Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

FARMASI KOMUNITAS

Rencana Bisnis Praktek Apoteker di Apotek Wijaya Farma

DISUSUN OLEH
MONICA ANDIKA PUTRI (190070600111008)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I

PERENCANAAN STRATEGIK

1.1 Latar Belakang


Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan yang mendasar di masyarakat,
yaitu kebutuhan obat-obat bebas untuk menangani penyakit maka diperlukan
adanya penyediaan layanan kesehatan, salah satunya adalah apotek. Definisi
apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/MENKES/SK/X/2002 yaitu sebagai tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
Tujuan adanya apotek adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, salah satunya melalui pelayanan kefarmasian, melindungi pasien dan
masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan
pasien (patient safety), serta sebagai sarana praktik keprofesian bagi seorang
apoteker sekaligus untuk pengembangan diri di bidang entrepreneurship.
Dalam pendirian sebuah apotek tentunya harus memenuhi persyaratan
seperti lokasi, bangunan, sarana dan prasarana. Sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian, disebutkan bahwa apotek harus mudah diakses
oleh masyarakat. Sarana dan prasarana apotek harus dapat menjamin mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, serta kelancaran
praktik pelayanan kefarmasian.
Oro-oro dowo merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Klojen Kota Malang dengan persebaran penduduk yang cukup padat.
Prospek usaha cukup bagus di daerah ini, begitu pula prospek dari pendirian
apotek, karena setiap individu masyarakat pasti memerlukan pemenuhan
kebutuhan terkait obat-obatan, suplemen, kosmetika, maupun konsultasi obat
sebagai kebutuhan mendasar untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dan salah
satu penyedia layanan kesehatan yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut adalah apotek. Di sekitar daerah ini, memang sudah ada apotek yang
berdiri, namun berdasarkan survei penulis keberadaan apotek yang telah ada
belum menerapkan pelayanan kefarmasian yang semestinya, yang mana
keberadaan apoteker tidak selalu ada di apotek, sehingga saat masyarakat yang
berkunjung ke apotek tersebut dan hendak konsultasi tentang obat ataupun gejala
awal penyakit yang mereka alami kurang puas menerima informasi, begitu pula
pelayanan kefarmasian yang diberikan, belum mengedepankan patient oriented.
Agar prinsip patient oriented tetap terlaksana dan tercapai pelayanan yang
bertujuan patient safety, maka setiap syarat dan ketentuan pendirian apotek harus
terpenuhi. Oleh karena itu, disusunlah rencana bisnis pendirian apotek ini untuk
membahas secara mendetail tentang pendirian Apotek Wijaya Farma di daerah
Merjosari Kota Malang.

1.2 Plan of Action


1.2.1 Lokasi Apotek Wijaya Farma
Lokasi strategis, mudah untuk diakses, dan berada di lingkungan
pemukiman penduduk ini dapat dijadikan sebagai penentu keberhasilan pendirian
apotek. Dari hasil survey yang telah dilakukan, Apotek “Wijaya Farma” akan
didirikan dengan lokasi yaitu:
Lokasi : Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. ,
Kelurahan Oro-Oro Dowo, Klojen, Malang
Rencana Waktu Didirikan : Februari 2021

Gambar 1.1 Lokasi Target Apotek Wijaya Farma


Gambar 1.2 Denah Lokasi Menuju Apotek Wijaya Farma

1). Aspek Keramaian


Lokasi yang berada di tepi jalan raya, merupakan pusat kegiatan
masyarakat sekitar karena dekat dengan pertokoan dan pasar. Posisinya
cukup strategis, karena dekat dengan akses pelayanan kesehatan, seperti
praktek dr.J (praktek dokter umum) dan drg.A (praktek dokter gigi), Smile
Dental Family Clinic, dan Klinik Aphrodite. Lokasi potek ini juga masih
dekat dengan RS Saiful Anwar. Selain itu, posisi Apotek Wijaya Farma juga
dekat dengan penyedia layanan umum seperti Bank BRI, minimarket,
warung, dan rumah makan.
2). Aspek Lingkungan Penduduk
Tempat rencana didirikannya Apotek Wijaya Farma, berada di
lingkungan penduduk dan jalan raya yang ramai dilewati. Hal ini terlihat di
sebelah kanan ruko pendirian apotek adalah lingkungan pemukiman penduduk
yang berada di gang, di sebelah kiri dan depan terdapat berbagai pertokoan,
begitu pula dengan bagian belakang ruko juga merupakan daerah yang padat
penduduk. Selain itu, jalan raya ini merupakan jalanan yang selalu ramai
dilewati oleh pengendara.

3). Aspek Kemudahan Jangkauan,


Posisi Apotek Wijaya Farma ini cukup strategis karena berada di tepi
jalan raya ramai dan memiliki lahan parker yang cukup. Jalan raya akses
menuju apotek ini sekaligus merupakan jalan menuju ke pusat kota seperti
Stasiun Malang dan alun-alun, sehingga lalau lintas yang cukup padat bisa
menjadi prospek yang cukup bagus untuk perkembangan apotek.
Berdasarkan analisa aspek pemukiman penduduk, pusat keramaian, dan
kemudahan jangkauan, dari segi aspek lokasi telah memenuhi syarat untuk
didirikannya Apotek Wijaya Farma.

1.2.2 Bangunan
1.2.2.1 Kelengkapan Bangunan
Bangunan merupakan komponen sarana penunjang utama kegiatan
pelayanan dan operasional apotek. Bangunan yang menjadi target pendirian
Apotek Wijaya Farma adalah sebuah ruko dengan penggunaan sistem sewa.
Kualifikasi ruko target pendirian Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
Harga Sewa : 65 juta/ tahun (sewa minimal 2 tahun)
Luas Bangunan : (6 x 12) meter2
Luas Tanah : 105 meter2
Sertifikat IMB : Ada
Listrik : 2500 watt
PDAM : Ada
Jumlah Lantai : 2 lantai
Toilet : 2 toilet

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2017 tentang Apotek,


disebutkan pula bahwa Apotek harus memiliki lokasi yang dapat diakses oleh
masyarakat, bangunan yang bersifat permanen, dan prasarana minimal, yaitu air
bersih, tata udara, dan proteksi kebakaran, dengan demikian maka, target lokasi
dan bangunan sudah memenuhi persyaratan.
1.2.2.2 Tata Ruang Apotek Wijaya Farma
Apotek Wijaya Farma didirikan dengan sistem pelayanan apotek swalayan.
Adapun tata ruang dan fasilitas serta peralatan pelayanan kefarmasian diatur
sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan suasana nyaman bagi pasien atau
konsumen. Tata ruang Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
a) Tempat Parkir
Tempat ini digunakan sebagai area parkir bagi karyawan apotek dan
pengunjung. Bisa digunakan, baik untuk parkir kendaraan sepeda, motor,
maupun mobil.
b) Tempat Tunggu Pasien
Ruang tunggu berada di bagian dalam sebelah kanan dari apotek dengan
kursi menghadap ke bagian rak atau gondola swalayan dari apotek. Untuk
memberikan kenyamanan, dilengkapi dengan kursi, AC, kulkas minuman,
serta papan informasi berisi identitas apotek (nama apotek, alamat dan
nomor, jam praktek apoteker, nama APA, SIA, dan SIPA, serta nomor
telepon).
c) Ruang Pelayanan
Pada ruangan ini terdapat meja peracikan, peralatan peracikan, lemari
penyimpanan obat, lemari penyimpanan peralatan peracikan, lemari
penyimpanan bahan obat dan bahan pembantu peracikan dan lemari es.
Dalam ruangan ini dilakukan kegiatan mulai dari penyiapan obat,
peracikan, pengemasan dan pemberian etiket. Di bagian belakang dari
ruangan ini terdapat wastafel untuk mencuci alat.
d) Toilet
Terdapat 1 toilet di bawah untuk pengunjung apotek dan 1 di atas untuk
karyawan apotek. Toilet selalu dipastikan kebersihannya agar memberikan
kenyamanan pengunjung apotek dan karyawan apotek sendiri.
e) Mushola
Terdapat 1 mushola di lantai 1 untuk tempat sholat seluruh karyawan
apotek. Mushola ini juga dapat digunakan oleh pengunjung apotek.
f) Ruang Konsultasi Obat
Tempat dimana terjadi interaksi dua arah antara pasien sebagai pengunjung
apotek dengan apoteker. Pasien datang dengan kebutuhan akan informasi
obat, penanganan gejala awal penyakit, ataupun informasi tentang obat-
obat khusus yang memerlukan penggunaan rutin atau alat khusus.
Ruangan terdiri 1 meja konsultasi dengan 2 kursi, satu untuk apoteker dan
2 untuk pengunjung. Dilengkapi dengan buku-buku literatur sebagai dasar
sumber untuk memberikan konsultasi dan leaflet untuk diberikan cuma-
cuma kepada pasien agar mempermudah penyampaian informasi obat, alat
khusus, maupun penyakit.
g) Loker Pegawai
Untuk menyimpan perlengkapan karyawan, seperti tas dan jaket.
h) Dapur dan Gudang Umum
Sebagai fasilitas bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhan makan minum
sekaligus untuk menyimpan peralatan kebersihan, sepeti sapu, alat pel,
ember, dan kemucing.
i) Kamar Istirahat
Digunakan sebagai tempat istirahat sementara.
Kulkas
Rak Rak Obat Peracika
Loker pegawai Toilet
Gudang n
Sementara Obat Penyiapan obat Dapur dan
R. Gudang Mushola
Penyerahan Umum
Penerimaan Obat dan
Kasir Resep Konsultasi

Gondola Tempat Tunggu Pasien


Tangga

Suplemen Kosmetik OTC Susu


Alkes Snack dan
PINTU MASUK Minuman

PARKIR

Gambar 1.4. Denah Ruang Apotek Lantai 1


Sediaan Sediaan Sediaan cair Sediaan Salep Sediaan
Tablet Tablet Serbuk

Tangga

Lemari Arsip Tempat Kamar


Apotek Pengumpulan Istirahat
Kardus
Gambar 1.5. Denah Ruang Penyimpanan (Lantai 2)

1.2.2.3 Perlengkapan Apotek Wijaya Farma


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.09/MENKES/SK/X/2017 Form APT-3 mengenai perlengkapan yang harus ada
di apotek, maka perlengkapan sarana dan prasarana yang direncanakan di Apotek
Wijaya Farma yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.1 Perlengkapan Apotek Wijaya Farma


Sarana dan Prasarana Keterangan
Ruang Peracikan
Pengemas Botol 50 ml dan 100 ml @30
buah.
Pot salep 10 gram dan 20 gram
@30 buah.
Perkamen 1000 lembar.
Cangkang kapsul ukuran no 00;
0; 1; dan 2 @400 biji.
Plastik klip 1000 biji.
Kresek putih ukuran kecil 5
bungkus, ukuran sedang 3
bungkus, dan ukuran besar 3
bungkus.
Timbangan gram dan anak timbangan 1 set
Timbangan milligram dan anak timbangan 1 set
Etiket Biru dan putih @1200 lembar.
Wastafel 1 set.
Peralatan Mortir stamper untuk racikan
pulveres dan racikan salep @1
set.
Nampan 10 buah.
Lap 3 buah.
Blender obat 1 buah
Mortir stamper 1 set untuk
racikan pulveres dan 1 set
untuk racikan salep.
Gelas ukur 50 mL 1 buah.
Pipet tetes 2 buah.
Ayakan 2 buah.
Sudip 10 buah.
Kuas 1 buah
Sendok stainless 1, sendok
tanduk 1.
Ruang Konsultasi
Buku Referensi MIMS, ISO, FI V,
Pharmacotherapy Dipiro, Drug
Information Handbook
Dokumen Pelayanan Farmasi Form PMR, MESO, Home
Care
Ruang Penyimpanan
Rak obat 7 buah
Lemari 1 buah
Kulkas 1 buah
Kulkas Swalayan 1 buah
Rak Gondola 6 buah
AC (Air conditioner) 1 set
Dokumen : Form  pemesanan obat, kartu Form @ 50 lembar.
Buku @ 1 buah.
stok obat, salinan resep, pemesanan obat
khusus (narkotika, psikotropika, precursor,
dan obat-obat tertentu), kuitansi, nota. Buku
 pembelian, penerimaan, defecta,
pembukuan keuangan, pembukuan barang
expired date.
Peralatan Lain-lain
Jam dinding 1 buah
Tempat leaflet 1 buah
Keranjang sampah 3 buah
Alat kebersihan 1 set
Alat dapur 1 set
Alat sholat 4 set
Lampu penerangan 12 buah
Meja 4 buah
Kursi tunggu 4 buah
Kursi 8 buah
Komputer + Printer 1 set
Telepon 1 set
Alat tulis (bolpen, correction pen, selotip, 2 set
lem, gunting, stapler + isi)

1.2.3 Analisis SWOT


SWOT pendirian Apotek Wijaya Farma, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a) Strenght
Strenght (kekuatan) yang dimiliki Apotek Wijaya Farma adalah sebagai
berikut.
- Lokasi strategis dan terletak di pinggir jalan raya yang ramai.
- Lokasi apotek berada di dekat 2 klinik, praktek dokter, RS Saiful Anwar,
serta fasilitas umum, seperti pasar, SD, bank, warung, rumah makan,
pertokoan, dan minimarket.
- PSA (Pemilik Sarana Apotek) sekaligus APA (Apoteker Pengelola
Apotek). Sehingga dapat terwujud patient oriented sebagai bentuk
pelayanan pharmaceutical care, tidak hanya money oriented.
- Pelayanan kefarmasian apotek selama 15 jam, yaitu dari pukul 07.00 s.d.
22.00 WIB dengan kehadiran apoteker 6 hari kerja, yang mana akan
terdapat pembagian shift antara APA dan APING.
- Menyediakan fasilitas delivery obat untuk pasien yang tinggal di area
sekitar apotek.
- Terdapat beberapa layanan seperti konseling, pemantauan terapi obat
(PTO), monitoring efek samping obat (MESO), home pharmacy care,
pelayanan informasi obat (PIO), dan cek tekanan darah gratis.
b) Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang dimiliki Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
- Apotek Wijaya Farma merupakan apotek baru, sehingga apotek maupun
apotekernya belum begitu dikenal masyrakat.
- Belum melayani BPJS dan asuransi lain
- Terdapat 2 apotek pesaing di wilayah dekat apotek.
- Belum terdapat praktek dokter.
c) Opportunity (Peluang)
Peluang yang dimiliki Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
- Dengan adanya modal ± Rp 547.000.000,- sangat membantu pendirian
apotek ini sehingga dapat digunakan untuk membayar sewa bangunan dan
pengadaan barang.
- Kompetitor apotek ada yang tidak memiliki layanan cek tekanan darah
gratis
- Penduduk yang padat di sekitar lokasi apotek bisa menjadi sumber
pelanggan potensial.
- Merencanakan pengembangan apotek dengan melakukan kerja sama
dengan praktek dokter.
d) Threat (Ancaman)
Ancaman yang dimiliki Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
- Karena gedung masih menyewa, sehingga membutuhkan dana untuk sewa
gedung setiap tahunnya.
- Lokasi berdekatan dengan klinik kemungkinan pasien atau customer
menebus obat di pelayanan kesehatan tersebut.
- Lokasi dekat dengan praktek dokter, ada kemungkinan dokter malakukan
dispensing obat sendiri.
- Adanya kompetitor yaitu apotek lain dalam jarak kurang lebih 1 km dari
lokasi apotek.

1.2.4 Perencanaan Produk


Apotek Wijaya Farma sebagai sarana penyedia layanan kefarmasian
menyediakan produk-produk berupa obat, kosmetik, dan alat kesehatan. Produk
yang disediakan, meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat
tradisional, multivitamin, suplemen, kosmetik, susu, peralatan untuk pertolongan
pertama, obat-obat resep (generik, paten, psikotropika, narkotika, prekursor, obat-
obat tertentu), dan makanan ringan, minuman sebagai produk kenyamanan. Dalam
pengadaannya, produk-produk ini diperoleh dari pemesanan kepada
PBF/distributor resmi di sekitar kota Malang dan Surabaya. Adapun metode yang
digunakan apoteker untuk memperoleh channel PBF/distributor adalah dengan
diskusi dan pendekatan-pendekatan dengan sejawat apoteker yang telah lebih
dahulu mengelola apotek di kota Malang.

1.2.5 Motto Apotek


Motto dari Apotek Wijaya Farma adalah “Melayani dengan Tulus untuk
Kesehatan Anda.” Motto ini mengedepankan pelayanan kefarmasian di apotek
yang berlandaskan prinsip pharmaceutical care, dengan senantiasa melakukan
pelayanan berlandaskan patient oriented untuk mencapai keamanan dan kepuasan
pasien. Disebutkan kata”tulus”, karena pelaksanaan pelayanan kefarmasian bukan
hanya penyedia jasa, namun juga merupakan praktek keprofesian yang
berhadapan langsung dengan nyawa manusia, sehingga harus dilakukan dengan
bersungguh-sungguh dan tanpa membeda-bedakan status pasien.

1.3 Visi Misi Apotek


1.3.1 Visi
Visi dari Apotek Wijaya Farma adalah menjadi pilihan utama masyarakat
Malang dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan melalui penerapan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas dan terpercaya serta memberikan keuntungan bagi
pasien pengunjung apotek maupun karyawan apotek.

1.3.2 Misi
Misi dari Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
a) Melaksanakan pelayanan kefarmasian sepenuh hati yang tepat, cepat, serta
penuh keramahan dengan menerapkan konsep mengutamakan konsumen
secara profesional.
b) Menyediakan obat serta alat kesehatan asli dan legal yang dapat dijangkau
oleh masyarakat.
c) Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
d) Meningkatkan kesejahteraan karyawan apotek dan pemilik modal.

1.4 Tujuan Pendirian Apotek


Tujuan pendirian Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
a) Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, dan penyerahan obat serta penyerahan alat kesehatan.
b) Sebagai tempat pengabdian profesi pelayanan kefarmasian apoteker.
c) Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat
luas
d) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan menjalankan fungsi
sebagai tempat pelayanan informasi kesehatan dan meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai penggunaan obat secara rasional dalam
swamedikasi.
e) Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat

1.5 Manfaat Pendirian Apotek


Manfaat pendirian Apotek Wijaya Farma adalah sebagai berikut.
a) Sebagai sarana penyedia pelayanan kefarmasian.
b) Sebagai tempat tujuan pertama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
obat-obatan dan alat kesehatan.
c) Sebagai tempat tujuan masyarakat untuk mencari informasi obat dan alat
kesehatan.
BAB II

SISTEM MANAJEMEN

2.1 Modal
Modal awal pendirian apotek berasal dari tabungan pribadi dan bantuan
keluarga sebesar kurang lebih Rp 547.000.000.

2.2 Market Plan and Strategy


Apotek Wijaya Farma sebagai apotek yang baru berdiri memerlukan
waktu untuk dapat dikenal masyarakat serta dipercaya oleh masyarakat,
sehingga dibutuhkan suatu metode untuk menunjukkan eksistensi apotek.
Adapun metode yang digunakan untuk promosi adalah dengan spanduk.
Spanduk dipasang di pinggir jalan sekitar apotek sehingga masyarakat
yang melalui daerah tersebut dapat mengetahui adanya apotek baru di
tempat tersebut.

2.2.1 Target Masyarakat


Target masyarakat yang ingin dituju oleh apotek Wijaya Farma adalah masyakat
di sekitar kelurahan Oro-Oro Dowo, karena belum ada apotek di sepanjang jalan
tersebut. Selain itu target masyarakat lain yang dapat dituju adalah pasien klinik,
apabila obat tidak disediakan di klinik tersebut maka pasien dapat membeli di
apotek Wijaya Farma.

2.2.2 Fasilitas
Fasilitas pelayanan yang ada yaitu layanan konseling, pemantauan terapi
obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO), home pharmacy care,
pelayanan informasi obat (PIO), dan cek tekanan darah gratis.

2.2.3 Kompetitor
Beberapa kompetitor juga ada disekitar apotek yaitu apotek pesaing di sekitar
Wijaya Farma.
Tabel 2.1 Kompetitor Apotek Wijaya Farma

No Nama Pesaing Jarak dari


Apotek
Wijaya Farma
1. Apotek Ramadhani ± 800 m
2. Apotek Kimia Farma J.A. ± 1 km
Suprapto

2.3 Ketenagaan
Ketenagaan di apotek adalah tenaga kefarmasian maupun non kefarmasian yang
profesional di bidangnya, dengan harapan visi dan misi apotek dapat tercapai.
Tenaga kerja yang ada di apotek adalah:
 Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) : 1 orang

 Apoteker pendamping : 1 orang

 Asisten Apoteker : 2 orang

A. Dasar pertimbangan:

1. Untuk APA jam kerja:

 Pagi 08.00 WIB-13.00 WIB

 Sore 14.00 WIB-21.00 WIB

2. Apoteker pendamping dan asisten apoteker:

 Pagi 07.00 WIB-14.00 WIB

 Sore 14.00 WIB-22.00 WIB

Jadwal shift dirolling setiap minggu sekali. Masing-masing mendapatkan jatah


libur satu minggu sekali.
B. Job description

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus Pemilik Sarana Apotek (PSA)


memiliki rincian pekerjaan sebagai berikut:
a. melakukan koordinasi kepada semua tenaga kefarmasian di apotek

b. melakukan perencenaan pengadaan perbekalan farmasi di apotek

c. memberikan pelayanan kefarmasian yang berbasis asuhan kefarmasian baik


pelayanan resep maupun swamedikasi, alat kesehatan serta PKRT (Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga)

d. memberikan pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), konseling


kepada pasien, Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan home care kepada pasien
apotek

e. menjamin kesejahteraan pegawai dan membina hubungan yang baik dengan


para pegawai, PBF, dokter, teman sejawat dan tenaga medis lainnya

f. melakukan evaluasi tentang kinerja dan pencapaian apotek dan karyawan, serta
merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil demi kemajuan apotek

g. melakukan inovasi untuk pengembangan apotek secara berkelanjutan

h. melakukan pencatatan dan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan


psikotropika

i. melakukan pemesanan pada PBF berdasarkan hasil pencatatan pada buku


defekta yang diisi oleh tenaga di apotek

2. Apoteker Pendamping (Aping)

Menggantikan tugas-tugas APA pada saat APA tidak berada di apotek:


a. memberikan dan melakukan pelayanan kefarmasian (Konseling, Informasi, dan
Edukasi) dan menerapkan Pharmaceutical Care di apotek
b. melakukan pencatatan dan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan
psikotropika

3. Asisten Apoteker (AA)

a. membantu apoteker pengelola apotek dan apoteker pendamping (Aping) dalam


pengadaan barang seperti pemesanan barang, penulisan SP, penerimaan barang
(memastikan keabsahan barang yang diterima), melayani tukar menukar
faktur, dan menentukan tanggal tagihan PBF.
b. Melayani resep dari dokter, meliputi membaca resep dengan seksama,
mengecek persediaan obat atau alat kesehatan yang ada dalam resep, memberi
harga, menyiapkan obat atau alat kesehatan yang ada dalam resep, meracik
(untuk resep racikan), meneliti kembali obat-obat atau alat kesehatan sebelum
diserahkan kepada pasien klien.

c. Membantu memeriksa, mencatat, dan mengontrol perbekalan farmasi yang


mendekati batas untuk dipesan kembali (yang hampir habis), serta mengontrol
obat-obat yang mendekati batas kadaluarsa

d. Bertanggung jawab terhadap persediaan perlengkapan apotek, misalnya etiket,


kertas perkamen, plastik, kebersihan mortir dan stamper setiap ganti resep dan
lain-lain
Ikut serta dalam peningkatan kemajuan apotek

f. Memberikan informasi terkait penggunaan obat dan memastikan bahwa pasien


mengerti tentang obat yang diberikan

4. Tenaga Umum
a. Melakukan pekerjaan kasir

b. Mengelola kebersihan dan kerapian apotek

c. Membantu apoteker dan asisten apoteker dalam melakukan administrasi harian


di apotek

d. Membantu pengantaran obat apabila pasien menghendaki untuk di antarkan di


rumah.
2.4 Rencana Manajemen
2.4.1 Sarana dan Prasarana

A. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan :


a. Timbangan gram dan miligram dengan anak timbangan masing masing 1 (satu)
set yang ditera setiap 1 tahun

b. Mortir dan stamper 2 (dua) set dengan ukuran yang berbeda (besar dan kecil)

c. Gelas ukur 10 ml dan 50 ml masing – masing 1 (satu) buah

d. Gelas beker 50 ml dan 250 ml masing-masing1 (satu) buah


e. Corong 1 (satu) buah

f. Sendok porselen, sendok penyu, spatel batang pengaduk dan sudip

g. Ayakan 1 (satu) buah

h. Kompor

i. Panci penangas

j. Cawan porselen

k. Rak tempat pengeringan alat

l. Termometer berskala 1 (satu) buah

B. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi


a. Etalase kaca untuk obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, susu,
perlengkapan bayi, alat kesehatan dan kosmetik

b. Lemari / rak untuk menyimpan dan menata obat keras

c. Lemari untuk menyimpan arsip/dokumen

d. Lemari khusus untuk penyimpanana narkotika dan psikotropika. Lemari


terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat dengan ukuran kurang lebih 40 x
80 x 100 cm, dibuat tertanam pada tembok atau lantai. Lemari tersebut dibagi
menjadi dua bagian masing – masing dengan kunci yang berlainan. Bagian
pertama digunakan untuk penyimpanan narkotika / psikotropika untuk
persediaan, dan bagian lainnya untuk menyimpan narkotika / psikotropika
untuk penggunaan sehari – hari.

e. Lemari pendingin untuk menyimpan obat – obat yang harus disimpan pada
suhu dingin

f. Rak untuk menyimpan literatur sebagai sistem informasi obat

C. Bahan pengemas dan pembungkus


a. Bahan pengemas terdiri dari plastik pembungkus, plastik klip, tempat
bedak, botol kaca, kantong plastik, kertas perkamen, pot plastik dan tube

b. Etiket obat dibedakan menjadi dua macam yaitu etiket warna putih dan
etiket warna biru. Etiket warna putih untuk sediaan yang melewati saluran
cerna/oral sedangkan etiket warna biru untuk obat
yang tidak melewati saluran cerna. Untuk etiket putih dibedakan menjadi
etiket untuk sediaan tablet dan etiket untuk sediaan cair.

D. Alat – alat administrasi meliputi:


a. Blanko pesanan obat

b. Blanko kartu stock obat

c. Blanko salinan resep

d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan

e. Buku defekta

f. Buku ED

g. Buku Farmakope

h. Buku ISO atau MIMS

i. Buku pembelian

j. Buku penerimaan

k. Buku pembukuan keuangan


l. Buku pencatatan narkotik

m. Buku pesanan obat narkotik

n. Buku laporan obat narkotik

o. Buku pencatatan psikotropik

p. Buku pesanan obat psikotropik

q. Buku laporan obat psikotropik

r. Buku pencatan penyerahan resep

s. Buku resep jika dokter akan beli obat

t. Kuitansi

u. Alat‐alat tulis dan kertas

2.4.2 Finansial
2.4.2.1. Penetapan Harga
Harga ditetapkan berdasarkan harga perolehan ditambah margin wajar,
dengan mempertimbangkan survei harga terhadap apotek-apotek terdekat.
Harga tersebut merupakan harga jual tunai kepada konsumen dengan
rumusan harga perolehan ditambah 10-15 % dan apabila dirasakan kurang
atau lebih berdasarkan survei lapangan maka disesuaikannya.

2.4.2.2. Neraca Awal


Aktiva Tetap:
a. Inventaris Kantor
- Lampu dan papan nama apotek Rp 800.000
- Lampu (10 buah) Rp 250.000
- Kursi tunggu + meja Rp 4.000.000
- Rak obat gondola dan obat resep Rp 5.000.000
- Lemari Rp 2.000.000
- Meja kursi peracikan Rp 3.100.000
- Kulkas Rp 1.600.000
- Telepon Rp 200.000
- Alat kebersihan (sapu, alat pel, basket) Rp 121.000
- Komputer + printer Rp 5.000.000
- Alat penyejuk Rp 300.000
- Stapler (2 buah) Rp 20.000
- Gunting (2 buah) Rp 10.000
- Kalkulator (2 buah) Rp 100.000
Sub total Rp 22.501.000

b. Barang Inventaris Apotek


a) Alat pembuatan dan peracikan obat
- Stamper dan mortir (2 buah) Rp 120.000
- Timbangan gram dan milligram Rp 1.500.000
- Ayakan halus (1 buah) kasar (1 buah) Rp 9.000
- Sendok stainless, sendok tanduk Rp 10.000
- Lap Rp 10.000
- Nampan tempat obat 10 buah Rp 12.000
b) Buku pedoman standar Rp 150.000
Sub total Rp 1.811.000

c. Sewa gedung (6 tahun) Rp 372.000.000


Total Aktiva Tetap Rp 396.312.000
Aktiva Lancar
a. Kas Rp 50.000.000
b. Persediaan Awal Obat dan Alkes Rp 100.000.000
c. Suplai Apotek
Etiket Rp 20.000
Wadah pengemas (plastik klip, perkamen, pot) Rp 230.000
Wadah pengemas (cangkang kapsul, botol) Rp 150.000
d. Suplai Kantor
Buku administrasi, bolpoin, penghapus Rp 200.000
Copy resep, kuitansi, surat pesanan, nota Rp 200.000
Stempel apotek Rp 100.000
Kertas printer kasir + tinta Rp 100.000
Total Aktiva Lancar Rp 151.000.000

Modal Apotek Wijaya Farma = Aktiva Tetap + Aktiva Lancar


= Rp 396.312.000 + Rp 151.000.000
= Rp 547.312.000
Neraca Awal
Apotek Wijaya Farma
Per 1 Februari 2021
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Tetap Modal Rp 547.312.000
Inventaris Kantor Rp 22.501.000
Inventaris Apotek Rp 1.811.000
Sewa Gedung Rp 360.000.000
Aktiva Lancar
Suplai Apotek Rp 400.000
Suplai Kantor Rp 600.000
Kas Rp 50.000.000
Persediaan Awal Obat dan Alkes Rp 100.000.000
Total Rp 547.312.000 Total Rp 547.312.000

2.4.2.2.1 Perhitungan Omzet


a) Praktek Dokter
Dihitung serapan dari praktek dokter berdasarkan jarak, ada tidaknya
kerjasama, dan adanya apotek lain sebagai pesaing.

Tabel 2.3 Omzet dari Praktek Dokter


Jumlah Hasil
Harga Hari
Jumlah resep perolehan
rata- kerja Serapan
pasien serapan resep
Nama Jarak rata per (%)
No per hari (resep) perbulan
Dokter Lokasi resep minggu
perbulan (Rp)
(AxCx4)x (AxCx4)xD
A B C D
D xB
±25
1. dr. Jxxxxx ± 1,5 km 80.000 6 hari 20% 96 9.600.000
pasien
±15
2. drg. Axxxxxx ± 800 m 100.000 6 hari 5% 10 1.800.000
pasien
dr. Rxxxx
±30
3. (dokter ± 1 km 75.000 6 hari 15% 108 8.100.000
pasien
umum)
Total omzet tiap 1 bulan 19.500.000
Total omzet tahun pertama 234.000.000

b) Potensi Pasar dari Fasilitas Kesehatan (Faskes)

Tabel 2.4 Omzet dari Praktek Dokter


Jumlah Hasil
Harga Hari
Jumlah resep perolehan
rata- kerja Serapan
pasien serapan resep
Nama Jarak rata per (%)
No per hari (resep) perbulan
Dokter Lokasi resep minggu
perbulan (Rp)
(AxCx4)x (AxCx4)xD
A B C D
D xB
Klinik
2. ± 1 km ± 100 90.000 7 10% 300 27.000.000
Aphrodite
Smile Family
3. ± 950 m ± 20 100.000 7 3% 18 1.800.000
Dental Clinic
Total omzet tiap 1 bulan 28.800.000
Total omzet tahun pertama 345.600.000
c) OWA, OTC, dan Alkes

Tabel 2.5 OWA, OTC, dan Alkes Apotek Wijaya Farma


Penjualan Rata-rata Jumlah Harga rata- Omzet
kunjungan/hari kunjungan/bulan rata/kunjunga perbulan
n
OWA 10 300 30.000 9.000.000
OTC 25 750 40.000 30.000.000
Alkes 5 150 50.000 7.500.000
TOTAL 46.500.000

d) Total Omzet

Tabel 2.6 Total Omzet Apotek Wijaya Farma


% Pertumbuhan
Penjualan Per Komposisi
(5%) + Inflasi
Kabupaten
Tahun
Total Omzet Malang (0,05%
Ke Resep Ex
OWA OTC Alkes dan
house
Perkiraan/tahun
naik 10%
1 579.600.000 108.000.000 360.000.000 90.000.000 1.137.600.000
2 666.829.800 124.254.000 414.180.000 103.545.000 1.308.808.800 115,05%

3 833.870.665 155.379.627 517.932.090 129.483.023 1.636.665.405 125,05%


1.126.142.333
4 209.840.186 699.467.288 174.866.823 2.210.316.630 135,05%

5 1.633.469.454 304.373.190 1.014.577.301 253.644.325 3.206.064.270 145,05%

6 2.532.694.388 471.930.631 1.573.102.105 393.275.526 4.971.002.650 155,05%

2.4.1.4 Perhitungan HPP


Dasar perhitungan :
- Faktor harga jual Alkes : 100 / (100-15) = 1,18
- Faktor harga jual OWA : 100 / (100-15) = 1,18
- Faktor harga jual OTC : 100 / (100-15) = 1,18
- Faktor harga jual Resep Dokter : 100 / (100-25) = 1,33
Perhitungan HPP teoritis masa operasi tahun pertama (dalam ribuan) sebagai berikut.
Contoh perhitungan faktor harga jual berdasarkan resep dokter, dengan margin 15% diperoleh HPP 85%, maka:
HPP = harga beli/harga jual x 100%
Faktor harga = harga jual / harga beli

Tabel 2.7 Perhitungan HPP Apotek Wijaya Farma

Resep dokter OWA Alkes


OTC Rata- Total
(faktor jual (faktor jual (faktor jual %
Tahu (faktor jual 1,18) Total Total rata HPP
1,33) 1,18) 1,18) HP
n ke- omset HPP diskon dalam 1
Oms P
HPP Omset HPP Omset HPP Omset HPP 1% tahun
et
579.
434.70 108.00 91.800 360.00 306.00 90.000 76.500 1.137.6 909.000.. 11.376. 897.624. 78,8
1 600.
0.000 0.000 .000 0.000 0.000 .000 .000 00.000 000 000 000 5
000
666.
500.12 124.25 105.61 414.18 352.05 103.54 88.013 1.308.8 1.045.80 13.088 1.032.71 78,8
2 829.
2.350 4.000 5.900 0.000 3.000 5.000 .250 08.800 4.500 .088 6.412 5
800
3 833. 625.40 155.37 132.07 517.93 440.24 129.48 110.06 1.636.6 1.307.77 16.366 1.291.41 78,8
870. 2.999 9.627 2.683 2.090 2.277 3.023 0.570 8.530 5
65.405 .654 1.876
665
1.12
6.14
2.33 209.84 178.36 699.46 594.54 174.86 148.63 1.766.15 78,8
4
3 844.60 0.186 4.158 7.288 7.195 6.823 6.800 2.210.3 4.900 22.103 1.744.05 5
6.750 16.630 .166 1.734

1.63
3.46 1.225.
304.37 258.71 1.014.5 862.39 253.64 215.59 2.561.80 78,8
5 9.45 102.09 3.206.0 32.060 2.529.74
3.190 7.212 77.301 0.706 4.325 7.676 7.690 5
4 1 64.270 .642 7.047

2.53
2.69 1.899.
471.93 401.14 1.573.1 1.337.1 393.27 334.28 3.972.08 78,8
6 4.38 520.79 4.971.0 49.710 3.922.37
0.631 1.036 02.105 36.789 5.526 4.197 2.810 5
8 1 02.650 .026 2.784
Tabel 2.8 Modal
Investasi Rp. 547.312.000
Suplai apotek Rp 400.000
Suplai kantor Rp 600.000
Sewa gedung Rp 360.000.000
Kas Rp 50.000.000
Persediaan awal Obat dan Alkes Rp 100.000.000
Inventaris kantor Rp 22.501.000
Inventaris apotek Rp. 1.811.000
Jumlah Rp. 547.312.000

2.4.1.5 Analisis Batas Laba Rugi / Break Event Point (BEP) Tahun Pertama
a) Biaya Usaha (Biaya Tetap)

BIAYA LANGSUNG
Keterangan 1 bulan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
3.000.00 36.000.00 36.000.00 36.250.00 36.250.00 36.250.00 36.500.00
APA ( 1 orang)
0 0 0 0 0 0 0
APING (1 3.000.00 36.000.00 36.000.00 36.250.00 36.250.00 36.250.00 36.500.00
Orang) 0 0 0 0 0 0 0
3.000.00 36.000.00 36.000.00 36.500.00 36.500.00 36.500.00 37.000.00
TTK (2 orang)
0 0 0 0 0 0 0
9.000.00 108.000.0 108.000.0 109.000.0 109.000.0 109.000.0 110.000.00
Jumlah Biaya
0 00 00 00 00 00 0
BIAYA TIDAK LANGSUNG
Biaya listrik
100.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
dan air
Biaya Telpon
125.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
dan internet
Biaya Reklame 200.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
Biaya
Pemeliharaan 100.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Gedung
Biaya
Pemeliharaan
75.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000
ATK
(Komputer, dll)
Biaya BBM 60.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000

Biaya lain-lain 50.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000


Jumlah Biaya 710.000 8.520.000 8.520.000 8.520.000 8.520.000 8.520.000 8.520.000
JUMLAH BIAYA 116.520.0 116.520.0 117.520.0 117.520.0 117.520.0 118.520.00
USAHA 00 00 00 00 00 0

b) Perhitungan Laba Rugi


Tabel 2.9 Perhitungan Laba Apotek Wijaya Farma
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
3.206.064.27
1.137.600.00 1.308.808.80 1.636.665.40 2.210.316.63 0 4.971.002.65
Omzet
0 0 5 0 0

1.045.804.50 1.307.778.53 1.766.154.90 2.561.807.69 3.972.082.81


HPP 909.000.000
0 0 0 0 0
Margin
(Omzet
228.600.000 263.004.300 328.886.880 444.161.730 644.256.580 998.919.840
-HPP)
Biaya
116.520.000 116.520.000 117.520.000 117.520.000 118.520.000 118.520.000
tetap
Laba
Rugi
(margin
112.080.000 146.484.300 211.366.880 326.641.730 525.736.580 880.399.840
-biaya)
Pajak
(1 % 11.376.000 13.088.088 16.366.654 22.103.166 32.060.643 49.710.027
omzet)
Laba
Rugi
sesudah
100.704.000 133.396.212 195.000.226 304.538.564 493.675.937 830.689.813
pajak

c) Analisa Break Event Poin (BEP)


Diketahui :
P/unit = 2.440.236.127 (asumsi rata-rata pasien membelanjakan uangnya
untuk resep/swamedikasi)
HPP (VC) = 909.000.000
Biaya tetap (FC) = 117.520.000 (rata-rata biaya tetap dalam 6 tahun)

BEP =

BEP = 117.520.000/ (1- (909.000.000/2.440.236.127)


BEP = 187.282.869

d) Analisa Payback Period (PP)

PP =

= (547.312.000/ 390.345.613) x 1 tahun


= 1,40 tahun

e) Analisa Return on Investment (ROI)

ROI=

ROI= (390.345.613/ 547.312.000) x 100%


ROI= 71,32 %

2.5 Perbekalan Kefarmasian


Manajemen perbekalan farmasi di Apotek Wijaya Farma mengacu pada
Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Adapun tahapan setiap kegiatan di apotek dilakukan sesuai dengan SOP yang
telah ditetapkan dan terlampir.
2.5.1 Perencanaan Pengadaan
Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
2.5.2 Pengadaan Tahap Awal
Pengadaan langsung dilakukan dengan kerja sama PBF/distributor obat
resmi agar kualitas obat dan alat kesehatan terjamin, sehingga pelayanan
kefarmasian optimal. Pengadaan awal dilakukan dengan jumlah sedikit.
2.5.3 Pengadaan Selanjutnya
Pengadaan selanjutnya dilakukan sama dengan kerja sama PBF/distributor
yang terpercaya. Dalam perjalanan pelayanan, pengadaan juga dilakukan dengan
metode konsinasi, yaitu penitipan barang oleh supplier, lalu apotek akan
membayar sesuai barang yang telah terjual. Selain itu, juga menggunakan sistem
nempil ke apotek lain dengan membangun relasi terlebih dahulu antar apotek
sejawat. Hal ini dilakukan, jika kondisi terdapat permintaan, namun di apotek
Wijaya Farma kosong.
2.5.4 Penerimaan Obat
Penerimaan obat maupun alat kesehatan disesuaikan dengan spesifikasi
jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat pesanan,
serta perlu juga pengecekan tanggal kadaluarsa produk.
2.5.5 Prosedur Pembayaran
Pembayaran dilakukan dengan sistem cash atau kredit berjangka sesuai
dengan kesepakatan kepada PBF/distributor.
2.5.6 Rencana Penataan Obat
Penataan atau penyimpanan obat dilakukan sesuai sistem FIFO/FEFO,
disesuaikan dengan bentuk sediaan obat, indikasi, kestabilan obat terhadap suhu,
obat paten, obat generik, narkotika, psikotropika, prekursor, obat-obat tertentu,
dan secara alfabetis.

2.6 Administrasi Pelaporan


2.6.1 Pencatatan Persediaan
Pencatatan dicatat di kartu stok barang (perbekalan farmasi) untuk
memudahkan sistem perencanaan dan pengadaan apabila barang habis nantinya.
Kartu stok obat reguler dan narkotika/psikotropika sebagai berikut:

Tabel 2.10 Kartu Stok

Kartu Stok Obat


WF
Apotek Wijaya Farma
Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
Telp (0341) 7787800

Nama Obat:

No Dari / Jumlah Jumlah Barang Sisa Ed Paraf


Untuk Barang Masuk Keluar Petugas

2.6.2 Pencatatan Buku Defekta


Tabel 2.11 Buku Defekta Harian Apotek Wijaya Farma

Buku Defekta Harian


WF
Apotek Wijaya Farma
Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 90 Malang
Telp (0341) 7787800

Hari :
Tanggal :
Nama PBF Nama Obat

2.6.3 Pencatatan Pembelian


2.6.4 Pencatatan Tanggal Kadaluarsa
Dalam setiap dilakukan stop opname untuk obat ED dekat, kurang dari
sama dengan 1 tahun, maka tanggal ED ditulis dengan spidol marker besar di box
obat. Untuk yang ED jauh, tetap memanfaatkan box obat, bagian yang terdapat
tulisan ED jangan sampai terbuang.

2.6.5 Pencatatan Penjualan Harian


Tabel 2.12 Catatan Penjualan Harian Apotek Wijaya Farma
Catatan Penjualan Harian
WF
Apotek Wijaya Farma
Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 90 Malang
Telp (0341) 7787800

Hari, Tanggal :
No Nama Jumlah Diskon yang Keuntungan Paraf
Barang Barang yang Diperoleh yang Petugas
Terjual Diperoleh

2.6.6 Pencatatan Mutasi Narkotika-Psikotropika


Laporan disertai tempat dan tanggal dibuat laporan, nama, SIK/SP AP,
ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek. Bisa juga dilaporkan lewat
website pelaporan narkotika di www.sipnap.binfar.depkes.go.id.

Tabel 2.13 Pelaporan Mutasi Narkotika & Psikotropika Apotek


Wijaya Farma
Nama Satuan Saldo Pemasukan Penggunaan Penggunaan Saldo
Awal dari dari Jumlah Akhir

Adapun untuk pelaporan narkotika dan psikotropika Apotek Wijaya Farma


untuk memudahkan mutasi juga dicatat pada buku harian narkotika dan
psikotropika seperti di bawah ini:

Tabel 2.14 Tabel Pelaporan Mutasi Narkotika & Psikotropika Apotek


Wijaya Farma
No Tgl Nama PBF Jumlah Jumlah Sisa Penggunaan No.
Obat Barang Barang R/
Masuk Keluar
2.6.7 Pencatatan Keuangan
Pencatatan keuangan digunakan untuk mencatat semua pendapatan dan
pengeluaran Apotek. Dilakukan secara terkomputerisasi, sehingga bisa terpantau
saldo Apotek tiap saat.

2.6.8 Pencatatan Patient Medication Record/PMR

Catatan Pengobatan Pasien


WF
Patient Medication Record (PMR)
Apotek Wijaya Farma
Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
Telp (0341) 7787800

Nama :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
No. Telp/HP :
Pekerjaan :
Golongan Darah :
Riwayat Alergi :
Riwayat Efek Samping :
1 ……….. Reaksi :
2. ……….. Reaksi :
3. ……….. Reaksi :
Penyakit yang Pernah Diderita : ………………
Gambar 2.1 Form Catatan Pengobatan Pasien / PMR

2.7 Rencana Pengembangan


2.7.1 Sumber Daya
2.7.1.1 Modal
Sebagai bekal pengembangan modal adalah pengelolaan keuangan yang
baik. diupayakan dapat terjadi perputaran yang lancar dan terjadi peningkatan
laba. Laba dapat digunakan untuk melengkapi kebutuhan obat dan alat kesehatan
serta untuk memenuhi fasilitas serta sarana yang dapat meningkatkan pelayanan
pada pasien.

2.7.1.2 Sumber Daya Manusia / SDM


SDM yang profesional dan berkompeten menjadi syarat yang harus
terpenuhi agar pelayanan kefarmasian di apotek dapat berjalan secara optimal.
Berbagai metode pelatihan dan pengembangan dapat dilakukan sebagai sarana
pengembangan diri.

2.7.2 Manajemen Pengelolaan


a) Audit
Dilakukan untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan pengukuran
kinerja bagi pelaku pemberi layanan dengan menentukan standar minimal yang
telah dikehendaki dan wajib terpenuhi.
b) Review
Merupakan kegiatan peninjauan terhadap pelaksanaan pelayanan
kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Dilakukan berdasarkan hasil
monitoring terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan seluruh sumber daya yang
digunakan.
c) Observasi
Dilakukan oleh apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap seluruh
proses pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Berdasarkan hasil
observasi, bisa dilakukan pengembangan berupa kerjasama dengan dokter untuk
membuka praktek dokter di Apotek Wijaya Farma atau pengambangan berupa
pengajuan apotek untuk dijadikan sebagai jejaring BPJS.

2.7.3 Manajemen Pelayanan


Pengembangan dalam hal manajemen pelayanan dapat dilakukan melalui
pelatihan, kegiatan seminar, ataupun diskusi ilmiah rutin di apotek untuk
menambah wawasan agar pelayanan kefarmasian yang diberikan apotek semakin
optimal.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL PRAKTIK
PELAYANAN

3.1 Rencana Pelayanan


Pelayanan farmasi klinik di apotek adalah bagian dari pelayanan
kefarmasian yang berlangsung dengan penuh tanggung jawab berdasarkan prinsip
patient oriented untuk mencapai patient safety.

3.1.1 Prosedur Pelayanan Obat dengan Resep

Gambar 3.1 Prosedur Pelayanan Obat dengan Resep

a) Penerimaan Resep
Pada tahap ini dilakukan Kajian kesep yang meliputi kesesuian
administrasi, farmasetik, dan klinis.
Persyaratan administratif meliputi:
a. Jika pasien datang membawa resep asli, maka dilakukan pemeriksaan
resep dalam hal:
 Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telepon,
dan paraf dokter.
 Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
 Tanggal penulisan resep
b. Jika pasien datang membawa copy resep, maka dilakukan pemeriksaan
dalam hal:
 Nama dan alamat apotek harus jelas dan benar.
 Nama apoteker, SIPA, SIA
 Paraf apoteker pembuat copy resep dan stempel apotek.
 Tanggal penulisan resep dan tanggal pembuatan resep.
 Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
Kesesuaian farmasetik meliputi:
 Bentuk dan kekuatan sediaan
 Stabilitas
 Kompatibilitas (ketercampuran obat)
Pertimbangan klinis meliputi:
 Ketepatan indikasi dan dosis obat
 Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
 Duplikasi dan/ atau polifarmasi
 Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain)
 Kontraindikasi
 Interaksi obat
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka
apoteker harus menghubungi dokter penulis resep. Dan jika resep diduga
palsu maka tidak dilayani serta jika terdapat copy resep berisi narkotika
maupun psikotropika bukan dari apotek sendiri dipastikan terlebih dahulu
keasliannya, jika diduga palsu maka tidak dilayani.

b) Pemeriksaan ketersediaan obat


Setelah langkah (1) terpenuhi, cek ketersediaan obat di apotek dan hitung
jumlah obat yang dibutuhkan. Bila obat tidak tersedia di apotek, maka dapat
ditawarkan beberapa alternatif kepada pasien, yaitu:
 Diganti dengan obat generik atau obat dari pabrik lain yang memiliki
bahan aktif dan kekuatan obat yang sama dengan persetujuan pasien
dan bila perlu berkonsultasi dengan dokter penulis resep.
 Dicarikan ke apotek terdekat dan diberitahukan untuk menunggu.
 Hanya diambil obat yang tersedia di apotek dan membuatkan copy
resep.

c) Penetapan harga
Bila langkah (1) dan (2) terpenuhi, maka hitung harga obat kemudian
beritahu kepada pasien. Jika pasien setuju maka obat dapat disiapkan, tetapi jika
pasien keberatan karena tidak mampu membayar keseluruhan resep maka dapat
dilakukan alternatif:
 Diganti dengan obat generik atau obat dari pabrik lain yang memiliki
bahan aktif dan kekuatan yang sama serta harganya yang lebih murah
dengan persetujuan pasien dan bila perlu berkonsultasi dengan dokter
penulis resep.
 Dilayani sebagian dari resep tersebut sesuai dengan kemampuan pasien
yang tentunya dengan pertimbangan terapi prioritas yang harus
diterima pasien dan pasien disarankan untuk mengambil sisanya
sebelum obatnya habis, terutama untuk resep yang mengandung
antibiotika.

d) Pemberian nomor resep


Setelah pasien setuju dengan harga obat maka dilakukan pembayaran
secara tunai dan pemberian nomor resep. Nomor resep ditempelkan pada resep
dan diberikan pada pasien untuk menghindari kesalahan pemberian obat kepada
pasien.
e) Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi
obat. Setelah melakukan kajian resep maka hal-hal yang selanjutnya dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
 Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep.
 Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa, dan keadaan fisik obat.
 Mencatat pengeluaran obat di kartu stok.
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket meliputi:
 Warna putih untuk obat oral
 Warna biru untuk obat non oral
 Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi
atau emulsi.
 Etiket harus jelas dan mudah dibaca.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang
salah.
5. Pembuatan copy resep dan kuitansi
Pembuatan copy resep dilakukan jika obat belum diambil seluruhnya atau
atas permintaan pasien. Copy resep harus ditandatangani oleh APA.
Pembuatan kwitansi dilakukan jika pasien meminta kwitansi dan di bagian
kwitansi tersebut ditulis resep yang telah dibayar oleh pasien.Kwitansi
ditandatangani dan diberi stempel apotek.

f) Penyerahan Obat
Setelah penyiapan obat maka dilakukan hal sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep).
2. Memanggil nama dan nomor resep pasien.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat dan lain-
lain
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik.
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
8. Menyimpan resep pada tempatnya.

g) Penyimpanan dan Pemusnahan Resep


Setelah dilakukan penyerahan obat resep maupun copy resep
disimpan di lemari khusus resep dan disimpan selama 5 tahun. Setelah 5
tahun penyimpanan resep dimusnahkan. Sebelum dimusnahkan untuk
resep yang mengandung narkotika dan psikotropika dihitung jumlahnya
namun resep lainnya hanya ditimbang. Setelah itu resep dimusnahkan
dengan cara dibakar dan dibuat laporan yang mencantumkan waktu dan
tempat pemusnahan, jumlah resep narkotika dan psikotropika serta berat
resep yang dimusnahkan, nama serta tanda tangan saksi dan apoteker
yang melaksanakan.

3.1.2 Posedur Pelayanan Obat Non Resep

Gambar 3.2 Prosedur Pelayanan Obat Non Resep

Pelayanan obat tanpa resep adalah pelayanan obat yang dapat dilayani dan
diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep, antara lain pelayanan:
a. Obat bebas, yaitu obat yang boleh dibeli tanpa resep dan ditandai dengan
label lingkaran warna hijau dalam kemasannya.
b. Obat bebas terbatas yaitu obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dengan
disertai peringatan dan ditandai dengan label lingkaran warna biru pada
kemasannya
c. Obat wajib apotek (OWA) yaitu obat keras yang dapat diserahkan tanpa
resep oleh apoteker di apotek.
BerdasarkanPeraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor
919/MenKes/Per/X/1993 Pasal 2tentang kriteria obat yang dapat diserahkan
tanpa resep adalah sebagai berikut :
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan wanita hamil, anak di bawah
usia 2 tahun dan orang tua di atas usia 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan resiko
pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
4. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki resiko khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

. Salah satu bentuk pelayanan klinik non resep di apotek adalah


swamedikasi. Metode swamedikasi yang dapat dilaukan unntuk meminimalkan
kemungkinan terjadinya mediacation error adalah metode WWHAM, yaitu :
1. W: Who is the patient ?
Untuk mengetahui siapa pasien yang akan menggunakan obat tersebut atau
yang sakit.
2. W : What are the symptoms?
Untuk mengetahui gejala yang dialami pasien sehingga dapat membantu
apoteker dalam mengambil keputusan.
3. H : How long have the symptom been present?
Lamanya pasien mengalami gejala yang dikeluhkan untuk membantu
mengambil keputusan obat.
4. A : Action taken
Tindakan yang telah dilakukan pasien untuk mengatasi gejala yang dialami
termasuk obat0obatan yang sudah digunakan.
5. M : Medication being taken
Untuk mengetahui pasien sedang menggunakan obat lain saat ini karena
berpengaruh terhadap pemilihan obat.

3.2 Public Care Initiative


a) Konseling
Merupakan proses interaktif antara apoteker dengan pasien/keluarga untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien.

b) Penyuluhan
Merupakan bentuk pelayanan publik apotek yang dilakukan setiap sebulan
sekali untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar dan pengetahuannya
terkait obat dan alat kesehatan. Sasaran dari penyuluhan ini adalah masyarakat
sekitar apotek, yang harapannya menjadi target pasar dari apotek.

c) Monitoring Efek Samping Obat


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan.

Apotek Wijaya Farma


WF Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
Telp (0341) 7787800

Gambar 3.3 Form Monitoring Efek Samping Obat

d) Pemantauan Terapi Obat


Merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa pasien menerima terapi
obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.

Apotek Wijaya Farma


WF Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
Telp (0341) 7787800

Gambar 3.4 Form Pemantauan Terapi Obat

e) Home Care Pharmacy


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan
pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia, pasien dengan penyakit kronis, dan atau pasien dengan
pengobatan menggunakan alat khusus.
Apotek Wijaya Farma
WF Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
Telp (0341) 7787800

Gambar 3.5 Form Home Pharmacy Care

f) PIO
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam pemberian
informasi mengenai obat yang didasari dengan bukti, baik obat resep, bebas,
maupun herbal kepada profesi kesehatan lain, pasien, ataupun masyarakat umum.

Apotek Wijaya Farma


Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
Telp (0341) 7787800
Pelayanan Informasi Obat
WF
Gambar 3.6 Form Pelayanan Informasi Obat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Apotek Wijaya Farma merupakan apotek swasta yang mengedepankan
pelayanan kefarmasian. Dalam hal ini, pelayanan yang dimaksud adalah
berorientasi pada pasien dengan prinsip pharmaceutical care, sehingga tercapai
patient safety. Apotek dikelola oleh apoteker sebagai PSA dan didampingi oleh 1
orang apoteker pendamping dan 2 orang tenaga umum. Berdasarkan analisa Break
Event Point, Return on Investment (ROI), dan Payback Period (PP) apotek Wijaya
Farma layak untuk didirikan.

1.2 Saran
a. Diharapkan visi dan misi yang telah disusun Apotek Wijaya Farma ini
tidak hanya sekedar tertulis, namun juga benar-benar diimplementasikan
secara nyata dalam praktek pelayanan kefarmasian di apotek.
b. Apoteker harus senantiasa mengembangkan diri dan memperbarui
informasi tentang obat, maupun pengelolaannya agar mampu menjadi
pemimpin yang tauladan dan mampu mensejahterkan SDM secara optimal,
serta mampu mengembangkan apotek yang dampak luasnya bisa dirasakan
masyarakat sekitar khususnya, masyarakat luas umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1332/MENKES/SK/X/2002 Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek.

Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2017 tentang Apotek.

Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73


Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


919/Menkes/Per/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan
Tanpa Resep.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pesanan

Apotek Wijaya Farma


Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. Malang
WF Telp (0341) 7787800

SURAT PESANAN

Monica Andika Putri, S. Farm., Apt.


SIPA: 171.APT/021.2/22.11.101/2020
Lampiran 2. SOP Pengadaan Perbekalan Farmasi Antar Apotek

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1


PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI
No. A03
ANTAR APOTEK
Tanggal berlaku
1 Januari 2021

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pengadaansediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang
sesuai kebutuhan dan menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan di sarana pelayanan melalui pengadaan antar Apotek
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek.
3. PROSEDUR
3.1 Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang diadakan harus telah memiliki
izin edar atau nomor registrasi
3.2 Mencatat sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sisa persediaannya
kosong.
3.3 Membuat Surat Pesanan minimal rangkap 2 (dua) kepada Apotek laindengan jenis
dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang mengalami
kekosongan persediaan.
3.4 Surat Pesanan harus ditanda tangan oleh Apoteker Pengelola Apotek
3.5 Apotek yang melayani permintaan obat dari Apotek lain membuat faktur sebagai
bukti pembelian obat
Dilaksanakan oleh: Disetujui Oleh:

Apoteker Penanggungjawab Apotek


Apoteker/TTK Monica Andika Putri, S.Farm., Apt.

Anda mungkin juga menyukai