Disusun Oleh :
Amalia Ralita Lanuru 40119002
Disusun Oleh
Disetujui oleh :
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Industri Farmasi yang telah
dilaksanakan pada tanggal 02 November 2020 sampai dengan 28 November 2020.
Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu sarana
untuk mengembangkan wawasan kefarmasian di Pemerintahan dan Puskesmas
sebelum melakukan pengabdian sebagai Apoteker, dan merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Profesi Apoteker di
Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
1. Dra. Ec. Linawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
3. Apt. Dewy Resty Basuki, M.Farm selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
4. Apt. Yogi Bhakti Marhenta, M. Farm selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Apoteker Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
5. Apt. Dyah Aryantini, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan arahan dalam penyusunan Laporan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini.
6. Apt. Oki Yudiswara, S.Farm selaku preseptor yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan arahan dalam melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA)
7. Bapak-Bapak Preseptor yang terdiri dari berbagai industri Farmasi yang telah
memberikan bekal ilmu, bimbingan, masukan dan arahan dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiayata Kediri yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
bermanfaat kepada saya.
iii
9. Rekan-rekan Program Profesi Apoteker Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri angkatan I atas kebersamaan dan dukungan selama menempuh
pendidikan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan ini.
Demikian laporan PKPA ini disusun, dengan harapan tulisan ini
bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Terima kasih.
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini penggunaan kosmetik tidak pernah lepas dari kehidupan
masyarakat, banyak produk kosmetik yang beredar di Indonesia yang
mempunyai beragam bentuk dan kegunaan. Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada era masa kini menyebabkan
pengembangan formulasi pada kosmetik yang menggunakan bahan alam
sebagai bahan dasar pembuatan produk kosmetik semakin pesat karena
dianggap lebih aman sehingga dapat menarik perhatian konsumen.
Perkembangan perusahaan kosmetik sekarang semakin pesat, sudah banyak
produk kosmetik yang diproduksi salah satunya sediaan topikal yang
digunakan untuk perawatan kulit dan berkhasiat melembabkan yaitu sediaan
soothing gel yang bebahan dasar lidah buaya (Aloe vera L) yang
berkonsentrasi tinggi (Aryantini, 2020).
Aloe vera merupakan tanaman fungsional yang dapat dimanfaatkan
menjadi bahan baku pembuatan produk kosmetik. Aloe vera diketahui
mempunyai khasiat untuk mengatasi sejumlah penyakit seperti jantung,
diabetes, wasir, dan sebagainya. Selain berkhasiat mengatasi berbagai
penyakit, aloe vera juga diketahui merupakan antioksidan penting bagi tubuh.
Menurut (Wilmana, 2016) Aloe vera dinyatakan mengandung antioksidan
alami berupa vitamin C, vitamin E dan seng. Antioksidan yang terkandung
dalam aloe vera ini sangat ampuh melindungi tubuh dari serangan berbagai
penyakit, sekaligus mempertahankan kecantikkan kulit sehingga terlihat awet
muda (Noormindhawati, 2016).
Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis dengan kandungan
vitamin C, vitamin E, vitamin A dan senyawa polifenol yang berpotensi
sebagai antioksidan serta serat yang tinggi. Buah yang berasal dari Meksiko
ini berbeda dengan family Cactacea lainnya, yakni memiliki rasa yang manis
dan segar (Saparinto, 2016).
Perkembangan perusahaan kosmetik sekarang semakin pesat, sudah
banyak produk kosmetik yang diproduksi salah satunya sediaan topikal yang
1
2
digunakan untuk perawatan kulit yaitu sediaan soothing gel yang berbahan
dasar lidah buaya (Aloe vera) yang dikombinasikan dengan berbagai jenis
buah-buahan. Buah naga merupakan bahan aktif yang vital dalam menjaga
kecantikan dengan penggunaan berkala. Diantaranya untuk melawan proses
penuaan, mengobati jerawat, melembabkan kulit yang terpapar sinar
matahari, bahkan untuk mencerahkan wajah. Kandungan vitamin B3 pada
buah naga memiliki khasiat untuk melembabakan dan melembutkan kulit
akibat paparan sinar UV (Aryantini, 2020)
Berdasarkan tinjauan diatas daun lidah buaya dan buah naga
berpotensi sebagai sediaan soothing gel. Sediaan soothing gel merupakan
salah satu bentuk sediaan yang sedang digemari oleh masyarakat. Sediaan
soothing gel dapat memberikan sensasi dingin pada kulit setelah digunakan.
Sediaan sooting gel mengandung 85% - 95% air atau campuran antara air
dengan alkohol.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan pembuatan
sediaan soothing gel dengan menggunakan bahan aktif berupa kombinasi
bahan pelembab alami dari sari daun lidah buaya dan sari buah naga.
B. Tujuan
Mengembangkan produk sediaan farmasi yang mengandung bahan
aktif pelembab alami dalam bentuk sediaan soothing gel sebagai terapi yang
dapat bersaing di pasaran.
BAB II
STUDI PRAFOMULASI
A. Tinjauan Bahan Aktif
1. Daun lidah Buaya
3
4
luar dan perawatan kecantikan. Gel yang ada di dalam Aloe vera berupa
lendir yang bisa diperoleh dengan cara menyayat daun Aloe vera bagian
dalam setelah mengeluarkan eksudat terlebih dahulu. Gel aloe vera bersifat
mendinginkan dan mudah sekali rusak. Gel Aloe vera banyak
dimanfaatkan sebagai pelembap alami dan perawatan kecantikan
(Noormindhawati, 2016).
2. Sari buah naga
buah naga mencapai 2-3 cm. pada permukaan kulit buah naga terdapat
jumbai atau jambul berukuran 1-2 cm (Saparinto, 2016).
4. Stabil
Gel harus stabil dari pengaruh lembab atau suhu selama
penggunaan dan penyimpanan.
BAB III
TARGET PROFIL PRODUK
11
BAB IV
RENCANA PRODUKSI
A. Formulasi
Jumlah
Rentang Komposisi
tiap
Bahan Fungsi Konsentrasi yang di buat
kemasan
(%) (%)
(g)
Lidah Buaya Zat aktif 48 % 48
Buah Naga Zat aktif 48% 48
Karbopol Gelling agent 0,5 – 2,0 % 0,5% 0,5
HPMC Gelling agent 2 – 10 % 0,25% 0,25
Propilenglikol Humektan 0,5% 0,5
Gliserin Humektan 5,0 – 15,0 % 0,5% 0,5
Nipagin Pengawet 0,12 – 0,18 % 0,5% 0,5
Nipasol Pengawet 0,5% 0,5
Aquadest Pelarut Ad 100 Ad 100
Total (g) 100% 100 gram
12
13
B. Proses Pembuatan
Bahan awal
Penimbangan bahan
Campuran
(Homogenisasi)
IPC : uji pH, uji homogenitas, Uji daya sebar, uji daya lekat, viskositas,
uji iritasi, uji stabilitas
Pencetakan No.Batch dan ED IPC : uji minimum fill, cek kesesuaian no batch dan ED
b) Brosur
Dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap :
1) Kebenaran brosur
2) Tulisan benar dan jelas
3) Brosur cacat dan rusak
21
mengalir pada kulit, bersifat tiksotrofi sehingga mudah merata bila dioles serta
tidak meninggalkan bekas, hanya berupa lapisan tipis seperti film saat pemakaian,
mudah tercuci dengan air dan memberikan sensasi dingin setelah penggunaan
(Patil, et al., 2018).
Dalam formulasi sediaan soothing gel dibutuhkan bahan – bahan yang
sesuai. Bahan tambahan yang paling berpengaruh adalah gelling agent.
Komponen gelling agent merupakan faktor kritis yang dapat mempengaruhi sifat
fisika gel yang di hasilkan. Penggunaan gelling agent kombinasi karbomer dan
HPMC mempunyai keunggulan tersendiri yaitu dapat menghasilkan gel yang
bening, mudah larut dalam air dan mempunyai ketoksikan yang rendah (Saraung,
2018).
Pada pembuatan gel juga ditambahkan bahan tambahan yaitu propilen
glikol, gilserin, nipagin dan nipasol. Propilenglikol digunakan sebagai humektan
yang akan mempertahankan kandungan air dalam sediaan sehingga sifat fisik dan
stabilitas sediaan selama penyimpanan dapat di pertahankan. Gliserin digunakan
sebagai humektan atau pelembab yang mampu mengikat air dan udara dan dapat
melembabkan kulit pada kondisi atmosfer sedang atau kondisi kelembaban tinggi.
Nipagin dan nipasol digunakan sebagai pengawet yang bantu untuk menghindari
sediaan ditumbuhi jamur atau kapang. Nipagin (metilparaben) dan nipasol
(propilparaben) dikombinasikan agar dapat memperluas spektrum anti mikroba
pada sediaan (Saraung, 2018).
Sebelum dibuat dalam skala besar, formula dikembangkan dalam skala
laboratorium. Dalam tahap ini dilakukan optimasi formula yang berguna untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap bahan aktif atau bentuk sediaannya. Dalam
tahap ini, untuk menjamin mutu produk yang dibuat perlu adanya serangkaian
validasi untuk metode analisis.
22
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Rahmat, A., Diana, S. & Kusdianti, R. (2012). Pengembangan Model Praktikum
Morfologi Tumbuhan untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep,
Keterampilan Proses dan Kemampuan Berpikir Mahasiswa. Laporan
Penelitian RUTIN FPMIPA IKIP Bandung. Tidak dipublikasi
Robinson, T., 1995. Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi.
Diterjemahkan oleh Prof. Dr. Kosasih Padnawinata. Bandung. ITB
Rosida. Hadi Barru Hakam. Ika Putri. 2018. Evaluasi Sifat Fisik dan Uji Iritasi
Gel Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa acuminate Colla). Akademi
Farmasi Jember. Journal Current Pharmaceutical Sciences
Rowe, R. C., Sheskey. P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 6th Edition, Pharmaceutical Press. London, pp, 110 – 113, 283
– 286, 592 – 594
Saparinto, Cahyo, Rini, Susiana. 2016. Grow Your Own Fruits- Panduan Praktis
Menanam 28 Tanaman Buah Populer di Pekarangan. Yogyakarta : LILY
PUBLISHER
Saraung Veronika., Paulina V. Yamlean., Gayatri Citraningtyas. 2018. Pengaruh
Variasi Basis Karbopol dan HPMC Pada Formulasi Gel Ekstrak Etanol
Daun Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae L) R. Br. Dan Uji Aktivitas
Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus. ISSN 2302-2493. FMIPA
UNSRAT Manado
Sharma, A., Saini, S., dan Rana, A. C. 2013. Transdermal Drug Delivery system :
A Review. International Journal of Research in Pharmaceutical and
Biomedical Sciences. ISSN 2229-3701. Vol. 4 (1). P: 286-292.
Simanjuntak, M. 1996. Botani Lidah Buaya, Bogor. Hal 5 – 7.
Sinko, P. J. 2011. Martin Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika Edisi 5. Jakarta:
EGC Kedokteran.
Sulaiman, S dan Kuswahyuning, Rina, 2008. Teknologi Dan Formulasi Sediaan
Semipadat. Yogyakarta: Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas
Farmasi UGM
Supiyanti, W., Wulansari, E.D., Kusmita L., 2010, Uji Aktivitas Antioksidan dan
Penentuan Kandungan Antioksida Total Kulit Buah Manggis ( Gracinia
mangostana L ). Majalah Obat Tradisional 15, 2,54-70
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 76-77
Tristiana, Erawatu., Noorma Rosita, Wing Hendroprasetyo, Dien Rina Juwita.
2005. Pengaruh Jenis Bahan Gel dan Penambahan NaCl (0,5 % b/b)
terhadap Intensitas Echo Gelombang Ultrasonik Sediaan Gel Untuk
Pemeriksaan USG (Acoustic Coupling Agent). Majalah Farmasi
Airlangga, Vol.5 (2)
23
Voigt, R. 1994. Lehrbruch der Pharmazeutischen Tecnologie (Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi). Diterjemahkan oleh Soewandhi, S. N. dan Widianto
M. B., P. 141 – 145. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
24