promosi (promotion) dan tempat (place).

 Produk

Segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran dan manfaat serta

kepuasan dalam bentuk barang dan jasa. Strategi penentuan produk ini
12

meiputi penentuan logo/ moto, menciptakan merek, menciptakan

kemasan, keputusan label

 Price

Harga menjadi satuan ukur mengenai mutu suatu produk dan harga

merupakan unsur bauran pemasaran yang flelksibel (dapat berubah secara

cepat). Adapun tujuan penetapan harga adalah ntuk bertahan hidup,

memaksimalkan laba, memperbesar market-share, mutu produk, dan

persaingan.

 Promotion

Pemberian informasi tentang suatu produk kepada konsumen menjadi

faktor yang dominan dalam pemasaran.

 Place

Tempat yang strategis sangat penting dalam pemasaran dalam

mendistribusikan produk kepada konsumen. Faktor yang mempengaruhi

dalam penetuan distribusi adalah pertimbangan pembeli atau faktor pasar,

faktor produksi atau pengawasan dan keuangan, serta unsur nilai

pemasaran.

 Merek

Nama, cermin, tanda, simbol, design atau kombinasi dari semuanya yang

ditujukan untuk mengidentifikasikan produk sendiri dengan produk

lainnya. Merek bagi konsumen mempunyai arti sebagai identifikasi untuk


13

membedakan satu produk dengan produk yang lain dan garansi atas

kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.

2.4 Prospek

Prospek merupakan gambaran umum tentang usaha yang kita jalankan untuk

masa yang akan datang. Keberhasilan suatu usaha tergantung dari faktor-faktor

pengusaha itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam seperti

pengelolaan, tenaga kerja, modal, tingkat tekhnologi, dan lain sebagainya. Sedangkan

faktor dari luar seperti tersedianya sarana trasportasi dan komunikasi

2.5 Risiko

Risiko adalah ketidakpastian atau uncertainly yang mungkin melahirkan

kerugian (Salim, 1998).

1. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta

pengembangan strategi pengelolaannya. Manajemen risiko bertujuan untuk

mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau barangkali

mengoptimalkan risiko ketidakpastian (Roger S. Pressman). Manajemen risiko

pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses identifikasi risiko, evaluasi dan

pengukuran risiko, serta pengelolaan risiko.

2. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen

risiko (Roger S. Pressman). Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko

adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin.


14

3. Evaluasi dan Pengukuran Risiko

Tujuan dari evaluasi risiko adalah untuk mengetahui karakteristik risiko yang

lebih baik tentang risiko yang terjadi dapat memudahkan kita untuk mengelola

risiko tersebut (Mallman, 1996).

4. Pengelolaan Risiko

Proses selanjutnya yaitu mengelola risiko. Jika organisasi gagal mengelola

risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misalnya kerugian

yang besar bahkan bisa bangkrut. Pengelolaan risiko bisa dilakukan dengan

berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau

ditransfer ke pihak lainnya (Crow, 2002).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Laporan strategi pemasaran PT. Kimia Farma dan CV. Green Zone Herbal dibuat

di Akademi Farmasi Surabaya pada bula Oktober 2019.

3.2 Rancangan Penelitian

Tahap pertama yaitu mencari data penggunaan obat di Indonesia, lalu tahap kedua

mencari dua obat yang sejenis, dan tahap ketiga yaitu menganalisis strategi pemasaran

dan SWOT dari kedua pabrik obat yang dipilih.

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam laporan ini berasal dari studi literatur.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Perusahaan

4.1.1 Analisis S.W.O.T

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat

deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai

sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya

masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa

SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan

untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi

oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan

keluar yang instan bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.

4.1.2 Analisis Strenght dan Weakness

a. PT. Kimia Farma

No Faktor-faktor Kekuatan (Strenght) Kelemahan

internal perusahaan (Weakness)

1 Sumber daya manusia PT. Kimia Farma diisi

oleh tenaga yang

profesional sehingga

dapat membuat produk

obat berkualitas

16
17

2 Fasilitas Menyediakan pelayanan

lain, misalnya praktik

dokter, optik, dan

pelayanan OTC

(swalayan) serta pusat

pelayanan informasi obat

3 Produk 1. Banyak produk kimia Penggunaan obat herbal

farma menjadi inovator yang kurang diminati

dengan mengembangkan masyarakat terutama

obat-obatan serta untuk obat sariawan.

rumusan baru kimia baik

dengan kemampuan

sendiri maupun melalui

aliansi strategis dengan

mitra internasional dan

banyak menghasilkan

produk-produk baru

yang berbasis teknologi

tinggi

2. Obat herbal sariawan

Enkasari merupakan

salah satu produk PT.


18

Kimia Farma yang

mendapat predikat TOP

Brand

4 Pemasaran Kebijakan

memasyarakatkan dan

memasarkan obat herbal

yang dilakukan oleh

perusahaan juga sejalan

dengan meningkatnya

jumlah permintaan

konsumen akan obat

secara keseluruhan yang

mencapai 9,93% per

kapita, serta 92% potensi

pasar bisnis industri

farmasi di Indonesia

masih belum terpenuhi.

Hal tersebut menjadi

peluang bisnis yang

kompetitif bagi 200

industri farmasi yang ada

di Indonesia termasuk
19

PT. Kimia Farma Tbk.

untuk lebih

mengembangkan obat

generik sehingga mampu

memiliki daya saing

strategis dan dapat

meningkatkan kemampu

labaan. Guna

mengantisipasi

persaingan bisnis yang

kompetitif di pasar

industri farmasi

khususnya dalam

memasarkan maka pihak

manajemen PT. Kimia

Farma Tbk. harus

mengupayakan untuk

menerapkan strategi

bersaing.

5 Citra perusahaan 340 apotek yang tersebar

diseluruh tanah air yang

memimpin pasar
20

dibidang perapotikan

dengan penguasaan

pasar

b. CV. Green Zone Herbal

No Faktor-faktor Kekuatan (Strenght) Kelemahan

internal perusahaan (Weakness)

1 Sumber daya manusia CV. Green Zone Herbal

diisi oleh tenaga ahli di

bidang Farmasi

khususnya herbal

sehingga dapat

menghasilkan produk

herbal yang bermutu.

2 Fasilitas Menyediakan pelayanan

lain seperti herbalis cilik,

klinik herbal, pelatihan

dan kursus.

3 Produk 3. Banyak produk yang Penggunaan obat herbal

dihasilkan oleh CV. yang kurang diminati

Green Zone Herbal masyarakat terutama

antara lain kapsul, cairan untuk obat sariawan.


21

obat dalam, cairan obat

luar, dan teh herbal.

4. Obat herbal sariawan

Herba Mix Saga

merupakan salah satu

produk CV. Green Zone

Herbal yang sudah

merambah ke apotek lain

4 Pemasaran Pemasaran obat dari CV. Industri herbal lain yang

Green Zone Herbal sudah lama berdiri

melalui distributor dan

agen Green Zone Herbal

di seluruh Indonesia

5 Citra perusahaan Distributor dan agen

yang tersebar di

Indonesia yang

menambah citra baik

perusahaan
22

4.1.3 Analisis Opportunity dan Threat

a. PT. Kimia Farma

Faktor-faktor Peluang Ancaman (Threat)

No eksternal perusahaan (Opportunity)

1 Kondisi perekonomian Adanya krisis ekonomi

menyebabkan daya beli

obat rakyat Indonesia

menurun sehingga

mengancam

kelangsungan hidup

industri farmasi

nasional terutama untuk

pasar lokal

2 Persaingan 1. Obat herbal sariawan

yang sejenis seperti

Herba Mix Saga.

3 Kebijakan pemerintah Kebijakan memasarkan

obat herbal sariawan

Enkasari yang

dilakukan oleh

perusahaan dan

meningkatnya jumlah
23

permintaan konsumen

akan obat secara

keseluruhan masih

belum terpenuhi

4 Selera konsumen Besarnya penduduk

Indonesia dan masih

rendahnya konsumsi

obat perkapita

menyebabkan tingginya

pasar potensial yang

bisa dikembangkan.

b. CV. Herba Mix Saga

Faktor-faktor Peluang Ancaman (Threat)

No eksternal perusahaan (Opportunity)

1 Kondisi perekonomian Adanya krisis ekonomi

menyebabkan daya beli

obat rakyat Indonesia

menurun sehingga

mengancam

kelangsungan hidup

industri farmasi
24

nasional terutama untuk

pasar lokal

2 Persaingan 2. Obat herbal sariawan

yang sejenis seperti

Enkasari.

3 Kebijakan pemerintah Kebijakan memasarkan

obat herbal sariawan

Herba Mix Saga yang

dilakukan oleh

perusahaan dan

meningkatnya jumlah

permintaan konsumen

akan obat secara

keseluruhan masih

belum terpenuhi

4 Selera konsumen Besarnya penduduk

Indonesia dan masih

rendahnya konsumsi

obat perkapita

menyebabkan tingginya

pasar potensial yang

bisa dikembangkan.
25

4.1.4 Matriks SWOT

a. PT. Kimia Farma

IFAS Strenght (S) Weaknesss (W)

1. PT. Kimia Farma diisi oleh


1. Masyarakat yang kurang

tenaga ahli sehingga dapat menyukai produk herbal

melayani menghasilkan khususnya obat herbal

obat dengan mutu yang sariawan.

baik

2. Menyediakan pelayanan

lain, misalnya praktik

dokter, optik, dan

pelayanan OTC (swalayan)

serta pusat pelayanan

informasi obat

3. Banyak produk kimia

farma menjadi inovator

dengan mengembangkan

obat-obatan serta rumusan

EFAS baru kimia baik dengan

kemampuan sendiri
26

maupun melalui aliansi

strategis dengan mitra

internasional dan banyak

menghasilkan produk-

produk baru yang berbasis

teknologi tinggi

4. 340 apotek yang tersebar

diseluruh tanah air yang

memimpin pasar dibidang

perapotikan dengan

penguasaan pasar

5. Obat herbal sariawan

Enkasari adalah salah satu

produk farmasi yang

kompetitif karena memiliki

keunggulan yaitu harga

lebih murah dan memiliki

TOP Brand

Opportunity (O) Strategi S – O Strategi W – O

1. Kebijakan memasarkan
1. Memasarkan obat herbal
1. Perusahaan terus

obat herbal sariawan yang sariawan yang merupakan menginformasikan

dilakukan oleh perusahaan salah satu produk farmasi kelebihan produk obat
27

dan meningkatnya jumlah yang kompetitif karena sariawan Enkasari dan

permintaan konsumen akan memiliki harga yang murah melakukan kebijakan

obat secara keseluruhan dan kualitas yang baik memasarkan produk

masih belum terpenuhi sehingga permintaan tersebut sehingga

2. Besarnya penduduk terpenuhi. meningkatkan

Indonesia dan masih


2. Menyediakan pelayanan permintaan konsumen.

rendahnya konsumsi obat lain, misalnya praktik

perkapita menyebabkan dokter, optik, dan

tingginya pasar potensial pelayanan OTC (swalayan)

yang bisa dikembangkan. serta pusat pelayanan

informasi obat sehingga

pasar potensial bisa

dikembangkan dengan baik

walaupun sebagian

penduduk masih rendah

dalam mengkonsumsi obat.

Threat (T) Strategi S – T Strategi W- T

1. Adanya krisis ekonomi


1. Memperkenalkan obat
1. Menginformasikan

menyebabkan daya beli herbal sariawan yang kelebihan produk obat

obat rakyat Indonesia merupakan salah satu sariawan Enkasari

menurun sehingga produk farmasi yang sehingga kelangsungan


28

mengancam kelangsungan kompetitif karena memiliki hidup industri farmasi

hidup industri farmasi harga yang murah dan dapat dipertahankan.

nasional terutama untuk kualitas yang baik sehingaa

pasar lokal meningkatkan daya beli

2. Penggunaan obat herbal rakyat indonesia setelah

khususnya obat herbal adanya krisis ekonomi.

sariawan yang kurang


2. Memberikan kesan pada

diminati masyarakat. konsumen bahwa PT.

3. Semakin luasnya pasar Kimia Farma tidak pernah

yang ingin dicapai, yaitu membuat obat palsu

menembus pasar sehingga citra produk

internasional akan semakin dimata konsumen menjadi

meningkat pula pesaing- baik sehingga harga obat

pesaing bisnis farmasi menjadi mudah untuk

dikontrol.

3. Memperluas apotek-apotek

yang tersebar di seluruh

indonesia sehingga mampu

menembus pasar

internasional, lagi pula PT.

Kimia Farma telah

memimpin pasar dibidang


29

perapotikan dengan

penguasaan pasar terbesar

di indonesia.

b. CV. Herba Mix Saga

IFAS Strenght (S) Weakness (W)

1. CV. Green Zone Herbal Penggunaan obat herbal

yang diisi oleh tenaga ahli yang kurang diminati

khususnya herbal sehingga masyarakat terutama

dapat menghasilkan untuk obat sariawan.

produk herbal yang

bermutu

2. Menyediakan pelayanan

lain, seperti herbalis cilik,

klinik herbal, pelatihan dan

kursus herbal.

3. Banyak produk CV. Green

Zone Herbal yaitu kapsul,

cairan obat dalam, cairan

obat luar, dan teh herbal.


30

EFAS Obat sariawan Herba Mix

Saga dari CV. Green Zone

Herbal yang sudah mulai

merambah ke apotek lain.

4. Distributor dan agen CV.

Green Zone Herbal yang

sudah tersebar di seluruh

Indonesia

5. Distributor dan agen yang

sudah tersebar di seluruh

Indonesia menambah citra

baik CV. Green Zone

Herbal

Opportunity (O) Strategi S – O Strategi W – O

1. Kebijakan memasarkan
1. Memasarkan obat herbal
1. Perusahaan lebih

obat herbal sariawan yang sariawan yang merupakan memperkenalkan khasiat

dilakukan oleh salah satu produk farmasi obat herbal sariawan

perusahaan dan yang kompetitif karena Herba Mix Saga dan

meningkatnya jumlah memiliki harga yang murah melakukan kebijakan

permintaan konsumen dan kualitas yang baik memasarkan produk

akan obat secara tersebut sehingga


31

keseluruhan masih belum sehingga permintaan meningkatkan

terpenuhi terpenuhi. permintaan konsumen.

2. Besarnya penduduk
2. Menyediakan pelayanan

Indonesia dan masih lain seperti herbalis cilik,

rendahnya konsumsi obat klinik herbal, pelatihan dan

perkapita menyebabkan kursus herbal.

tingginya pasar potensial

yang bisa dikembangkan.

Threat (T) Strategi S – T Strategi W- T

1. Adanya krisis ekonomi


1. Memperkenalkan obat
1. Mengecamkan pada

menyebabkan daya beli herbal Herba Mix Saga konsumen bahwa obat

obat rakyat Indonesia yang merupakan salah satu Herba Mix Saga

menurun sehingga produk farmasi yang mempunyai kelebihan

mengancam kompetitif karena memiliki sehingga kelangsungan

kelangsungan hidup harga yang murah dan hidup industri farmasi

industri farmasi nasional kualitas yang baik sehingaa dapat dipertahankan.

terutama untuk pasar lokal meningkatkan daya beli

2. Penggunaan obat herbal rakyat indonesia setelah

khususnya obat herbal adanya krisis ekonomi.

sariawan yang kurang


2. Memberikan kesan pada

diminati masyarakat. konsumen bahwa CV.

Green Zone Herbal tidak


32

3. Semakin luasnya pasar pernah membuat obat palsu

yang ingin dicapai, yaitu sehingga citra produk

menembus pasar dimata konsumen menjadi

internasional akan baik sehingga harga obat

semakin meningkat pula menjadi mudah untuk

pesaing-pesaing bisnis dikontrol.

farmasi 3. Memperluas apotek-apotek

yang tersebar di seluruh

indonesia sehingga mampu

menembus pasar

internasional.

4.2 Analisis Strategi Perusahaan

4.2.1 PT. Kimia Farma

Dengan menggunakan matrik SWOT diperoleh strategi bersaing obat herbal

sariawan Enkasari sebagai berikut:

1. Strategi yang memanfaatkan seluruh potensi kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Jenis strategi-strategi alternatif yang

masuk ke dalam kelompok ini terdiri dari menerapkan strategi penetrasi pasar,

menggunakan saluran distribusi yang telah berdiri.


33

2. Strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan dan

memanfaatkan peluang-peluang eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam

kelompok ini adalah menerapkan strategi keunggulan biaya.

3. Strategi yang berusaha menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternalnya. Jenis strategi yang

masuk kedalam kelompok ini terdiri dari strategi pengembangan produk dan

pembuatan perencanaan berupa peta arsitektur informasi obat herbal sariawan

Enkasari.

4. Strategi bertahan yang diarahkan guna mengurangi kelemahan-kelemahan internal

serta menghindari ancaman-ancaman lingkungannya. Jenis strategi yang termasuk

kelompok ini adalah strategi promosi yang efektif.

Berdasarkan strategi bersaing yang disusun menggunakan matrik SWOT, maka

selanjutnya ditetapkan rencana implementasi strategi yang didukung oleh aktivitas-

aktivitas pendukungnya baik teknis maupun sumber daya manusia berikut rencana

tindakannya.

Upaya memperbaiki persepsi konsumen terhadap kualitas obat herbal sariawan

Enkasari serta mengembangkan strategi-strategi alternatif yang disusun dalam

aktualisasi pelaksanaannya harus diterapkan dan dilakukan secara terintegrasi satu

dengan yang lainnya sehingga memungkinkan dihasilkannya suatu strategi yang

mampu menghadapi persaingan bisnis obat herbal.

2.3.2 CV. Green Zone Herbal

Upaya memperbaiki persepsi konsumen terhadap kualitas obat herbal sariawan

Herba Mix Saga serta mengembangkan strategi-strategi alternatif seperti mengadakan


34

kursus dan pelatihan untuk masyarakat sehingga memungkinkan dihasilkannya suatu

strategi yang mampu menghadapi persaingan bisnis obat herbal.

4.3 Prospek

4.3.1 PT. Kimia Farma

Kimia Farma memilih strategi bisnis hulu-hilir, dimana perusahaan ini bergerak

dalam bidang pelayanan kesehatan yang terintegrasi, yaitu: industri,

marketing,distribusi, ritel, laboratorium klinik, dan klinik kesehatan. Kimia Farma

terus melakukan transformasi bisnis dengan mengembangkan berbagai layanan sektor

kesehatan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat mendapatkan akses layanan

pemeriksanaan kesehatannya. Perluasan jaringan layanan merupakan bagian untuk

memenangkan persaingan dalam merebut pasar farmasi nasioanal seiring dengan

berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2014.

Salah satu cara perluasan jaringan yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma adalah

melalui PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang mendekatkan dan memberikan layanan

terbaik kepada masyarakat. Sepanjang 2012 sebanyak 30 apotek dan 100 klinik baru

telah dibuka di berbagai kota di Indonesia. Langkah ini, sebagai bagian dari upaya

Kimia Farma untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan

pelayanan yang praktis, efisien, dan efektif dalam berbagai aktivitasnya, termasuk

dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Konsep One Stop Healthcare Solution

(OSHS) merupakan salah satu layanan dengan konsep modern yang diberikan oleh

Kimia Farma.
35

4.3.2 CV. Green Zone Herbal

Green Zone Herbal bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya

herbal, yaitu: industri, klinik herbal, kursus dan pelatihan herbal. Prospek produk CV.

Green Zone Herbal yaitu dengan memperluas jaringan dengan membuat distributor dan

agen yang tersebar di Indonesia.

4.4 Risiko

4.4.1 PT. Kimia Farma

Sebagaimana halnya dengan bidang-bidang usaha lainya, bidang usaha yang

dilakukan Perusahaan juga tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai

faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan hal ini,

Perusahaan berupaya meminimalkan risiko dengan melakukan pengamatan yang

seksama terhadap risiko tersebut. Menurut Manajemen, risiko-risiko usaha yang

mungkin dihadapi PT. Kimia Farma adalah sebagai berikut:

a. Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing

b. Risiko pasokan bahan baku

c. Risiko persaingan usaha

d. Risiko perekonomian

e. Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)

f. Risiko pemalsuan obat

g. Risiko produk rusak

h. Risiko pemogokan karyawan

i. Risiko dampak lingkungan


36

4.4.2 CV. Green Zone Herbal

Risiko-risiko usaha yang mungkin dihadapi CV. Green Zone Herbal adalah

sebagai berikut:

a. Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing

b. Risiko pasokan bahan baku

c. Risiko persaingan usaha

d. Risiko perekonomian

e. Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)

f. Risiko pemalsuan obat

g. Risiko produk rusak

h. Risiko dampak lingkungan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran berdasarkan analisis SWOT pada

PT. Kimia Farma dan CV. Green Zone Herbal, maka disimpulkan bahwa strategi

pemasaran yang dibuat hendaklah mempertimbangkan situasi dan keadaan komunitas

atau organisasi baik keadaan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menetapkan

strategi pemasaran atas produk herbal, perusahaan harus mampu memahami produk,

harga, promosi, dan saluran distribusi yang dikenal dengan 4P untuk menemukan

segmenting, targeting, dan posisitioning dalam proses pemasaran yang akan mereka

lakukan. Melihat keunggulan produk dan menemukan taktik dalam proses kreatif

hingga penetapan strategi pemasaran, dimana sama seperti halnya membuat sebuah

karya seni dengan kemampuan kreativitas dan inovatif sebuah proses harusnya pelaku

seni dalam komunitas atau organisasi mampu melihat celah dan titik pola pikir dalam

melihat peluang dan sistem pemasaran yang tepat untuk produk yang mereka miliki.

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal tersebut, maka dapat dipastikan

sebuah perusahaan dapat menentukan dengan baik strategi pemasaran serta strategi

bersaingnya untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah dunia industri ataupun

dunia bisnis yang akan mereka hadapi.

37
38

5.2 Saran

Dalam sistem pemasaran baiknya juga melihat sistem program jangka pendek

dan jangka panjang, karena orderan produk herbal juga memiliki tingkat naik turunnya

keinginan konsumen, untuk itu perusahaan baiknya memiliki alternatif yang meliputi

taktik dalam mempertahankan kualitas dan keinginan konsumen serta menemukan

sistem bagaimana melihat peluang dan informasi bisnis jasa serta perkembangan

strategi marekting mix dan penentuan STP yang dapat menetapkan proses produksi

produk jasa atas karya seni yang mereka miliki.


DAFTAR PUSTAKA

Crow, A. 2002. Pengelolaan Risiko. Yogyakarta: Nur Cahya.

http://www.kimiafarma.co.id/ Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019.

http://www.greenzoneherbalofficial.com/about-2.html Diakses pada tanggal 22


Oktober 2019.

Nyoman Ayu Nila Dewi, N.A.N. 2015. Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan
Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi Bali, Bali.

Rangkuti, F. 2001. Riset pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama


bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi IBII.

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Salim, A. 1998. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

39
40
41

Anda mungkin juga menyukai