Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN STRATEGI PEMASARAN

PT. KIMIA FARMA DAN CV. GREEN ZONE HERBAL

MATA KULIAH:

MANAJEMEN PEMASARAN FARMASI

A4-17

KELOMPOK 2

Siti Aisyah 1351710286 Angkatan 2017

Ainindya Firdausy U.J 1351710289 Angkatan 2017

Magdalena Oktavia K 1351710290 Angkatan 2017

Dwi Ratna Wulan Sari 1351710292 Angkatan 2017

AKADEMI FARMASI SURABAYA

SURABAYA

2019
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN........................................................................................1

1.1Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1

1.2Rumusan Masalah …………………………………………………………..... 6

1.3Tujuan Usaha......................................................................................................6

1.4Manfaat Usaha....................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8

2.1 Profil Perusahaan …………………………………………………………….. 8

2.2 Analisis Perusahaan.........................................................................................10

2.2.1 Analisis SWOT.............................................................................................10

2.2.2 Matriks SWOT..............................................................................................10

2.3 Strategi Perusahaan .........................................................................................11

2.3.1 Strategi Pemasaran........................................................................................11

2.3.2 Unsur Strategi Pemasaran ............................................................................10

2.4 Prospek.............................................................................................................13

2.5 Risiko ..............................................................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................15

3.1Lokasi dan Waktu.............................................................................................15

3.2Rancangan Penelitian .......................................................................................15

3.3Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data........................................................15

ii
iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................16

4.1 Analisis Perusahaan.........................................................................................16

4.1.1 Analisis SWOT.............................................................................................16

4.1.2 Analisis Strenght dan Opportunity................................................................16

4.1.3 Analisis Threat dan Weakness......................................................................22

4.1.4 Matriks SWOT..............................................................................................32

4.2 Analisis Strategi Perusahaan............................................................................32

4.2.1 PT. Kimia Farma...........................................................................................32

4.2.2 CV. Green Zone Herbal................................................................................33

4.3 Prospek.............................................................................................................34

4.3.1 PT. Kimia Farma...........................................................................................34

4.3.2 CV. Green Zone Herbal ...............................................................................35

4.4 Risiko ..............................................................................................................35

4.4.1 PT. Kimia Farma...........................................................................................35

4.4.2 CV. Green Zone Herbal ...............................................................................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................37

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................39

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan industri yang semakin pesat seiring dengan perkembangan zaman

menuntut banyak perusahaan baik di bidang manufaktur maupun jasa untuk terus

meningkatkan produktivitas demi eksistensi dan kemajuan perusahaan tersebut.

Persaingan di dunia industri tersebut hampir terjadi pada seluruh bidang industri

manufaktur dan jasa, tidak terkecuali pada industri farmasi. Industri farmasi memiliki

peranan penting bagi kehidupan masyarakat karena berkaitan dengan aspek yang

sangat penting yaitu kesehatan. lndustri farmasi merupakan suatu industri dengan

tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan

yang dihasilkannya sudah merupakan suatu kebutuhan manusia dalam menjaga

kesehatan. Perlunya menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit, telah

mendorong berdirinya banyak perusahaan-perusahaan farmasi. Industri farmasi di

Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat dan

merupakan pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN. Berdasarkan data Badan

Pengawas Obat dan Makanan pada tahun 2005 pertumbuhan industri farmasi

Indonesia rata-rata mencapai 14,10% per tahun lebih tinggi dari angka pertumbuhan

nasional yang hanya mencapai 5-6% per tahun. Total angka penjualan tahun 2004

mencapai lebih kurang Rp 20 triliun (untuk tahun 2005 sebesar Rp 22,8 triliun, dan

tahun 2006 sebesar Rp 26 triliun) (Sarmoko, 2009). Produk-produk yang dipasarkan

1
oleh perusahaan farmasi terbagi atas dua yaitu produk ethical atau produk yang harus

menggunakan resep dokter

2
3

atau produk non-ethical, yang biasa disebut produk over the counter (OTC) yang

dapat dijual bebas tanpa menggunakan resep dokter. Produk OTC merupakan produk

bebas yang dapat diklankan di media cetak, televisi dan radio, berbeda dengan produk

non-ethical. Produk ethical harus dipromosikan secara langsung sesuai dengan

ketentuan kode etik profesi kesehatan yang ditetapkan oleh WHO. Produk non-

ethical dipromosikan dengan melakukan tatap langsung dengan pelanggan yaitu

dokter dan praktisi kesehatan.

Persaingan industri di bidang farmasi saat ini salah satunya dapat terlihat dari

semakin banyaknya produk obat-obatan dalam berbagai jenis yang beredar di pasar,

baik yang diproduksi di dalam negeri maupun produk impor dari luar negeri. Selain

itu maraknya iklan obat bebas (OTC/Over The Counter) yang terlihat di berbagai

media cetak maupun elektronik menunjukkan semakin ketatnya persaingan dalam

merebutkan dan mempertahankan pasar obat di Indonesia. Persaingan industri di

bidang farmasi ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap strategi perusahaan

terutama dalam memutuskan strategi pemasaran yang tepat. Selain ditunjukkan oleh

adanya berbagai produk dengan beragam jenis dan merek yang berbeda di pasar,

persaingan dalam bidang farmasi juga didorong oleh adanya kesadaran masyarakat

yang terus berkembang di bidang kesehatan. Kondisi ini merupakan salah satu

pendorong bagi setiap pemasar yang bergerak di bidang farmasi untuk terus berupaya

menyediakan berbagai produk obat atau alat kesehatan lainnya yang dapat

memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dasar akan kesehatan bagi konsumen atau

masyarakat secara umum. Hal ini akan berimplikasi pada strategi dan bentuk kegiatan

pemasar dalam rangka mencapai tingkat keuntungan yang besar serta kepuasan
4

terhadap konsumen. Perusahaan pemasar obat-obatan harus mampu mengantisipasi

persaingan yang cukup besar dengan melakukan berbagai kegiatan atau strategi

pemasaran yang terintegrasi dan salah satu diantaranya dengan lebih memahami

kondisi serta karakteristik target market dari produk- produknya. Salah satu jalan bagi

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi adalah dengan

mengetahui informasi pasar yang dapat memberikan informasi tentang sejauh mana

penerimaan konsumen terhadap produk yang dihasilkannya. Konsumen yang menjadi

tujuan akhir dari suatu produk di pasar, memiliki sifat yang dinamis dalam ha1

perilakunya, sehingga setiap perusahaan akan lebih baik jika dapat memanfaatkan

kondisi ini untuk lebih menarik minat mereka dalam keputusan pembeliannya.

Disamping itu, kepercayaan konsumen terhadap suatu produk akan menimbulkan

suatu loyalitas mereka terhadap suatu merek produk. Demikian pula halnya dengan

produk obat-obatan atau farmasi diharapkan akan mampu menimbulkan sikap positif

dan loyalitas yang tinggi dari konsumennya.

PT. Kimia Farma sebagai salah satu pabrik farmasi telah berdiri sejak tahun

1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang kemudian berganti

nama menjadi PT. Kimia Farma pada tanggal 16 Agustus 1971. PT. Kimia Farma

mempunyai berbagai macam unit usaha yang mmeliputi bahan baku, obat jadi, dan

pelayanan distribusi farmasi. PT. Kimia Farma telah berhasil melakukan aktovitas

pemasaran dan distribusi sendiri melalu Pedagang Besar Farmasi (PBF) maupun

apotek di seluruh Indonesia. PT. Kimia Farma mempunyai produk unggulan seperti

produk ethical yang penjualannya melalui apotek dan rumah sakit, produk OTC yang

dijual bebas, produk lisensi yang merupakan hasil kerjasama dengan beberapa pabrik
5

terkemuka di luar negeri, produk bahan baku, maupun produk kontrasepsi, dan obat

narkotika.

Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma adalah produk obat

OTC untuk pengobatan sariawan dari bahan herbal yaitu Enkasari. Secara umum,

produk Enkasari telah dikenal masyarakat dan digunakan oleh berbagai kalangan

untuk pegobatan sariawan. Namun demikian, persaingan produk sejenis mengalami

peningkatan. Kondisi ini ditandai dengan semakin banyak merek lain yang sejenis

yang beredar di pasaran. Produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan pesaing

juga menawarkan keunggulan produk yang sama dengan produk Enkasari yaitu

memberikan kelebihan pada bahan baku dari bahan herbal dengan harga yang relatif

berasing. Hal tersebut akan menjadi salah satu kendala bagi perusahaan terutama

dalam ha1 mempertahankan market-share yang telah diperoleh sebelumnya. Kondisi

persaingan yang cukup berat di bidang farmasi terutama dalam ha1 produk obat

sariawan Enkasari ini, berimplikasi pada strategi pemasaran yang dilakukan PT.

Kimia Farma terutama dalam segmentasi, targeting dan positioning dari produknya.

Berbagai bentuk strategi pemasaran telah banyak dilakukan oleh perusahaan

disamping kegiatan lainnya yang memakan waktu, biaya serta konsekuensi lain bagi

perusahaan. Salah satu usaha yang telah dilakukan perusahaan adalah tetap membuat

atau memberikan kegitan promosi dan iklan dalam berbagai media. Namun demikian,

keadaan ini belum menjamin adanya ketertarikan konsumen untuk melakukan

pembelian disamping dapat mempertahankan loyalitas bagi konsumen yang telah

menggunakan produk Enkasari lebih dahulu. Di satu pihak, perusahaan menginginkan

adanya sikap yang positif dan loyalitas konsumen terhadap produk yang
6

dihasilkannya, tetapi di lain pihak konsumen memiliki keterbatasan dalam ha1

mengingat merek produk dan memiliki preferensi yang berbeda-beda pula dalam

melihat dan memutusakan pembelian suatu produk. Selain itu, perilaku konsumen

memiliki sifat dinamis sehingga setiap waktu akan berubah sesuai dengan faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu

untuk mengadakan analisis terhadap perilaku konsumen terhadap produk Enkasari

untuk mengetahui kedinamisan mereka. Selain itu, juga diperlukan informasi

mengenai keunggulan-keunggulan produk Enkasari dan kedudukan relatifnya

dibandingkan dengan pesaingnya ditinjau dari perilaku dan preferensi konsumennya.

Kondisi konsumen yang senantiasa berubah akan berpengaruh secara langsung

terhadap strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga dengan

mengetahui perilaku konsumen, perusahaan akan dapat menentukan strategi

segmentasi, targeting dan positioning yang tepat sesuai dengan pasar sasarannya,

serta memperbaiki kegiatan pemasaran yang telah dilakukannya.

CV. Green Zone Herbal merupakan salah satu industri obat herbal yang berdiri

sejak tahun 2004. Industri Green Zone Herbal merupakan industri obat tradisional

berskala nasional yang sudah mendapat jaminan halal dari MUI. Green Zone Herbal

mempunyai produk unggulan seperti kapsul, cairan obat dalam, cairan obat luar,

maupun teh herbal. Green Zone Herbal mulai merambah ke sektor lain untuk

meningkatkan citra baik di masyarakat yaitu ke sektor klinik herbal, herbalis cilik,

maupun pelatihan dan kursus herbal.

Penetapan strategi pemasaran yang tepat merupakan kunci bagi perusahaan

farmasi agar bisa menang dan terus tumbuh di pasar obat-obatan. Strategi pernasaran
7

sejak awal harus melakukan pemetaan atau segmentasi yang bukan sekedar

demografis dan geografis saja, tetapi juga harus perilaku konsumen agar bisa

mendapatkan garnbaran pasar yang benar-benar berbeda dari pesaing. Perusahaan

farmasi harus rnencari informasi tentang kebiasaan, kebutuhan dan keinginan

konsumen, sehingga perusahaan bisa mempunyai gambaran dari perilaku mereka

serta menetapkan pasar mana yang akan dijadikan pasar sasaran. Strategi pemasaran

dengan penentuan segmen yang lebih terinci serta target pasar sasaran yang jelas

selanjutnya diikuti dengan membangun positioning produk obat yang sesuai pasar

sasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian produk obat sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga?

2. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk produk obat

sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga?

1.3 Tujuan

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengkaji perilaku konsumen

produk obat herbal sariawan. Tujuan secara terperinci dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian produk obat sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga.
8

2. Mengevaluasi strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk produk obat

sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga.

1.4 Manfaat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,

khususnya bagi peneliti dan perusahaan.

a. Bagi perusahaan

Melalui penelitian ini, perusahaan memperoleh informasi tentang perilaku

konsumen produk obat herbal sariawan yang bermanfaat memformulasikan strategi

bauran promosi produk obat herbal sariawan Enkasari dan Herba Mix Saga yang

dihasilkannya.

b. Bagi Peneliti

Sebagai sarana dan pengembangan wawasan bagi penulis serta lebih

memahami dan mendalami ilmu yang diperoleh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

2.1.1 PT. Kimia Farma

PT. Kimia Farma merupakan industri farmasi pertama di Indonesia yang

didirikan oleh Hindia Belanda pada tahun 1817. Pada awalnya, PT. Kimia Farma

bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan keputusan nasionalis

eks perusahaan Hindia Belanda pada masa awal kemerdekaan pada tahun 1958,

pemerintah republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi

menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada

tanggal 16 Agustus 1971, bentuk perusahaan PNF berubah menjadi PT (Perseroan

Terbatas) Kimia Farma.

2.1.2 CV. Green Zone Herbal

Lebih dari satu dekade, Green Zone Herbal telah menjadi bagian dari mitra

kesehatan nasional di Indonesia. Dibangun diatas lahan 5000 m 2, Green Zone Herbal

merupakan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) berskala nasional yang telah

9
10

terdaftar di Badan Pengawas Obat Tradisional Republik Indonesia (BPOM RI) dan

mendapatkan sertifikasi jaminan halal dari MUI.

Usaha obat tradisional Green Zone Herbal berdiri sejak tahun 2004 oleh Bapak

H. Avip Vivarullah Wiharta S.E beserta istri, dimulai dari ruangan kecil di rumah.

Saat itu Bapak Avip sendiri berprofesi sebagai penterapis Akupunktur, seiring

berjalannya waktu beliau membutuhkan obat/herbal sebagai penyeimbang terapinya,

darisitulah bergerak ke bidang herbal untuk disinergikan dengan terapi Akupunktur,

dan pemasarannyapun masih dikalangan pasien sendiri.

Green Zone Herbal semakin berkembang dari tahun ke tahun, pada tahun 2007

dibuatkanlah akte, SIUP dan sebagainya untuk memenuhi persyaratan IKOT,

kemudian ditahun yang sama Green Zone Herbal mendapatkan izin IKOT dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang. Semakin berkembang, ditahun 2011 Green Zone

Herbal mendapatkan izin dari BPOM sampai 5 produk.

Pada tahun 2012 produksi Green Zone Herbal dipindahkan ke Desa

Pangadengan Kec. Pasarkemis Kab. Tangerang, ditahun yang sama pemerintah

melakukan revisi izin menjadi UMOT, UKOT, dan IOT. Ditahun 2014 Green Zone

Herbal mendapatkan izin UKOT grade I dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Usaha obat tradisional Green Zone Herbal telah mendapatkan izin resmi dari

Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan mendapatkan rekomondasi CPOTB dari

BPOM serta sertifikasi halal MUI, produk obat Green Zone Herbal telah memiliki

izin edar BPOM dan telah dipasarkan melalui toko-toko herbal dan apotik-apotik.
11

2.2 Analisa Perusahaan

2.2.1 Analisa SWOT

Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats) adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,

namun secara simultan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti,

2001).

2.2.2 Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu

mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut:

a. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-

peluang yang ada di luar perusahaan.

b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan

dengan memanfaatkan peluang-peluang perusahaan.

c. Strategi ST (Strength-Threat)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman eksternal.

d. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman.

2.2.3 Analisa Lingkungan


12

Penilaian variable – variable tidak terkendali ekstenal yang mungkin

memengaruhi rencana bisnis.

a. Internal

Merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W).

b. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Alat yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan internal perusahaan dan

untuk mengungkapkan kekuatan serta kelemahannya.

c. Eksternal

Mencangkup pemahaman berbagai faktor diluar perusahaan yang mengarah

pada munculnya kesempatan bisnis / bahkanan caman bagi perusahaan. Di dalam

analisis lingkungan eksternal berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi

perusahaan dalam bentuk, fungsi dan keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan

strategic, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis

kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk apa

hasil analisis itu di pergunakan

d. Matriks Evaluasi Faktor Ekternal (EFE)

Alat yang digunakan untuk menguji lingkungan eksternal perusahaan dan untuk

mengidentifikasi peluang dan ancamaan yang ada.

2.2.4 BCG

2.2.5 Matriks BCG

2.2.6 Matriks Internal Eksternal

2.2.7 Matriks Grand Strategi

2.2.8 Matriks SPACE


13

2.3 Sistem Informasi dan Riset Pasar

2.4 Strategi Perusahaan

2.4.1 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik eksplisit maupun implisit)

mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuan (Syakir, 2006).

2.4.2 Unsur Strategi Pemasaran

Strategi pasar perlu dipersiapkan sejak dini agar tujuan pemasaran tepat

sasaran. Unsur- unsur strategi pemasaran menurut Fredy Rangkuti (2001) adalah

sebagai berikut:

a. Unsur Strategi Pemasaran

1. Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok

pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing konsumen dibedakan

menurut karakteristik kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

2. Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki

3. Positioning, yaitu menetapkan posisi pasar, tujuannya adalah untuk

membangun dan mengkomunikasikan keunggulan produk yang ada di pasar

kepada konsumen.

b. Unsur Taktik Persaingan

1. Differensiasi, yaitu pembeda antara produk sendiri dengan produk lain.

2. Bauran pemasaran (marketing mix), yaitu meliputi produk (produk), harga

(price), promosi (promotion) dan tempat (place).

 Produk
14

Segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran dan manfaat serta

kepuasan dalam bentuk barang dan jasa. Strategi penentuan produk ini

meiputi penentuan logo/ moto, menciptakan merek, menciptakan

kemasan, keputusan label

 Price

Harga menjadi satuan ukur mengenai mutu suatu produk dan harga

merupakan unsur bauran pemasaran yang flelksibel (dapat berubah

secara cepat). Adapun tujuan penetapan harga adalah ntuk bertahan

hidup, memaksimalkan laba, memperbesar market-share, mutu produk,

dan persaingan.

 Promotion

Pemberian informasi tentang suatu produk kepada konsumen menjadi

faktor yang dominan dalam pemasaran.

 Place

Tempat yang strategis sangat penting dalam pemasaran dalam

mendistribusikan produk kepada konsumen. Faktor yang mempengaruhi

dalam penetuan distribusi adalah pertimbangan pembeli atau faktor

pasar, faktor produksi atau pengawasan dan keuangan, serta unsur nilai

pemasaran.

 Merek

Nama, cermin, tanda, simbol, design atau kombinasi dari semuanya yang

ditujukan untuk mengidentifikasikan produk sendiri dengan produk


15

lainnya. Merek bagi konsumen mempunyai arti sebagai identifikasi

untuk membedakan satu produk dengan produk yang lain dan garansi

atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.

2.4Prospek

Prospek merupakan gambaran umum tentang usaha yang kita jalankan untuk masa

yang akan datang. Keberhasilan suatu usaha tergantung dari faktor-faktor pengusaha

itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam seperti pengelolaan,

tenaga kerja, modal, tingkat tekhnologi, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor dari

luarseperti tersedianya sarana trasportasi dan komunikasi

2.5Risiko

Risiko adalah ketidakpastian atauuncertainly yang mungkin melahirkan

kerugian (Salim, 1998).

1. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta

pengembangan strategi pengelolaannya. Manajemen risiko bertujuan untuk

mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau barangkali

mengoptimalkan risiko ketidakpastian (Roger S. Pressman). Manajemen risiko

pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses identifikasi risiko, evaluasi dan

pengukuran risiko, serta pengelolaan risiko.

2. Identifikasi Risiko
16

Identifikasi risiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen

risiko (Roger S. Pressman). Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko

adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin.

3. Evaluasi dan Pengukuran Risiko

Tujuan dari evaluasi risiko adalah untuk mengetahui karakteristik risiko yang

lebih baik tentang risiko yang terjadi dapat memudahkan kita untuk mengelola

risiko tersebut (Mallman, 1996).

4. Pengelolaan Risiko

Proses selanjutnya yaitu mengelola risiko. Jika organisasi gagal mengelola

risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misalnya kerugian

yang besar bahkan bisa bangkrut. Pengelolaan risiko bisa dilakukan dengan

berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau

ditransfer ke pihak lainnya (Crow, 2002).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Laporan strategi pemasaran PT. Kimia Farma dan CV. Green Zone Herbal

dibuat di Akademi Farmasi Surabaya pada bula Oktober 2019.

3.2 Rancangan Penelitian

Tahap pertama yaitu mencari data penggunaan obat di Indonesia, lalu tahap

kedua mencari dua obat yang sejenis, dan tahap ketiga yaitu menganalisis strategi

pemasaran dan SWOT dari kedua pabrik obat yang dipilih.

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam laporan ini berasal dari studi literatur.

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Perusahaan

Analisa yang digunakan untuk mengetahui industri paling berprospek dan

paling menguntungkan.

4.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

a. PT. Kimia Farma

NO Key External Factor Weight Rating Weighted Score


Oppurtunities (Peluang)
1 Besarnya penduduk Indonesia dan 0,12 3 0,36
masih rendahnya konsumsi obat
perkapita menyebabkan pasar
potensial yang bisa dikembangkan.
2 Kecenderungan berkembangnya Sistem 0,08 2 0,16
Penanganan Kesehatan yang wajar
yang dapat menyalurkan tenaga dokter
termasuk dokter spesialis yang
dibutuhkan.
3 PT. Kimia Farma juga telah melakukan 0,13 4 0,52
ekspansi bisnisnya tidak hanya di
tingkat nasional tetapi juga mulai
memasuki tingkat perdagangan
internasional.

4 Perkembangan teknologi memberikan 0,11 3 0,33


kemudahan bagi konsumen untuk
memperoleh produk dari Kimia Farma

Threats (Ancaman)
1 Adanya kompetisi internal yang cukup 0,14 2 0,28
keras. Sesuatu yang diistilahkannya
“perang saudara” terutama terjadi di
jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di
produk-produk farmasi yang berada di
kategori yang sama.

18
2 Adanya krisis ekonomi telah membuat 0,05 1 0,05
daya beli obat rakyat Indonesia
menurun sehingga mengancam
kelangsungan hidup industri farmasi
nasional terutama untuk pasar lokal.
3 Legal sistem belum dapat 0,10 3 0,30
menanggulangi obat palsu secara
efektif sehingga harga obat menjadi
lebih sulit dikontrol.
4 Semakin luasnya pasar yang ingin 0,13 4 0,42
dicapai, yaitu menembus pasar
internasional akan semakin meningkat
pula pesaing-pesaing bisnis farmasi.
5 Diberlakukannya Undang-Undang 0,14 3 0,56
Paten 1997 dan direvisi tahun 2001,
industri farmasi Kimia Farma, yang
terbiasa mengandalkan pengembangan
produk-produknya pada strategi copy
cat produk-produk baru yang masih
dilindungi paten, menjadi sulit untuk
mengembangkan produk-produknya.
TOTAL 1 2,94

b. CV. Green Zone Herbal

4.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

a. PT. Kimia Farma

b. CV. Green Zone Herbal

4.1.3 Analisa S.W.O.T

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat

deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai

sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya

19
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa

SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan

untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan

dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu

memberikan jalan keluar yang instan bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh

organisasi.

1. Analisa Strenght dan Weakness

a. PT. Kimia Farma

No Faktor-faktor Kekuatan (Strenght) Kelemahan


internal perusahaan (Weakness)
1 Sumber daya manusia PT. Kimia Farma diisi
oleh tenaga yang
profesional sehingga
dapat membuat produk
obat berkualitas

20
21

2 Fasilitas Menyediakan pelayanan


lain, misalnya praktik
dokter, optik, dan
pelayanan OTC
(swalayan) serta pusat
pelayanan informasi
obat
3 Produk 1. Banyak produk  kimia Penggunaan obat herbal
farma menjadi inovator dan obat generik yang
dengan mengembangkan kurang diminati
obat-obatan serta masyarakat.
rumusan baru kimia baik
dengan kemampuan
sendiri maupun melalui
aliansi strategis dengan
mitra internasional dan
banyak menghasilkan
produk-produk baru
yang berbasis teknologi
tinggi
2. Banyak produk PT.
Kimia Farma yang
mendapat predikat TOP
Brand
4 Pemasaran Kebijakan
memasyarakatkan dan
memasarkan obat yang
dilakukan oleh
perusahaan juga sejalan
dengan meningkatnya
jumlah permintaan
konsumen akan obat
secara keseluruhan yang
mencapai 9,93% per
kapita, serta 92%
potensi pasar bisnis
industri farmasi di
Indonesia masih belum
terpenuhi. Hal tersebut
menjadi peluang bisnis
yang kompetitif bagi
200 industri farmasi
yang ada di Indonesia
termasuk PT. Kimia
22

Farma Tbk. untuk lebih


mengembangkan obat
generik dan obat herbal
sehingga mampu
memiliki daya saing
strategis dan dapat
meningkatkan kemampu
labaan. Guna
mengantisipasi
persaingan bisnis yang
kompetitif di pasar
industri farmasi
khususnya dalam
memasarkan maka pihak
manajemen PT. Kimia
Farma Tbk. harus
mengupayakan untuk
menerapkan strategi
bersaing.
5 Citra perusahaan 340 apotek yang
tersebar diseluruh tanah
air yang memimpin
pasar dibidang
perapotikan dengan
penguasaan pasar

b. CV. Green Zone Herbal

No Faktor-faktor Kekuatan (Strenght) Kelemahan


internal perusahaan (Weakness)
1 Sumber daya manusia CV. Green Zone Herbal
diisi oleh tenaga ahli di
bidang Farmasi
khususnya herbal
sehingga dapat
menghasilkan produk
herbal yang bermutu.
2 Fasilitas Menyediakan pelayanan
lain seperti herbalis
cilik, klinik herbal,
pelatihan dan kursus.
3 Produk 3. Banyak produk yang Penggunaan obat herbal
dihasilkan oleh CV. yang kurang diminati
23

Green Zone Herbal masyarakat terutama


antara lain kapsul, cairan untuk obat sariawan
obat dalam, cairan obat dan obat berbahan
luar, dan teh herbal. kimia.
4. Obat herbal sariawan
Herba Mix Saga
merupakan salah satu
produk CV. Green Zone
Herbal yang sudah
merambah ke apotek
lain
4 Pemasaran Pemasaran obat dari CV. Industri herbal lain
Green Zone Herbal yang sudah lama
melalui distributor dan berdiri
agen Green Zone Herbal
di seluruh Indonesia
5 Citra perusahaan Distributor dan agen
yang tersebar di
Indonesia yang
menambah citra baik
perusahaan

2. Analisis Opportunity dan Threat (EFE)

a. PT. Kimia Farma

Faktor-faktor Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)


No eksternal perusahaan
1 Kondisi perekonomian Adanya krisis ekonomi
menyebabkan daya beli
obat rakyat Indonesia
menurun sehingga
mengancam
kelangsungan hidup
industri farmasi nasional
terutama untuk pasar
lokal
2 Persaingan 1. Obat herbal sariawan
yang sejenis seperti
Herba Mix Saga dan
obat dengan nama
dagang.
3 Kebijakan pemerintah Kebijakan memasarkan
24

obat herbal dan obat


generik yang dilakukan
oleh perusahaan dan
meningkatnya jumlah
permintaan konsumen
akan obat secara
keseluruhan masih
belum terpenuhi
4 Selera konsumen Besarnya penduduk
Indonesia dan masih
rendahnya konsumsi
obat perkapita
menyebabkan tingginya
pasar potensial yang
bisa dikembangkan.

b. CV. Herba Mix Saga

Faktor-faktor Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)


No eksternal perusahaan
1 Kondisi perekonomian Adanya krisis ekonomi
menyebabkan daya beli
obat rakyat Indonesia
menurun sehingga
mengancam
kelangsungan hidup
industri farmasi nasional
terutama untuk pasar
lokal
2 Persaingan 2. Obat herbal sariawan
yang sejenis seperti
Enkasari dan obat
berbahan kimia.
3 Kebijakan pemerintah Kebijakan memasarkan
obat herbal yang
dilakukan oleh
perusahaan dan
meningkatnya jumlah
permintaan konsumen
akan obat secara
keseluruhan masih
belum terpenuhi
4 Selera konsumen Besarnya penduduk
25

Indonesia dan masih


rendahnya konsumsi
obat perkapita
menyebabkan tingginya
pasar potensial yang
bisa dikembangkan.

3. Matriks SWOT Berdasarkan IFE dan EFE

a. PT. Kimia Farma

Strenght (S) Weaknesss (W)

1. PT. Kimia Farma diisi 1. Masyarakat yang kurang


oleh tenaga ahli sehingga menyukai produk herbal
dapat melayani dan obat generik.
menghasilkan obat dengan
mutu yang baik
2. Menyediakan pelayanan
lain, misalnya praktik
dokter, optik, dan
pelayanan OTC
(swalayan) serta pusat
pelayanan informasi obat
3. Banyak produk  kimia
farma menjadi inovator
dengan mengembangkan
obat-obatan serta rumusan
EFE baru kimia baik dengan
kemampuan sendiri
maupun melalui aliansi
strategis dengan mitra
internasional dan banyak
menghasilkan produk-
produk baru yang berbasis
teknologi tinggi
4. 340 apotek yang tersebar
diseluruh tanah air yang
memimpin pasar dibidang
perapotikan dengan
penguasaan pasar
5. Banyak produk PT. Kimia
Farma yang kompetitif
26

karena memiliki
keunggulan yaitu harga
lebih murah  dan memiliki
TOP Brand
Opportunity (O) Strategi S – O Strategi W – O
1. Kebijakan memasarkan 1. Memasarkan obat herbal 1. Perusahaan terus
obat herbal sariawan yang sariawan yang merupakan menginformasikan
dilakukan oleh perusahaan salah satu produk farmasi kelebihan produk obat
dan meningkatnya jumlah yang kompetitif karena sariawan Enkasari dan
permintaan konsumen memiliki harga yang melakukan kebijakan
akan obat secara murah dan kualitas yang memasarkan produk
keseluruhan masih belum baik sehingga permintaan tersebut sehingga
terpenuhi terpenuhi. meningkatkan
2. Besarnya penduduk2. Menyediakan pelayanan permintaan konsumen.
Indonesia dan masih lain, misalnya praktik
rendahnya konsumsi obat dokter, optik, dan
perkapita menyebabkan pelayanan OTC
tingginya pasar potensial (swalayan) serta pusat
yang bisa dikembangkan. pelayanan informasi obat
sehingga pasar potensial
bisa dikembangkan dengan
baik walaupun sebagian
penduduk masih rendah
dalam mengkonsumsi
obat.

Threat (T) Strategi S – T Strategi W- T


1. Adanya krisis ekonomi 1. Memperkenalkan produk 1. Menginformasikan
menyebabkan daya beli obat PT. Kimia Farma kelebihan produk obat
obat rakyat Indonesia yang kompetitif karena PT. Kimia Farma
menurun sehingga memiliki harga yang sehingga kelangsungan
mengancam kelangsungan murah dan kualitas yang hidup industri farmasi
hidup industri farmasi baik sehingaa dapat dipertahankan.
nasional terutama untuk meningkatkan daya beli
pasar lokal rakyat indonesia setelah
2. Penggunaan obat herbal adanya krisis ekonomi.
dan obat generik yang 2. Memberikan kesan pada
kurang diminati konsumen bahwa PT.
masyarakat. Kimia Farma tidak pernah
3. Semakin luasnya pasar membuat obat palsu
yang ingin dicapai, yaitu sehingga citra produk
menembus pasar dimata konsumen menjadi
internasional akan semakin baik sehingga harga obat
meningkat pula pesaing- menjadi mudah untuk
27

pesaing bisnis farmasi dikontrol.


3. Memperluas apotek-
apotek yang tersebar di
seluruh indonesia sehingga
mampu menembus pasar
internasional, lagi pula PT.
Kimia Farma telah
memimpin pasar dibidang
perapotikan dengan
penguasaan pasar terbesar
di indonesia.

b. CV. Herba Mix Saga

Strenght (S) Weakness (W)

1. CV. Green Zone Herbal Penggunaan obat herbal


yang diisi oleh tenaga ahli yang kurang diminati
khususnya herbal sehingga masyarakat.
dapat menghasilkan
produk herbal yang
bermutu
2. Menyediakan pelayanan
lain, seperti herbalis cilik,
klinik herbal, pelatihan
dan kursus herbal.
3. Banyak produk  CV.
Green Zone Herbalyaitu
kapsul, cairan obat dalam,
cairan obat luar, dan teh
herbal.
EFE Obat sariawan Herba Mix
Saga dari CV. Green Zone
Herbal yang sudah mulai
merambah ke apotek lain.
4. Distributor dan agen CV.
Green Zone Herbal yang
sudah tersebar di seluruh
Indonesia
5. Distributor dan agen yang
sudah tersebar di seluruh
Indonesia menambah citra
baik CV. Green Zone
28

Herbal

Opportunity (O) Strategi S – O Strategi W – O


1. Kebijakan memasarkan 1. Memasarkan obat herbal 1. Perusahaan lebih
obat herbal sariawan yang merupakan salah satu memperkenalkan khasiat
yang dilakukan oleh produk farmasi yang obat herbal sariawan
perusahaan dan kompetitif dengan harga Herba Mix Saga dan
meningkatnya jumlah yang murah. melakukan kebijakan
permintaan konsumen 2. Menyediakan pelayanan memasarkan produk
akan obat secara lain seperti herbalis cilik, tersebut sehingga
keseluruhan masih belum klinik herbal, pelatihan meningkatkan
terpenuhi dan kursus herbal. permintaan konsumen.
2. Besarnya penduduk
Indonesia dan masih
rendahnya konsumsi obat
perkapita menyebabkan
tingginya pasar potensial
yang bisa dikembangkan.
Threat (T) Strategi S – T Strategi W- T
1. Adanya krisis ekonomi 1. Memperkenalkan obat1. Menginformasikan pada
menyebabkan daya beli herbal yang kompetitif konsumen bahwa obat
obat rakyat Indonesia dengan harga yang murah herbalmempunyai
menurun sehingga sehingga meningkatkan kelebihandibandingkan
mengancam daya beli rakyat indonesia obat berbahan kimia
kelangsungan hidup setelah adanya krisis sehingga kelangsungan
industri farmasi nasional ekonomi. hidup industri farmasi
terutama untuk pasar 2. Memberikan kesan pada dapat dipertahankan.
lokal konsumen bahwa CV.
2. Penggunaan obat herbal Green Zone Herbal tidak
khususnya obat herbal pernah membuat obat
sariawan yang kurang palsu sehingga citra
diminati masyarakat. produk dimata konsumen
3. Semakin luasnya pasar menjadi baik sehingga
yang ingin dicapai, yaitu harga obat menjadi mudah
menembus pasar untuk dikontrol.
internasional akan
semakin meningkat pula
pesaing-pesaing bisnis
farmasi

4.1.4 Matriks BCG

a. PT. Kimia Farma


29

b. CV. Green Zone Herbal

4.1.5 Matriks Grand Strategi

a. PT. Kimia Farma

b. CV. Green Zone Herbal

4.1.6 Matriks SPACE

a. PT. Kimia Farma

b. CV. Green Zone Herbal

4.2 Sistem Informasi dan Riset Pasar

a. PT. Kimia Farma

b. CV. Green Zone Herbal

4.3Analisa Strategi Perusahaan

4.3.1 PT. Kimia Farma

a. Strategi Perusahaan

1. Segmentasi Pasar
30

Produk-produk OTC PT Kimia Farma memilih segementasi pasar berdasarkan

geografis, demografis, dan psikografis.

2. Targeting

Penentuan target pasar dilakukan untuk mengevaluasi daya tarik setiap segmen
pasar dan memilih satu atau beberapa segmen untuk dimasuki. Penentuan target pasar
beberapa produk OTC PT Kimia Farma, Tbk. adalah sebagai berikutFituno® :
eksekutif muda, olahragawan, dan pekerja kantor dengan aktivitas yang tinggi.

3. Positioning

Memposisikan diri di pasar dibuat untuk membangun kesan produk yang


berbeda dengan produk kompetitor dan mampu mengkomunikasikan informasi yang
dapat meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik daripada
competitor Produk-produk OTC lainnya pun sebisa mungkin dibuat posisi pasar yang
berbeda dengan produk kompetitor. Hal tersebut dilakukan agar dapat menarik
perhatian konsumen, sehingga konsumen terpengaruh untuk memilih produk dari PT
Kimia Farma.

b. Unsur Taktik Persaingan

1. Differensiasi

2. Bauran Pemasaran

 Produk

 Price

 Promotion

 Place

4.3.2 CV. Green Zone Herbal


31

a. Strategi Perusahaan

1. Segmentasi Pasar

2. Targeting

3. Positioning

b. Unsur Taktik Persaingan

1. Differensiasi

2. Bauran Pemasaran

 Produk

 Price

 Promotion

 Place

4.4Prospek

4.4.1 PT. Kimia Farma

Kimia Farma memilih strategi bisnis hulu-hilir, dimana perusahaan ini bergerak

dalam bidang pelayanan kesehatan yang terintegrasi, yaitu: industri,

marketing,distribusi, ritel, laboratorium klinik, dan klinik kesehatan. Kimia Farma

terus melakukan transformasi bisnis dengan mengembangkan berbagai layanan sektor

kesehatan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat mendapatkan akses

layanan pemeriksanaan kesehatannya. Perluasan jaringan layanan merupakan bagian

untuk memenangkan persaingan dalam merebut pasar farmasi nasioanal seiring

dengan berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2014.


32

Salah satu cara perluasan jaringan yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma adalah

melalui PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang mendekatkandan memberikan layanan

terbaik kepada masyarakat. Sepanjang 2012 sebanyak30 apotek dan 100 klinik baru

telah dibuka di berbagai kota di Indonesia. Langkahini, sebagai bagian dari upaya

Kimia Farma untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat Indonesia yang menginginkan

pelayanan yang praktis, efisien, danefektif dalam berbagai aktivitasnya, termasuk

dalam mendapatkan pelayanankesehatan. Konsep One Stop Healthcare Solution

(OSHS) merupakan salah satulayanan dengan konsep modern yang diberikan oleh

Kimia Farma.

4.4.2 CV. Green Zone Herbal

Green Zone Herbal bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya

herbal, yaitu: industri, klinik herbal, kursus dan pelatihan herbal. Prospek produk CV.

Green Zone Herbal yaitu dengan memperluas jaringan dengan membuat distributor

dan agen yang tersebar di Indonesia.

4.5 Risiko

4.5.1 PT. Kimia Farma

Sebagaimana halnya dengan bidang-bidang usaha lainya, bidang usaha yang

dilakukan Perusahaan juga tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai

faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan hal

ini, Perusahaan berupaya meminimalkan risiko dengan melakukan pengamatan yang

seksama terhadap risiko tersebut. Menurut Manajemen, risiko-risiko usaha yang

mungkin dihadapi PT. Kimia Farma adalah sebagai berikut:


33

a. Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing

b. Risiko pasokan bahan baku

c. Risiko persaingan usaha

d. Risiko perekonomian

e. Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)

f. Risiko pemalsuan obat

g. Risiko produk rusak

h. Risiko pemogokan karyawan

i. Risiko dampak lingkungan

4.5.2 CV. Green Zone Herbal

Risiko-risiko usaha yang mungkin dihadapi CV. Green Zone Herbal adalah sebagai

berikut:

a. Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing

b. Risiko pasokan bahan baku

c. Risiko persaingan usaha

d. Risiko perekonomian

e. Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)

f. Risiko pemalsuan obat

g. Risiko produk rusak

h. Risiko dampak lingkungan


34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran berdasarkan analisis SWOT pada PT.

Kimia Farma dan CV. Green Zone Herbal, maka disimpulkan bahwa strategi

pemasaran yang dibuat hendaklah mempertimbangkan situasi dan keadaan komunitas

atau organisasi baik keadaan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menetapkan

strategi pemasaran atas produk herbal, perusahaan harus mampu memahami produk,

harga, promosi, dan saluran distribusi yang dikenal dengan 4P untuk menemukan

segmenting, targeting, dan posisitioning dalam proses pemasaran yang akan mereka

lakukan. Melihat keunggulan produk dan menemukan taktik dalam proses kreatif

hingga penetapan strategi pemasaran, dimana sama seperti halnya membuat sebuah

karya seni dengan kemampuan kreativitas dan inovatif sebuah proses harusnya pelaku

seni dalam komunitas atau organisasi mampu melihat celah dan titik pola pikir dalam

melihat peluang dan sistem pemasaran yang tepat untuk produk yang mereka miliki.

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal tersebut, maka dapat dipastikan

sebuah perusahaan dapat menentukan dengan baik strategi pemasaran serta strategi

bersaingnya untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah dunia industri

ataupun dunia bisnis yang akan mereka hadapi.

35
36

5.2 Saran

Dalam sistem pemasaran baiknya juga melihat sistem program jangka pendek dan

jangka panjang, karena orderan produk herbal juga memiliki tingkat naik turunnya

keinginan konsumen, untuk itu perusahaan baiknya memiliki alternatif yang meliputi

taktik dalam mempertahankan kualitas dan keinginan konsumen serta menemukan

sistem bagaimana melihat peluang dan informasi bisnis jasa serta perkembangan

strategi marekting mix dan penentuan STP yang dapat menetapkan proses produksi

produk jasa atas karya seni yang mereka miliki.


DAFTAR PUSTAKA

Crow, A. 2002. Pengelolaan Risiko. Yogyakarta: Nur Cahya.

http://www.kimiafarma.co.id/ Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019.

http://www.greenzoneherbalofficial.com/about-2.html Diakses pada tanggal 22


Oktober 2019.

Nyoman Ayu Nila Dewi, N.A.N. 2015. Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan
Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi Bali, Bali.

Rangkuti, F. 2001. Riset pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama


bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi IBII.

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Salim, A. 1998. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Akhmad Khairil. 2012. Analisis Iingkunngan Internal dan Eksternal Melalui SWOT
Dalam Usahan Pengembangan Industri. Bandung: Skipsi.

Galih N. 2009. Perbandingan Kinerja Perusahaan PT. Indofarma (PERSERO)


Tbk dan PT. Kimi Farma (PERSERO) Tbk. Jakarta.

37
38
39

Anda mungkin juga menyukai